Anda di halaman 1dari 84

INTERNATIONAL HEALTH REGULATIONS PERATURAN KESEHATAN INTERNASIONAL

(2005) ( INTERNATIONAL HEALTH


REGULATION/IHR 2005)

PART I – DEFINITIONS, PURPOSE AND BAGIAN I – DEFINISI, MAKSUD DAN RUANG


SCOPE, PRINCIPLES AND RESPONSIBLE LINGKUP, PRINSIP-PRINSIP DAN OTORITA
AUTHORITIES YANG BERKOMPETEN

Article 1 - Definitions Pasal 1 – Definisi

1. For the purposes of the International Health 1. Dalam International Health Regulation (selanjutnya
Regulations (hereinafter the “IHR” or “Regulations”): disebut “IHR” atau “Peraturan”) ini, yang dimaksud
dengan:

“affected” means persons, baggage, cargo, containers, “affected” (terpapar) adalah orang, bagasi, kargo,
conveyances, goods, postal parcels or human remains petikemas, alat angkut, barang, paket pos, atau jenazah
that are infected or contaminated, or carry sources of manusia yang terinfeksi atau terkontaminasi atau
infection or contamination, so as to constitute a public pembawa sumber infeksi atau kontaminasi, yang
health risk; merupakan risiko bagi kesehatan masyarakat;

“affected area” means a geographical location “affected area” (daerah terjangkit) adalah lokasi di
specifically for which health measures have been mana telah direkomendasikan berbagai tindakan oleh
recommended by WHO under these Regulations; WHO sesuai dengan IHR ini;

“aircraft” means an aircraft making an international “aircraft” (pesawat udara) adalah pesawat udara
voyage; yang melakukan penerbangan internasional;

“airport” means any airport where international flights “airport” (bandar udara/bandara) adalah setiap
arrive or depart; bandara di mana penerbangan internasional datang dan
berangkat;

“arrival” of a conveyance means: “arrival” (kedatangan) alat angkut adalah:


(a) in the case of a seagoing vessel, arrival or (a) dalam hal kapal laut, saat tiba atau
anchoring in the defined area of a port; merapat/berlabuh di lokasi yg telah ditentukan di
pelabuhan;
(b) in the case of an aircraft, arrival at an airport; (b) dalam hal pesawat udara, saat tiba di suatu
bandara;
(c) in the case of an inland navigation vessel on an (c) dalam hal kendaraan navigasi darat yang
international voyage, arrival at a point of entry; melakukan perjalanan internasional, saat tiba di
pos lintas batas;
(d) in the case of a train or road vehicle, arrival at a (d) dalam hal keretapi atau kendaraan bermotor, saat
point of entry; tiba di pos lintas batas

“baggage” means the personal effects of a traveller; “baggage”(bagasi) adalah barang pribadi dari seorang
penumpang;

1
“cargo” means goods carried on a conveyance or in a “cargo” (kargo) adalah barang yang dibawa oleh suatu
container; alat angkut atau di dalam petikemas;

“competent authority” means an authority “competent authority” (otorita yang berkompeten)


responsible for the implementation and application of adalah otorita yang bertanggung jawab bagi penerapan
health measures under these Regulations; berbagai tindakan yang disyaratkan IHR

“container” means an article of transport equipment: “container” (petikemas) adalah suatu alat pembawa
barang yang:
(a) of a permanent character and accordingly strong (a) cukup kuat dan cocok untuk penggunaan berulang
enough to be suitable for repeated use; kali;
(b) specially designed to facilitate the carriage of (b) dirancang khusus untuk kemudahan membawa
goods by one or more modes of transport, without barang dengan berbagai alat angkut tanpa perlu
intermediate reloading; membongkarnya kembali.;
(c) fitted with devices permitting its ready handling, (c) dilengkapi dengan alat guna memudahkan
particularly its transfer from one mode of transport pemindahan ke alat angkut lain
to another; and
(d) specially designed as to be easy to fill and empty; (d) dirancang khusus untuk memudahkan pengisian
dan pengeluaran barang;

“container loading area” means a place or facility set “container loading area” (lokasi pemuatan
aside for containers used in international traffic; petikemas) adalah tempat khusus untuk bongkar muat
peti kemas yang digunakan pada rute internasional;

“contamination” means the presence of an infectious “contamination” (pencemaran) adalah ditemukannya


or toxic agent or matter on a human or animal body kuman penyakit atau bahan beracun pada permukaan
surface, in or on a product prepared for consumption or tubuh manusia atau hewan atau pada suatu produk yang
on other inanimate objects, including conveyances, that akan dikonsumsi atau pada benda mati lainnya,
may constitute a public health risk; termasuk alat angkut, yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan masyarakat;

“conveyance” means an aircraft, ship, train, road “conveyance” (alat angkut) adalah pesawat udara,
vehicle or other means of transport on an international kapal laut, keretapi, kendaraan bermotor atau alat
voyage; angkut lainnya yang digunakan dalam melakukan
perjalanan internasional;

“conveyance operator” means a natural or legal “conveyance operator” (operator alat angkut)
person in charge of a conveyance or their agent; adalah seseorang yang berwenang untuk
mengoperasikan alat angkut atau agen suatu
perusahaan

“crew” means persons on board a conveyance who are “crew” (kru/awak) adalah mereka yang berada dalam
not passengers; alat angkut yang bukan penumpang;

“decontamination” means a procedure whereby health “decontamination” (dekontaminasi) adalah prosedur


measures are taken to eliminate an infectious or toxic untuk menghilangkan kuman penyakit atau bahan

2
agent or matter on a human or animal body surface, in beracun pada permukaan tubuh manusia atau hewan
or on a product prepared for consumption or on other atau pada suatu produk yang akan dikonsumsi atau
inanimate objects, including conveyances, that may pada benda mati lainnya, termasuk alat angkut, yang
constitute a public health risk; dapat menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat;

“departure” means, for persons, baggage, cargo, “departure” (keberangkatan) bagi orang, bagasi,
conveyances or goods, the act of leaving a territory; kargo, alat angkut atau barang, adalah keadaan saat
meninggalkan suatu wilayah;

“deratting” means the procedure whereby health “deratting” (hapus tikus) adalah prosedur untuk
measures are taken to control or kill rodent vektors of memberantas atau membunuh binatang mengerat/tikus
human disease present in baggage, cargo, containers, yang terdapat didalam bagasi, kargo, petikemas, alat
conveyances, facilities, goods and postal parcels at the angkut, ruangan, barang dan paket pos di pelabuhan
point of entry; masuk;

“Director-General” means the Director-General of the “Director-General” (Direktur Jenderal) adalah


World Health Organization; Direktur Jenderal WHO;

“disease” means an illness or medical condition, “disease” (penyakit) adalah suatu penyakit atau
irrespective of origin or source, that presents or could kondisi medik, terlepas dari asal atau sumbernya, yang
present significant harm to humans; dapat membahayakan manusia;

“disinfection” means the procedure whereby health “disinfection” (hapus hama) adalah prosedur untuk
measures are taken to control or kill infectious agents menghilangkan kuman penyakit pada permukaan tubuh
on a human or animal body surface or in or on manusia atau hewan, pada bagasi, kargo, petikemas,
baggage, cargo, containers, conveyances, goods and alat angkut, barang dan paket pos, dengan
postal parcels by direct exposure to chemical or menggunakan bahan kimia atau bahan fisika;
physical agents;

“disinsection” means the procedure whereby health “disinsection” (hapus serangga) adalah prosedur
measures are taken to control or kill the insect vektors untuk mengendalikan atau membunuh serangga yang
of human diseases present in baggage, cargo, membawa penyakit pada manusia, yang terdapat dalam
containers, conveyances, goods and postal parcels; bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang dan paket
pos;

“event” means a manifestation of disease or an “event” (kejadian/KLB) adalah manifestasi dari


occurrence that creates a potential for disease; penyakit atau suatu keadaan yang berpotensi
menimbulkan penyakit;

“free pratique” means permission for a ship to enter a “free pratique” (izin bebas masuk) adalah izin bagi
port, embark or disembark, discharge or load cargo or kapal laut untuk memasuki suatu pelabuhan, menaikan
stores; permission for an aircraft, after landing, to atau menurunkan penumpang , membongkar atau
embark or disembark, discharge or load cargo or stores; memuat kargo atau menyimpannya; izin bagi pesawat
and permission for a ground transport vehicle, upon udara, setelah mendarat, untuk menaikkan atau
arrival, to embark or disembark, discharge or load menurunkan penumpang, membongkar atau memuat
cargo or stores; kargo atau menyimpannya; dan izin bagi kendaraan

3
bermotor, pada waktu kedatangan untuk menaikkan
atau menurunkan penumpang, membongkar atau
memuat kargo atau menyimpannya;

“goods” mean tangible products, including animals “goods” (barang) adalah produk-produk nyata,
and plants, transported on an international voyage, termasuk hewan dan tumbuhan, yang dibawa dari/ke
including for utilization on board a conveyance; luar negeri, termasuk yang digunakan oleh alat angkut;

“ground crossing” means a point of land entry in a “ground crossing” (lintas batas darat) adalah batas
State Party, including one utilized by road vehicles and darat di suatu negara yang digunakan untuk melintas
trains; ke negara lain, termasuk yang dilalui oleh kendaraan
bermotor dan kereta api.

“ground transport vehicle” means a motorized “ground transport vehicle” (kendaraan bermotor)
conveyance for overland transport on an international adalah alat angkut untuk transportasi darat dalam
voyage, including trains, coaches, lorries and perjalanan internasional, termasuk kereta api, bus, lori
automobiles; dan mobil;

“health measure” means procedures applied to “health measure” (tindakan penyehatan) adalah
prevent the spread of disease or contamination; a health prosedur yang dilakukan untuk mencegah penyebaran
measure does not include law enforcement or security penyakit atau kontaminasi; prosedur ini tidak
measures; mencakup tidak termasuk penegakan hukum dan
menjaga keamanan;

“ill person” means an individual suffering from or “ill person” (orang sakit) adalah seseorang yang
affected with a physical ailment that may pose a public menderita gangguan fisik yang dapat membahayakan
health risk; kesehatan masyarakat;

“infection” means the entry and development or “infection” (infeksi) adalah masuk dan berkembang-
multiplication of an infectious agent in the body of biaknya kuman penyakit dalam badan manusia dan
humans and animals that may constitute a public health hewan yang dapat membahayakan kesehatan
risk; masyarakat;

“inspection” means the examination, by the competent “inspection” (pemeriksaan) adalah pemeriksaan oleh
authority or under its supervision, of areas, baggage, otorita yang berkompeten atau yang dibawah
containers, conveyances, facilities, goods or postal pengawasannya terhadap wilayah, bagasi, petikemas,
parcels, including relevant data and documentation, to alat angkut, ruangan, barang atau paket pos, termasuk
determine if a public health risk exists; data dan dokumentasi yang relevan, untuk menentukan
ada tidaknya risiko bagi kesehatan masyarakat;

“international traffic” means the movement of “international traffic” (lalu-lintas internasional)


persons, baggage, cargo, containers, conveyances, adalah pergerakan orang, bagasi, kargo, petikemas, alat
goods or postal parcels across an international border, angkut, barang atau paket pos melintasi perbatasan
including international trade; internasional, termasuk perdagangan internasional;

4
“international voyage” means: “international voyage” (perjalanan internasional)
adalah:
(a) in the case of a conveyance, a voyage between (a) dalam hal alat angkut, suatu perjalanan yang
points of entry in the territories of more than one mencakup lebih dari satu negara. Atau perjalanan
State, or a voyage between points of entry in the yang meliputi satu atau beberapa wilayah negara
territory or territories of the same State if the yang sama, dalam hal alat angkut tersebut telah
conveyance has contacts with the territory of any melalui wilayah negara lain, tanpa singgah,
other State on its voyage but only as regards those sepanjang perjalanannya.
contacts;
(b) in the case of a traveller, a voyage involving entry (b) bagi seseorang yang melakukan perjalanan,
into the territory of a State other than the territory memasuki wilayah Negara lain. .....
of the State in which that traveller commences the
voyage;

“intrusive” means possibly provoking discomfort “intrusive” (intrusif) adalah kemungkinan munculnya
through close or intimate contact or questioning; ketidak-nyamanan karena adanya kontak erat atau
intim atau mencecar dengan pertanyaan ;

“invasive” means the puncture or incision of the skin “invasive”(invasif) adalah tusukan atau sayatan pada
or insertion of an instrument or foreign material into kulit atau memasukan alat atau benda-benda asing
the body or the examination of a body cavity. For the kedalam tubuh, atau pemeriksaan pada rongga tubuh.
purposes of these Regulations, medical examination of Dalam IHR, pemeriksaan telinga, hidung dan mulut,
the ear, nose and mouth, temperature assessment using pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer
an ear, oral or cutaneous thermometer, or thermal telinga/mulut/kulit atau pemindai panas; inspeksi;
imaging; medical inspection; auscultation; external auskultasi; palpasi luar; retinoskopi; pengumpulan air
palpation; retinoscopy; external collection of urine, seni, feses atau sampel air liur; pengukuran tekanan
faeces or saliva samples; external measurement of darah; dan elektrokardiografi, harus dianggap sebagai
blood pressure; and electrocardiography shall be tindakan non-invasif;
considered to be non-invasive;

“isolation” means separation of ill or contaminated “isolation” (isolasi) adalah pemisahan orang sakit atau
persons or affected baggage, containers, conveyances, orang yang terkontaminasi kuman penyakit. Atau
goods or postal parcels from others in such a manner as pemisahan bagasi, peti kemas, alat angkut, barang,
to prevent the spread of infection or contamination; atau paket pos yang terpapar kuman penyakit dari
orang/barang lainnya sedemikian rupa untuk mencegah
penyebaran penyakit atau kontaminasi;

“medical examination” means the preliminary “medical examination” (pemeriksaan medik) adalah
assessment of a person by an authorized health worker pemeriksaan awal terhadap seseorang oleh petugas
or by a person under the direct supervision of the kesehatan yang berwenang atau oleh seseorang yang
competent authority, to determine the person’s health berada dibawah pengawasan otorita yang berkompeten,
status and potential public health risk to others, and untuk menentukan status kesehatan orang tersebut dan
may include the scrutiny of health documents, and a kemungkinan membahayakan kesehatan orang lain.
physical examination when justified by the Pemeriksaan dapat pula mencakup dokumen
circumstances of the individual case; kesehatan, dan pemeriksaan fisik bila hal ini benar
benar dibutuhkan.

5
“National IHR Focal Point” means the national “National IHR Focal Point” (Focal-Point IHR
centre, designated by each State Party, which shall be Nasional) adalah institusi/individu yang ditunjuk oleh
accessible at all times for communications with WHO setiap negara, yang setiap waktu dapat dihubungi oleh
IHR Contact Points under these Regulations; Contact-Point IHR WHO, sesuai dengan ketentuan
dalam IHR ini.

“Organization” or “WHO” means the World Health “Organization” or “WHO” (Organisasi” atau
Organization; “WHO”) adalah Organisasi Kesehatan Dunia;

“permanent residence” has the meaning as “permanent residence” (izin tinggal tetap)
determined in the national law of the State Party pengertiannya sesuai dengan ketentuan hukum negara
concerned; yang bersangkutan;

“personal data” means any information relating to an “personal data” (data pribadi) adalah setiap
identified or identifiable natural person; informasi yang terkait dengan identitas seseorang;

“point of entry” means a passage for international “point of entry” (pintu masuk) adalah suatu
entry or exit of travellers, baggage, cargo, containers, perlintasan internasional untuk masuk dan keluar bagi
conveyances, goods and postal parcels as well as mereka yang melakukan perjalanan, bagasi, kargo,
agencies and areas providing services to them on entry petikemas, alat angkut, barang dan paket pos.
or exit; Tidak jelas apa yg dimaksud.

“port” means a seaport or a port on an inland body of “port” (pelabuhan) adalah pelabuhan laut atau
water where ships on an international voyage arrive or pelabuhan yag terletak pada suatu badan sungai, di
depart; mana kapal yang melakukan perjalanan internasional
tiba dan berangkat

“postal parcel” means an addressed article or package “postal parcel” (paket pos) adalah suatu barang yang
carried internationally by postal or courier services; beralamat atau paket yang dikirim secara internasional
melalui layanan pos atau layanan pengiriman lainnya;

“public health emergency of international concern” “public health emergency of international concern”
means an extraordinary event which is determined, as (kedaruratan kesehatan masyarakat yang
provided in these Regulations: meresahkan dunia, disingkat: PHEIC) adalah
kejadian/KLB luar biasa dengan ciri ciri berikut:
(i) to constitute a public health risk to other States (i) membahayakan kesehatan masyarakat negara lain
through the international spread of disease, and melalui lalu lintas/perjalanan internasional, dan
(ii) to potentially require a coordinated international (ii) berpotensi memerlukan kerjasama/koordinasi
response; internasional;

“public health observation” means the monitoring of “public health observation” (pengamatan
the health status of a traveller over time for the purpose kesehatan) adalah pemantauan status kesehatan
of determining the risk of disease transmission; seseorang selama beberapa waktu untuk menentukan
apakah ybs tertular penyakit;

“public health risk” means a likelihood of an event “public health risk” (risiko kesehatan masyarakat)

6
that may affect adversely the health of human adalah risiko yang mungkin berpengaruh buruk
populations, with an emphasis on one which may terhadap kesehatan masyarakat dengan pengutamaan
spread internationally or may present a serious and pada faktor risiko yang dapat menyebar secara
direct danger; internasional atau dapat menyebabkan gangguan
langsung dan serius;

“quarantine” means the restriction of activities and/or “quarantine” (karantina) adalah pembatasan kegiatan
separation from others of suspect persons who are not dan/atau pemisahan seseorang tersangka (suspek) yang
ill or of suspect baggage, containers, conveyances or tidak sakit atau barang, petikemas, alat angkut, atau
goods in such a manner as to prevent the possible barang yang tersangka (suspek) dari orang/ barang lain,
spread of infection or contamination; sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan
penyebaran penyakit atau kontaminasi;

“recommendation” and “recommended” refer to “recommendation” and “recommended”


temporary or standing recommendations issued under (rekomendasi” dan “direkomendasikan) adalah
these Regulations; rekomendasi sementara atau rekomendasi tetap yang
diterbitkan sesuai dengan ketentuan IHR;

“reservoir” means an animal, plant or substance in “reservoir” (sumber penularan) adalah hewan,
which an infectious agent normally lives and whose tumbuhan atau benda di mana bibit penyakit biasanya
presence may constitute a public health risk; hidup. Sumber penularan ini dapat merupakan risiko
bagi kesehatan masyarakat;

“road vehicle” means a ground transport vehicle other “road vehicle” (kendaraan bermotor) adalah
than a train; kendaraan bermotor selain kereta api;

“scientific evidence” means information furnishing a “scientific evidence” (bukti ilmiah) adalah informasi
level of proof based on the established and accepted yang sudah berlandaskan metode ilmiah dan dapat
methods of science; dijadikan bukti

“scientific principles” means the accepted “scientific principles” (prinsip ilmiah), adalah hukum
fundamental laws and facts of nature known through dasar atau fakta alamiah telah dikenal melalui metode
the methods of science ilmiah.

“ship” means a seagoing or inland navigation vessel on “ship” (kapal) adalah kapal laut atau kapal navigasi
an international voyage; domestik dalam suatu perjalanan internasional;

“standing recommendation” means non-binding “standing recommendation” (rekomendasi tetap)


advice issued by WHO for specific ongoing public adalah anjuran tidak mengikat yang dikeluarkan oleh
health risks pursuant to Article 16 regarding WHO dalam menghadapi risiko kesehatan masyarakat ,
appropriate health measures for routine or periodic sesuai dengan Pasal 16, menyangkut tindakan rutin
application needed to prevent or reduce the atau periodik yang sesuai dengan, yang diperlukan
international spread of disease and minimize untuk mencegah atau mengurangi penyebaran penyakit
interference with international traffic; secara internasional dengan sesedikit mungkin
menimbulkan hambatan pada lalu-lintas internasional;

7
“surveillance” means the systematic ongoing “surveillance” (pengamatan) adalah pengumpulan,
collection, collation and analysis of data for public pengolahan dan analisis data secara sistematis untuk
health purposes and the timely dissemination of public kepentingan kesehatan masyarakat serta penyebaran
health information for assessment and public health informasi secara tepat waktu untuk penilaian dan
response as necessary; pengambilan tindakan sesuai dengan kebutuhan;

“suspect” means those persons, baggage, cargo, “suspect” (tersangka) adalah orang, bagasi, kargo,
containers, conveyances, goods or postal parcels petikemas, alat angkut, barang, atau paket pos yang
considered by a State Party as having been exposed, or dianggap telah terpapar atau mungkin terpapar suatu
possibly exposed, to a public health risk and that could faktor risiko yang dapat menjadi sumber penularan
be a possible source of spread of disease penyakit;

“temporary recommendation” means non-binding “temporary recommendation” (rekomendasi


advice issued by WHO pursuant to Article 15 for sementara) adalah anjuran tidak mengikat yang
application on a time-limited, risk-specific basis, in dikeluarkan oleh WHO sesuai dengan Pasal 15, untuk
response to a public health emergency of international diterapkan dalam waktu terbatas, spesifik sesuai
concern, so as to prevent or reduce the international dengan faktor risiko, sebagai respons terhadap PHEIC,
spread of disease and minimize interference with untuk mencegah atau mengurangi penyebaran penyakit
international traffic; secara internasional, dan dengan sesedikit mungkin
menimbulkan hambatan terhadap terhadap lalu-lintas
internasional;

“temporary residence” has the meaning as “temporary residence” (tempat tinggal sementara)
determined in the national law of the State Party interpretasi sama seperti yang tercantum dalam
concerned; undang-undang negara yang bersangkutan

“traveller” means a natural person undertaking an “traveller” (orang yang bepergian) adalah seseorang
international voyage; yang melakukan perjalanan internasional;

“vektor” means an insect or other animal which “vektor” (vektor) adalah serangga atau hewan lain
normally transports an infectious agent that constitutes yang biasanya membawa kuman penyakit yang
a public health risk; merupakan suatu risiko bagi kesehatan masyarakat;

“verification” means the provision of information by a “verification” (verifikasi) adalah penyediaan


State Party to WHO confirming the status of an event informasi oleh negara anggota kepada WHO untuk
within the territory or territories of that State Party; mengkonfirmasikan status suatu kejadian/KLB di satu
atau beberapa wilayah negara tersebut;

“WHO IHR Contact Point” means the unit within “WHO IHR Contact Point” (Contact-Point IHR
WHO which shall be accessible at all times for WHO) adalah unit di dalam WHO yang dapat
communications with the National IHR Focal Point. dihubungi setiap waktu oleh Focal-Point IHR Nasional.

2. Unless otherwise specified or determined by the 2. Kecuali ditentukan lain, acuan pada IHR termasuk
context, reference to these Regulations includes the lampirannya.
Annexes thereto.

8
Article 2 Purpose and scope Pasal 2 Tujuan dan Ruang Lingkup

The purpose and scope of these Regulations are to IHR bertujuan mencegah, melindungi terhadap,
prevent, protect against, control and provide a public mengendalikan penyebaran penyakit secara
health response to the international spread of disease in internasional sesuai dengan dan terbatas pada faktor
ways that are commensurate with and restricted to risiko yang dapat mengganggu kesehatan., dengan
public health risks, and which avoid unnecessary sesedikit mungkin menimbulkan hambatan pada lalu-
interference with international traffic and trade. lintas dan perdagangan internasional;

Article 3 Principles Pasal 3 Prinsip

1. The implementation of these Regulations shall be 1. Pelaksanaan IHR harus menghormati sepenuhnya
with full respect for the dignity, human rights and martabat, hak asasi dan kebebasan hakiki manusia.
fundamental freedoms of persons.
2. The implementation of these Regulations shall be 2. Pelaksanaan IHR harus mengikuti Piagam PBB
guided by the Charter of the United Nations and dan Konstitusi WHO.
the Constitution of the World Health Organization.
3. The implementation of these Regulations shall be
guided by the goal of their universal application 3. Pelaksanaan IHR harus bersifat universal guna
for the protection of all people of the world from melindungi seluruh dunia dari ancaman penyakit.
the international spread of disease.
4. States have, in accordance with the Charter of the 4. Negara anggota, sesuai dengan Piagam PBB dan
United Nations and the principles of international hukum internasional, memiliki kedaulatan untuk
law, the sovereign right to legislate and to membuat dan melaksanakan undang-undang sesuai
implement legislation in pursuance of their health dengan kebijakan kesehatannya. Dalam
policies. In doing so they should uphold the menerapkan kedaulatannya, tujuan IHR harus
purpose of these Regulations. senantiasa diperhatikan.

Article 4 Responsible authorities Pasal 4 Otorita/Pejabat yang berkompeten

1. Each State Party shall designate or establish a 1. Setiap negara anggota harus menunjuk Focal-
National IHR Focal Point and the authorities Point nasional IHR dan pejabat yang bertanggung
responsible within its respective jurisdiction for jawab di wilayah dalam pelaksanaan IHR.
the implementation of health measures under these
Regulations.

2. National IHR Focal Points shall be accessible at all 2. Focal-Point Nasional IHR harus dapat dihubungi
times for communications with the WHO IHR setiap waktu oleh Contact-Point(orang yang harus
Contact Points provided for in paragraph 3 of this dihubungi) IHR WHO sesuai dengan paragraf 3
Article. The functions of National IHR Focal Pasal ini. Fungsi Focal-Point Nasional IHR
Points shall include: meliputi:

(a) sending to WHO IHR Contact Points, on behalf (a) mengirimkan kepada Contact-Point IHR
of the State Party concerned, urgent WHO, laporan mengenai pelaksanaan IHR

9
communications concerning the implementation khususnya yang menyangkut Pasal 6 sampai
of these Regulations, in particular under 12; dan
Articles 6 to 12; and
(b) disseminating information to, and consolidating (b) menyebarluaskankan informasi kepada dan
input from, relevant sectors of the menghimpun laporan dari sektor terkait,
administration of the State Party concerned, termasuk mereka yang bertanggung jawab
including those responsible for surveillance and terhadap pengamatan penyakit dan pelaporan,
reporting, points of entry, public health pintu masuk, sarana pelayanan kesehatan,
services, clinics and hospitals and other klinik dan rumah sakit.
government departments.

3. WHO shall designate IHR Contact Points, which 3. WHO harus menunjuk Contact-Point IHR, yang
shall be accessible at all times for communications harus dapat dihubungi setiap waktu oleh Focal-
with National IHR Focal Points. WHO IHR Point Nasional IHR. Contact-Point IHR WHO
Contact Points shall send urgent communications harus mengirimkan hal-hal penting mengenai
concerning the implementation of these pelaksanaan IHR ini, utamanya menyangkut Pasal
Regulations, in particular under Articles 6 to 12, to 6 sampai Pasal 12, kepada Focal-Point Nasional
the National IHR Focal Point of the States Parties IHR. Contact-Point IHR WHO ada di kantor pusat
concerned. WHO IHR Contact Points may be dan di tingkat regional.
designated by WHO at the headquarters or at the
regional level of the Organization.

4. States Parties shall provide WHO with contact 4. Negara anggota harus menginformasikan kepada
details of their National IHR Focal Point and WHO data rinci dari Focal-Point IHR Nasional.
WHO shall provide States Parties with contact Demikian pula sebaliknya. Data tersebut harus
details of WHO IHR Contact Points. These contact terus dimutakhirkan. WHO akan mengirimkan
details shall be continuously updated and annually kepada seluruh negara anggota informasi yang
confirmed. WHO shall make available to all States menyangkut focal point nasional IHR yang telah
Parties the contact details of National IHR Focal diterimanya sesuai dengan pasal ini.
Points it receives pursuant to this Article.

PART II – INFORMATION AND PUBLIC BAGIAN II – INFORMASI DAN RESPONS


HEALTH RESPONSE KESEHATAN MASYARAKAT
(Respons di bidang kesehatan)

Article 5 Surveillance Pasal 5 Pengamatan (surveillance)

1. Each State Party shall develop, strengthen and 1. Setiap Negara Anggota harus mengembangkan,
maintain, as soon as possible but no later than five memperkuat dan memantapkan, sesegera mungkin
years from the entry into force of these tetapi tidak lebih dari lima tahun sejak berlakunya
Regulations for that State Party, the capacity to IHR kemampuan untuk mendeteksi, menilai,
detect, assess, notify and report events in memberitahukan dan melaporkan kejadian/KLB
accordance with these Regulations, as specified in sesuai dengan IHR sebagaimana digariskan pada
Annex 1. Lampiran 1.

10
2. Following the assessment referred to in paragraph 2. Sebagai tindak lanjut penilaian, sesuai dengan
2, Part A of Annex 1, a State Party may report to paragraf 2, Bagian-A dari Lampiran- 1, suatu
WHO on the basis of a justified need and an Negara Anggota dapat melaporkan kepada WHO
implementation plan and, in so doing, obtain an berdasarkan kebutuhan yang sesungguhnya dan
extension of two years in which to fulfil the rencana pelaksanaan. Dengan melakukan hal ini
obligation in paragraph 1 of this Article. In akan diberikan tambahan waktu selama dua tahun
exceptional circumstances, and supported by a new untuk memenuhi syarat yang tercantum pada
implementation plan, the State Party may request a paragraf-1 Pasal ini. Dalam keadaan khusus, dan
further extension not exceeding two years from the didukung oleh rencana pelaksanaan baru, Negara
Director-General, who shall make the decision, Anggota dapat meminta lagi perpanjangan untuk
taking into account the technical advice of the waktu paling lama dua tahun dari Direktur
Committee established under Article 50 Jenderal. Sebelum memutuskan, Direktur Jenderal
(hereinafter the “Review Committee”). After the akan meminta pertimbangan suatu Komite sesuai
period mentioned in paragraph 1 of this Article, dengan Pasal 50 (selanjutnya disebut “Komite
the State Party that has obtained an extension shall Penelaah/Review Committee”). Setelah jangka
report annually to WHO on progress made towards waktu yang disebutkan pada paragraf 1 Pasal ini,
the full implementation. Negara anggota yang telah memperoleh
perpanjangan waktu harus melaporkan setiap tahun
kepada WHO tentang kemajuan pelaksanaan IHR
secara menyeluruh.

3. WHO shall assist States Parties, upon request, to 3. Apabila diminta, WHO harus membantu Negara
develop, strengthen and maintain the capacities Anggota, untuk mengembangkan, memperkuat dan
referred to in paragraph 1 of this Article. memantapkan kemampuan negara yang
bersangkutan sesuai dengan paragraf-1 Pasal ini.

4. WHO shall collect information regarding events 4. WHO harus mengumpulkan informasi mengenai
through its surveillance activities and assess their kejadian/KLB/KLB melalui kegiatan surveilansnya
potential to cause international disease spread and dan menilai potensi kejadian/KLB/KLB tersebut
possible interference with international traffic. dalam penyebaran penyakit dan kemungkinan
terhambatnya lalu-lintas internasional.
Information received by WHO under this paragraph Informasi yang diterima oleh WHO sesuai dengan
shall be handled in accordance with Articles 11 and 45 paragraf ini, bila perlu, harus ditangani sesuai dengan
where appropriate. Pasal 11 dan 45.

Article 6 Notification Pasal 6 Pelaporan

1. Each State Party shall assess events occurring 1. Setiap Negara Anggota harus menilai kejadian/KLB
within its territory by using the decision instrument di wilayahnya dengan menggunakan algoritme pada
in Annex 2. Each State Party shall notify WHO, by Lampiran- 2. Setiap Negara Anggota harus melapor
the most efficient means of communication ke WHO dalam waktu 24 jam semua
available, by way of the National IHR Focal Point, kejadian/KLB/KLB yang mungkin merupakan
and within 24 hours of assessment of public health PHEIC, dengan alat komunikasi paling efisien yang
information, of all events which may constitute a tersedia, melalui Focal-Point Nasional IHR. Selain

11
public health emergency of international concern itu, tindakan yang telah diambil dalam menghadapi
within its territory in accordance with the decision kemungkinan PHEIC tersebut harus pula dilaporkan.
instrument, as well as any health measure Bila kejadian/KLB/KLB yang dilaporkan ke WHO
implemented in response to those events. If the merupakan kompetensi/domain Badan Tenaga
notification received by WHO involves the Atom Internasional (IAEA), WHO harus segera
competency of the International Atomic Energy melapor ke IAEA.
Agency (IAEA), WHO shall immediately notify
the IAEA.

2. Following a notification, a State Party shall 2. Setelah melapor suatu kejadian/KLB Negara
continue to communicate to WHO timely, accurate Anggota ybs harus terus memberitahu WHO,
and sufficiently detailed public health information mengenai definisi kasus, hasil laboratorium, sumber
available to it on the notified event, where possible dan jenis risiko, jumlah kasus dan kematian, kondisi
including case definitions, laboratory results, yang menimbulkan penyebaran penyakit dan
source and type of the risk, number of cases and tindakan penyehatan yang dilakukan. Bila perlu
deaths, conditions affecting the spread of the laporkan pula kesulitan yang dihadapi dan bantuan
disease and the health measures employed; and yang diperlukan dalam menanggulangi
report, when necessary, the difficulties faced and kejadian/KLB yang berpotensi menimbulkan
support needed in responding to the potential PHEIC.
public health emergency of international concern.

Article 7 Information-sharing during unexpected or Pasal 7 Informasi menyangkut Kejadian/KLB


unusual public health events

If a State Party has evidence of an unexpected or Negara Anggota harus melapor ke WHO bila
unusual public health event within its territory, mendeteksi kejadian/KLB luar biasa yang dapat
irrespective of origin or source, which may constitute a menimbulkan PHEIC di wilayahnya, terlepas dari
public health emergency of international concern, it mana sumbernya.Semua informasi yang berkaitan
shall provide to WHO all relevant public health dengan kejadian/KLB ini harus disampaikan ke
information. In such a case, the provisions of Article 6 WHO.Bila menghadapi kejadian/KLB seperti ini,
shall apply in full. semua ketentuan dalam Pasal-6 harus dipegang
teguh/diikuti.

Article 8 Consultation Pasal 8 Konsultasi

In the case of events occurring within its territory not Dalam hal kejadian/KLB di wilayah negara anggota
requiring notification as provided in Article 6, in tidak memerlukan pelaporan sebagai dimaksud pada
particular those events for which there is insufficient Pasal 6, khususnya menyangkut kejadian/KLB di mana
information available to complete the decision tidak cukup tersedia informasi untuk melengkapi
instrument, a State Party may nevertheless keep WHO algoritme pada Lampiran 2, WHO tetap meminta untuk
advised thereof through the National IHR Focal Point diberitahu melalui Focal-Point IHR Nasional perihal
and consult with WHO on appropriate health measures. jenis tindakan yang telah diambil sekaligus konsultasi
Such communications shall be treated in accordance jenis tindakan yang paling tepat. Komunikasi tersebut
with paragraphs 2 to 4 of Article 11. The State Party in akan diperlakukan sesuai dengan paragraf 2 s/d 4 Pasal

12
whose territory the event has occurred may request 11. Akhirnya Negara Anggota dapat meminta bantuan
WHO assistance to assess any epidemiological WHO untuk menilai setiap data epidemilogi yang telah
evidence obtained by that State Party. dikumpulkan oleh Negara tersebut.

Article 9 Other reports Pasal 9 Laporan Lain

1. WHO may take into account reports from sources 1. WHO mungkin menerima laporan lain selain
other than notifications or consultations andshall laporan dari negara anggota ybs. Setelah melakukan
assess these reports according to established analisis epidemiologis yang mendalam, WHO akan
epidemiological principles and then communicate memberitahu negara di mana diduga telah terjadi
information on the event to the State Party in whose suatu kejadian/KLB Sebelum mengambil tindakan
territory the event is allegedly occurring? Before terhadap kejadian/KLB ini, WHO harus berusaha
taking any action based on such reports, WHO shall memperoleh verifikasi dari Negara Anggota yang
consult with and attempt to obtain verification from bersangkutan, sesuai dengan prosedur yang tertuang
the State Party in whose territory the event is pada Pasal-10. Kejadian/KLB ini akan dilaporkan ke
allegedly occurring in accordance with the procedure semua negara anggota. Sumber laporan bila
set forth in Article 10. To this end, WHO shall make dianggap perlu untuk dilindungi, akan dirahasiakan.
the information received available to the States Informasi tentang kejadian/KLB itu akan digunakan
Parties and only where it is duly justified may WHO sesuai dengan prosedur yang tertuang dalam Pasal
maintain the confidentiality of the source. This 11.
information will be used in accordance with the
procedure set forth in Article 11.

2. States Parties shall, as far as practicable, inform 2. Negara Anggota, sepanjang memungkinkan, harus
WHO within 24 hours of receipt of evidence of a memberitahu WHO dalam waktu 24 jam setelah
public health risk identified outside their territory memperoleh bukti adanya faktor risiko di luar
that may cause international disease spread, as wilayahnya yang dapat mengganggu kesehatan
manifested by exported or imported: masyarakat dan mungkin menyebar ke negara lain.
Manifestasinya dapat berupa impor dan ekspor:
(a) human cases; (a) kasus manusia;
(b) vektors which carry infection or contamination; (b) vektor yang membawa infeksi/ kontaminasi atau;
or (c) barang yang terkontaminasi.
(c) goods that are contaminated.

Article 10 Verification Pasal 10 Verifikasi

1. WHO shall request, in accordance with Article 9, 1.WHO harus meminta, sesuai dengan Pasal 9,
verification from a State Party of reports from verifikasi dari Negara Anggota, laporan dari sumber
sources other than notifications or consultations of lain, selain yang berasal dari laporan atau hasil
events which may constitute a public health konsultasi negara ybs, yang menyangkut berbagai
emergency of international concern allegedly kejadian/KLB yang dapat menimbulkan PHEIC,
occurring in the State’s territory. In such cases, yang diduga berada di wilayahnya. Dalam hal ini,
WHO shall inform the State Party concerned WHO harus meminta negara ybs untuk

13
regarding the reports it is seeking to verify. memverifikasi laporan dimaksud.

2. Pursuant to the foregoing paragraph and to Article 9, 2.Sesuai dengan paragraf di atas, setiap negara
each State Party, when requested by WHO, shall anggota harus memverifikasi dan menyampaikan
verify and provide: kepada WHO:
(a) within 24 hours, an initial reply to, or (a) dalam waktu 24 jam, informasi awal atau
acknowledgement of, the request from WHO; konfirmasi telah menerima permintaan untuk
verifikasi suatu kejadian/KLB di wilayahnya.
(b) within 24 hours, available public health (b) dalam waktu 24 jam, informasi yang dimiliki
information on the status of events referred to in dari kejadian/KLB tersebut beserta
WHO’s request; and perkembangannya dan,
(c) information to WHO in the context of an (c) penilaian yang telah dilakukan sesuai dengan
assessment under Article 6, including relevant ketentuan Pasal-6, termasuk informasi yang
information as described in that Article. berkaitan, sebagaimana tertuang pada Pasal
tersebut.

3. When WHO receives information of an event that 3.Apabila WHO menerima informasi mengenai
may constitute a public health emergency of kejadian/KLB yang dapat menimbulkan PHEIC,
international concern, it shall offer to collaborate WHO harus menawarkan bantuan guna menilai
with the State Party concerned in assessing the potensi penyebaran penyakit ke negara lain,
potential for international disease spread, possible kemungkinan menimbulkan hambatan pada lalu-
interference with international traffic and the lintas internasional dan kesesuaian dengan tindakan
adequacy of control measures. Such activities may yang telah diambil. Dalam kegiatan ini, WHO dapat
include collaboration with other standard-setting bekerjasama dengan organisasi lain` serta
organizations and the offer to mobilize international memobilisasi bantuan internasional. Bila diminta
assistance in order to support the national authorities oleh Negara Anggota tersebut, WHO harus
in conducting and coordinating on-site assessments. memberikan dukungan informasi untuk
When requested by the State Party, WHO shall memudahkan kerjasama tersebut.
provide information supporting such an offer.

4. If the State Party does not accept the offer of 4.Bila suatu Negara Anggota tidak bersedia menerima
collaboration, WHO may, when justified by the tawaran kerjasama, WHO, dengan
magnitude of the public health risk, share with other mempertimbangkan besarnya risiko terhadap
States Parties the information available to it, whilst kesehatan masyarakat, dapat memberikan informasi
encouraging the State Party to accept the offer of tentang kejadian/KLB tersebut kepada Negara lain
collaboration by WHO, taking into account the sambil membujuk negara anggota yang tidak mau
views of the State Party concerned. bekerjasama tersebut karena suatu alasan tertentu.

Article 11 Provision of information by WHO Pasal 11 Penyediaan Informasi oleh WHO

1. Subject to paragraph 2 of this Article, WHO shall 1. Sesuai dengan paragraf-2 Pasal ini, WHO harus
send to all States Parties and, as appropriate, to secepat dan seefisien mungkin mengirimkan kepada
relevant intergovernmental organizations, as soon as seluruh Negara Anggota, dan sesuai dengan
possible and by the most efficient means available, kebutuhan, kepada organisasi antar pemerintah yang
in confidence, such public health information which relevan, informasi yang telah diterima sesuai

14
it has received under Articles 5 to 10 inclusive and dengan Pasal-5 s/d Pasal-10, yang dibutuhkan oleh
which is necessary to enable States Parties to negara Negara Anggota guna mengambil tindakan
respond to a public health risk. WHO should yang diperlukan. WHO harus memberitahu Negara
communicate information to other States Parties that Anggota lainnya, agar dapat bertindak dengan tepat
might help them in preventing the occurrence of apabila mengalami kejadian/KLB serupa..
similar incidents.

2. WHO shall use information received under Articles 2. WHO harus menggunakan informasi yang diterima,
6 and 8 and paragraph 2 of Article 9 for verification, sebagaimana diatur pada Pasal-6 dan Pasal-8 dan
assessment and assistance purposes under these paragraf-2 dari Pasal-9, untuk verifikasi, penilaian
Regulations and, unless otherwise agreed with the dan bantuan sesuai dengan IHR. Apabila negara
States Parties referred to in those provisions, shall bersangkutan tidak menyetujui, informasi ini tidak
not make this information generally available to akan diteruskan ke negara anggota lainnya, kecuali:
other States Parties, until such time as:

(a) the event is determined to constitute a public (a) besar kemungkinan kejadian/KLB tersebut bisa
health emergency of international concern in menjadi PHEIC, sesuai dengan Pasal 12; atau
accordance with Article 12; or
(b) information evidencing the international spread (b) WHO membuktikan, secara epidemiologis, telah
of the infection or contamination has been terjadi penyebaran infeksi atau kontaminasi ke
confirmed by WHO in accordance with negara lain.atau,
established epidemiological principles; or

(c) there is evidence that: (c) adanya bukti bahwa:


(i) control measures against the international (i) penanggulangan peneyebaran penyakit
spread are unlikely to succeed because of the kemungkinan besar tidak akan berhasil
nature of the contamination, disease agent, karena sifat tertentu dari kontaminasi, kuman
vektor or reservoir; or penyakit, vektor atau reservoir; atau
(ii) the State Party lacks sufficient operational (ii) Negara Anggota tidak memilki kemampuan
capacity to carry out necessary measures to yang memadai untuk mencegah perluasan
prevent further spread of disease; or penyebaran penyakit; atau

(d) the nature and scope of the international (d) sifat dari lalu lintas internasional yang
movement of travellers, baggage, cargo, memungkinkan terpaparnya manusia, bagasi,
containers, conveyances, goods or postal parcels kargo, petikemas, alat-angkut, barang atau paket
that may be affected by the infection or pos terhadap infeksi atau kontaminasi,
contamination requires the immediate membutuhkan tindakan internasional secepatnya;
application of international control measures.

3. WHO shall consult with the State Party in whose 3. WHO harus berkonsultasi dengan Negara Anggota
territory the event is occurring as to its intent to di mana ada kejadian/KLB di wilayahnya, sebelum
make information available under this Article. menyebarluaskan informasi ke negara anggota lain
informasi yang tertera pada Pasal ini.

4. When information received by WHO under 4. Apabila WHO ingin menyebarluaskan informasi
paragraph 2 of this Article is made available to yang diperoleh sesuai dengan paragraf-2 Pasal ini,

15
States Parties in accordance with these Regulations, kepada Negara Anggota lainnya sesuai dengan IHR,
WHO may also make it available to the public if WHO dapat juga mengumumkannya secra luas, bila
other information about the same event has already informasi tentang kejadian/KLB yang sama tersebut
become publicly available and there is a need for the tidak menjadi rahasia umum lagi dan ada kebutuhan
dissemination of authoritative and independent penyebarluasan informasi dari sumber yang dapat
information. dipercaya dan bertanggungjawab.

Article 12 Determination of a public health Pasal 12 Ketentuan tentang PHEIC


emergency of international concern

1. The Director-General shall determine, on the basis 1. Direktur Jenderal harus menetapkan, berdasarkan
of the information received, in particular from the informasi yang diterima, dari suatu Negara
State Party within whose territory an event is Anggota, apakah kejadian/KLB yang dilaporkan itu
occurring, whether an event constitutes a public suatu PHEIC atau bukan dengan mengacu pada
health emergency of international concern in kriteria dan prosedur dalam IHR.
accordance with the criteria and the procedure set
out in these Regulations.

2. If the Director-General considers, based on an 2. Bila dari paragraf 1 di atas Direktur Jenderal
assessment under these Regulations, that a public menduga bahwa PHEIC sedang berlangsung, ia
health emergency of international concern is harus berkonsultasi dengan Negara Anggota yang
occurring, the Director-General shall consult with melaporkan kejadian/KLB tersebut. Bila Direktur
the State Party in whose territory the event arises Jenderal dan Negara Anggota ybs sepakat dengan
regarding this preliminary determination. If the dugaan tersebut, Direktur Jenderal selanjutnya,
Director-General and the State Party are in sesuai dengan prosedur dalam Pasal-49, akan
agreement regarding this determination, the meminta pendapat Komite yang dibentuk menurut
Director-General shall, in accordance with the Pasal-48 (selanjutnya disebut Komite Darurat)
procedure set forth in Article 49, seek the views of untuk mengeluarkan rekomendasi sementara yang
the Committee established under Article 48 tepat.
(hereinafter the “Emergency Committee”) on
appropriate temporary recommendations.

3. If, following the consultation in paragraph 2 above, 3. Bila, setelah berkonsultasi sesuai dengan paragraf 2
the Director-General and the State Party in whose di atas, Direktur Jenderal dan Negara Anggota ybs
territory the event arises do not come to a consensus tidak mencapai konsensus dalam 48 jam tentang
within 48 hours on whether the event constitutes a telah terjadinya PHEIC, keputusan harus dibuat
public health emergency of international concern, a sesuai dengan prosedur yang diatur dalam Pasal 49.
determination shall be made in accordance with the
procedure set forth in Article 49.

4. In determining whether an event constitutes a public 4. Dalam menentukan apakah suatu kejadian/KLB
health emergency of international concern, the merupakan PHEIC, Direktur Jenderal harus
Director-General shall consider: mempertimbangkan:

(a) information provided by the State Party; (a) Informasi yang diberikan oleh Negara Anggota

16
yang bersangkutan;
(b) the decision instrument contained in Annex 2; (b) Algoritme pada Lampiran 2;
(c) the advice of the Emergency Committee; (d) Anjuran dari Komite Darurat;
(d) scientific principles as well as the available (e) Prinsip dan bukti ilmiah yang ada dan informasi
scientific evidence and other relevant lain yang relevan; dan
information; and (e) an assessment of the risk to (f) Penilaian risiko terhadap kesehatan manusia,
human health, of the risk of international spread risiko penyebaran penyakit secara internasional
of disease and of the risk of interference with dan risiko terhambatnya lalu-lintas internasional.
international traffic.

5. If the Director-General, following consultations with 5. Bila Direktur Jenderal, setelah berkonsultasi dengan
the State Party within whose territory the public Negara Anggota ysng melaporkan terjadinya
health emergency of international concern has PHEIC, beranggapan bahwa PHEIC telah berakhir,
occurred, considers that a public health emergency ia harus mengambil keputusan sesuai dengan
of international concern has ended, the Director- prosedur pada Pasal 49.
General shall take a decision in accordance with the
procedure set out in Article 49.

Article 13 Public health response Pasal 13 Tindakan di bidang kesehatan

1. Each State Party shall develop, strengthen and 1. Setiap Negara Anggota harus mengembangkan,
maintain, as soon as possible but no later than five memperkuat dan memantapkan, sesegera mungkin
years from the entry into force of these Regulations tetapi tidak lebih dari lima tahun dari mulai
for that State Party, the capacity to respond promptly berlakunya IHR bagi Negara tersebut, kapasitas
and effectively to public health risks and public untuk menanggulangi secara cepat dan efektif risiko
health emergencies of international concern as set kesehatan PHEIC seperti diatur dalam Lampiran-1.
out in Annex 1. WHO shall publish, in consultation WHO harus menerbitkan, setelah berkonsultasi
with Member States, guidelines to support States dengan Negara Anggota, pedoman yang akan
Parties in the development of public health response digunakan oleh Negara Anggota guna
capacities. meningkatkan kemampuan penanggulangan PHEIC.

2. Following the assessment referred to in paragraph 2, 2. Sebagai kelanjutan penilaian sebagaimana dimaksud
Part A of Annex 1, a State Party may report to WHO dalam Paragraf-2, Bagian A dari Lampiran--1,
on the basis of a justified need and an Negara Anggota dapat meminta kepada WHO,
implementation plan and, in so doing, obtain an dengan alasan yang masuk akal disertai rencana
extension of two years in which to fulfil the penerapan IHR, perpanjangan waktu sampai 2 tahun
obligation in paragraph 1 of this Article. In untuk memenuhi ketentuan yang tercantum pada
exceptional circumstances and supported by a new paragraf 1 Pasal ini. Dalam hal yang sangat khusus
implementation plan, the State Party may request a dan didukung oleh rencana penerapan IHR baru,
further extension not exceeding two years from the Negara Anggota dapat meminta perpanjangan
Director-General, who shall make the decision, berikutnya paling lama dua tahun. Sebelum
taking into account the technical advice of the memutuskan, Direktur Jenderal akan meminta
Review Committee. After the period mentioned in pertimbangan Komite Penelaah. Setelah jangka
paragraph 1 of this Article, the State Party that has waktu yang disebutkan di dalam paragraf 1 Pasal ini,
obtained an extension shall report annually to WHO Negara Anggota yang memperoleh perpanjangan

17
on progress made towards the full implementation. harus melaporkan kemajuan penerapan IHR secara
lengkap, setiap tahun kepada WHO.

3. At the request of a State Party, WHO shall 3. Atas permintaan Negara Anggota, WHO harus
collaborate in the response to public health risks and memberikan bantuan penanggulangan terhadap
other events by providing technical guidance and risiko yang dapat mengganggu kesehatan serta
assistance and by assessing the effectiveness of the menilai efektivitas tindakan pengendalian setempat.
control measures in place, including the mobilization Bila perlu, akan dikerahkan pakar internasional
of international teams of experts for on-site guna membantu negara ybs.
assistance, when necessary.

4. If WHO, in consultation with the States Parties 4. Bila WHO, setelah berkonsultasi dengan Negara
concerned as provided in Article 12, determines that Anggota terkait sesuai dengan dengan Pasal-12,
a public health emergency of international concern is menetapkan bahwa PHEIC sedang berlangsung,
occurring, it may offer, in addition to the support WHO dapat menawarkan bantuan, di samping
indicated in paragraph 3 of this Article, further dukungan yang tercantum dalam paragraf-3 Pasal
assistance to the State Party, including an assessment ini. Bantuan dapat mencakup penilaian terhadap
of the severity of the international risk and the besarnya risiko yang mengancam masyarakat dunia
adequacy of control measures. Such collaboration dan efektivitas penanggulangan. Selain itu WHO
may include the offer to mobilize international dapat pula mengerahkan pakar internasional guna
assistance in order to support the national authorities membantu analisa setempat. Bila diminta oleh
in conducting and coordinating on-site assessments. Negara Anggota, WHO harus menyertakan
When requested by the State Party, WHO shall informasi yang berkaitan dengan bantuan tersebut.
provide information supporting such an offer.

5. When requested by WHO, States Parties should 5. Bila diminta oleh WHO, Negara Anggota sebisa
provide, to the extent possible, support to WHO- mungkin harus menyediakan dukungan bagi
coordinated response activities. kegiatan penanggulangan dengan koordinasi WHO.

6. When requested, WHO shall provide appropriate 6. Bila diminta, WHO harus menyediakan pedoman
guidance and assistance to other States Parties dan bantuan yang sesuai dengan kepada Negara
affected or threatened by the public health Anggota lain yang terjangkit atau terancam oleh
emergency of international concern. PHEIC.

Article 14 Cooperation of WHO with Pasal 14 Kerjasama WHO dengan Organisai antar
intergovernmetal organizations and international Pemerintah dan Badan Internasional
bodies

1. WHO shall cooperate and coordinate its activities, as 1. WHO harus bekerjasama dan mengkoordinasikan
appropriate, with other competent intergovernmental kegiatannya, sesuai dengan keperluan, dengan
organizations or international bodies in the organisasi antar pemerintah lainnya yang kompeten
implementation of these Regulations, including atau badan internasional dalam penerapan IHR
through the conclusion of agreements and other termasuk melalui kesepakatan lainnya.
similar arrangements.

18
2. In cases in which notification or verification of, or 2. Dalam hal suatu kejadian/KLB merupakan
response to, an event is primarily within the kompetensi instansi antar pemerintah atau lembaga
competence of other intergovernmental internasional lainnya, WHO harus
organizations or international bodies, WHO shall mengkoordinasikan kegiatannya dengan berbagai
coordinate its activities with such organizations or organisasi tersebut untuk menjamin bahwa tindakan
bodies in order to ensure the application of adequate yang diambil telah sesuai dengan IHR.
measures for the protection of public health.

3. Notwithstanding the foregoing, nothing in these 3. Meskipun banyak pengaturan yang diberlakukan
Regulations shall preclude or limit the provision by sebagaimana dikemukan sebelumnya/di atas, tidak
WHO of advice, support, or technical or other satupun ketentuan IHR yang dapat menghalangi
assistance for public health purposes. WHO untuk memberikan nasihat, dukungan,
bantuan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat

PART III – RECOMMENDATIONS BAGIAN III - REKOMENDASI

Article 15 Temporary recommendations Pasal 15 Rekomendasi Sementara

1. If it has been determined in accordance with Article 1. Bila sudah disepakati terjadinya PHEIC sesuai
12 that a public health emergency of international dengan Pasal 12, Direktur Jenderal harus
concern is occurring, the Director-General shall mengeluarkan rekomendasi sementara sesuai dengan
issue temporary recommendations in accordance prosedur yang diatur pada Pasal 49. Rekomendasi
with the procedure set out in Article 49. Such sementara tersebut dapat diubah atau diperluas
temporary recommendations may be modified or sesuai dengan keperluan, termasuk keputusan bahwa
extended as appropriate, including after it has been PHEIC telah berakhir. Pada saat yang sama,
determined that a public health emergency of rekomendasi sementara lain dapat dikeluarkan sesuai
international concern has ended, at which time other dengan keperluan untuk mencegah berulangnya
temporary recommendations may be issued as kejadian/KLB serupa.
necessary for the purpose of preventing or promptly
detecting its recurrence.

2. Temporary recommendations may include health 2. Rekomendasi sementara dapat meliputi tindakan
measures to be implemented by the State Party penanggulangan yang harus dilaksanakan oleh
experiencing the public health emergency of Negara Anggota yang mengalami PHEIC, atau oleh
international concern, or by other States Parties, Negara Anggota lainnya, yang mencakup orang,
regarding persons, baggage, cargo, containers, bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang
conveyances, goods and/or postal parcels to prevent dan/atau paket pos untuk mencegah atau mengurangi
or reduce the international spread of disease and penyebaran penyakit ke negara lain dan menghindari
avoid unnecessary interference with international lalu-lintas internasional dari hambatan yang tidak
traffic. pada tempatnya.

3. Temporary recommendations may be terminated in 3. Rekomendasi sementara dapat diakhiri sesuai


cordance with the procedure set out in Article 49 at dengan prosedur yang tercantum dalam Pasal 49,
any time and shall automatically expire three months dan otomatis tidak berlaku tiga bulan setelah

19
after their issuance. They may be modified or diterbitkan. Rekomendasi ini dapat diubah atau
extended for additional periods of up to three diperpanjang paling lama 3 bulan lagi. Rekomendasi
months. Temporary recommendations may not sementara tidak boleh dilanjutkan setelah sidang
continue beyond the second World Health Assembly kedua Majelis Kesehatan Sedunia di mana PHEIC
after the determination of the public health tersebut dtetapkan..
emergency of international concern to which they
relate.

Article 16 Standing recommendations Pasal 16 Rekomendasi Tetap

WHO may make standing recommendations of WHO dapat membuat rekomendasi tetap terhadap
appropriate health measures in accordance with Article berbagai tindakan sesuai dengan Pasal 53, yang dapat
53 for routine or periodic application Such measures diterapkan secara rutin atau berkala. Tindakan tersebut
may be applied by States Parties regarding persons, dapat diterapkan oleh Negara Anggota terhadap orang,
baggage, cargo, containers, conveyances, goods and/or bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang dan/atau
postal parcels for specific, ongoing public health risks paket pos, sebagai suatu tindakan khusus dalam
in order to prevent or reduce the international spread of menghadapi faktor risiko yang sedang berlangsung,
disease and avoid unnecessary interference with guna mencegah atau mengurangi penyebaran penyakit
international traffic. WHO may, in accordance with ke negara lain dan menghindari hambatan yang tidak
Article 53, modify or terminate such recommendations, semestinya pada lalu-lintas internasional. WHO, sesuai
as appropriate. dengan Pasal 53, bila perlu dapat mengubah atau
mengakhiri rekomendasi tetap tersebut .

Article 17 Criteria for recommendations Pasal 17 Kriteria untuk menetapkan dan mengakhiri
suatu Rekomendasi

When issuing, modifying or terminating temporary or Sewaktu mengeluarkan, mengubah atau mengakhiri
standing recommendations, the Director-General shall rekomendasi tetap atau sementara, Direktur Jenderal
consider: harus mempertimbangkan:

(a) the views of the States Parties directly concerned; (a) Pandangan Negara Anggota yang terkait
langsung;
(b) the advice of the Emergency Committee or the (b) Nasehat dari Komite Darurat atau Komite
Review Committee, as the case may be; Penelaah;

(c) scientific principles as well as available scientific (c) Prinsip ilmiah, dan bukti ilmiah serta informasi
evidence and information; yang tersedia;

(d) health measures that, on the basis of a risk (d) Tindakan berdasarkan penilaian risiko sesuai
assessment appropriate to the circumstances, are dengan situasi yang dihadapi, tidak terlalu
not more restrictive of international traffic and membatasi lalu lintas dan perdagangan
trade and are not more intrusive to persons than internasional, serta tindakan yang diambil adalah
reasonably available alternatives that would yang terbaik dari berbagai alternatif guna
achieve the appropriate level of health protection; melindungi kesehatan;

20
(e) relevant international standards and instruments; (e) Metode dan standar internasional yang relevan;

(f) activities undertaken by other relevant (f) Kegiatan yang dilakukan oleh organisasi antar
intergovernmental organizations and international pemerintah lainnya dan lembaga internasional, dan
bodies; and
(g) other appropriate and specific information relevant (g) Informasi lain yang sesuai dengan kejadian/KLB.
to the event.

With respect to temporary recommendations, the Menyangkut rekomendasi sementara, pertimbangan


consideration by the Director-General of subparagraphs oleh Direktur Jenderal pada sub paragraf (e) dan (f)
(e) and (f) of this Article may be subject to limitations pada Pasal ini kemungkinan tidak dapat sepenuhnya
imposed by urgent circumstances. diberlakukan sehubungan dengan mendesaknya situasi.

Article 18 Recommendations with respect to persons, Pasal 18 Rekomendasi yang berkaitan dengan orang,
baggage, cargo, containers, conveyances, goods and bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang dan
postal parcels paket pos

1. Recommendations issued by WHO to States Parties 1. Berbagai rekomendasi yang mungkin dikeluarkan
with respect to persons may include the following oleh WHO menyangkut orang adalah :
advice:
- no specific health measures are advised; - periksa riwayat perjalanan di wilayah yang
terjangkit;
- review travel history in affected areas; - periksa dokumen kesehatan termasuk hasil
pemeriksaan laboratorium;
- review proof of medical examination and any - diperlukan pemeriksaan kesehatan;
laboratory analysis;
- require medical examinations; - periksa bukti vaksinasi atau profilaksis lain;
- review proof of vaccination or other prophylaxis; - diperlukan vaksinasi atau profilaksis lain;
- require vaccination or other prophylaxis; - observasi orang yang kemungkinan menderita
penyakit;
- place suspect persons under public health - karantina atau tindakan lain bagi orang yang
observation; kemungkinan menderita penyakit;
- implement quarantine or other health measures for - isolasi dan bila diperlukan pengobatan bagi mreka
suspect persons; yang sakit;
- implement isolation and treatment where necessary - pelacakan kontak dari tersangka penderita atau
of affected persons; penderita
- implement tracing of contacts of suspect or - tolak masuknya tersangka penderita atau
affected persons; terjangkit;
- refuse entry of suspect and affected persons; - tolak masuknya mereka yang sehat ke daerah
terjangkit dan
- refuse entry of unaffected persons to affected - laksanakan penjaringan bagi mereka yang akan
areas; and pergi ke luar negeri (exit-screening) dan/atau
- implement exit screening and/or restrictions on - lakukan pembatasan masuknya orang dari daerah
persons from affected areas. terjangkit;

21
2. Recommendations issued by WHO to States Parties 2. Rekomendasi yang ditetapkan WHO yang
with respect to baggage, cargo, containers, berhubungan dengan bagasi, kargo, petikemas, alat
conveyances, goods and postal parcels may include angkut, barang dan paket pos;
the following advice:

- no specific health measures are advised; - periksa daftar muatan dan rutenya;
- review manifest and routing; - laksanakan pemeriksaan;
- implement inspections; - periksa bukti tindakan yang dilakukan pada saat
- review proof of measures taken on departure or in keberangkatan atau transit untuk menghilangkan
transit to eliminate infection or contamination; infeksi atau kontaminasi;
- implement treatment of the baggage, cargo, - lakukan tindakan terhadap bagasi, kargo,
containers, conveyances, goods, postal parcels or petikemas, alat angkut, barang, paket pos atau
human remains to remove infection or jenazah manusia untuk menghilangkan infeksi atau
contamination, including vektors and reservoirs; kontaminasi termasuk vektor dan reservoir;
- the use of specific health measures to ensure the - lakukan tindakan khusus untuk memastikan
safe handling and transport of human remains; keamanan penanganan dan transportasi jenazah
manusia;
- implement isolation or quarantine; - laksanakan isolasi atau karantina;
- seizure and destruction of infected or contaminated - sita dan hancurkan barang yang terinfeksi atau
or suspect baggage, cargo, containers, terkontaminasi atau bagasi, kargo, petikemas, alat
conveyances, goods or postal parcels under angkut, barang dan paket pos yang dicurigai, di
controlled conditions if no available treatment or bawah pengawasan, sebagai upaya terakhir dan
process will otherwise be successful; and
- refuse departure or entry. - tolak keluar atau masuknya alat angkut.

PART IV – POINTS OF ENTRY BAGIAN IV – PINTU MASUK

Article 19 General obligations Pasal 19 Kewajiban Umum

Each State Party shall, in addition to the other Setiap Negara Anggota wajib, di samping kewajiban
obligations provided for under these Regulations: lain yang telah ditentukan dalam IHR memastikan agar
pelabuhan /pos lintas batas yang telah ditentukan bagi
keluar masuknya lalu lintas internasional :
(a) ensure that the capacities set forth in Annex 1 for (a) memiliki kemampuan, seperti yang tercantum pada
designated points of entry are developed within the Lampiran-1, dikembangkan dalam jangka waktu
timeframe provided in paragraph 1 of Article 5 and yang ditetapkan pada paragraf 1, Pasal 5 dan
paragraph 1 of Article 13; paragraf 1 Pasal 13;
(b) identify the competent authorities at each (b) mengidentifikasi otorita yang berkompeten dan
designated point of entry in its territory; and
(c) furnish to WHO, as far as practicable, when (c) apabila diminta dan memungkinkan, menyampaikan
requested in response to a specific potential public kepada WHO data yang berkaitan dengan adanya
health risk, relevant data concerning sources of sumber penularan atau sumber kontaminasi
infection or contamination, including vektors and termasuk vektor dan reservoir penyakit, yang dapat
reservoirs, at its points of entry, which could result menyebar secara internasional.
in international disease spread.

22
Article 20 Airports and ports Pasal 20 Bandara dan Pelabuhan

1. States Parties shall designate the airports and ports 1. Negara Anggota harus menentukan bandar udara
that shall develop the capacities provided in Annex 1. dan bandar laut yang harus dikembangkan
kemampuannya seperti yang ditentukan pada
Lampiran-1.
2. States Parties shall ensure that Ship Sanitation 2. Negara Anggota harus menjamin bahwa Sertifikat
Control Exemption Certificates and Ship Sanitation Bebas Pengawasan Sanitasi Kapal (SSCEC) dan
Control Certificates are issued in accordance with the Seritifikat Pengawasan Sanitasi Kapal (SSCC)
requirements in Article 39 and the model provided in diterbitkan sesuai dengan ketentuan Pasal 39 dan
Annex 3. contoh seperti pada Lampiran- 3.

3. Each State Party shall send to WHO a list of ports 3. Setiap Negara Anggota harus mengirimkan ke
authorized to offer: WHO daftar pelabuhan yang berwenang untuk
mengeluarkan:
(a) the issuance of Ship Sanitation Control Certificates (a) SSCC dan pemberian layanan seperti tercantum
and the provision of the services referred to in pda Lampiran- 1 dan 3, atau
Annexes 1 and 3; or
(b) the issuance of Ship Sanitation Control Exemption (b) SSCEC saja, dan
Certificates only; and
(c) extension of the Ship Sanitation Control (c) Perpanjangan SSCEC dalam waktu satu bulan,
Exemption Certificate for a period of one month sampai alat angkut tiba di pelabuhan di mana
until the arrival of the ship in the port at which the SSCEC bisa diperbaharui. Setiap Negara Anggota
Certificate may be received. Each State Party shall harus memberitahu WHO setiap perubahan yang
inform WHO of any changes which may occur to terjadi pada daftar bandara/pelabuhan yang telah
the status of the listed ports. WHO shall publish disampaikan sebelumnya. WHO harus
the information received under this paragraph. memasukkan perubahan yang diterima sesuai
dengan paragraf ini pada publikasi selanjutnya.

4. WHO may, at the request of the State Party 4. WHO, atas permintaan Negara Anggota, dapat
concerned, arrange to certify, after an appropriate mengeluarkan sertifikat, setelah melalui penilaian
investigation, that an airport or port in its territory tertentu yang menyatakan bahwa suatu
meets the requirements referred to in paragraphs 1 and bandara/pelabuhan di wilayahnya telah memenuhi
3 of this Article. These certifications may be subject to syarat yang ditentukan pada paragraf 1 dan 3 Pasal ini.
periodic review by WHO, in consultation with the State Sertifikat yang telah dikeluarkan akan ditinjau secara
Party. periodik oleh WHO, dengan sepengetahuan Negara
Anggota ybs.

5. WHO, in collaboration with competent 5. WHO, bekerja sama dengan instansi antar
intergovernmental organizations and international pemerintah yang berwenang dan lembaga internasional,
bodies, shall develop and publish the certification harus membuat pedoman sertifikasi bagi bandar udara
guidelines for airports and ports under this Article. dan bandar laut sesuai dengan Pasal ini. WHO harus
WHO shall also publish a list of certified airports and menerbitkan daftar bandar udara dan bandar laut yang
ports. sudah memperoleh sertifikat.

23
Article 21 Ground crossings Pasal 21 Perlintasan Darat

1. Where justified for public health reasons, a State 1. Bila diperlukan karena alasan kesehatan masyarakat,
Party may designate ground crossings that shall suatu Negara Anggota dapat menetapkan
develop the capacities provided in Annex 1, taking perlintasan darat yang harus mempunyai kapasitas
into consideration: sebagaimana tercantum pada Lampiran-1, dengan
mempertimbang-kan:
(a) the volume and frequency of the various types of (a) volume dan frekuensi lalu-lintas internasional,
international traffic, as compared to other points dibandingkan dengan pintu masuk lain di
of entry, at a State Party’s ground crossings Negara tersebut, dan
which might be designated; and
(b) the public health risks existing in areas in which (b) adanya faktor risiko di wilayah di mana lalu-
the international traffic originates, or through lintas internasional berawal, atau melalui
which it passes, prior to arrival at a particular wilayah itu, sebelum sampai di perlintasan darat
ground crossing. tersebut.

2. States Parties sharing common borders should 2. Negara Anggota yang memiliki perbatasan bersama,
consider: hendaknya mempertimbangkan:
(a) entering into bilateral or multilateral agreements (a) membuat perjanjian atau pengaturan bilateral
or arrangements concerning prevention or atau multilateral mengenai pencegahan atau
control of international transmission of disease at pengendalian penularan penyakit pada
ground crossings in accordance with Article 57; perlintasan darat sesuai dengan Pasal-57; dan
and
(b) joint designation of adjacent ground crossings (b) penetapan bersama perlintasan darat yang
for the capacities in Annex 1 in accordance with berdekatan yang memiliki kapasitas seperti
paragraph 1 of this Article. tercantum pada Lampiran-1, dan paragraf-1
Pasal ini.

Article 22 Role of competent authorities Pasal 22 Peran Otorita yang berkompeten

1. The competent authorities shall: 1. Otorita yang berkompeten harus:


(a) be responsible for monitoring baggage, cargo, (a) bertanggung jawab terhadap pemantauan bagasi,
containers, conveyances, goods, postal parcels kargo, petikemas, alat angkut, barang, paket pos
and human remains departing and arriving from dan jenazah manusia yang berangkat dan datang
affected areas, so that they are maintained in dari wilayah terpapar, sedemikian rupa sehingga
such a condition that they are free of sources of dapat dijamin bahwa yang disebutkan
infection or contamination, including vektors sebelumnya bebas dari infeksi atau kontaminasi,
and reservoirs; termasuk vektor dan reservoir;

(b) ensure, as far as practicable, that facilities used (b) memastikan, sejauh mungkin, bahwa fasilitas
by travellers at points of entry are maintained in umumpada pintu masuk dalam kondisi bersih
a sanitary condition and are kept free of sources dan bebas dari sumber infeksi atau kontaminasi,
of infection or contamination, including vektors termasuk vektor penyakit dan reservoir;
and reservoirs;

24
(c) be responsible for the supervision of any (c) Bertanggung jawab terhadap pengawasan setiap
deratting, disinfection, disinsection or kegiatan hapus tikus, hapus hama, hapus
decontamination of baggage, cargo, containers, serangga atau dekontaminasi dari bagasi, kargo,
conveyances, goods, postal parcels and human petikemas, alat angkut, barang, paket pos dan
remains or sanitary measures for persons, as jenazah manusia atau tindakan sanitasi bagi
appropriate under these Regulations; orang sesuai dengan IHR ini;

(d) advise conveyance operators, as far in advance (d) memberitahu para operator alat angkut, seawal
as possible, of their intent to apply control mungkin, mengenai rencana tindakan yang akan
measures to a conveyance, and shall provide, diambil. Metode yang akan digunakan pada
where available, written information concerning tindakan tersebut, bila tersedia, harus diberikan
the methods to be employed; secara tertulis;

(e) be responsible for the supervision of the (e) bertanggung jawab/mensupervisi keamanan
removal and safe disposal of any contaminated pembuangan air atau makanan yang tercemar,
water or food, human or animal dejecta, limbah manusia atau hewan, air limbah dan
wastewater and any other contaminated matter benda lain yang terkontaminasi yang dibawa alat
from a conveyance; angkut;

(f) take all practicable measures consistent with (f) mengambil segala tindakan yang dimungkinkan,
these Regulations to monitor and control the sesuai dengan IHR, untuk memantau dan
discharge by ships of sewage, refuse, ballast mengawasi kapal yang membuang limbah cair,
water and other potentially disease-causing limbah padat, pemberat dan benda lain yang
matter which might contaminate the waters of a dapat menyebabkan penyakit dan berpotensi
port, river, canal, strait, lake or other mencemari air di pelabuhan, sungai, kanal, selat,
international waterway; danau atau perairan internasional lainnya;

(g) be responsible for supervision of service (g) bertanggung jawab dalam mengawasi penyedia
providers for services concerning travellers, layanan penumpang, bagasi, kargo, petikemas,
baggage, cargo, containers, conveyances, alat angkut, barang, paket pos dan jenazah
goods, postal parcels and human remains at manusia pada pintu masuk, termasuk melakukan
points of entry, including the conduct of pemeriksaan medik bila diperlukan;
inspections and medical examinations as
necessary;
(h) have effective contingency arrangements to (h) memiliki rencana kontingensi dalam menghadapi
deal with an unexpected public health event; kejadian/KLB luar biasa dan
and
(i) communicate with the National IHR Focal (i) melapor ke Focal-Point IHR Nasional mengenai
Point on the relevant public health measures tindakan yang diambil, sesuai dengan IHR.
taken pursuant to these Regulations.

2. Health measures recommended by WHO for 2. Tindakan yang direkomendasikan oleh WHO bagi
travellers, baggage, cargo, containers, para penumpang, bagasi, kargo, peti kemas, alat
conveyances, goods, postal parcels and human angkut, barang, paket pos, dan jenazah manusia yang
remains arriving from an affected area may be tiba dari wilayah yang terpapar dapat diulang pada

25
reapplied on arrival, if there are verifiable saat kedatangan, bila ada indikasi atau bukti kuat
indications and/or evidence that the measures bahwa tindakan yang dilakukan pada saat
applied on departure from the affected area were keberangkatan dari daerah terpapar gagal.
unsuccessful.

3. Disinsection, deratting, disinfection, 3. Hapus serangga, hapus tikus, hapus hama,


decontamination and other sanitary procedures dekontaminasi dan tindakan sanitasi lainnya harus
shall be carried out so as to avoid injury and as far dilakukan sedemikian rupa untuk menghindari
as possible discomfort to persons, or damage to the cedera dan ketidaknyamanan bagi orang, atau
environment in a way which impacts on public kerusakan lingkungan yang berdampak terhadap
health, or damage to baggage, cargo, containers, kesehatan masyarakat, atau kerusakan terhadap
conveyances, goods and postal parcels. bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang dan
paket pos.

PART V – PUBLIC HEALTH MEASURES BAGIAN V - TINDAKAN UNTUK MELINDUNGI


KESEHATAN MASYARAKAT

Chapter I – General provisions BAB I – Ketentuan Umum

Article 23 Health measures on arrival and departure Pasal 23 Tindakan pada saat kedatangan dan
keberangkatan

1. Subject to applicable international agreements and 1. Mengacu pada penerapan perjanjian internasional
relevant articles of these Regulations, a State Party yang telah disepakati dan Pasal yang relevan dari
may require for public health purposes, on arrival or IHR, Negara Anggota, untuk melindungi kesehatan
departure: masyarakatnya, pada saat kedatangan atau
keberangkatan dapat mensyaratkan:
(a) with regard to travellers: (a) yang menyangkut penumpang:
(i) information concerning the traveller’s (i) informasi tentang tujuan penumpang,
destination so that the traveller may be sehingga yang bersangkutan dapat
contacted; dihubungi;
(ii) information concerning the traveller’s itinerary (ii) riwayat perjalanan penumpang, guna
to ascertain if there was any travel in or near an meyakinkan apakah ybs melakukan
affected area or other possible contacts with perjalanan ke atau dekat daerah terjangkit
infection or contamination prior to arrival, as penyakit atau daerah terkontaminasi sebelum
well as review of the traveller’s health kedatangan, dan meneliti dokumen kesehatan
documents if they are required under these penumpang bila disyaratkan dalam IHR;
Regulations; and/or dan/atau
(iii) a non-invasive medical examination which is (iii) pemeriksaan kesehatan non-invasif yang
the least intrusive examination that would tidak begitu mengganggu namun mencapai
achieve the public health objective; tujuan yang diinginkan;
(b) inspection of baggage, cargo, containers, (b) pemeriksaan terhadap bagasi, kargo, petikemas,
conveyances, goods, postal parcels and human alat angkut, barang, paket pos dan jenazah
remains. manusia.

26
2. On the basis of evidence of a public health risk 2. Berdasarkan bukti adanya risiko yang dapat
obtained through the measures provided in mengganggu kesehatan masyarakat yang diperoleh
paragraph 1 of this Article, or through other melalui tindakan yang dimuat dalam paragraf 1
means, States Parties may apply additional health Pasal ini, atau melalui cara lain, Negara Anggota
measures, in accordance with these Regulations, in dapat menerapkan tindakan tambahan sesuai
particular, with regard to a suspect or affected dengan IHR, khususnya, dalam kaitan dengan
traveller, on a case-by-case basis, the least seorang penumpang tersangka atau terjangkit
intrusive and invasive medical examination that penyakit, kasus demi kasus, dilakukannya
would achieve the public health objective of pemeriksaan kesehatan dengan tingkat invasif dan
preventing the international spread of disease. gangguan minimal, guna mencegah penyebaran
penyakit secara internasional;

3. No medical examination, vaccination, prophylaxis 3. Tanpa persetujuan penumpang atau orang tua atau
or health measure under these Regulations shall be walinya, tidak boleh dilakukan pemeriksaan
carried out on travellers without their prior express kesehatan, vaksinasi, profilaksis atau tindakan
informed consent or that of their parents or penyehatan sesuai dengan IHR, kecuali
guardians, except as provided in paragraph 2 of disyaratkan pada paragraf 2 Pasal 31, dan sejalan
Article 31, and in accordance with the law and dengan undang-undang dan kewajiban
international obligations of the State Party. internasional dari Negara Anggota tersebut.

4. Travellers to be vaccinated or offered prophylaxis 4. Para penumpang, orang tua atau walinya yang
pursuant to these Regulations, or their parents or akan divaksinasi atau ditawari profilaksis sesuai
guardians, shall be informed of any risk associated dengan IHR, harus diberitahu lebih dahulu tentang
with vaccination or with non-vaccination and with risiko apabila divaksinasi atau tidak divaksinasi,
the use or non-use of prophylaxis in accordance risiko profilaksis atau tidak diprofilaksis, sejalan
with the law and international obligations of the dengan undang-undang dan kewajiban
State Party. States Parties shall inform medical internasional dari Negara bersangkutan. Negara
practitioners of these requirements in accordance Anggota harus memberitahu para dokter yang
with the law of the State Party. praktek mengenai persyaratan ini sesuai dengan
undang-undang Negara tersebut.

5. Any medical examination, medical procedure, 5. Setiap pemeriksaan medik, prosedur medis,
vaccination or other prophylaxis which involves a vaksinasi atau profilaksis lain yang mungkin
risk of disease transmission shall only be menularkan penyakit hanya boleh dilakukan atau
performed on, or administered to, a traveller in diberikan kepada penumpang sesuai dengan
accordance with established national or petunjuk atau standard nasional atau internasional,
international safety guidelines and standards so as guna meminimalkan hal yang tidak diinginkan
to minimize such a risk. tersebut.

27
Chapter II – Special provisions for conveyances and BAB II – Ketentuan khusus bagi alat angkut dan
conveyance operators operator alat angkut

Article 24 Conveyance operators Pasal 24 Operator alat angkut

1. States Parties shall take all practicable measures 2. Negara Anggota harus mengambil semua
consistent with these Regulations to ensure that tindakan yang memungkinkan sesuai dengan IHR
conveyance operators: untuk memastikan bahwa operator alat angkut:

(a) comply with the health measures (a) mematuhi tindakan yang direkomendasikan
recommended by WHO and adopted by the WHO dan telah disetujui oleh Negara ybs;
State Party;

(b) inform travellers of the health measures (b) memberitahu penumpang tentang tindakan
recommended by WHO and adopted by the yang direkomendasikan WHO dan disetujui
State Party for application on board; and oleh Negara Anggota terhadap alat angkut;
dan
(c) permanently keep conveyances for which they (c) untuk seterusnya menjaga alat angkut ysng
are responsible free of sources of infection or mrnjadi tanggung jawabnya bebas dari sumber
contamination, including vektors and penyakit atau kontaminasi, termasuk vektor,
reservoirs. The application of measures to dan reservoir. Tindakan akan diambil untuk
control sources of infection or contamination meniadakan sumber penyakit atau kontaminasi
may be required if evidence is found. bila ditemukan bukti adanya kedua hal
tersebut.

2. Specific provisions pertaining to conveyances and 3. Ketentuan khusus yang berhubungan dengan alat
conveyance operators under this Article are angkut dan operator alat angkut pada Pasal ini
provided in Annex 4. Specific measures applicable terdapat dalam Lampiran- 4. Tindakan khusus
to conveyances and conveyance operators with yang dilakukan pada alat angkut dan operator alat
regard to vektor-borne diseases are provided in angkut yang menyangkut penyakit yang ditularkan
Annex 5. melalui vektor, terdapat pada Lampiran- 5.

Article 25 Ships and aircraft in transit Pasal 25 Kapal dan pesawat yang sedang trransit

Subject to Articles 27 and 43 or unless authorized by Sesuai dengan Pasal 27 dan 43, tindakan penyehatan
applicable international agreements, no health measure tidak boleh dilakukan oleh suatu Negara Anggota,
shall be applied by a State Party to: kecuali disetujui dalam perjajnjian internasional,
terhadap:
(a) a ship not coming from an affected area which (c) kapal laut yang tidak datang dari daerah terjangkit
passes through a maritime canal or waterway in the penyakit yang meliwati wilayah perairan Negara
territory of that State Party on its way to a port in tersebut dalam perjalanannya menuju pelabuhan di
the territory of another State. Any such ship shall negara lain. Kapal tersebut harus diiizinkan
be permitted to take on, under the supervision of mengambil bahan bakar, air, makanan dan
the competent authority, fuel, water, food and kebutuhan lain, di bawah pengawasan otorita yang
supplies; berkompeten;

28
(b) a ship which passes through waters within its (d) kapal laut yang melintas diperairan yang menjadi
jurisdiction without calling at a port or on the bagian dari negara anggota tanpa melapor ke
coast; and pelabuhan atau penjaga pantai; dan

(c) an aircraft in transit at an airport within its (e) pesawat udara yang transit di suatu bandara di
jurisdiction, except that the aircraft may be wilayahnya, kecuali meminta pesawat untuk
restricted to a particular area of the airport with no berada di lokasi khusus bandara tanpa melakukan
embarking and disembarking or loading and kegiatan bongkar muat. Namun demikian, pesawat
discharging. However, any such aircraft shall be tersebut harus diizinkan mengambil bahan bakar,
permitted to take on, under the supervision of the air, makanan dan pasokan lainnya, di bawah
competent authority, fuel, water, food and pengawasan otorita yang berkompeten.
supplies.

Article 26 Civilian lorries, trains and coaches in Pasal 26 Lori, keretapi dan bus yang transit
transit

Subject to Articles 27 and 43 or unless authorized by Berdasarkan Pasal 27 dan 43, kecuali dimungkinkan
applicable international agreements, no health measure oleh suatu perjanjian internasional, tindakan tidak
shall be applied to a civilian lorry, train or coach not boleh dilakukan terhadap lori, keretapi atau bus yang
coming from an affected area which passes through a tidak datang dari daerah terjangkit penyakit yang
territory without embarking, disembarking, loading or meliwati suatu wilayah tanpa melakukan kegiatan
discharging. bongkar muat.

Article 27 Affected conveyances Pasal 27 Alat angkut yang terpapar faktor risiko

1. If clinical signs or symptoms and information 1. Bila dijumpai tanda atau gejala klinis dan ada
based on fact or evidence of a public health risk, informasi tentang adanya suatu faktor
including sources of infection and contamination, risiko,sumber infeksi dan kontaminasi yang
are found on board a conveyance, the competent ditemukan pada suatu alat angkut, maka otorita
authority shall consider the conveyance as affected yang berkompeten harus menganggap alat angkut
and may: tersebut terpapar suatu faktor risiko dapat
melakukan tindakan sbb:
(a) disinfect, decontaminate, disinsect or derat the (a) disinfeksi, dekontaminasi, hapus serangga, atau
conveyance, as appropriate, or cause these hapus tikus, atau meminta tindakan tersebut
measures to be carried out under its dilaksanakan pihak lain namun di bawah
supervision; and pengawasannya; dan

(b) decide in each case the technique employed to (b) menentukan bagi setiap tindakan tersebut
secure an adequate level of control of the metode yang menjamin tercapainya hasil
public health risk as provided in these seperti yang dikehendaki oleh IHR. Bila ada
Regulations. Where there are methods or metode, bahan atau perlengkapan yang
materials advised by WHO for these disarankan oleh WHO untuk melakukan
procedures, these should be employed, unless tindakan ini maka hal tersebut hendaknya
the competent authority determines that other diterapkan kecuali kalau otorita yang
methods are as safe and reliable. The berkompeten menetapkan metode lain yang
competent authority may implement additional tingkat keamanan dan keandalannya sama

29
health measures, including isolation of the dengan yang disarankan WHO. Otorita yang
conveyances, as necessary, to prevent the berkompeten dapat melakukan tindakan
spread of disease. Such additional measures tambahan bila dianggap perlu, termasuk
should be reported to the National IHR Focal mengisolasi alat angkut, untuk mencegah
Point. penyebaran penyakit. Tindakan tambahan ini
harus dilaporkan kepada Focal-point IHR
Nasional.
2. If the competent authority for the point of entry is 2. Bila otorita yang berkompeten pada pintu masuk
not able to carry out the control measures required tidak mampu melakukan tindakan sebagaimana
under this Article, the affected conveyance may disyaratkan IHR, maka alat angkut yang terpapar
nevertheless be allowed to depart, subject to the tersebut harus diizinkan berangkat, dengan
following conditions: persyaratan berikut:

(a) the competent authority shall, at the time of (a) Otorita yang berkompeten, sewaktu berangkat,
departure, inform the competent authority for harus menginformasikan kepada otorita
the next known point of entry of the type of berwenang pada pintu masuk berikutnya jenis
information referred to under subparagraph (b); informasi yang terdapat dalam subparagraf-b;
and dan

(b) in the case of a ship, the evidence found and (b) untuk kapal laut, bukti yang ditemukan dan
the control measures required shall be noted in tindakan yang diperlukan harus dicatat didalam
the Ship Sanitation Control Certificate. Any SPSK. Kapal laut ini harus diizinkan
such conveyance shall be permitted to take on, mengambil bahan bakar, air, makanan dan
under the supervision of the competent pasokan lain di bawah pengawasan otorita
authority, fuel, water, food and supplies. yang berkompeten.

3. A conveyance that has been considered as affected 3. Alat angkut yang sebelumnya dinyatakan terpapar,
shall cease to be regarded as such when the harus dipulihkan statusnya, bila otorita yang
competent authority is satisfied that: berkompeten puas, bahwa :
(a) the measures provided in paragraph 1 of this (a) tindakan yang terdapat dalam paragraf-1 Pasal
Article have been effectively carried out; and ini telah dilakukan dengan benar dan
(b) there are no conditions on board that could (b) tidak dijumpai lagi adanya hal yang dapat
constitute a public health risk. menimbulkan risiko kesehatan di kapal laut
tersebut.

Article 28 Ships and aircraft at points of entry Pasal 28 Kapal laut dan Pesawat udara pada saat
berada di Pintu Masuk

1. Subject to Article 43 or as provided in applicable 1. Sesuai dengan pasal 43 atau mengacu pada
international agreements, a ship or an aircraft shall perjanjian internasional yang ada, suatu kapal laut
not be prevented for public health reasons from atau pesawat udara, tidak boleh dilarang untuk
calling at any point of entry. However, if the point berlabuh di suatu pintu masuk dengan alasan dapat

30
of entry is not equipped for applying health menimbulkan gangguan kesehatan. Namun, bila
measures under these Regulations, the ship or pintu masuk ini tidak dilengkapi peralatan untuk
aircraft may be ordered to proceed at its own risk melaksanakan tindakan yang dibutuhkan sesuai
to the nearest suitable point of entry available to it, dengan IHR , maka kapal laut atau pesawat udara
unless the ship or aircraft has an operational tersebut dapat diperintahkan untuk menuju pintu
problem which would make this diversion unsafe. masuk dengan risiko sendiri, kecuali kalau kapal
laut atau pesawat udara tersebut mengalami
masalah tehnis, sehingga membuatnya tidak aman
untuk melanjutkan perjalanan.

2. Subject to Article 43 or as provided in applicable 2. Sesuai dengan Pasal 43 atau mengacu pada
international agreements, ships or aircraft shall not perjanjian internasional yang ada, maka kapal laut
be refused free pratique by States Parties for atau pesawat udara, harus diberi free pratique.
public health reasons; in particular they shall not Selanjutnya tidak boleh dicegah untuk menaikkan
be prevented from embarking or disembarking, atau menurunkan penumpang, bongkar muat kargo
discharging or loading cargo or stores, or taking on , mengambil bahan bakar, air, makanan dan
fuel, water, food and supplies. States Parties may pasokan lainnya. Negara Anggota dapat
subject the granting of free pratique to inspection mempertimbangkan untuk tidak memberikan free
and, if a source of infection or contamination is paratique, apabila ternyata setelah melakukan
found on board, the carrying out of necessary pemeriksaan ditemukan sumber infeksi atau
disinfection, decontamination, disinsection or kontaminasi di atas kapal, dilakukan hapus hama,
deratting, or other measures necessary to prevent dekontaminasi, hapus serangga atau hapus tikus,
the spread of the infection or contamination. atau perlu dilakukannya tindakan lain guna
mencegah penyebaran infeksi atau kontaminasi.

3. Whenever practicable and subject to the previous 3. Bila memungkinkan dan tidak bertentangan
paragraph, a State Party shall authorize the dengan paragraf sebelumnya, suatu Negara
granting of free pratique by radio or other Anggota harus memberikan fre pratique melalui
communication means to a ship or an aircraft radio atau melalui alat komunikasi lainnya kepada
when, on the basis of information received from it suatu kapal laut atau pesawat udara, bila,
prior to its arrival, the State Party is of the opinion berdasarkan informasi yang diterima sebelum
that the arrival of the ship or aircraft will not result kedatangannya, Negara Anggota berpendapat
in the introduction or spread of disease. bahwa kedatangan kapal laut atau pesawat udara
tersebut tidak akan menyebarkan penyakit.

4. Officers in command of ships or pilots in 4. Nahkoda kapal laut atau pilot pesawat terbang atau
command of aircraft, or their agents, shall make agennya harus memberitahu pengawas pelabuhan
known to the port or airport control as early as atau bandara tujuan sedini mungkin sebelum
possible before arrival at the port or airport of kedatangan, tentang kemungkinan adanya penyakit
destination any cases of illness indicative of a yang mungkin menular atau adanya faktor risiko di
disease of an infectious nature or evidence of a atas kapal segera setelah mereka ketahui.
public health risk on board as soon as such Informasi ini harus segera disampaikan kepada
illnesses or public health risks are made known to otorita yang berkompeten di pelabuhan atau
the officer or pilot. This information must be bandara tersebut. Dalam keadaan mendesak,
immediately relayed to the competent authority for informasi tersebut harus disampaikan langsung
the port or airport. In urgent circumstances, such kepada otorita pelabuhan atau bandara yang

31
information should be communicated directly by relevan.
the officers or pilots to the relevant port or airport
authority.

5. The following shall apply if a suspect or affected 5. Hal berikut harus dilakukan bila suatu pesawat
aircraft or ship, for reasons beyond the control of udara atau kapal laut yang tersangka atau terpapar
the pilot in command of the aircraft or the officer suatu penyakit, yang karena sesuatu hal di luar
in command of the ship, lands elsewhere than at kendali pilot atau nahkoda, terpaksa mendarat atau
the airport at which the aircraft was due to land or berlabuh di tempat lain:
berths elsewhere than at the port at which the ship
was due to berth:

(a) the pilot in command of the aircraft or the (a) Pilot atau nahkoda atau orang lain yang
officer in command of the ship or other person bertugas harus segera berupaya untuk
in charge shall make every effort to memberitahu otorita berwenang yang terdekat;
communicate without delay with the nearest
competent authority;
(b) as soon as the competent authority has been (b) Segera setelah otorita yang berkompeten
informed of the landing it may apply health diberitahu tentang pendaratan, ia dapat
measures recommended by WHO or other melakukan tindakan yang direkomendasikan
health measures provided in these Regulations; WHO atau tindakan lain yang sesuai dengan
IHR
(c) unless required for emergency purposes or for (c) apabila diperlukan untuk keperluan darurat atau
communication with the competent authority, untuk berkomunikasi dengan otorita yang
no traveller on board the aircraft or ship shall berkompeten, para penumpang tidak
leave its vicinity and no cargo shall be diperbolehkan meninggalkan tempat
removed from that vicinity, unless authorized pendaratan/berlabuh. Demikian pula halnya
by the competent authority; and dengan kargo, kecuali diizinkan oleh otorita
yang berkompeten; dan

(d) when all health measures required by the (d) Bila semua tindakan yang disyaratkan oleh
competent authority have been completed, the otorita yang berkompeten telah selesai, pesawat
aircraft or ship may, so far as such health udara atau kapal laut dapat melanjutkan
measures are concerned, proceed either to the perjalanan ke tempat tujuannya. Apabila karena
airport or port at which it was due to land or alasan teknis ia tidak dapat melakukannya, ia
berth, or, if for technical reasons it cannot do melanjutkan ke bandara atau pelabuhan yang
so, to a conveniently situated airport or port. dapat dicapai dengan mudah.

5. Notwithstanding the provisions contained in this 6. Meski berbagai ketentuan telah ditetapkan pada
Article, the officer in command of a ship or pilot in Pasal ini, nahkoda atau pilot dapat mengambil
command of an aircraft may take such emergency tindakan darurat yang diperlukan bagi keamanan
measures as may be necessary for the health and dan kesehatan para penumpang. Ia harus
safety of travellers on board. He or she shall memberitahu otorita yang berkompeten secepat
inform the competent authority as early as possible mungkin, setiap tindakan yang telah diambil sesuai
concerning any measures taken pursuant to this dengan paragraf ini.
paragraph.

32
Article 29 Civilian lorries, trains and coaches at Pasal 29 Lori, keretapi dan bus di pintu masuk
points of entry

WHO, in consultation with States Parties, shall develop WHO, setelah berkonsultasi dengan Negara Anggota,
guiding principles for applying healthmeasures to harus mengembangkan pedoman bagi berbagai
civilian lorries, trains and coaches at points of entry tindakan di bidang kesehatan terhadap lori, keretapi
and passing through ground crossings. dan bus di pintu masuk dan tempat perlintasan darat.

Chapter III – Special provisions for travellers BAB III – Ketentuan khusus bagi penumpang

Article 30 Travellers under public health observation Pasal 30 Penumpang yang sedang diobservasi

Subject to Article 43 or as authorized in applicable Sesuai dengan Pasal 43 atau yang diperkenankan oleh
international agreements, a suspect traveler who on perjanjian internasional terkait, seorang penumpang
arrival is placed under public health observation may yang dicurigai menderita penyakit yang sewaktu datang
continue an international voyage, if the traveller does sedang dalam status observasi, dapat melanjutkan
not pose an imminent public health risk and the State perjalanannya ke negara lain, bila ia diyakini tidak
Party informs the competent authority of the point of akan menyebarkan penyakit dan Negara Anggota
entry at destination, if known, of the traveller’s memeberitahu otorita yang berkompeten di pintu
expected arrival. On arrival, the traveller shall report to masuk negara tujuan, bila diketahui, tanggal
that authority. kedatangan penumpang tersebut. Begitu tiba,
penumpang tersebut harus melapor kepada otorita
tersebut.

Article 31 Health measures relating to entry of Pasal 31 Tindakan yang berhubungan dengan
travellers masuknya penumpang

1. Invasive medical examination, vaccination or other 1. Pemeriksaan medik yang invasif, vaksinasi atau
prophylaxis shall not be required as a condition of profilaksis lainnya, tidak boleh dijadikan syarat
entry of any traveller to the territory of a State masuk bagi setiap penumpang ke wilayah suatu
Party, except that, subject to Articles 32, 42 and Negara Anggota, kecuali, sesuai dengan Pasal 32,
45, these Regulations do not preclude States 42 dan 45, IHR, tidak menghalangi Negara
Parties from requiring medical examination, Anggota guna melakukan pemeriksaan medik,
vaccination or other prophylaxis or proof of vaksinasi atau profilaksis lainnya atau
vaccination or other prophylaxis: menunjukkan bukti vaksinasi atau profilaksis
lainnya:
(a) when necessary to determine whether a public (d) bila diperlukan untuk menentukan ada tidaknya
health risk exists; faktor risiko.
(b) as a condition of entry for any travellers (e) sebagai suatu persyaratan masuk bagi setiap
seeking temporary or permanent residence; penumpang yang akan tinggal sementara atau
tetap;
(c) as a condition of entry for any travellers (f) sebagai suatu persyaratan masuk bagi setiap
pursuant to Article 43 or Annexes 6 and 7; or penumpang sesuai dengan Pasal 43 atau
Lampiran- 6 dan 7; atau

33
(d) which may be carried out pursuant to Article 23. (g) dilaksanakan sesuai dengan Pasal 23.

2. If a traveller for whom a State Party may require a 2. Bila suatu Negara mensyaratkan pemeriksaan
medical examination, vaccination or other medik, vaksinasi atau profilaksis lain sesuai
prophylaxis under paragraph 1 of this Article fails dengan paragraf-1 Pasal ini kepada seorang
to consent to any such measure, or refuses to penumpang yang tidak menyetujui suatu tindakan
provide the information or the documents referred atau menolak memberikan informasi atau
to in paragraph 1(a) of Article 23, the State Party dokumen sebagaimana dimaksud pada paragraf 1
concerned may, subject to Articles 32, 42 and 45, (a) Pasal 23, maka Negara tersebut , sesuai dengan
deny entry to that traveller. If there is evidence of Pasal 32, 42 dan 45 dapat menolak masuknya
an imminent public health risk, the State Party penumpang tersebut. Bila ada bukti akan adanya
may, in accordance with its national law and to the faktor risiko yang dapat mengancam kesehatan
extent necessary to control such a risk, compel the masyarakat, Negara tersebut dapat, sesuai dengan
traveller to undergo or advise the traveller, undang-undang Negara-nya dan ketentuan yang
pursuant to paragraph 3 of Article 23, to undergo: diperlukan untuk mengendalikan risiko tersebut,
memaksa penumpang tersebut menjalani atau
menyarankan penumpang tersebut, sesuai dengan
paragraf-3 Pasal-23, untuk menjalani:

(a) the least invasive and intrusive medical (a) pemeriksaan Medik yang paling tidak invasif
examination that would achieve the public dan mengganggu, yang dapat mencapai tujuan
health objective; yang dikehendaki; atau
(b) vaccination or other prophylaxis; or (b) vaksinasi atau profilaksis lain, atau
(c) additional established health measures that (c) tindakan tambahan tertentu,yang dapat
prevent or control the spread of disease, mencegah atau mengendalikan penyebaran
including isolation, quarantine or placing the penyakit, termasuk isolasi, karantina, atau
traveller under public health observation. dalam status observasi.

Article 32 Treatment of travellers Pasal 32 Perlakuan terhadap penumpang

In implementing health measures under these Dalam pelaksanaan tindakan yang sesuai dengan IHR,
Regulations, States Parties shall treat travelers with Negara Anggota harus menghormati martabat, hak
respect for their dignity, human rights and fundamental asasi manusia dan kebebasan dasar, dan meminimalkan
freedoms and minimize any discomfort or distress setiap tindakan yang tidak nyaman atau menyusahkan,
associated with such measures, including by: yang terkait dengan tindakan tersebut, termasuk:
(a) memperlakukan semua penumpang dengan sopan
(a) treating all travellers with courtesy and respect; dan rasa hormat;
(b) taking into consideration the gender, sociocultural, (b) mempertimbangkan aspek jender, sosial budaya,
ethnic or religious concerns of travellers; and etnis atau agama penumpang; dan
(c) providing or arranging for adequate food and (c) menyediakan atau membantu menyediakan
water, appropriate accommodation and clothing, makanan dan air yang mencukupi, akomodasi dan
protection for baggage and other possessions, pakaian yang memadai, perlindungan terhadap
appropriate medical treatment, means of necessary bagasi dan barang lain miliknya, pengobatan medis
communication if possible in a language that they yang tepat, alat komunikasi yang diperlukan, bila
can understand and other appropriate assistance for mungkin dalam bahasa mereka, dan bantuan lain

34
travellers who are quarantined, isolated or subject yang dibutuhkan bagi penumpang yang
to medical examinations or other procedures for dikarantina, diisolasi atau yang harus menjalani
public health purposes. pemeriksaan kesehatan atau prosedur lain untuk
kepentingan kesehatan masyarakat.

Chapter IV – Special provisions for goods, BAB IV – Ketentuan khusus bagi barang,
containers and container loading areas petikemas dan wilayah untuk memuat petikemas

Article 33 Goods in transit Pasal 33 Barang dalam Transit

Subject to Article 43 or unless authorized by applicable Sesuai dengan Pasal 43 atau bila diperbolehkan oleh
international agreements, goods, other than live perjanjian internasional yang berlaku, barang, selain
animals, in transit without transhipment shall not be hewan hidup, sewaktu transit tanpa pergantian kapal,
subject to health measures under these Regulations or tidak boleh dilakukan tindakan yang diatur dalam IHR,
detained for public health purposes. atau ditahan untuk kepentingan kesehatan masyarakat,.

Article 34 Container and container loading areas Pasal 34 Petikemas dan wilayah untuk memuat
petikemas
1. States Parties shall ensure, as far as practicable, 1. Negara Anggota harus menjamin, sejauh mungkin,
that container shippers use international traffic agar para pengirim petikemas menggunakan peti
containers that are kept free from sources of kemas yang bebas dari sumber infeksi atau
infection or contamination, including vektors and kontaminasi, termasuk vektor dan reservoir,
reservoirs, particularly during the course of khususnya selama proses pengemasan.
packing.

2. States Parties shall ensure, as far as practicable, 2. Negara Anggota harus menjamin, sejauh mungkin,
that container loading areas are kept free from agar wilayah untuk memuat petikemas dijaga bebas
sources of infection or contamination, including dari sumber infeksi atau kontaminasi, termasuk
vektors and reservoirs. vektor dan reservoir.

3. Whenever, in the opinion of a State Party, the 3. Bila, menurut pendapat Negara Anggota, volume
volume of international container traffic is petikemas dalam lalu-lintas internasional cukup
sufficiently large, the competent authorities shall besar, maka otorita yang berkompeten harus
take all practicable measures consistent with these mengambil seluruh tindakan sesuai dengan IHR ini,
Regulations, including carrying out inspections, to termasuk melakukan pemeriksaan, menilai kondisi
assess the sanitary condition of container loading sanitasi dari wilayah tempat memuat petikemas dan
areas and containers in order to ensure that the petikemasnya, guna memastikan bahwa kewajiban
obligations contained in these Regulations are yang termuat dalam IHR dilaksanakan.
implemented.

4. Facilities for the inspection and isolation of 4. Fasilitas bagi pemeriksaan dan isolasi petikemas
containers shall, as far as practicable, be available harus, sejauh mungkin, tersedia di wilayah tempat
at container loading areas. me muat petikemas.

35
5. Container consignees and consignors shall make 5. Penerima dan pengirim petikemas harus melakukan
every effort to avoid cross-contamination when segala upaya untuk mencegah kontaminasi silang
multiple-use loading of containers is employed. akibat digunakannya alat muat petikemas yang multi
guna

PART VI – HEALTH DOCUMENTS BAGIAN V I- DOKUMEN KESEHATAN

Article 35 General rule Pasal 35 Ketentuan Umum

No health documents, other than those provided for Tidak ada dokumen kesehatan, selain yang ditentukan
under these Regulations or in recommendations issued dalam IHR atau yang direkomendasikan WHO, yang
by WHO, shall be required in international traffic, diperlukan dalam lalu-lintas internasional, kecuali bagi
provided however that this Article shall not apply to mereka yang akan menetap sementara atau
travellers seeking temporary or permanent residence, seterusnya.Ketentuan serupa berlaku pula bagi barang
nor shall it apply to document requirements concerning atau kargo yang diperdagangkan sesuai dengan
the public health status of goods or cargo in perjanjian internasional yang telah berlaku. Otorita
international trade pursuant to applicable international yang berkompeten dapat meminta penumpang untuk
agreements. The competent authority may request mengisi formulir di mana yang bersangkutan dapat
travellers to complete contact information forms and dihubungi dan kwesioner tentang kesehatannya, selama
questionnaires on the health of travellers, provided that mereka memenuhi persyaratan Pasal-23.
theymeet the requirements set out in Article 23.

Article 36 Certificates of vaccination or other Pasal 36 Sertifikat vaksinasi atau profilaksis lainnya
prophylaxis

1. Vaccines and prophylaxis for travellers 1. Sertifikat vaksinasi dan profilaksis lainnya yang
administered pursuant to these Regulations, or to diberikan kepada penumpang sesuai dengan IHR
recommendations and certificates relating thereto, atau rekomendasi dan sertifikat yang terkait dengan
shall conform to the provisions of Annex 6 and, hal tersebut, harus sesuai dengan ketentuan didalam
when applicable, Annex 7 with regard to specific Lampiran- 6 dan bila diperlukan, dengan Lampiran-7
diseases. yang diperuntukkan bagi penyakit khusus.

2. A traveller in possession of a certificate of 2. Seorang penumpang yang memiliki sertifikat


vaccination or other prophylaxis issued in vaksinasi atau profilaksis lainnya yang dikeluarkan
conformity with Annex 6 and, when applicable, sesuai dengan Lampiran-6 atau Lampiran- 7, tidak
Annex 7, shall not be denied entry as a boleh ditolak masuk, sebagai konsekwensi dari
consequence of the disease to which the certificate penyakit yang dinyatakan dalam sertifikat tersebut,
refers, even if coming from an affected area, unless meskipun datang dari daerah terjangkit penyakit,
the competent authority has verifiable indications kecuali kalau otorita yang berkompeten telah
and/or evidence that the vaccination or other menemukan indikasi dan/atau bukti bahwa vaksinasi
prophylaxis was not effective. atau profilaksis lainnya yang telah diperoleh oleh
yang bersangkutan tidak efektif.

36
Article 37 Maritime Declaration of Health Pasal 37 Maritime Declaration of Health

1. The master of a ship, before arrival at its first port 1. Nakhoda kapal sebelum berlabuh pada pelabuhan
of call in the territory of a State Party, shall pertama dalam wilayah suatu Negara harus
ascertain the state of health on board, and, except memastikan status kesehatan kapal, dan, kecuali bila
when that State Party does not require it, the Negara Anggota tidak mensyaratkannya, nakhoda
master shall, on arrival, or in advance of the begitu datang atau sebelum kapal datang bila kapal
vessel’s arrival if the vessel is so equipped and the dilengkapi peralatan untuk keperluan ini dan Negara
State Party requires such advance delivery, ybs mensyaratkan hal ini, MDH diisi dengan
complete and deliver to the competent authority lengkap dan ditandatangani oleh dokter kapal, bila
for that port a Maritime Declaration of Health ada untuk diberikan kepada otorita yang
which shall be countersigned by the ship’s berkompeten.
surgeon, if one is carried.

2. The master of a ship, or the ship’s surgeon if one is 2. Nahkoda atau dokter kapal, bila ada, harus
carried, shall supply any information required by memberikan setiap informasi yang diperlukan
the competent authority as to health conditions on menyangkut kondisi kesehatan kapal selama
board during an international voyage. perjalanan,yang diminta oleh otorita yang
berkompeten.

3. A Maritime Declaration of Health shall conform to 3. MDH harus mengikuti contoh yang terdapat pada
the model provided in Annex 8. Lampiran- 8.

4. A State Party may decide: 4. Negara Anggota dapat memutuskan:

(a) to dispense with the submission of the (a) tidak diperlukannya MDH bagi semua kapal
Maritime Declaration of Health by all arriving yang datang; atau
ships; or
(b) to require the submission of the Maritime (b) mensyaratkan penyerahan MDH berdasarkan
Declaration of Health under a recommendation suatu rekomendasi terhadap kapal yang datang
concerning ships arriving from affected areas dari daerah terjangkit penyakit atau dari
or to require it from ships which might kemungkinan kapal membawa penyakit atau
otherwise carry infection or contamination. terkontaminasi. Negara Anggota harus
The State Party shall inform shipping operators menginformasikan persyaratan ini kepada
or their agents of these requirements. operator kapal atau agennya.

Article 38 Health Part of the Aircraft General Pasal 38 Bagian Kesehatan dari General Declaration
Declaration Pesawat Udara

1. The pilot in command of an aircraft or the pilot’s 1. Pilot atau perusahaan yang mempekerjakannya,
agent, in flight or upon landing at the first airport in selama penerbangan atau sewaktu mendarat di
the territory of a State Party, shall, to the best of his bandara pertama di wilayah suatu Negara Anggota,
or her ability, except when that State Party does not harus, sedapat mungkin, kecuali bila Negara
require it, complete and deliver to the competent Anggota tersebut tidak memerlukannya, untuk
authority for that airport the Health Part of the mengisi secara lengkap dan menyerahkan Bagian

37
Aircraft General Declaration which shall conform to kesehatan Gendec kepada otorita yang berkompeten
the model specified in Annex 9. di bandara tersebut, sesuai dengan contoh yang
terdapat dalam Lampiran-9.

2. The pilot in command of an aircraft or the pilot’s 2. Pilot atau perusahaan yang mempekerjakannya
agent shall supply any information required by the harus memberikan setiap informasi yang diperlukan
State Party as to health conditions on board during oleh Negara Anggota mengenai kondisi kesehatan
an international voyage and any health measure di pesawat selama perjalanan dan setiap tindakan
applied to the aircraft. yang dilakukan pada pesawat.

3. A State Party may decide: 3. Suatu Negara Anggota dapat memutuskan:

(a) to dispense with the submission of the Health (f) tidak mengharuskan penyerahan Gendec yang
Part of the Aircraft General Declaration by all menyangkut kesehatan terhadap semua pesawat
arriving aircraft; or yang datang, atau
(b) to require the submission of the Health Part of (g) mensyaratkan penyerahan bagian kesehatan dari
the Aircraft General Declaration under a Gendec berdasarkan rekomendasi bagi pesawat
recommendation concerning aircraft arriving yang datang dari daerah terjangkit penyakit atau
from affected areas or to require it from aircraft mensyaratkannya bagi pesawat yang mungkin
which might otherwise carry infection or membawa penyakit atau kontaminasi. Negara
contamination. The State Party shall inform Anggota harus menginformasikan persyaratan ini
aircraft operators or their agents of these kepada operator pesawat atau agennya.
requirements.

Article 39 Ship sanitation certificates Pasal 39 Sertifikat sanitasi kapal

1. Ship Sanitation Control Exemption Certificates and 1. Sertifikat Bebas Pengawasan Sanitasi Kapal SSCEC
Ship Sanitation Control Certificates shall be valid dan Setifikat Pengawasan Sanitasi Kapal SSCC
for a maximum period of six months. This period berlaku paling lama enam bulan. Jangka waktu ini
may be extended by one month if the inspection or bisa diperpanjang selama satu bulan bila
control measures required cannot be accomplished at pemeriksaan atau tindakan yang diperlukan tidak
the port. dapat dilakukan pada pelabuhan tersebut.

2. If a valid Ship Sanitation Control Exemption 2. Tanpa memiliki SSCEC atau SSCC yang masih
Certificate or Ship Sanitation Control Certificate is berlaku tidak berhasil atau ditemukan faktor risiko
not produced or evidence of a public health risk is di atas kapal, Negara Anggota dapat melakukan
found on board a ship, the State Party may proceed tindakan sesuai dengan paragraf-1 Pasal-27.
as provided in paragraph 1 of Article 27.

3. The certificates referred to in this Article shall 3. Sertifikat sebagaimana tertera di dalam Pasal ini
conform to the model in Annex 3. harus sesuai dengan contoh pada Lampiran- 3.

4. Whenever possible, control measures shall be carried 4. Bila memungkinkan, tindakan harus dilakukan
out when the ship and holds are empty. In the case of sewaktu kapal dan palkanya kosong. Dalam hal
a ship in ballast, they shall be carried out before kapal berada dalam keadaan stabil, tindakan ini bisa
loading. dilaksanakan sebelum kargo dan barang dimuat.

38
5. When control measures are required and have been 5. Bila diperlukan tindakan dan telah dilaksanakan
satisfactorily completed, the competent authority dengan memuaskan, otorita yang berkompeten harus
shall issue a Ship Sanitation Control Certificate, mengeluarkan SSCC, berisi bukti yang ditemukan
noting the evidence found and the control measures dan tindakan yang diambil
taken.

6. The competent authority may issue a Ship Sanitation 6. Otorita yang berkompeten dapat mengeluarkan
Control Exemption Certificate at any port specified SSCEC di setiap pelabuhan sesuai dengan Pasal 20,
under Article 20 if it is satisfied that the ship is free bila telah terbukti bahwa kapal tersebut bebas dari
of infection and contamination, including vektors penyakit dan kontaminasi, termasuk vektor dan
and reservoirs. Such a certificate shall normally be reservoir. Sertifikat tersebut biasanya dikeluarkan
issued only if the inspection of the ship has been apabila pemeriksaan dilakukan pada saat kapal
carried out when the ship and holds are empty or dalam keadaan kosong atau pada saat ia bermuatan
when they contain only ballast or other material, of pemberat atau bahan lainnya, sehingga pemeriksaan
such a nature or so disposed as to make a thorough dapat dilakukan secara menyeluruh.
inspection of the holds possible.

7. If the conditions under which control measures are 7. Apabila menurut otorita yang berkompeten tidak
carried out are such that, in the opinion of the memungkinkan untuk mengambil tindakan dengan
competent authority for the port where the operation hasil yang memuaskan, maka hal tersebut harus
was performed, a satisfactory result cannot be dicatat pada SSCC nya.
obtained, the competent authority shall make a note
to that effect on the Ship Sanitation Control
Certificate.

PART VII – CHARGES BAGIAN VII – BIAYA YANG DIKENAKAN

Article 40 Charges for health measures regarding Pasal 40 Biaya tindakan terhadap penumpang
travelers

1. Except for travellers seeking temporary or 1. Kecuali bagi penumpang yang akan tinggal
permanent residence, and subject to paragraph 2 of sementara atau tetap, dan sesuai dengan paragraf -2
this Article, no charge shall be made by a State Party Pasal ini, tidak boleh ada biaya yang dipungut oleh
pursuant to these Regulations for the following Negara anggota sesuai dengan IHR, bagi tindakan
measures for the protection of public health: kesehatan masyarakat berikut ini:

(a) any medical examination provided for in these (a) pemeriksaan medik yang diberikan sesuai
Regulations, or any supplementary examination dengan IHR atau setiap pemeriksaan tambahan
which may be required by that State Party to yang disyaratkan oleh Negara anggota untuk
ascertain the health status of the traveller memastikan status kesehatan penumpang yang
examined; diperiksa tersebut;

(b) any vaccination or other prophylaxis provided to (b) vaksinasi atau profilaksis lainnya yang diberikan
a traveller on arrival that is not a published kepada seorang penumpang saat kedatangan

39
requirement or is a requirement published less yang tidak menjadi persyaratan secara tertulis
than 10 days prior to provision of the vaccination atau persyaratan tertulis yang diterbitkan kurang
or other prophylaxis; dari 10 hari sebelum vaksinasi atau profilaksis
lainnya dilaksanakan;
(c) appropriate isolation or quarantine requirements (c) Isolasi dan karantina yang memadai yang harus
of travellers; dijalani penumpang;
(d) any certificate issued to the traveller specifying (d) sertifikat yang dikeluarkan kepada penumpang,
the measures applied and the date of application; yang memuat tanggal tindakan yang telah
or dilakukan; atau
(e) any health measures applied to baggage (e) tindakan yang dilakukan pada bagasi yang
accompanying the traveller. dibawa penumpang.

2. State Parties may charge for health measures other 3. Negara Anggota dapat memungut biaya untuk
than those referred to in paragraph 1 of this Article, tindakan selain yang tercantum dalam paragraf-1
including those primarily for the benefit of the Pasal ini, termasuk hal yang utamanya
traveller. menguntungkan bagi penumpang.

3. Where charges are made for applying such health 4. Apabila tindakan kepada penumpang sesuai dengan
measures to travellers under these Regulations, there IHR dikenakan biaya, di masing-masing Negara
shall be in each State Party only one tariff for such Anggota harus berlaku satu tarif dan setiap biaya
charges and every charge shall: yang dikenakan harus:

(a) conform to this tariff; (a) sesuai dengan tarif ini;


(b) not exceed the actual cost of the service (b) tidak melebihi biaya dari layanan yang
rendered; and diberikan; dan
(c) be levied without distinction as to the nationality, (c) dikenakan tanpa membedakan kewarganegaraan,
domicile or residence of the traveler concerned. atau tempat tinggal dari penumpang tersebut;

4. The tariff, and any amendment thereto, shall be 4. tarif, dan setiap perubahannya, harus diterbitkan
published at least 10 days in advance of any levy sekurang-kurangnya 10 hari sebelum
thereunder. pemberlakuannya.

5. Nothing in these Regulations shall preclude States 5. IHR tidak menghalangi Negara Anggota untuk
Parties from seeking reimbursement for expenses meminta pembayaran atas pengeluaran bagi tindakan
incurred in providing the health measures in dalam paragraf-1 Pasal ini:
paragraph 1 of this Article:

(a) from conveyance operators or owners with (a) dari operator atau pemilik alat angkut bagi
regard to their employees; or karyawannya yang bepergian; atau
(b) from applicable insurance sources. (b) dari asuransi penumpang.

6. Under no circumstances shall travellers or 6. Tidak dibenarkan sama sekali adanya larangan
conveyance operators be denied the ability to depart berangkat bagi penumpang atau operator alat angkut
from the territory of a State Party pending payment dari wilayah negara anggota yang menunggak
of the charges referred to in paragraphs 1 or 2 of this pembayaran biaya sebagaimana tercantum pada
Article. paragraf-1 atau 2 Pasal ini.

40
Article 41 Charges for baggage, cargo, containers, Pasal 41 Biaya untuk bagasi, kargo, petikemas, alat
conveyances, goods or postal parcels angkut, barang atau paket pos

1. Where charges are made for applying health 1. Apabila dipungut biaya untuk melakukan tindakan
measures to baggage, cargo, containers, terhadap bagasi, kargo, petikemas, alat angkut,
conveyances, goods or postal parcels under these barang atau paket pos sesuai dengan IHR, setiap
Regulations, there shall be in each State Party only Negara Anggota diharuskan hanya memiliki satu
one tariff for such charges and every charge shall: tarif untuk biaya tersebut dan setiap biaya harus:

(a) conform to this tariff; (a) sesuai dengan tarif yang berlaku;
(b) not exceed the actual cost of the service (b) biaya tidak melebihi biaya yang dibutuhkan bagi
rendered; and layanan tersebut; dan
(c) be levied without distinction as to the nationality, (c) dikenakan tanpa membedakan kewarganegaraan,
flag, registry or ownership of the baggage, cargo, bendera, kepemilikan bagasi, kargo, petikemas,
containers, conveyances, goods or postal parcels alat angkut, barang atau paket pos. Khususnya,
concerned. In particular, there shall be no tidak ada perbedaan tarif bagi bagasi, kargo,
distinction made between national and foreign petikemas, alat angkut, barang atau paket pos
baggage, cargo, containers, conveyances, goods milik nasional dan asing.
or postal parcels.

2. The tariff, and any amendment thereto, shall be 2. Tarif, dan setiap perubahannya, harus diberitahukan
published at least 10 days in advance of any levy sekurang-kurangnya sepuluh hari sebelum
thereunder. diberlakukan.

PART VIII – GENERAL PROVISIONS BAGIAN VIII – KETENTUAN UMUM

Article 42 Implementation of health measures Pasal 42 Pelaksanaan tindakan

Health measures taken pursuant to these Regulations Tindakan yang diambil sesuai dengan IHR harus
shall be initiated and completed without delay, and dimulai dan diselesaikan sesegera mungkin, dan
applied in a transparent and non-discriminatory dilakukan secara transparan tanpa diskriminasi.
manner.

Article 43 Additional health measures Pasal 43 Tindakan tambahan

1. These Regulations shall not preclude States Parties 1. IHR tidak boleh menghalangi Negara anggota untuk
from implementing health measures, in accordance melaksanakan tindakan, sesuai dengan undang-
with their relevant national law and obligations undang dan kewajiban internasionalnya, sebagai
under international law, in response to specific respons terhadap PHEIC, yang:
public health risks or public health emergencies of
international concern, which:
(a) achieve the same or greater level of health (a) menghasilkan tingkat perlindungan kesehatan
protection than WHO recommendations; or yang sama atau lebih besar dibanding
rekomendasi WHO; atau

41
(b) are otherwise prohibited under Article 25, Article (b) tidak dilarang dalam Pasal 25, Pasal 26, paragraf
26, paragraphs 1 and 2 of Article 28, Article 30, 1 dan 2 Pasal 28, Pasal 30, paragraf 1 (c) Pasal
paragraph 1(c) of Article 31 and Article 33, 31 dan Pasal 33, dan tindakan tersebut sesuai
provided such measures are otherwise consistent dengan IHR. Tindakan tersebut tidak boleh
with these Regulations. Such measures shall not membatasi lalu-lintas internasional dan tidak
be more restrictive of international traffic and not lebih invasif atau mengganggu orang ketimbang
more invasive or intrusive to persons than alternatif lain yang menghasilkan tingkat
reasonably available alternatives that would perlindungan kesehatan yang memadai.
achieve the appropriate level of health
protection.

2. In determining whether to implement the health 2. Dalam memutuskan apakah akan melaksanakan
measures referred to in paragraph 1 of this Article or tindakan sesuai dengan paragraf-1 Pasal ini atau
additional health measures under paragraph 2 of tindakan penyehatan tambahan pada paragraf-2 Pasal
Article 23, paragraph 1 of Article 27, paragraph 2 of 23, paragraf-1 Pasal 27, paragraf-2 Pasal-28 dan
Article 28 and paragraph 2(c) of Article 31, States paragraf 2(c) Pasal-31, Negara Anggota harus
Parties shall base their determinations upon: mendasarkan keputusannya atas:
(a) scientific principles; (a) kaidah ilmiah;
(b) available scientific evidence of a risk to human (b) bukti ilmiah pengaruh suatu risiko terhadap
health, or where such evidence is insufficient, the kesehatan masyarakat, atau bila bukti tersebut
available information including from WHO and tidak mencukupi, berdasarkan informasi yang
other relevant intergovernmental organizations tersedia termasuk dari WHO dan organisasi antar
and international bodies; and pemerintah dan lembaga internasional lainnya;
dan
(c) any available specific guidance or advice from (c) setiap petunjuk khusus atau anjuran dari WHO.
WHO.

3. A State Party implementing additional health 3. suatu negara yang melaksanakan tindakan tambahan
measures referred to in paragraph 1 of this Article sesuai dengan paragraf 1 Pasal ini, yang secara
which significantly interfere with international bermakna menghambat lalu-lintas internasional,
traffic shall provide to WHO the public health harus memberitahu WHO alasan yang rasional dan
rationale and relevant scientific information for it. dasar ilmiahnya. WHO harus menyebarkan
WHO shall share this information with other States informasi ini kepada Negara anggota lainnya
Parties and shall share information regarding the mengenai tindakan yang dilakukan oleh negara
health measures implemented. For the purpose of tersebut. Yang termasuk hambatan bermakna pada
this Article, significant interference generally means umumnya adalah penolakan masuk atau berangkat
refusal of entry or departure of international penumpang internasional, bagasi, kargo, petikemas,
travellers, baggage, cargo, containers, conveyances, alat angkut, barang, dan sejenisnya, atau
goods, and the like, or their delay, for more than 24 penangguhannya selama lebih dari 24 jam..
hours.

4. After assessing information provided pursuant to 4. Setelah menilai informasi yang diberikan sesuai
paragraph 3 and 5 of this Article and other relevant dengan paragraf 3 dan 5 Pasal ini dan informasi
information, WHO may request that the State Party terkait lainnya, WHO dapat meminta Negara
concerned reconsider the application of the anggota untuk mempertimbangkan kembali
measures. penerapan tindakan tersebut.

42
5. A State Party implementing additional health 5. Suatu Negara Anggota yang melaksanakan tindakan
measures referred to in paragraphs 1 and 2 of this tambahan sesuai dengan paragraf 1 dan 2 Pasal ini
Article that significantly interfere with international yang secara bermakna menghambat lalu-lintas
traffic shall inform WHO, within 48 hours of internasional, harus memberitahukan kepada WHO
implementation, of such measures and their health dalam waktu 48 jam setelah pelaksanaan tindakaan
rationale unless these are covered by a temporary or tersebut dan alasannya, kecuali kalau hal ini telah
standing recommendation. dinyatakan dalam rekomendasi tetap atau
rekomendasi sementara.

6. A State Party implementing a health measure 6. Suatu Negara Anggota yang melaksanakan tindakan
pursuant to paragraph 1 or 2 of this Article shall sesuai dengan dengan paragraf 1 atau 2 Pasal ini,
within three months review such a measure taking dalam waktu tiga bulan harus meninjau tindakan
into account the advice of WHO and the criteria in tgersebut dengan mempertimbangkan anjuran WHO
paragraph 2 of this Article. dan kriteria pada paragraf 2 Pasal ini.

7. Without prejudice to its rights under Article 56, any 7. Tanpa prasangka akan haknya dalam Pasal 56, setiap
State Party impacted by a measure taken pursuant to Negara anggota yang terkena dampak dari tindakan
paragraph 1 or 2 of this Article may request the State yang diambil sesuai dengan paragraf 1 atau 2 Pasal
Party implementing such a measure to consult with ini, dapat meminta Negara anggota yang
it. The purpose of such consultations is to clarify the melaksanakan tindakan tersebut untuk berkonsultasi
scientific information and public health rationale dengannya. Tujuan konsultasi adalah untuk
underlying the measure and to find a mutually mengklarifikasi dasar ilmiah dan alasan kesehatan
acceptable solution. masyarakat yang melatarbelakangi tindakan tersebut
serta untuk menemukan jalan keluar yang bisa
diterima bersama.

8. The provisions of this Article may apply to 8. Ketentuan pada Pasal ini berlaku dalam pelaksanaan
implementation of measures concerning travelers tindakan kepada para penumpang yang bepergian
taking part in mass congregations. dalam kelompok yang besar.

Article 44 Collaboration and assistance Pasal 44 Kerjasama dan Bantuan

1. States Parties shall undertake to collaborate with 1. Negara anggota sejauh mungkin harus bekerjasama
each other, to the extent possible, in: dalam:
(a) the detection and assessment of, and response to, (a) penemuan, penilaian dan respons terhadap
events as provided under these Regulations; berbagai kejadian/KLB sebagaimana diatur di
dalam IHR;
(b) the provision or facilitation of technical (b) Penyediaan atau fasilitasi bagi kerjasama teknis
cooperation and logistical support, particularly in dan dukungan logistik, khususnya terhadap
the development, strengthening and maintenance pengembangan, penguatan dan pemeliharaan
of the public health capacities required under kapasitas di bidang kesehatan masyarakat yang
these Regulations; dibutuhkan sesuai dengan IHR:;
(c) the mobilization of financial resources to (c) Mobilisasi dana untuk kelancaran pelaksanaan
facilitate implementation of their obligations kewajibannya sesuai dengan IHR ; dan
under these Regulations; and

43
(d) the formulation of proposed laws and other legal (d) Penyusunan undang-undang yang diusulkan
and administrative provisions for the dan peraturan pelaksanaannya guna penerapan
implementation of these Regulations. IHR .

2. WHO shall collaborate with States Parties, upon 2. WHO atas permintaan Negara Anggota, harus
request, to the extent possible, in: bekerjasama sejauh mungkin dalam:
(a) the evaluation and assessment of their public (a) evaluasi dan asesmen kapasitas di bidang
health capacities in order to facilitate the kesehatan masyarakat untuk memfasilitasi
effective implementation of these Regulations; pelaksanaan IHR secara efektif;
(b) the provision or facilitation of technical (b) Penyediaan atau fasilitasi kerjasama teknis dan
cooperation and logistical support to States dukungan logsitik kepada Negara Anggota; dan
Parties; and (c) Mobilisasi dana untuk mendukung Negara
(c) the mobilization of financial resources to support berkembang dalam membangun, memperkuat
developing countries in building, strengthening dan memelihara kapasitas sesuai dengan
and maintaining the capacities provided for in Lampiran- 1.
Annex 1.

3. Collaboration under this Article may be 3. Kerjasama yang menyangkut Pasal ini dapat
implemented through multiple channels, including dilaksanakan melalui berbagai cara seperti secara
bilaterally, through regional networks and the WHO bilateral, jejaring regional dan kantor regional WHO,
regional offices, and through intergovernmental serta melalui organisasi antar pemerintah dan
organizations and international bodies. lembaga internasional.

Article 45 Treatment of personal data Pasal 45 Perlakuan terhadap data pribadi

1. Health information collected or received by a State 1. Informasi kesehatan yang dikumpulkan atau diterima
Party pursuant to these Regulations from another oleh Negara Anggota sesuai dengan IHR, yang
State Party or from WHO which refers to an berasal dari Negara lain atau dari WHO, yang
identified or identifiable person shall be kept berkaitan dengan identitas seseorang, harus dijaga
confidential and processed anonymously as required kerahasiaannya dan diproses tanpa nama seperti
by national law. yang ditentukan oleh undang-undang Negara
tersebut.

2. Notwithstanding paragraph 1, States Parties may 2. Meski ada ketentuan yang harus merahasiakan data
disclose and process personal data where essential pribadi dalam paragraf 1, Negara yang
for the purposes of assessing and managing a public bersangkutan dapat mengumumkan dan memproses
health risk, but State Parties, in accordance with data sesorang guna menilai dan mengelola risiko
national law, and WHO must ensure that the terhadap kesehatan masyarakat. Namun demikian
personal data are: Negara Anggota, sesuai dengan undang-undangnya
dan WHO harus memastikan bahwa data pribadi
tersebut:
(a) processed fairly and lawfully, and not further (a) diproses secara adil dan menurut hukum, dan
processed in a way incompatible with that tidak diproses lebih lanjut bila tidak sesuai
purpose; dengan maksud semula;

44
(b) adequate, relevant and not excessive in relation (b) mencukupi, relevan dan tidak berlebihan;
to that purpose;
(c) accurate and, where necessary, kept up to date; (c) akurat dan di mana perlu, dimutakhirkan; setiap
every reasonable step must be taken to ensure langkah harus diambil untuk memastikan bahwa
that data which are inaccurate or incomplete are data yang tidak akurat atau tidak lengkap dihapus
erased or rectified; and atau diperbaiki; dan
(d) not kept longer than necessary. (d) disimpan tidak lebih lama dari yang diperlukan.

3. Upon request, WHO shall as far as practicable 3. Atas permintaan, WHO sejauh memungkinkan,
provide an individual with his or her personal data secepatnya memberikan kepada seseorang data
referred to in this Article in an intelligible form, pribadinya sesuai dengan Pasal ini dalam format
without undue delay or expense and, when yang dapat dimengerti tanpa membebani biaya yang
necessary, allow for correction. tidak-tidak dan bila perlu dapat diperbaiki.

Article 46 Transport and handling of biological Pasal 46 Pengangkutan dan penanganan bahan
substances, reagents and materials for diagnostic biologis, reagen dan bahan untuk keperluan
purposes diagnostik

States Parties shall, subject to national law and taking Negara Anggota harus, berdasarkan undang-undang
into account relevant international guidelines, facilitate yang berlaku di negaranya dan mempertimbangkan
the transport, entry, exit, processing and disposal of pedoman internasional terkait, memfasilitasi
biological substances and diagnostic specimens, pengangkutan, masuk, keluar, pemeriksaan dan
reagents and other diagnostic materials for verification pembuangan bahan biologis dan spesimen untuk
and public health response purposes under these diagnosis, reagen serta bahan diagnostik lainnya untuk
Regulations. keperluan verifikasi dan respons di bidang kesehatan
masyarakat sesuai dengan ketentuan IHR.

PART IX – THE IHR ROSTER OF EXPERTS, BAGIAN IX – DAFTAR NAMA PARA AHLI
THE EMERGENCY COMMITTEE AND THE IHR, KOMITE KEDARURATAN DAN KOMITE
REVIEW COMMITTEE PENELAAH

Chapter I – The IHR Roster of Experts Bab I – Daftar Nama Para Ahli IHR

Article 47 Composition Pasal 47 Komposisi

The Director-General shall establish a roster composed Direktur Jenderal harus membuat daftar nama ahli di
of experts in all relevant fields of expertise (hereinafter berbagai bidang keahlian yang terkait dengan IHR
the “IHR Expert Roster”). The Director-General shall (selanjutnya disebut dengan “Expert-Roster IHR”).
appoint the members of the IHR Expert Roster in Direktur Jenderal harus menunjuk para anggota dari
accordance with the WHO Regulations for Expert Expert-Roster IHR sesuai dengan peraturan yang telah
Advisory Panels and Committees (hereinafter the digunakan WHO dalam penunjukkan anggota Experts
“WHO Advisory Panel Regulations”), unless otherwise Advisory Panels and Committee (selanjutnya disebut
provided in these Regulations. In addition, the WHO Advisory Panel Regulations), kecuali ditentukan

45
Director-General shall appoint one member at the lain dalam IHR. Direktur Jenderal harus menunjuk satu
request of each State Party and, where appropriate, anggota atas permintaan setiap Negara Anggota dan,
experts proposed by relevant intergovernmental and bila diperlukan, para ahli yang diajukan oleh organisasi
regional economic integration organizations. Interested antar pemerintah dan organisasi ekonomi regional
States Parties shall notify the Director-General of the yang terkait. Negara yang berkepentingan harus
qualifications and fields of expertise of each of the memberitahu Direktur Jenderal kualifikasi dan bidang
experts they propose for membership. The Director- keahlian dari masing-masing ahli yang mereka ajukan.
General shall periodically inform the States Parties, and Direktur Jenderal harus secara periodik memberitahu
relevant intergovernmental and regional economic semua Negara Anggota, dan lembaga antar pemerintah
integration organizations, of the composition of the serta organisasi ekonomi regional yang terkait,
IHR Expert Roster. komposisi dari para ahli IHR.

Chapter II - The Emergency Committee Bab II – Komite Kedaruratan

Article 48 Terms of reference and composition Pasal 48 Kerangka Acuan dan komposisi

1. The Director-General shall establish an Emergency 1. Direktur Jenderal harus membentuk Komite
Committee that at the request of the Director- Kedaruratan yang atas permintaan Direktur Jenderal
General shall provide its views on: harus memberikan pandangannya mengenai:

(a) whether an event constitutes a public health (a) apakah suatu kejadian/KLB merupakan PHEIC
emergency of international concern; atau bukan;
(b) the termination of a public health emergency of (b) pencabutan suatu PHEIC; dan
international concern; and
(c) the proposed issuance, modification, extension (c) usul penerbitan, modifikasi, perluasan atau
or termination of temporary recommendations. pencabutan rekomendasi sementara..

2. The Emergency Committee shall be composed of 2. Komite Kedaruratan harus terdiri dari ahli yang
experts selected by the Director-General from the sudah diseleksi oleh Direktur Jenderal dari Daftar
IHR Expert Roster and, when appropriate, other Ahli IHR, dan bila perlu, dari panel ahli WHO
expert advisory panels of the Organization. The lainnya. Direktur Jenderal harus menetapkan jangka
Director-General shall determine the duration of waktu keanggotaan Komite Kedaruratan untuk
membership with a view to ensuring its continuity in kelanjutan pemberi pertimbangan dari setiap
the consideration of a specific event and its kejadian/KLB khusus dan konsekuensinya. Direktur
consequences. The Director-General shall select the Jenderal harus memilih para anggota komite
members of the Emergency Committee on the basis berdasarkan keahlian dan pengalaman yang
of the expertise and experience required for any diperlukan untuk setiap masalah dan dengan
particular session and with due regard to the mempertimbangkan keseimbangan geografis.
principles of equitable geographical representation. Sekurang-kurangnya satu anggota Komite
At least one member of the Emergency Committee Kedaruratan harus berasal dari negara di mana
should be an expert nominated by a State Party kejadian/KLB tersebut muncul.
within whose territory the event arises.
3. The Director-General may, on his or her own 3. Direktur Jendral dapat, atas inisiatifnya sendiri atau
initiative or at the request of the Emergency atas permintaan komite kearuratan, menunjuk satu
Committee, appoint one or more technical experts to atau lebih pakar untuk membantu komite.

46
advise the Committee.

Article 49 Procedure Pasal 49 Prosedur

1. The Director-General shall convene meetings of the 1. Direktur Jenderal harus melaksanakan pertemuan
Emergency Committee by selecting a number of Komite Kedaruratan dengan memilih sejumlah ahli
experts from among those referred to in paragraph 2 sebagaimana disyaratkan pada paragraf 2 Pasal 48,
of Article 48, according to the fields of expertise and sesuai dengan bidang keahlian dan pengalaman yang
experience most relevant to the specific event that is dimilikinya yang berkaitan dengan suatu
occurring. For the purpose of this Article, kejadian/KLB yang dihadapi. Pertemuan Komite
“meetings” of the Emergency Committee may Kedaruratan dapat berupa telekonferensi,
include teleconferences, videoconferences or videokonferensi atau komunikasi elektronik.
electronic communications.

2. The Director-General shall provide the Emergency 2. Direktur Jenderal harus memberikan kepada Komite
Committee with the agenda and any relevant Kedaruratan agenda dan informasi yang terkait
information concerning the event, including dengan kejadian/KLB yang akan dibahas, termasuk
information provided by the States Parties, as well as informasi yang diberikan oleh Negara Anggota, dan
any temporary recommendation that the Director- rekomendasi sementara yang diusulkan Direktur
General proposes for issuance. Jenderal untuk diterbitkan.

3. The Emergency Committee shall elect its 3. Komite Kedaruratan harus memilih seorang ketua
Chairperson and prepare following each meeting a dan membuat laporan singkat sehabis pertemuan.
brief summary report of its proceedings and Laporan mencakup jalannya pertemuan
deliberations, including any advice on pertimbangannya, termasuk rekomendasi yang
recommendations. dianjurkan.

4. The Director-General shall invite the State Party in 4. Direktur Jenderal harus mengundang Negara
whose territory the event arises to present its views Anggota di mana suatu kejadian/KLB berasal, untuk
to the Emergency Committee. To that effect, the memberikan pandangannya kepada Komite
Director-General shall notify to it the dates and the Kedaruratan. Untuk itu, Direktur Jenderal harus
agenda of the meeting of the Emergency Committee memberitahu tanggal dan agenda pertemuan dengan
with as much advance notice as necessary. The State Komite Kedaruratan seawal mungkin. Perlu
Party concerned, however, may not seek a ditekankan bahwa Negara Anggota tersebut tidak
postponement of the meeting of the Emergency diperkenankan untuk menunda pertemuan Komite
Committee for the purpose of presenting its views Kedaruratan di mana negara ybs akan memberikan
thereto. pandangannya.

5. The views of the Emergency Committee shall be 5. Komite Kedaruratan harus menyampaikan
forwarded to the Director-General for consideration. pandangannya kepada Direktur Jenderal untuk bahan
The Director-General shall make the final pertimbangan. Keputusan akhir ada pada Direktur
determination on these matters. Jenderal.
6. The Director-General shall communicate to States 6. Direktur Jenderal harus berkomunikasi dengan
Parties the determination and the termination of a Negara Anggota mengenai penetapan dan
public health emergency of international concern, pencabutan PHEIC tersebut, tindakan yang diambil

47
any health measure taken by the State Party oleh Negara Anggota tersebut, rekomendasi
concerned, any temporary recommendation, and the sementara, dan perubahan, perluasan dan pencabutan
modification, extension and termination of such dari rekomendasi tersebut, bersama pandangan dari
recommendations, together with the views of the Komite Kedaruratan. Direktur Jenderal harus
Emergency Committee. The Director-General shall memberitahu operator alat angkut melalui Negara
inform conveyance operators through States Parties Anggota dan badan internasional terkait mengenai
and the relevant international agencies of such rekomendasi sementara, termasuk perubahan,
temporary recommendations, including their perluasan atau pencabutannya. Direktur Jenderal
modification, extension or termination. The selanjutnya menyebarluaskan informasi dan
Director-General shall subsequently make such rekomendasi tersebut kepada masyarakat umum.
information and recommendations available to the
general public.

7. States Parties in whose territories the event has 7. Negara Anggota yang diwilayahnya muncul PHEIC
occurred may propose to the Director-General the dapat mengusulkan kepada Direktur Jenderal
termination of a public health emergency of pencabutan PHEIC dan/atau rekomendasi sementara,
international concern and/or the temporary dan dapat membuat suatu presentasi tentang alasan
recommendations, and may make a presentation to dari permintaannya di depan Komite Kdaruratan.
that effect to the Emergency Committee.

Chapter III – The Review Committee Bab III – Komite Penelaah

Article 50 Terms of reference and composition Pasal 50 Kerangka Acuan dan komposisi

1. The Director-General shall establish a Review 1. Direktur Jenderal harus membentuk Komite
Committee, which shall carry out the following Penelaah, yang berfungsi sebagai berikut:
functions:
(a) make technical recommendations to the Director- (a) membuat rekomendasi teknis kepada Direktur
General regarding amendments to these Jenderal mengenai perubahan IHR ;
Regulations;
(b) provide technical advice to the Director-General (b) memberikan anjuran teknis kepada Direktur
with respect to standing recommendations, and Jenderal dengan memperhatikan rekomendasi
any modifications or termination thereof; tetap, dan setiap perubahan atau pencabutannya;
(c) provide technical advice to the Director-General (c) memberikan anjuran teknis kepada Direktur
on any matter referred to it by the Director- Jenderal mengenai berbagai hal yang dimintakan
General regarding the functioning of these oleh Direktur Jenderal mengenai memfungsikan
Regulations. IHR ini.

2. The Review Committee shall be considered an 2. Komite Penelaah adalah suatu Komite Ahli di mana
expert committee and shall be subject to the WHO semua peraturan Panel Penasihat WHO berlaku
Advisory Panel Regulations, unless otherwise baginya, kecuali ditentukan lain dalam Pasal ini.
provided in this Article.
3. The Members of the Review Committee shall be 3. Para anggota Komite Penelaah harus diseleksi dan
selected and appointed by the Director-General from diangkat oleh Direktur Jenderal dari daftar Para ahli
among the persons serving on the IHR Expert Roster IHR, dan bila diperlukan, dari panel penasihat ahli

48
and, when appropriate, other expert advisory panels WHO lainnya.
of the Organization.

4. The Director-General shall establish the number of 4. Direktur Jenderal harus menentukan jumlah negara
members to be invited to a meeting of the Review anggota yang akan diundang ke pertemuan Komite
Committee, determine its date and duration, and Penelaah dan menetapkan tanggal serta lamanya
convene the Committee. pertemuan Komite.

5. The Director-General shall appoint members to the 5. Direktur Jenderal mengangkat para anggota Komite
Review Committee for the duration of the work of a Penelaah hanya untuk satu masa persidangan.
session only.

6. The Director-General shall select the members of the 6. Direktur Jenderal harus memilih para anggota
Review Committee on the basis of the principles of Komite Penelaah berdasarkan prinsip keseimbangan
equitable geographical representation, gender geografis, jender, negara maju dan negara
balance, a balance of experts from developed and berkembang serta keanekaragaman pendapat ilmiah,
developing countries, representation of a diversity of pendekatan dan pengalaman praktis di berbagai
scientific opinion, approaches and practical belahan dunia, dan keseimbangan antar ilmu yang
experience in various parts of the world, and an memadai.
appropriate interdisciplinary balance.

Article 51 Conduct of business Pasal 51 Aturan persidangan

1. Decisions of the Review Committee shall be taken 1. Keputusan Komite Penelaah harus diambil
by a majority of the members present and voting. berdasarkan mayoritas para anggota yang hadir dan
melalui pemungutan suara.

2. The Director-General shall invite Member States, the 2. Direktur Jenderal harus mengundang para Negara
United Nations and its specialized agencies and Anggota WHO, badan PBB dan lembaga yang
other relevant intergovernmental organizations or berstatus khusus (disebut “specialized agencies”),
nongovernmental organizations in official relations dan organisasi antar pemerintah lain yang terkait
with WHO to designate representatives to attend the atau organisasi non pemerintah yang mempunyai
Committee sessions. Such representatives may hubungan resmi dengan WHO untuk menunjuk
submit memoranda and, with the consent of the wakilnya guna menghadiri sidang Komite. Wakil
Chairperson, make statements on the subjects under tersebut dapat menyampaikan memoranda, dan atas
discussion. They shall not have the right to vote. izin Ketua sidang, membuat pernyataan tentang
topik yang dibahas. Mereka tidak mempunyai hak
dalam pemungutan suara.

Article 52 Reports Pasal 52 Pelaporan

1. For each session, the Review Committee shall draw 1. Untuk setiap sidang, Komite Penelaah harus
up a report setting forth the Committee’s views and membuat laporan mengenai pandangan dan anjuran
advice. This report shall be approved by the Review Komite. Laporan ini harus disetujui oleh Komite

49
Committee before the end of the session. Its views Penelaah sebelum sidang berakhir. Pandangan dan
and advice shall not commit the Organization and pertimbangannya tidak harus mengikat Organisasi
shall be formulated as advice to the Director- dan harus dirumuskan sebagai anjuran kepada
General. The text of the report may not be modified Direktur Jenderal. Isi laporan tidak boleh diubah
without the Committee’s consent. tanpa persetujuan Komite.

2. If the Review Committee is not unanimous in its 2. Bila Komite Penelaah tidak satu suara dalam
findings, any member shall be entitled to express his temuannya, setiap anggota berhak untuk menyatakan
or her dissenting professional views in an individual pandangan yang berbeda sebagai laporan perorangan
or group report, which shall state the reasons why a atau kelompok, yang harus mengutarakan alasan
divergent opinion is held and shall form part of the mengapa beragam pendapat diperkenankan, dan
Committee’s report. harus menjadi bagian dari lapora Komite.

3. The Review Committee’s report shall be submitted 3. Laporan Komite Penelaah harus disampaikan kepada
to the Director-General, who shall communicate its Direktur Jenderal, yang selanjutnya harus
views and advice to the Health Assembly or the menyampaikan pandangan dan anjurannya kepada
Executive Board for their consideration and action. Majelis Umum Kesehatan Sedunia/WHA atau
Dewan Eksekutif untuk dipertimbangkan dan
ditindaklanjuti.

Article 53 Procedures for standing recommendations Pasal 53 Prosedur untuk Rekomendasi Tetap

When the Director-General considers that a standing Bila Direktur Jenderal mempertimbangkan bahwa
recommendation is necessary and appropriate for a suatu rekomendasi tetap diperlukan dan cocok bagi
specific public health risk, the Director-General shall suatu risiko di bidang kesehatan masyarakat, Direktur
seek the views of the Review Committee. In addition to Jenderal harus meminta pandangan Komite Penelaah.
the relevant paragraphs of Articles 50 to 52, the Selain paragraf terkait pada Pasal 50 sampai 52,
following provisions shall apply: berlaku ketentuan berikut:

(a) proposals for standing recommendations, their (f) Usulan bagi rekomendasi tetap, perubahan atau
modification or termination may be submitted to pencabutannya dapat diajukan kepada Komite
the Review Committee by the Director-General or Penelaah oleh Direktur Jenderal atau oleh Negara
by States Parties through the Director-General; Anggota melalui Direktur Jenderal;
(b) any State Party may submit relevant information (g) Setiap Negara dapat mennyampaikan informasi
for consideration by the Review Committee; yang berkaitan sebagai bahan pertimbangan bagi
Komite Penelaah;

(c) the Director-General may request any State Party, (h) Direktur Jenderal dapat meminta setiap Negara
intergovernmental organization or Anggota, instansi antar pemerintah atau organisasi
nongovernmental organization in official relations non pemerintah yang mempunyai hubungan resmi
with WHO to place at the disposal of the Review dengan WHO, untuk menyampaikan pada Komite
Committee information in its possession Penelaah, informasi yang dimiliki untuk usulan
concerning the subject of the proposed standing rekomendasi tetap, yang telah disetujui oleh
recommendation as specified by the Review Komite Penelaah;
Committee;

50
(d) the Director-General may, at the request of the (i) Direktur Jenderal dapat, atas permintaan Komite
Review Committee or on the Director-General’s Penelaah atau atas inisiatifnya sendiri, menunjuk
own initiative, appoint one or more technical satu atau lebih pakar untuk membantu Komite
experts to advise the Review Committee. They Penelaah. Pakar tidak mempunyai hak dalam
shall not have the right to vote; pemungutan suara;

(e) any report containing the views and advice of the (j) Setiap laporan yang berisikan pandangan dan
Review Committee regarding standing anjuran dari Komite Penelaah yang menyangkut
recommendations shall be forwarded to the rekomendasi tetap harus disampaikan kepada
Director-General for consideration and decision. Direktur Jenderal sebagai bahan pertimbangan dan
The Director-General shall communicate the keputusan. Direktur Jenderal harus menyampaikan
Review Committee’s views and advice to the pandangan dan anjuran dari Komite Penelaah
Health Assembly; kepada Majelis Kesehatan;

(f) the Director-General shall communicate to States (k) Direktur Jenderal harus memberitahu semua
Parties any standing recommendation, as well as Negara Anggota setiap rekomendasi tetap, dan
the modifications or termination of such perubahan atau pencabutan rekomendasi tersebut,
recommendations, together with the views of the bersama pandangan Komite Penelaah;
Review Committee;

(g) standing recommendations shall be submitted by (l) Rekomendasi tetap harus diajukan oleh Direktur
the Director-General to the subsequent Health Jenderal ke sidang Majelis Kesehatan berikutnya
Assembly for its consideration. sebagai bahan pertimbangan.

PART X – FINAL PROVISIONS BAGIAN X – KETENTUAN AKHIR

Article 54 Reporting and review Pasal 54 Pelaporan dan peninjauan kembali

1. States Parties and the Director-General shall report 1. Negara anggota dan Direktur Jenderal harus
to the Health Assembly on the implementation of melaporkan kepada Majelis Kesehatan mengenai
these Regulations as decided by the Health pelaksanaan IHR ini sebagaimana yang telah
Assembly. diputuskan oleh Majelis Kesehatan.

2. The Health Assembly shall periodically review the 2. Majelis Kesehatan secara periodik harus meninjau
functioning of these Regulations. To that end it may pelaksanaan IHR. Untuk ini Majelis Kesehatan dapat
request the advice of the Review Committee, meminta anjuran dari Komite Penelaah, melalui
through the Director-General. The first such review Direktur Jenderal. Tinjauan pertama harus dilakukan
shall take place no later than five years after the tidak lebih dari lima tahun setelah diberlakukannya
entry into force of these Regulations. IHR.

3. WHO shall periodically conduct studies to review 3. WHO secara periodik harus mengkaji dan
and evaluate the functioning of Annex 2 The first mengevaluasi kegunaan Lampiran- 2. Kajian
such review shall commence no later than one year pertama harus dimulai tidak lebih dari satu tahun
after the entry into force of these Regulations. The setelah berlakunya IHR. Hasil kajian harus

51
results of such reviews shall be submitted to the disampaikan kepada Majelis Kesehatan untuk bahan
Health Assembly for its consideration, as pertimbangan, seperlunya
appropriate.

Article 55 Amendments Pasal 55 Perubahan

1. Amendments to these Regulations may be proposed 1. Perubahan pada IHR dapat diusulkan oleh setiap
by any State Party or by the Director-General. Such Negara anggota atau oleh Direktur Jenderal. Usulan
proposals for amendments shall be submitted to the perubahan tersebut harus diserahkan kepada Majelis
Health Assembly for its consideration. Kesehatan untuk dipertimbangkan.

2. The text of any proposed amendment shall be 2. Teks dari setiap usulan perubahan harus dikirimkan
communicated to all States Parties by the Director- kepada seluruh Negara Anggota oleh Direktur
General at least four months before the Health Jenderal sekurang-kurangnya empat bulan sebelum
Assembly at which it is proposed for consideration. diajukan ke Majelis Kesehatan yang selanjutnya
akan memberikan pertimbangan.

3. Amendments to these Regulations adopted by the 3. Perubahan pada IHR yang telah disyahkan oleh
Health Assembly pursuant to this Article shall come Majelis Kesehatan sesuai dengan yang ditetapkan
into force for all States Parties on the same terms, pada Pasal ini harus berlaku tanpa kecuali bagi
and subject to the same rights and obligations, as seluruh Negara, dengan hak dan kewajiban yang
provided for in Article 22 of the Constitution of sama, sesuai dengan Pasal 22 konstitusi WHO dan
WHO and Articles 59 to 64 of these Regulations. Pasal 59 sampai 64 IHR.

Article 56 Settlement of disputes Pasal 56 Penyelesaian Perselisihan

1. In the event of a dispute between two or more States 1. Apabila terjadi perselisihan diantara dua atau lebih
Parties concerning the interpretation or application Negara Anggota dalam penafsiran atau penerapan
of these Regulations, the States Parties concerned IHR, Negara -Negara Anggota tersebut pertama
shall seek in the first instance to settle the dispute tama harus mencari cara untuk menyelesaikan
through negotiation or any other peaceful means of perselisihan tersebut melalui perundingan atau cara
their own choice, including good offices, mediation damai lain yang mereka pilih sendiri, termasuk
or conciliation. Failure to reach agreement shall not mediasi. Kegagalan untuk mencapai kesepakatan
absolve the parties to the dispute from the tidak akan membebaskan mereka dari tanggung
responsibility of continuing to seek to resolve it. jawab untuk terus mencari penyelesaiannya.

2. In the event that the dispute is not settled by the 2. Dalam hal perselisihan tidak dapat diselesaikan
means described under paragraph 1 of this Article, dengan cara dalam paragraf-1 Pasal ini, Negara
the States Parties concerned may agree to refer the Anggota dapat meminta Direktur Jenderal untuk
dispute to the Director-General, who shall make mengupayakan penyelesaiannya.
every effort to settle it.

3. A State Party may at any time declare in writing to 3. Suatu Negara anggota setiap waktu dapat
the Director-General that it accepts arbitration as menyampaikan secara tertulis kepada Direktur

52
compulsory with regard to all disputes concerning Jenderal bahwa ia menerima penyelesaian yang
the interpretation or application of these Regulations diharuskan melalui arbitrasi yang menyangkut
to which it is a party or with regard to a specific perbedaan interpretasi atau penerapan IHR. Dalam
dispute in relation to any other State Party accepting kaitan ini ia menjadi pihak yang berselisih dengan
the same obligation. The arbitration shall be negara lain yang telah pula menerima ketentuan
conducted in accordance with the Permanent Court yang sama dalam menyelesaikan perselisihan.
of Arbitration Optional Rules for Arbitrating Arbitrasi harus dilaksanakan dengan mengacu pada
Disputes between Two States applicable at the time peraturan Pengadilan Tetap Arbitrase, yang berlaku
a request for arbitration is made. The States Parties pada saat permohonan arbitrase dibuat. Negara
that have agreed to accept arbitration as compulsory Anggota yang telah menyetujui arbitrasi harus
shall accept the arbitral award as binding and final. menerima keputusan arbitrasi sebagai keputusan
The Director-General shall inform the Health yang mengikat dan bersifat final. Direktur Jenderal
Assembly regarding such action as appropriate. harus memberitahu Majelis Kesehatan mengenai
kesepakatan tersebut.

4. Nothing in these Regulations shall impair the rights 4. IHR tidak mengurangi hak Negara Anggota yang
of States Parties under any international agreement terikat perjanjian internasional di mana mereka
to which they may be parties to resort to the dispute menjadi pihak yang turut menyelesaikan perselisihan
settlement mechanisms of other intergovernmental dari organisasi antar pemerintah lain atau yang
organizations or established under any international ditetapkan dalam perjanjian internasional lainnya.
agreement.

5. In the event of a dispute between WHO and one or 5.Apabila terjadi perselisihan antara WHO dengan satu
more States Parties concerning the interpretation or atau beberapa Negara mengenai interpretasi atau
application of these Regulations, the matter shall be penerapan IHR, hal ini harus disampaikan ke Majelis
submitted to the Health Assembly. Kesehatan.

Article 57 Relationship with other international Pasal 57 Kaitan dengan perjanjian internasional
agreements lainnya

1. States Parties recognize that the IHR and other 1. Negara Anggota mengakui bahwa IHR dan
relevant international agreements should be perjanjian internasional lain harus ditafsirkan
interpreted so as to be compatible. The provisions of sedemikian rupa sehingga tidak bertentangan.
the IHR shall not affect the rights and obligations of Ketentuan dalam IHR tidak akan mempengaruhi hak
any State Party deriving from other international dan kewajiban setiap Negara Anggota yang telah
agreements. tercantum dalam perjanjian internasional lainnya.

2. Subject to paragraph 1 of this Article, nothing in 2. Sesuai dengan paragraf 1 Pasal ini, IHR tidak dapat
these Regulations shall prevent States Parties having mencegah Negara Anggota yang memiliki
certain interests in common owing to their health, kepentingan bersama karena adanya kesamaan
geographical, social or economic conditions, from derajat kesehatan, kondisi geografis, sosial atau
concluding special treaties or arrangements in order ekonomi, untuk membuat perjanjian guna
to facilitate the application of these Regulations, and melancarkan penerapan IHR, khususnya yang
in particular with regard to: berkaitan dengan:

53
(a) the direct and rapid exchange of public health (a) Pertukaran informasi langsung dan segera di
information between neighbouring territories of bidang kesehatan masyarakat antar wilayah yang
different States; berbatasan dari Negara yang berbeda;
(b) the health measures to be applied to international (b) tindakan yang dilakukan terhadap lalu-lintas
coastal traffic and to international traffic in pantai dan lalu-lintas internasional pada perairan
waters within their jurisdiction; di dalam wilayah hukum mereka;
(c) the health measures to be applied in contiguous (c) tindakan yang dilakukan di wilayah yang
territories of different States at their common menyatu dari Negara yang berbeda di
frontier; perbatasan;
(d) arrangements for carrying affected persons or (d) pengaturan untuk membawa orang sakit atau
affected human remains by means of transport jenazah manusia yang terjangkit penyakit dengan
specially adapted for the purpose; and alat angkut yang khusus digunakan untuk ini;
dan
(e) deratting, disinsection, disinfection, (e) Hapus tikus, hapus serangga, hapus hama,
decontamination or other treatment designed to dekontaminasi atau penanganan lain yg ditujukan
render goods free of disease-causing agents. untuk membebaskan barang dari bibit penyakit;

3. Without prejudice to their obligations under these 3. Tanpa prasangka terhadap kewajiban mereka
Regulations, States Parties that are members of a terhadap IHR, Negara yang menjadi anggota
regional economic integration organization shall organisasi ekonomi regional, harus menerapkan
apply in their mutual relations the common rules in dalam kerjasama mereka peraturan yang berlaku
force in that regional economic integration dalam organisasi ekonomi regional tersebut..
organization.

Article 58 International sanitary agreements and Pasal 58 Perjanjian dan peraturan sanitasi
regulations internasional

1. These Regulations, subject to the provisions of 1. Berbagai perjanjian di bidang sanitasi, berdasarkan
Article 62 and the exceptions hereinafter provided, ketentuan Pasal 62 dan pengecualian yang ada, akan
shall replace as between the States bound by these menggantikan peraturan yang berlaku bagi Negara
Regulations and as between these States and WHO, yang terikat dengan IHR ini, dan diantara Negara ini
the provisions of the following international sanitary dengan WHO, perjanjian dan peraturan sanitasi
agreements and regulations; internasional berikut ini:

(a) International Sanitary Convention, signed in (a) Konvensi Sanitasi Internasional yang ditanda
Paris, 21 June 1926; tangani di Paris, 21 Juni 1926;
(b) International Sanitary Convention for Aerial (b) Konvensi Sanitasi Internasional mengenai
Navigation, signed at The Hague, 12 April 1933; navigasi udara yang ditanda tangani di Den
Hague, 12 April 1933;
(c) International Agreement for dispensing with (c) Kesepakatan Internasional mengenai penetapan
Bills of Health, signed in Paris, 22 December UU Kesehatan ditandatangani di Paris, 23 Des
1934; 1934;
(d) International Agreement for dispensing with (d) Kesepakatan Internasional mengenai penetapan
Consular Visas on Bills of Health, signed in Visa Konsuler dari UU Kesehatan yang ditanda
Paris, 22 December 1934; tangani di Paris 22 Desember 1934;

54
(e) Convention modifying the International Sanitary (e) Konvensi perubahan Konvensi Sanitasi
Convention of 21 June 1926, signed in Paris, 31 Internasional pada tanggal 21 Juni 1926 yang
October 1938; ditanda tangani di Paris, 31 Oktober 1938;
(f) International Sanitary Convention, 1944, (f) Konvensi Sanitasi Internasional, 1944 yang
modifying the International Sanitary Convention merubah Konvensi Sanitasi Internasional tanggal
of 21 June 1926, opened for signature in 21 Juni 1926, yang ditanda tangani di
Washington, 15 December 1944; Washington, 15 Desember 1944;
(g) International Sanitary Convention for Aerial (g) Konvensi Sanitasi Internasional mengenai
Navigation, 1944, modifying the International Navigasi Udara,1944, yang mengubah Konvensi
Sanitary Convention of 12 April 1933, opened Sanitasi Internasional tanggal 12 April 1933,
for signature in Washington, 15 December 1944; yang di tanda tangani di Washington tanggal 15
(h) Protocol of 23 April 1946 to prolong the Desember 1944;
International Sanitary Convention, 1944, signed (h) Protokol 23 April 1946 untuk memperpanjang
in Washington; Konvensi sanitasi Internasional,1944,yang di
tanda tangani di Washington;
(i) Protocol of 23 April 1946 to prolong the (i) Protokol 23 April 1946 untuk memperpanjang
International Sanitary Convention for Aerial Konvensi sanitasi Internasional mengenai
Navigation, 1944, signed in Washington; Navigasi udara,1944, yang di tanda tangani di
Washington;
(j) International Sanitary Regulations, 1951, and the (j) Peraturan Sanitasi Internasional,1951, dan
Additional Regulations of 1955, 1956, 1960, Peraturan Tambahan tahun 1955, 1956, 1960,
1963 and 1965; and 1963 dan 1965; dan
(k) the International Health Regulations of 1969 and (k) IHR,1969, dan perubahannya tahun 1973 dan
the amendments of 1973 and 1981. 1981.

2. The Pan American Sanitary Code, signed at Havana, 2. UU Sanitasi Pan Amerika, yang di tanda tangani di
14 November 1924, shall remain in force with the Havana tanggal 14 Nopember 1924, harus tetap
exception of Articles 2, 9, 10, 11, 16 to 53 inclusive, berlaku dengan pengecualian pada Pasal 2, 9, 10, 11,
61 and 62, to which the relevant part of paragraph 1 16 sampai 53, Pasal 61 dan 62, di mana bagian yang
of this Article shall apply. relevan dari paragraaf-1 Pasal ini harus dilakukan.

Article 59 Entry into force; period for rejection or Pasal 59 Mulai berlakunya IHR; batas waktu
reservations pengajuan penolakan atau keberatan

1. The period provided in execution of Article 22 of the 1. Waktu yang diberikan Pasal 22 Konstitusi WHO
Constitution of WHO for rejection of, or reservation untuk mengajukan penolakan atau keberatan
to, these Regulations or an amendment thereto, shall terhadap IHR atau atas perubahannya, adalah 18
be 18 months from the date of the notification by the bulan dari tanggal pemberitahuan oleh Direktur
Director-General of the adoption of these Jenderal tentang pengesahan IHR, atau perubahan
Regulations or of an amendment to these IHR oleh Majelis Kesehatan. Setiap penolakan atau
Regulations by the Health Assembly. Any rejection keberatan yang diterima oleh Direktur Jenderal
or reservation received by the Director-General after setelah berakhirnya jangka waktu tersebut tidak akan
the expiry of that period shall have no effect. ditanggapi.

55
2. These Regulations shall enter into force 24 months 2. IHR akan berlaku 24 bulan setelah tanggal
after the date of notification referred to in paragraph pemberitahuan pada paragraf 1 Pasal ini, kecuali
1 of this Article, except for: untuk:

(a) a State that has rejected these Regulations or an (a) Suatu Negara yang telah menolak IHR atau
amendment thereto in accordance with Article 61; perubahannya, sesuai dengan Pasal 61;
(b) a State that has made a reservation, for which (b) Suatu Negara telah mengajukan keberatan,
these Regulations shall enter into force as sehingga IHR diberlakukan sesuai dengan Pasal
provided in Article 62; 62;
(c) a State that becomes a Member of WHO after the (c) Suatu Negara yang menjadi anggota WHO
date of the notification by the Director-General setelah tanggal pemberitahuan oleh Direktur
referred to in paragraph 1 of this Article, and Jenderal sesuai dengan paragraf 1 Pasal ini, dan
which is not already a party to these Regulations, dengan sendirinya belum terikat pada IHR, maka
for which these Regulations shall enter into force IHR diberlakukan sesuai dengan Pasal 60; dan
as provided in Article 60; and
(d) a State not a Member of WHO that accepts these (d) Bagi Negara yang bukan anggota WHO tetapi
Regulations, for which they shall enter into force menerima IHR, pemberlakuan IHR mengacu
in accordance with paragraph 1 of Article 64. pada paragraf 1 Pasal 64.

3. If a State is not able to adjust its domestic legislative 3. Bila suatu Negara tidak mampu sepenuhnya
and administrative arrangements fully with these menyesuaikan peraturan perundang-undangannya
Regulations within the period set out in paragraph 2 yang berkaitan dengan IHR, dalam jangka waktu
of this Article, that State shall submit within the yang ditentukan dalam paragraf 2 Pasal ini, Negara
period specified in paragraph 1 of this Article a tersebut harus menyerahkan kepada Direktur
declaration to the Director-General regarding the Jenderal dalam jangka waktu yang ditentukan dalam
outstanding adjustments and achieve them no later paragraf 1 Pasal ini, pernyataan untuk
than 12 months after the entry into force of these menyesuaikannya dalam waktu tidak lebih dari 12
Regulations for that State Party. bulan setelah berlakunnya IHR bagi Negara
tersebut.

Article 60 New Member States of WHO Pasal 60 Anggota Baru WHO

Any State which becomes a Member of WHO after the Negara yang menjadi anggota WHO setelah tanggal
date of the notification by the Director-General referred pemberitahuan oleh Direktur Jenderal sesuai dengan
to in paragraph 1 of Article 59, and which is not paragraf 1 Pasal 59, namun belum mengakui IHR,
already a party to these Regulations, may communicate dapat mengajukan penolakan atau keberatan, dalam
its rejection of, or any reservation to, these Regulations waktu 12 bulan sejak negara tersebut resmi menjadi
within a period of twelve months from the date of the anggota WHO. Apabila penolakan atau keberatan
notification to it by the Director-General after terhadap IHR yang diajukan diterima, IHR akan
becoming a Member of WHO. Unless rejected, these diberlakukan bagi Negara tersebut, sesuai dengan
Regulations shall enter into force with respect to that ketentuan pada Pasal 62 dan 73, sampai bertakhirnya
State, subject to the provisions of Articles 62 and 63, jangka waktu tersebut. Pemberlakuan IHR di Negara
upon expiry of that period. In no case shall these baru tersebut tidak dimungkinkan kurang dari 24 bulan
Regulations enter into force in respect to that State setelah tanggal pemberitahuan sesuai dengan paragraf 1
earlier than 24 months after the date of notification Pasal 59.
referred to in paragraph 1 of Article 59.

56
Article 61 Rejection Pasal 61 Penolakan

If a State notifies the Director-General of its rejection Bila suatu Negara memberitahu Direktur Jenderal
of these Regulations or of an amendment thereto within mengenai penolakannya terhadap IHR atau
the period provided in paragraph 1 of Article 59, these perubahannya dalam jangka waktu sesuai dengan
Regulations or the amendment concerned shall not paragraph-1 Pasal 59, IHR atau perubahannya tidak
enter into force with respect to that State. Any boleh diberlakukan pada Negara tersebut. Sebagai
international sanitary agreement or regulations listed in konsekuensinya, perjanjian sanitasi internasional yang
Article 58 to which such State is already a party shall tecantum dalam daftar di Pasal-58 dan telah diakui
remain in force as far as such State is concerned. Negara tersebut akan tetap berlaku baginya.

Article 62 Reservations Pasal 62 Keberatan

1. States may make reservations to these Regulations in 1. Negara anggota dapat menyatakan keberatan
accordance with this Article. Such reservations shall terhadap IHR sesuai dengan Pasal ini. Keberatan
not be incompatible with the object and purpose of tersebut tidak boleh bertentangan dengan tujuan dan
these Regulations. maksud IHR.

2. Reservations to these Regulations shall be notified to 2. Keberatan terhadap IHR harus diberitahukan kepada
the Director-General in accordance with paragraph 1 Direktur Jenderal sesuai dengan paragraph-1 Pasal
of Article 59 and Article 60, paragraph 1 of Article 59 dan Pasal 60, paragraf 1 Pasal 63 atau paragraf 1
63 or paragraph 1 of Article 64, as the case may be. Pasal 64, tergantung materinya. Negara yang bukan
A State not a Member of WHO shall notify the anggota WHO harus memberitahu Direktur Jenderal
Director-General of any reservation with its setiap keberatan bersamaan dengan pernyataan
notification of acceptance of these Regulations. bahwa negara ybs menerima IHR. Negara yang
States formulating reservations should provide the menyatakan keberatan harus menyatakan alasan dari
Director-General with reasons for the reservations. keberatan tersebut kepada Direktur Jenderal.

3. A rejection in part of these Regulations shall be 3. Penolakan terhadap sebagian IHR akan dianggap
considered as a reservation. sebagai keberatan.

4. The Director-General shall, in accordance with 4. Direktur Jenderal sesuai dengan paragraf 2 Pasal 65,
paragraph 2 of Article 65, issue notification of each harus memberitahu semua negara anggota setiap
reservation received pursuant to paragraph 2 of this merima pernyataan keberatan dari mereka sesuai
Article. The Director-General shall: dengan paragraf 2 Pasal ini. Direktur Jenderal harus:

(a) if the reservation was made before the entry into (a) meminta Negara Anggota yang tidak menolak
force of these Regulations, request those IHR, bila keberatan dibuat sebelum berlakunya
Member States that have not rejected these IHR, untuk memberitahunya dalam kurun
Regulations to notify him or her within six waktu enam bulan bila menolak suatu keberatan,
months of any objection to the reservation, or atau
(b) if the reservation was made after the entry into (b) meminta Negara Anggota, bila pernyataan
force of these Regulations, request States Parties keberatan dibuat setelah berlakunya IHR, untuk
to notify him or her within six months of any memberitahunya dalam kurun waktu enam
objection to the reservation. States objecting to a bulan, bila menolak suatu keberatan. Negara

57
reservation should provide the Director-General yang menolak suatu keberatan yang diajukan
with reasons for the objection. oleh negara lain harus memberikan alasan
penolakannya kepada Direktur Jenderal.

5. After this period, the Director-General shall notify 5. Setelah kurun waktu ini, Direktur Jenderal harus
all States Parties of the objections he or she has memberitahu segenap Negara Anggota, jumlah
received with regard to reservations. Unless by the negara yang menolak pernyataan keberatan yang
end of six months from the date of the notification diterimanya. Apabila setelah enam bulan berlalu
referred to in paragraph 4 of this Article a terhitung dari tanggal pemberitahuan sesuai dengan
reservation has been objected to by one-third of the paragraf 4 Pasal ini, keberatan telah ditolak oleh 1/3
States referred to in paragraph 4 of this Article, it dari Negara Anggota sesuai dengan paragraf 4 Pasal
shall be deemed to be accepted and these ini, IHR dinyatakan diterima, dan berlaku bagi
Regulations shall enter into force for the reserving Negara yang mengajukan keberatan tersebut.
State, subject to the reservation.

6. If at least one-third of the States referred to in 6. Bila sekurang-kurangnya 1/3 Negara sesuai dengan
paragraph 4 of this Article object to the reservation paragraf 4 Pasal ini menolak keberatan yang
by the end of six months from the date of the diajukan pada akhir bulan keenam sejak tanggal
notification referred to in paragraph 4 of this Article, pemberitahuan sesuai dengan paragraf 4 Pasal ini,
the Director-General shall notify the reserving State Direktur Jenderal harus memberitahu Negara yang
with a view to its considering withdrawing the mengajukan keberatan agar negara tersebut
reservation within three months from the date of the mempertimbangkan untuk mencabut keberatannya
notification by the Director-General. dalam kurun waktu 3 bulan sejak tanggal
pemberitahuan oleh Direktur Jenderal.

7. The reserving State shall continue to fulfil any 7. Negara yang mengajukan keberatan tersebut harus
obligations corresponding to the subject matter of tetap memenuhi setiap kewajiban yang tercantum
the reservation, which the State has accepted under dalam pernyataan keberatannya di mana Negara
any of the international sanitary agreements or tersebut telah menerimanya sesuai dengan perjanjian
regulations listed in Article 58. sanitasi internasional atau peraturan yang terdapat
dalam daftar pada Pasal 58.

8. If the reserving State does not withdraw the 8. Bila Negara yang mengajukan keberatan tersebut
reservation within three months from the date of the tidak mencabut pernyataan keberatannya dalam
notification by the Director-General referred to in waktu 3 bulan sejak tanggal pemberitahuan oleh
paragraph 6 of this Article, the Director-General Direktur Jenderal sesuai dengan paragraf 6 Pasal ini,
shall seek the view of the Review Committee if the Direktur Jenderal harus meminta pandangan Komite
reserving State so requests. The Review Committee Penelaah bila Negara tersebut memintanya. Komite
shall advise the Director-General as soon as possible Penelaah harus menyampaikan pendapat kepada
and in accordance with Article 50 on the practical Direktur Jenderal sesegara mungkin dan sesuai
impact of the reservation on the operation of these dengan Pasal 50 mengenai dampak dari keberatan
Regulations. yang diajukan terhadap penerapan IHR.

9. The Director-General shall submit the reservation, 9. Direktur Jenderal harus menyampaikan keberatan
and the views of the Review Committee if yang diajukan oleh negara anggota, dan pandangan
applicable, to the Health Assembly for its Komite Penelaah, bila perlu, kepada Majelis

58
consideration. If the Health Assembly, by a majority Kesehatan untuk dipertimbangkan. Bila Majelis
vote, objects to the reservation on the ground that it Kesehatan dengan suara mayoritas, menolak
is incompatible with the object and purpose of these keberatan yang diajukan dengan alasan tidak sesuai
Regulations, the reservation shall not be accepted dengan tujuan dan maksud dari IHR, maka IHR
and these Regulations shall enter into force for the harus diberlakukan kepada Negara tersebut setelah
reserving State only after it withdraws its reservation ybs menarik pernyataan keberatannya sesuai dengan
pursuant to Article 63. If the Health Assembly Pasal 63. Bila Majelis Kesehatan menerima
accepts the reservation, these Regulations shall enter keberatan yang diajukan,, IHR harus diberlakukan
into force for the reserving State, subject to its terhadap Negara tersebut, sesuai dengan materi
reservation. yang diajukan.

Article 63 Withdrawal of rejection and reservation Pasal 63 Pencabutan atas pernyataan


penolakan atau pernyatan keberatan

1. A rejection made under Article 61 may at any time 1. Suatu pernyataan penolakan yang dibuat sesuai
be withdrawn by a State by notifying the Director- dengan Pasal 61 dapat dicabut setiap saat oleh
General. In such cases, these Regulations shall enter Negara ybs dengan memberitahu Direktur Jenderal.
into force with regard to that State upon receipt by Dalam hal ini, IHR mengikat Negara tersebut
the Director-General of the notification, except sesuai dengan Pasal-62 setelah menerima
where the State makes a reservation when pemberitahuan dari Direktur Jenderal, kecuali
withdrawing its rejection, in which case these Negara tersebut menyampaikan keberatan sewaktu
Regulations shall enter into force as provided in menarik pernyataan penolakannya. IHR tidak boleh
Article 62. In no case shall these Regulations enter diberlakukan kepada Negara tersebut kurang dari 24
into force in respect to that State earlier than 24 bulan setelah tanggal pemberitahuan sesuai dengan
months after the date of notification referred to in paragraf-1 Pasal-59.
paragraph 1 of Article 59.

2. The whole or part of any reservation may at any time 2. Seluruh atau sebagian materi yang disampaikan pada
be withdrawn by the State Party concerned by pernyataan keberatan setiap saat dapat ditarik oleh
notifying the Director-General. In such cases, the Negara Anggota ybs dengan memberitahu Direktur
withdrawal will be effective from the date of receipt Jenderal. Dalam hal ini, penarikan pernyataan
by the Director-General of the notification. keberatan akan berlaku pada saat pemberitahuan
diterima oleh Direktur Jenderal.

Article 64 States not Members of WHO Pasal 64 Negara yang bukan Anggota WHO

1. Any State not a Member of WHO, which is a party 1. Setiap Negara yang bukan anggota WHO, yang
to any international sanitary agreement or menerima perjanjian atau peraturan sanitasi
regulations listed in Article 58 or to which the internasional sesuai dengan daftar pada Pasal-58
Director-General has notified the adoption of these atau di mana Direktur Jenderal telah memberitahu
Regulations by the World Health Assembly, may pengesahan IHR oleh Majelis Kesehatan Dunia,
become a party hereto by notifying its acceptance to dapat menerima IHR setelah memberitahu Direktur
the Director-General and, subject to the provisions Jenderal dan, sesuai dengan ketentuan Pasal-62,
of Article 62, such acceptance shall become pernyataan menerima IHR akan efektif pada tanggal

59
effective upon the date of entry into force of these berlakunya IHR. Bila pernyataan menerima tersebut
Regulations, or, if such acceptance is notified after disampaikan setelah tanggal tersebut, IHR baru
that date, three months after the date of receipt by berlaku bagi negara tersebut 3 bulan setelah Direktur
the Director-General of the notification of Jenderal menerima pemberitahuan dari ybs.
acceptance.

2. Any State not a Member of WHO which has become 2. Setiap Negara yang bukan anggota WHO yang
a party to these Regulations may at any time menerima IHR, dapat menarik kembali
withdraw from participation in these Regulations, by pernyataannya setiap saat, dengan memberitahu
means of a notification addressed to the Director- Direktur Jenderal.Tindakan ini akan efektif enam
General which shall take effect six months after the bulan setelah Direktur Jenderal menerima
Director-General has received it. The State which pemberitahuan tersebut. Negara yang telah menarik
has withdrawn shall, as from that date, resume kembali dukungannya terhadap IHR, sejak tanggal
application of the provisions of any international tersebut harus melaksanakan kembali ketentuan dari
sanitary agreement or regulations listed in Article 58 peraturan dan perjanjian sanitasi internasional sesuai
to which it was previously a party. dengan daftar pada Pasal-58 di mana sebelumnya ia
telah menerima ketentuan yang tertuang di
dalamnya.

Article 65 Notifications by the Director-General Pasal 65 Pemberitahuan oleh Direktur Jenderal

1. The Director-General shall notify all States 1. Direktur Jenderal harus memberitahukan kepada
Members and Associate Members of WHO, and also segenap Negara Anggota dan “associate members”
other parties to any international sanitary agreement WHO, dan juga pihak-pihak lain yang telah
or regulations listed in Article 58, of the adoption by menerima perjanjian sanitasi internasional atau
the Health Assembly of these Regulations. peraturan peraturan dalam daftar pada Pasal 58,
tentang pengesahan IHR oleh Majelis Kesehatan.

2. The Director-General shall also notify these States, 2. Direktur Jenderal harus juga memberitahu setiap
as well as any other State which has become a party Negara yang telah menerima IHR atau perubahan
to these Regulations or to any amendment to these dari IHR, setiap pemberitahuan yang diterima oleh
Regulations, of any notification received by WHO WHO dari negara anggota sesuai dengan Pasal 60
under Articles 60 to 64 respectively, as well as of sampai dengan Pasal 64, dan setiap keputusan yang
any decision taken by the Health Assembly under diambil oleh Majelis Kesehatan sesuai dengan Pasal-
Article 62. 62.

Article 66 Authentic texts Pasal 66 Teks Asli

1. The Arabic, Chinese, English, French, Russian and 1. Teks IHR ini dalam bahasa Arab, Cina, Inggeris,
Spanish texts of these Regulations shall be equally Perancis, Rusia dan Spanyol harus sesuai dengan
authentic. The original texts of these Regulations aslinya. Teks asli dari IHR disimpan di WHO.
shall be deposited with WHO.

2. The Director-General shall send, with the 2. Direktur Jenderal harus mengirimkan, dengan
notification provided in paragraph 1 of Article 59, pemberitahuan sesuai dengan paragraf 1 Pasal 59,

60
certified copies of these Regulations to all Members salinan resmi IHR kepada seluruh anggota dan
and Associate Members, and also to other parties to “associate members”, dan juga kepada pihak lain
any of the international sanitary agreements or yang telah menerima perjanjian sanitasi internasional
regulations listed in Article 58. atau peraturan yang tertera pada daftar di Pasal 58.

3. Upon the entry into force of these Regulations, the 3. Pada waktu IHR ini diberlakukan, Direktur Jenderal
Director-General shall deliver certified copies harus mengirimkan salinan resminya kepada
thereof to the Secretary-General of the United Sekretaris Jenderal PBB untuk pendaftaran sesuai
Nations for registration in accordance with Article dengan Pasal 102 Piagam PBB.
102 of the Charter of the United Nations.

ANNEX 1 LAMPIRAN- I

A. CORE CAPACITY REQUIREMENTS FOR A. KAPASITAS YANG HARUS DIMILIKI DI


SURVEILLANCE AND RESPONSE BIDANG SURVEILANS DAN RESPONS

1. States Parties shall utilize existing national structures 1. Negara Anggota harus menggunakan sumberdaya
and resources to meet their core capacity dan infrastruktur yang telah tersedia untuk mencapai
requirements under these Regulations, including kapasitas yang disyaratkan IHR, yang mencakup:
with regard to:
(a) their surveillance, reporting, notification, (i) surveilans, pelaporan, pemberitahuan, verifikasi,
verification, response and collaboration respons dan kerjasama dalam kegiatan; dan
activities; and
(b) their activities concerning designated airports, (j) penunjukan bandara, pelabuhan laut dan
ports and ground crossings. perlintasan darat.

2. Each State Party shall assess, within two years 2. Setiap Negara Anggota harus menilai, dalam jangka
following the entry into force of these Regulations waktu dua tahun sejak berlakunya IHR bagi Negara
for that State Party, the ability of existing national Anggota tersebut, kemampuan sumberdaya dan
structures and resources to meet the minimum infrastruktur yang ada untuk memenuhi persyaratan
requirements described in this Annex. As a result of minimal seperti yang tertera pada Lampiran- ini.
such assessment, States Parties shall develop and Dari penilaian tersebut, Negara Anggota harus
implement plans of action to ensure that these core membuat dan melaksanakan rencana-aksi untuk
capacities are present and functioning throughout memastikan bahwa kapasitas yang disyaratkan telah
their territories as set out in paragraph 1 of Article 5 dicapai dan berfungsi di seluruh wilayah, sesuai
and paragraph 1 of Article 13. dengan paragraf 1 Pasaal 5 dan paragraf Pasal 13.

3. States Parties and WHO shall support assessments, 3. Negara Anggota dan WHO harus mendukung
planning and implementation processes under this penilaian, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
Annex. sesuai dengan Lampiran- ini.

4. At the local community level and/or primary public 4. Pada tingkat masyarakat dan/atau tingkat
health response level. Puskesmas.
The capacities: Kapasitas yang harus dimiliki:

61
(a) to detect events involving disease or death above (a) mendeteksi kejadian/KLB luar biasa yang
expected levels for the particular time and place meliputi penyakit atau kematian di seluruh
in all areas within the territory of the State Party; wilayah negara anggota tersebut, dan
and
(b) to report all available essential information (b) melaporkan semua informasi penting yang ada
immediately to the appropriate level of secepat mungkin kepada pejabat di tingkat
healthcare response. At the community level, pelayanan kesehatan yang telah ditentukan. Dari
reporting shall be to local community health-care masyarakat, laporan harus disampaikan ke
institutions or the appropriate health personnel. Puskesmas atau kepada petugas kesehatan yang
At the primary public health response level, telah ditunjuk. Puskesmas harus melapor ke
reporting shall be to the intermediate or national Dinas Kesehatan Kabupaten, Propinsi atau Pusat.
response level, depending on organizational Informasi penting mencakup: gambaran klinis,
structures. For the purposes of this Annex, hasil laboratorium, sumber dan jenis risiko,
essential information includes the following: jumlah kasus dan kematian pada manusia,
clinical descriptions, laboratory results, sources kondisi yang mempengaruhi penyebaran
and type of risk, numbers of human cases and penyakit dan tindakan yang dilakukan; dan
deaths, conditions affecting the spread of the
disease and the health measures employed; and
(c) to implement preliminary control measures (c) melaksanakan tindakan penanggulangan awal
immediately. sesegera mungkin.

5. At the intermediate public health response levels 5. Pada tingkat kabupaten atau propinsi.
The capacities: Kapasitas yang harus dimiliki:
(a) to confirm the status of reported events and to (a) Memastikan status kejadian/KLB yang
support or implement additional control dilaporkan dan mendukung atau melaksanakan
measures; and tindakan penanggulangan tambahan; dan
(b) to assess reported events immediately and, if (b) menilai kejadian/KLB yang dilaporkan dengan
found urgent, to report all essential information segera dan bila dianggap mendesak, melapor ke
to the national level. For the purposes of this pusat.Yang dimaksud dengan kejadian/KLB
Annex, the criteria for urgent events include penting adalah dampak terhadap kesehatan
serious public health impact and/or unusual or masyarakat yang cukup serius dan/atau
unexpected nature with high potential for spread. kejadian/KLB luar biasa atau yang tidak terduga
dengan potensi penyebaran yang tinggi.

6. At the national level 6. Pada tingkat pusat

Assessment and notification. The capacities: Penilaian dan pemberitahuan. Kapasitas yang harus
dimiliki:
(a) to assess all reports of urgent events within 48 (a) Menilai seluruh laporan mengenai kejadian/KLB
hours; and yang mendesak dalam 48 jam; dan
(b) to notify WHO immediately through the (b) Memberitahu WHO dengan segera melalui
National IHR Focal Point when the assessment Focal-point IHR Nasional apabila ada indikasi
indicates the event is notifiable pursuant to terjadinya peristiwa yang harus dilaporkan
paragraph 1 of Article 6 and Annex 2 and to menurut paragraf 1 Pasal 6 dan Lampiran- 2 dan
inform WHO as required pursuant to Article 7 memberitahu WHO sesuai dengan Pasal 7 dan
and paragraph 2 of Article 9. paragraf 2 Pasal 9.

62
Public health response. The capacities: Respons di bidang kesehatan masyarakat. Kapasitas
yang harus dimiliki:

(a) to determine rapidly the control measures (a) Menentukan dengan cepat tindakan
required to prevent domestic and international penanggulangan yang diperlukan unruk
spread; mencegah penyebaran di dalam dan ke luar
negeri;
(b) to provide support through specialized staff, (b) Menyediakan staf khusus, pemeriksaan
laboratory analysis of samples (domestically or laboratorium (di dalam negeri atau di
through collaborating centres) and logistical collaborating centers WHO) dan bantuan logistik
assistance (e.g. equipment, supplies and (misalnya peralatan, bahan dan pengiriman);
transport);
(c) to provide on-site assistance as required to (c) Menyediakan bantuan yang diperlukan untuk
supplement local investigations; melengkapi penyelidikan setempat;
(d) to provide a direct operational link with senior (d) Membentuk sistem yang memungkinkan
health and other officials to approve rapidly and pengambilan keputusan yang cepat guna
implement containment and control measures; melaksanakan tindakan penanggulangan.
(e) to provide direct liaison with other relevant (e) Menyediakan akses langsung ke departemen
government ministries; terkait;

(f) to provide, by the most efficient means of (f) Menyediakan alat komunikasi yang paling
communication available, links with hospitals, efisien, untuk keperluan komunikasi dengan
clinics, airports, ports, ground crossings, rumah sakit, klinik, bandara, pelabuhan,
laboratories and other key operational areas for perlintasan darat, laboratorium dan daerah
the dissemination of information and penting lainnya untuk penyebaran informasi dan
recommendations received from WHO regarding rekomendasi yang diterima dari WHO
events in the State Party’s own territory and in sehubungan dengan kejadian/KLB dalam
the territories of other States Parties; wilayah Negara Anggota tersebut dan dalam
wilayah Negara Anggota lainnya;
(g) to establish, operate and maintain a national (g) Membuat, melaksanakan dan memutahirkan
public health emergency response plan, suatu rencana tanggap darurat kesehatan,
including the creation of termasuk pembentukan tim lintas sektor untuk
multidisciplinary/multisectoral teams to respond merespons kejadian/KLB yang mungkin
to events that may constitute a public health menjadi PHEIC; dan
emergency of international concern; and
(h) to provide the foregoing on a 24-hour basis. (h) Menyediakan fasilitas tersebut di atas selama 24
jam.

B. CORE CAPACITY REQUIREMENTS FOR B. KAPASITAS YANG HARUS DIMILIKI


DESIGNATED AIRPORTS, PORTS AND BANDARA, PELABUHAN DAN LINTAS
GROUND CROSSINGS BATAS DARAT

1. At all times 1. Setiap saat


The capacities: Kapasitas yang harus dimiliki:
(a) to provide access to (i) an appropriate medical (a) Menyediakan (i)pelayanan kesehatan yang
service including diagnostic facilities located so memadai termasuk fasilitas diagnostik, yang

63
as to allow the prompt assessment and care of ill terletak sedemikian rupa sehingga
travellers, and (ii) adequate staff, equipment and memungkinkan penilaian dan perawatan secara
premises; cepat bagi penumpang yang sakit dan (ii) staf,
peralatan dan ruangan yang memadai;
(b) to provide access to equipment and personnel for (b) Menyediakan peralatan dan staf untuk merujuk
the transport of ill travellers to an appropriate penumpang yang sakit ke sarana kesehatan yang
medical facility; memadai;
(c) to provide trained personnel for the inspection of (c) Menyediakan staf yang terlatih untuk
conveyances; pemeriksaan alat angkut;
(d) to ensure a safe environment for travellers using (d) Memastikan lingkungan yang aman bagi para
point of entry facilities, including potable water penumpang yang menggunakan fasilitas yang
supplies, eating establishments, flight catering tersedia, termasuk air bersih, tempat makan,
facilities, public washrooms, appropriate solid fasilitas katering pesawat udara, kamar kecil,
and liquid waste disposal services and other sistem pembuangan sampah cair dan padat yang
potential risk areas, by conducting inspection memadai, serta tempat lain berpotensi
programmes, as appropriate; and menimbulkan risiko, dengan melaksanakan
inspeksi yang memadai; dan
(e) to provide as far as practicable a programme and (e) menyediakan sejauh memungkinkan staf terlatih
trained personnel for the control of vektors and guna pengendalian vektor dan reservoir.
reservoirs in and near points of entry.

2. For responding to events that may constitute a 2. Merespons kejadian/KLB yang dapat
public health emergency of international concern menimbulkan PHEIC

The capacities: Kapasitas yang harus dimiliki:

(a) to provide appropriate public health emergency (a) Menanggulangi keadaan darurat kesehatan
response by establishing and maintaining a masyarakat secara memadai dengan membuat
public health emergency contingency plan, dan memutahirkan rencana tanggap darurat
including the nomination of a coordinator and kesehatan masyarakat, termasuk penunjukan
contact points for relevant point of entry, public koordinator dan petugas pada pintu masuk,
health and other agencies and services; layanan kesehatan masyarakat dan layanan
lainnya;
(b) to provide assessment of and care for affected (b) Menyediakan fasilitas untuk diagnosis dan
travellers or animals by establishing perawatan bagi penumpang atau hewan yang
arrangements with local medical and veterinary terjangkit melalui kerjasama dengan fasilitas
facilities for their isolation, treatment and other kesehatan dan kesehatan hewan setempat dalam
support services that may be required; melaksanakan isolasi pengobatan dan layanan
lain yang diperlukan;
(c) to provide appropriate space, separate from other (c) Menyediakan ruangan yang memadai yang
travellers, to interview suspect or affected terpisah dari penumpang lain, untuk
persons; mewawancarai orang yang terjangkit penyakit
atau kemungkinan menderita penyakit;
(d) to provide for the assessment and, if required, (d) Menyediakan sarana diagnosis dan, bila perlu,
quarantine of suspect travellers, preferably in fasilitas karantina terhadap penumpang yang
facilities away from the point of entry; mungkin menderita penyakit, bila

64
memungkinkan di sarana kesehatan yang jauh
dari pintu masuk;
(e) to apply recommended measures to disinsect, (e) Bila dianggap perlu melaksanakan tindakan
derat, disinfect, decontaminate or otherwise treat hapus serangga, hapus tikus, hapus hama,
baggage, cargo, containers, conveyances, goods dekontaminasi pada bagasi, kargo, petikemas,
or postal parcels including, when appropriate, at alat angkut, barang dan paket pos, di lokasi yang
locations specially designated and equipped for telah ditetapkan dan dilengkapi untuk keperluan
this purpose; ini.
(f) to apply entry or exit controls for arriving and (f) Menerapkan pengawasan masuk dan keluarnya
departing travellers; and penumpang; dan
(g) to provide access to specially designated (g) Menyediakan peralatan yang dirancang khusus
equipment, and to trained personnel with dan personel terlatih yang menggunakan alat
appropriate personal protection, for the transfer perlindungan diri yang memadai, guna merujuk
of travellers who may carry infection or penumpang yang mungkin menularkan penyakit
contamination. atau kontaminasi.

ANNEX 2 LAMPIRAN-2
DECISION INSTRUMENT FOR THE ALGORITME UNTUK PENILAIAN DAN
ASSESSMENT AND NOTIFICATION OF PELAPORAN SUATU KEJADIAN/KLB YANG
EVENTS THAT MAY CONSTITUTE A PUBLIC DAPAT MENIMBULKAN PHEIC
HEALTH EMERGENCY OF INTERNATIONAL
CONCERN

Events detected by national surveillance system (see Kejadian/KLB yang dideteksi oleh sistem surveilans
Annex 1) (lihat Lampiran-1)

An event involving the following diseases shall Suatu kejadian/KLB yang menyangkut penyakit
always lead to utilization of the algorithm, because berikut, harus selalu menggunakan algoritma ini,
they have demonstrated the ability to cause serious karena penyakit tersebut telah terbukti dapat
public health impact and to spread rapidly menyebabkan dampak kesehatan masyarakat yang
internationally b): serius dan menyebar dengan cepat ke seluruh dunia
- Cholera b):
- Pneumonic plague - Kolera;
- Yellow fever - Pes Paru;
- Viral haemorrhagic fevers(Ebola, Lassa,Marburg) - Demam Kuning;
- West Nile fever - Demam berdarah oleh virus (Ebola, Lassa,
- Other diseases that are of special national or Marburg)
Regional concern, e.g. dengue fever, Rift Valley - Demam West-Nile;
fever, and meningococcal disease. -Penyakit lain yang mendapatkan perhatian khusus
di tingkat nasional atau regional, seperti Demam
Dengue, Demam Rift-Valley, dan penyakit yang
disebabkan oleh kuman meningokokus;

Any event of potential international public health Setiap kejadian/KLB yang berpotensi menimbulkan
concern, including those of unknown causes or PHEIC, termasuk yang tidak dikenal sumber atau

65
sources and those involving other events or diseases penyebabnya serta kejadian/KLB atau penyakit
than those listed in the box on the left and the box lain yang tidak termasuk dalam kotak di atas dan di
on the right shall lead to utilization of the algorithm. bawah, harus menggunakan algoritma ini;

A case of the following diseases is unusual or Satu kasus dari penyakit beikut ini adalah suatu
unexpected and may have serious public health kejadian/KLB luar biasa/KLB atau tidak diduga
impact, and thus shall be notified a, b): dan dapat berdampak serius terhadap kesehatan
- Smallpox masyarakat, sehingga harus dilaporkan a,b):
- Poliomyelitis due to wild-type poliovirus -Cacar;
- Human influenza caused by a new subtype - Influenza manusia yang disebabkan oleh subtipe
- Severe acute respiratory syndrome (SARS). baru;
- SARS;

EVENT SHALL BE NOTIFIED TO WHO UNDER PENYAKIT DI ATAS HARUS DILAPORKAN KE


THE INTERNATIONAL HEALTH WHO MENURUT IHR
REGULATIONS

Not notified at this stage. Reassess when more Tidak dilaporkan pada tingkat ini. Nilai kembali
information becomes available. bila telah tersedia informasi yang lebih banyak.

Is there a significant risk of international travel or Adakah keharusan membatasi lalu lintas dan
trade restrictions? perdagangan internasional ?

Is the public health impact of the event serious? Apakah dampak kesehatan masyarakat dari
kejadian/KLB ini serius ?

Is the event unusual or unexpected? Apakah ini kejadian/KLB luar biasa atau tidak
diduga ?
Is there a significant risk of international spread? Apakah ada kemungkinan menyebar secara
internasional ?

Is there a significant risk of international spread? Adakah suatu risiko yang bermakna bagi
penyebarannya secara internasional ?
Is the event unusual or unexpected?
Apakah kejadian/KLB ini luar biasa atau tidak
diduga ?

a) As per WHO case definitions a) sesuai dengan definisi kasus WHO;


b) The disease list shall be used only for the purpose b) daftar penyakit ini hanya digunakan dalam IHR
of these Regulations

EXAMPLES FOR THE APPLICATION OF THE CONTOH PENERAPAN ALGORITME DALAM


DECISION INSTRUMENT FOR THE PENILAIAN DAN PELAPORAN
ASSESSMENT AND NOTIFICATION OF KEJADIAN/KLB YANG DAPAT
EVENTS THAT MAY CONSTITUTE MENIMBULKAN PHEIC

66
A PUBLIC HEALTH EMERGENCY OF
INTERNATIONAL CONCERN

The examples appearing in this Annex are not Contoh yang terdapat dalam Lampiran ini tidak
binding and are for indicative guidance mengikat dan hanya merupakan petunjuk guna
purposes to assist in the interpretation of the decision membantu menafsirkan algoritme
instrument criteria.
DOES THE EVENT MEET AT LEAST TWO OF APAKAH KEJADIAN/KLB TERSEBUT
THE FOLLOWING CRITERIA? MEMENUHI SEKURANG-KURANGNYA 2 DARI
KRITERIA BERIKUT INI ?
I. Is the public health impact of the event serious? I. Apakah dampaknya terhadap kesehatan
masyarakat serius?
1. Is the number of cases and/or number of deaths for 1. Apakah jumlah kasus dan/atau jumlah kematian
this type of event large for the given place, time or cukup besar dilihat dari segi lokasi, waktu atau jumlah
population? penduduk ?

2. Has the event the potential to have a high public 2. Apakah berpotensi menimbulkan dampak besar bagi
health impact? kesehatan masyarakat?
THE FOLLOWING ARE EXAMPLES OF BERIKUT ADALAH CONTOH KEADAAN YANG
CIRCUMSTANCES THAT CONTRIBUTE TO HIGH DAPAT MENIMBULKAN DAMPAK NEGATIF
PUBLIC HEALTH IMPACT: BAGI KESEHATAN MASYARAKAT:
�Event caused by a pathogen with high potential to - kejadian/KLB yang disebabkan oleh kuman yang
cause epidemic (infectiousness of the agent, high case sangat mungkin menimbulkan wabah ( kemampuan
fatality, multiple transmission routes or healthy menular bibit penyakit, kematian kasus yang tinggi,
carrier). berbagai cara penularan atau adanya karier);
�Indication of treatment failure (new or emerging - indikasi kegagalan pengobatan (resistensi antibiotik,
antibiotic resistance, vaccine failure, antidote resistance kegagalan vaksin, kegagalan atau resistensi zat
or failure). penawar racun)
�Event represents a significant public health risk even - Kejadian/KLB yang dapat membahayakan kesehatan
if no or very few human cases have yet been identified. masyarakat, meski belum ditemukan penderita atau
jumlah penderita yang sudah diketahui sangat kecil.
�Cases reported among health staff. -Ada petugas kesehatan yang terkena penyakit;
�The population at risk is especially vulnerable -Penduduk yang berisiko sangat rentan (para
(refugees, low level of immunization, children, elderly, pengungsi, cakupan imunisasi rendah, anak, orang tua,
low immunity, undernourished, etc.). kurang gizi, dll.).
�Concomitant factors that may hinder or delay the -faktor yang pada saat bersamaan dapat menghalangi
public health response (natural catastrophes, armed atau menunda tindakan di bidang kesehatan masyarakat
conflicts, unfavourable weather conditions, multiple (bencana alam, konflik bersenjata, cuaca buruk, sumber
foci in the State Party). penularan di beberapa wilayah Negara Anggota).
- Kejadian/KLB di wilayah yang sangat padat
�Event in an area with high population density. penduduknya
-penyebaran bahan beracun, bahan yang dapat menular
�Spread of toxic, infectious or otherwise hazardous atau bahan berbahaya yang ada di alam atau yang
materials that may be occurring naturally or otherwise berpotensi mencemari penduduk dan atau wilayah
that has contaminated or has the potential to yang luas.
contaminate a population and/or a large geographical

67
area.
3. Is external assistance needed to detect, investigate, 3. Apakah bantuan luar negri diperlukan untuk
respond and control the current event, or prevent new mendeteksi, investigasi, respons dan menanggulangi
cases? kejadian/KLB yang sedang berlangsung, atau untuk
mencegah kasus-kasus baru ?
THE FOLLOWING ARE EXAMPLES OF WHEN BERIKUT ADALAH CONTOH PERLUNYA
ASSISTANCE MAY BE REQUIRED: BANTUAN LUAR NEGERI:
�Inadequate human, financial, material or technical -terbatasnya sumberdaya manusia, dana, bahan dan
resources – in particular: kemampuan teknis, khususnya:
– Insufficient laboratory or epidemiological capacity to -terbatasnya kapasitas laboratorium atau kapasitas
investigate the event (equipment, personnel, financial epidemiologis untuk menyelidiki kejadian/KLB (
resources) peralatan, staf, keuangan)
– Insufficient antidotes, drugs and/or vaccine and/or -terbatasnya anti racun, obat dan/atau vaksin dan/atau
protective equipment, decontamination equipment, or alat pelindung, alat dekontaminasi;
supportive equipment to cover estimated needs -sistem surveilans yang ada tidak mampu mendeteksi
– Existing surveillance system is inadequate to detect kasus baru pada waktunya.
new cases in a timely manner.

IS THE PUBLIC HEALTH IMPACT OF THE APAKAH DAMPAK TERHADAP KESEHATAN


EVENT SERIOUS? MASYARAKAT DARI KEJADIAN/KLB INI
Answer “yes” if you have answered “yes” to SERIUS ?
questions 1, 2 or 3 above. Jawab “ya” bila anda memiliki jawaba “ya” pada
pertanyaan nomor 1, 2 atau 3 di atas.
II. Is the event unusual or unexpected? II. Apakah kejadian/KLB ini luar biasa atau tak
terduga ?
4. Is the event unusual? 4. Apakah ini kejadian/KLB luar biasa ?
THE FOLLOWING ARE EXAMPLES OF BERIKUT ADALAH CONTOH KEJADIAN/KLB
UNUSUAL EVENTS: LUAR BIASA:
�The event is caused by an unknown agent or the - Kejadian/KLB yang tidak diketahui penyebab atau
source, vehicle, route of transmission is sumbernya, media atau rute penularan yang tidak biasa
unusual or unknown. atau tidak diketahui.
�Evolution of cases more severe than expected - Perkembangan klinis kasus lebih berat dari yang
(including morbidity or case-fatality) or diharapkan (termasuk kematian atau angka kematian)
with unusual symptoms. atau dengan gejala yang tidak biasa.
�Occurrence of the event itself unusual for the area, - Kejadian/KLBnya sendiri luar biasa bagi suatu
season or population. wilayah, musim atau penduduk;

5. Is the event unexpected from a public health 5. Apakah kejadian/KLB ini tidak terduga dari
perspective? perspektif kesehatan masyarakat ?
THE FOLLOWING ARE EXAMPLES OF BERIKUT ADALAH CONTOH KEJADIAN/KLB
UNEXPECTED EVENTS: YANG TIDAK TERDUGA:
�Event caused by a disease/agent that had already - Kejadian/KLB yang disebabkan oleh suatu
been eliminated or eradicated from the penyakit/penyebab penyakit yang telah tereliminasi
State Party or not previously reported. atau terbasmi dari Negara Anggota atau yang tidak
pernah dilaporkan sebelumnya.

68
IS THE EVENT UNUSUAL OR UNEXPECTED? APAKAH KEJADIAN/KLB INI LUAR BIASA
Answer “yes” if you have answered “yes” to ATAU TIDAK TERDUGA ?
questions 4 or 5 above. Jawab “ya” bila anda memiliki jawaban “ya” pada
pertanyaan nomor 4 atau 5 di atas.

III. Is there a significant risk of international III. Adakah kemungkinan yang cukup besar untuk
spread? penyebaran internasional?

6. Is there evidence of an epidemiological link to 6. Adakah kaitan epidemiologis dengen kejadian/KLB


similar events in other States? serupa di Negara lain ?

7. Is there any factor that should alert us to the 7. Adakah faktor yang harus kita waspadai dalam
potential for cross border movement of the pergerakan lintas batas dari penyebab penyaki,media
agent, vehicle or host? penularan atau manusia?
THE FOLLOWING ARE EXAMPLES OF BERIKUT ADALAH CONTOH SITUASI YANG
CIRCUMSTANCES THAT MAY PREDISPOSE TO BERPENGARUH TERHADAP PENYEBARAN
INTERNATIONAL SPREAD: INTERNASIONAL:
�Where there is evidence of local spread, an index -ada bukti penyebaran lokal, kasus indeks (atau kasus
case (or other linked cases) with a terkait lainnya) memiliki riwayat pada bulan
history within the previous month of: sebelumnya melakukan:
– international travel (or time equivalent to the - perjalanan internasional ( yang waktunya sama
incubation period if the pathogen is known) dengan masa inkubasi, bila penyakitnya diketahui)
– participation in an international gathering - ikutserta dalam pertemuan internasional (haji,
(pilgrimage, sports event, conference, etc.) olahraga, konperensi, dll.)
– close contact with an international traveller or a - kontak erat dengan seorang penumpang
highly mobile population. internasional atau penduduk dengan mobilitas tinggi
�Event caused by an environmental contamination that - Kejadian/KLB yang disebabkan oleh pencemaran
has the potential to spread across international borders. lingkungan yang berpotensi menyebar melintasi batas
�Event in an area of intense international traffic with internasional.
limited capacity for sanitary control or environmental - Kejadian/KLB di suatu wilayah dengan lalu-lintas
detection or decontamination. internasional yang ramai, dengan fasilitas sanitasi yang
terbatas, atau kemampuan mendeteksi pencemaran
lingkungan dan dekontaminasi yang terbatas.

IS THERE A SIGNIFICANT RISK OF ADAKAH KEMUNGKINAN YANG CUKUP


INTERNATIONAL SPREAD? BESARAGI PENYEBARAN INTERNASIONAL ?
Answer “yes” if you have answered “yes” to Jawab “ya” bila anda memiliki jawaban “ya” pada
questions 6 or 7 above. pertanyaan nomor 6 atau 7 di atas.

IV. Is there a significant risk of international travel IV. Adakah kemungkinan dibatasinya lalu lintas
or trade restrictions? dan perdagangan internasional ?

8. Have similar events in the past resulted in 8. Adakah kejadian/KLB serupa di masa lalu yang
international restriction on trade and/or travel? mengharuskan pembatasan pada perdagangan
dan/atau lalu lintas internasional ?

69
9. Is the source suspected or known to be a food 9. Apakah sumber penyakit yang dicurigai atau
product, water or any other goods that might be diketahui adalah produk makanan, air atau barang
contaminated that has been exported/imported to/from lainnya yang terkontaminasi yang telah di
other States? ekspor/impor ke/dari Negara lain ?

10. Has the event occurred in association with an 10. Apakah kejadian/KLB terjadi saat berlangsungnya
international gathering or in an area of intense pertemuan internasional atau dalam suatu wilayah
international tourism? yang banyak dkunjungi wisatawan mancanegara ?

11. Has the event caused requests for more information 11. Apakah kejadian/KLB ini menyebabkan
by foreign officials or international media? permintaaninformasi yang lebih banyak dari pejabat
asing atau media internasional ?

IS THERE A SIGNIFICANT RISK OF ADAKAH KEMUNGKINAN DIBATASINYA


INTERNATIONAL TRADE OR TRAVEL LALU LINTAS DAN PERDAGANGAN
RESTRICTIONS? INTERNASIONAL ?
Answer “yes” if you have answered “yes” to Jawab “ya” bila anda meiliki jawabn “ya” pada
questions 8, 9, 10 or 11 above. pertanyaan nomor 8, 9, 10, atau 11 di atas.

States Parties that answer “yes” to the question Negara Anggota yang menjawab “ya” pada
whether the event meets any two of the four criteria pertanyaan apakah kejadian/KLBnya memenuhi 2
(I-IV) above, shall notify WHO under Article 6 of dari 4 kriteria (I-IV) di atas, harus memberitahu
the International Health Regulations. WHO sesuai denganPasal-6 IHR.

ANNEX 3
LAMPIRAN-3
MODEL SHIP SANITATION CONTROL
CONTOH SERTIFIKAT BEBAS PENGAWASAN
EXEMPTION CERTIFICATE/SHIP
SANITASI KAPAL/ SERTIFIKAT
SANITATION CONTROL CERTIFICATE
PENGAWASAN SANITASI KAPAL
Port of………. Date: …………..
Pelabuhan............... Tanggal.....................
This Certificate records the inspection and 1)
Sertifikat ini mencatat pemeriksaan dan 1)
exemption from control or 2) control measures applied
Bebas dari pengawasan atau 2) tindakan pengendalian
Name of ship or inland navigation
yang dilakukan pada
vessel…......................Flag….......................
Nama kapal atau kapal sungai pedalaman: .........
Registration/IMO No. ……….......
Bendera ..................
At the time of inspection the holds were unladen/laden
Nomor Registrasi/IMO:....................
with ...... tonnes of .......................... cargo
Pada waktu diperiksa, palka-palka tidak
Name and address of inspecting
memuat/memuat dengan ....... ton dari ....... kargo;
officer…………………..
Nama dan alamat petugas pemeriksa:...................
Ship Sanitation Control Exemption Certificate
Sertifikat Bebas Pemeriksaan Sanitasi Kapal;
Areas , [systems, and services] inspected
Bagian, (sistem, dan layanan) yang diperiksa;

70
Galley Pantry Stores Dapur
Hold(s)/cargo Palka/Kargo
Quarters: Tempat tinggal:
- crew - ABK
- officers - Pimpinan
- passengers - penumpang
- deck - geladak
Potable water Air bersih
Sewage Sampah cair
Ballast tanks Tanki pemberat atau penyeimbang?
Solid and medical waste Sampah medik dan padat
Standing water Air cadangan
Engine room Ruang mesin
Medical facilities Fasilitas medik
Other areas specified - see attached Bagian lainnya- lihat lampiran
Note areas not applicable, by marking Catatan bagian yang tidak di[periksa, tulis N/A
N/A.

Evidence found1 Bukti yang ditemukan;


………………….. ................................
………………….. ................................
Sample results2 Hasil sampel
………………….. ................................
………………….. ................................
Documents reviewed Dokumen yang diperiksa
Medical log Buku harian medik
Ship’s log Buku harian kapal
Other Lain-lain

Ship Sanitation Control Certificate Sertifikat Pemeriksaan Sanitasi Kapal


Control measures applied Tindakan Pengendalian yang dilakukan
………………………… ...........................................
………………………… ...........................................
Re-inspection date Tanggal pemeriksaan ulang;
………………………… ...........................................
………………………… ...........................................
Comments regarding conditions found Komentar terhadap kondisi yang ditemukan
………………………… ...........................................
………………………… ...........................................

No evidence found. Ship/vessel is exempted from Tidak ditemukan bukti. Kapal/Alat angkut dibebaskan
control measures. Control measures indicated were dari tindakan pengendalian. Indikasi tindakan
applied on the date below. pengendalian dilakukan pada tanggal dibawah.
Name and designation of issuing officer Nama dan pangkat petugas yang menerbitkan
………………………………............ .............................................

71
Signature and seal ………… Date …………......... Tanda tangan dan stempel......... Tanggal...............
1 (a) Evidence of infection or contamination, including: 1 (a) Bukti infeksi atau kontaminasi, termasuk vektor
vektors in all stages of growth; animal reservoirs for dalam semua tingkat pertumbuhan; reservoir hewan
vektors; rodents or other species that could carry bagi vektor; rodent atau spesies lain yang dapat
human disease, microbiological, chemical and other membawa penyakit manusia, mikrobiologi, kimia dan
risks to human health; signs of inadequate sanitary risiko lainnya pada kesehatan manusia; tanda-tanda
measures. (b) Information concerning any human cases kekurangan tindakan sanitasi. (b) Informasi mengenai
(to be included in the Maritime Declaration of Health). setiap kasus manusia ( dimasukkan dalam MDH).
2 Results from samples taken on board. Analysis to be 2 Hasil dari sampel yang diambil di atas kapal. Analisis
provided to ship’s master by most expedient means dibeikan kepada Nahkoda Kapal melalui alat
and, if re-inspection is required, to the next appropriate pengiriman, bila pemeriksaan ulang diperlukan, pada
port of call coinciding with the re-inspection date pelabuhan berikutnya bersamaan dengan tanggal
specified in this certificate. pemeriksaan ulang yang dicantumkan dalam sertifikat
Sanitation Control Exemption Certificates and ini.
Sanitation Control Certificates are valid for a Sertifikat Bebas Pengawasan Sanitasi Kapal dan
maximum of six months, but the validity period may be Sertifikat Pengawasan Sanitasi Kapal ini berlaku paling
extended by one month if inspection cannot be carried lama 6 bulan, namun dapat diperpanjang selama 1
out at the port and there is no evidence of infection or bulan bila pemeriksaan tidak dapat dilakukan di
contamination. pelabuhan dan tidak ada bukti adanya infeksi atau
kontaminasi

ATTACHMENT TO MODEL SHIP SANITATION LAMPIRAN CONTOH SERTIFIKAT BEBAS


CONTROL EXEMPTION CERTIFICATE/SHIP PENGAWASAN SANITASI KAPAL/ SERTIFIKAT
SANITATION CONTROL CERTIFICATE PENGAWASAN SANITASI KAPAL

Areas/facilities/systems inspected Bagian/fasilitas/sistem yang diperiksa


Food Makanan:
Source;Storage;Preparation;Service Sumber; Penyimpanan; Penyiapan; Pelasyanan;
Water Air:
Source; Storage; Distribution Sumber; Penyimpanan; Distribusi;
Waste Sampah:
Holding; Treatment; Disposal Penanganan; Pengendalian; Pembuangan;
Swimming pools/spas Kolam Renang:
Equipment; Operation Peralatan; pengoperasian;
Medical facilities Fasiltas Medik:
Equipment and medical devices; Operation Alat dan bahan medik; Operasi;
Medicines Obat-obatan;
Other areas inspected Bagian lainnya yang diperiksa:

Evidence found Bukti yang ditemukan:


……………………. ................................
……………………. ................................
Sample results Hasil pemeriksaan sampel:
……………………. ................................
……………………. ................................
Documents reviewed Dokumen yang diperiksa

72
…………………….. ................................
…………………….. ................................
Control measures applied Tindakan Pengendalian yang dilakukan:
…………………….. ................................
…………………….. ................................
Re-inspection date Tanggal Pemeriksaan Ulang:
…………………….. ................................
…………………….. ................................
Comments regarding conditions found Komentar mengenai kondisi yang ditemukan:
…………………….. ................................
…………………….. ................................

Indicate when the areas listed are not applicable by Tandai bagian dalam daftar yang tidak diperiksa
marking N/A. dengan memberi tanda N/A

ANNEX 4 LAMPIRAN- 4
TECHNICAL REQUIREMENTS PERTAINING PERSYARATAN TEKNIS BAGI ALAT ANGKUT
TO CONVEYANCES AND DAN OPERATOR ALAT ANGKUT
CONVEYANCE OPERATORS

Section A Conveyance operators Bagian A. Operator Alat Angkut


1. Conveyance operators shall facilitate: 1. Para operator alat angkut harus memfasilitasi:
(a)inspections of the cargo, containers and conveyance; (a) Pemeriksaan kargo, petikemas dan alat angkut;
(b) medical examinations of persons on board; (b) Pemeriksaan medis terhadap penumpang di atas
(c) application of other health measures under these kapal;
Regulations; and (c) Tindakan lain sesuai dengan IHR; dan
(d) provision of relevant public health information (d) pemberian informasi kesehatan masyarakat yang
requested by the State Party. diminta oleh Negara Anggota.

2. Conveyance operators shall provide to the competent 2. Operator alat angkut harus memberikan kepada
authority a valid Ship Sanitation Control Exemption otorita yang berkompeten suatu SBPSK yang sah atau
Certificate or a Ship Sanitation Control Certificate or a Sertifikat Kontrol Sanitasi Kapal atau suatu MDH, atau
Maritime Declaration of Health, or the Health Part of HPAGD sesuai dengan yag disyaratkan IHR.
an Aircraft General Declaration, as required under
these Regulations.

Section B Conveyances Bagian B. Alat angkut

1. Control measures applied to baggage, cargo, 1. Tindakan yang dilakukan pada bagasi, kargo,
containers, conveyances and goods under these petikemas, alat angkut dan barang sesuai dengan IHR
Regulations shall be carried out so as to avoid as far as harus dilakukan sedemikian rupa untuk sejauh mungkin
possible injury or discomfort to persons or damage to mencegah ruda paksa atau ketidaknyamanan terhadap
the baggage, cargo, containers, conveyances and goods. penumpang atau kerusakan pada bagasi, kargo,
Whenever possible and appropriate, control measures petikemas, alat angkut dan barang. Bila memungkinkan
shall be applied when the conveyance and holds are tindakan harus dilakukan saat alat angkut dan palkanya

73
empty. dalam keadaan kosong.

2. States Parties shall indicate in writing the measures 2. Negara Anggota harus menyatakan secara tertulis
applied to cargo, containers or conveyances, the parts tindakan yang telah dilakukan pada kargo, petikemas,
treated, the methods employed, and the reasons for atau alat angkut, bagian di mana tindakan
their application. This information shallbe provided in dilaksanakan, metode yang digunakan, dan alasan
writing to the person in charge of an aircraft and, in penerapannya. Informasi ini harus diberikan secara
case of a ship, on the Ship Sanitation Control tertulis kepada orang yang bertanggungjawab di
Certificate. For other cargo, containers or conveyances, pesawat udara dan, dalam hal kapal laut, ditulis pada
States Parties shall issue such information in writing to SPSK. Untuk kargo, petikemas atau alat angkut
consignors, consignees, carriers, the person in charge Negara Anggota harus memberikan informasi tersebut
of the conveyance or their respective agents. secara tertulis kepada pengirim barang, penerima
barang, pembawa, orang yang bertanggungjawab di
alat angkut atau agennya.

ANNEX 5 LAMPIRAN- 5
SPECIFIC MEASURES FOR VEKTOR-BORNE TINDAKAN KHUSUS TERHADAP PENYAKIT
DISEASES YANG MENULAR MELALUI VEKTOR

1. WHO shall publish, on a regular basis, a list of areas 1. WHO harus menerbitkan secara teratur, daftar lokasi
where disinsection or other vektor control measures are di mana hapus serangga dan tindakan pengendalian
recommended for conveyances arriving from these vektor lainnya direkomendasikan terhadap alat angkut
areas. Determination of such areas shall be made yang datang dari lokasi tersebut. Penetapan lokasi ini
pursuant to the procedures regarding temporary or harus dibuat sesuai dengan rekomendasi sementara atau
standing recommendations, as appropriate. rekomendasi tetap, sesuai dengan keperluan.

2. Every conveyance leaving a point of entry situated in 2. Setiap alat angkut yang meninggalkan pintu masuk
an area where vektor control is recommended should yang terletak dalam suatu daerah di mana pengendalian
be disinsected and kept free of vektors. When there are vektor direkomendasikan harus dihapus seranggakan
methods and materials advised by the Organization for dan dijaga bebas dari vektor. Bila ada metode dan
these procedures, these should be employed. The bahan yang dianjurkan oleh WHO bagi prosedur ini,
presence of vektors on board conveyances and the maka hal ini harus dilaksanakan. Keberadaan vektor
control measures used to eradicate them shall be penyakit di atas alat angkut dan tindakan pengendalian
included: yang digunakan untuk membasminya harus meliputi:
(a) in the case of aircraft, in the Health Part of the (a) Dalam hal pesawat udara, ada pada bagian
Aircraft General Declaration, unless this part of the kesehatan dari HPAGD, kecuali kalau bagian dari
Declaration is waived by the competent authority at the Keterangan ini tidak diminta oleh otorita yang
airport of arrival; berkompeten pada saat kedatangan di bandara;
(b) in the case of ships, on the Ship Sanitation Control (b) Dalam hal kapal laut, ada dalam SPSK, dan;
Certificates; and
(c) in the case of other conveyances, on a written proof (c) Dalam hal alat angkut lain, ada dalam bukti tertulis
of treatment issued to the consignor, consignee, carrier, dari tindakan yang telah dilakukan yang dikeluarkan
the person in charge of the conveyance or their agent, kepada pengirim, pemilik barang, pembawa atau orang
respectively. yang bertugas di alat angkut tersebut, atau agennya.
.
3. States Parties should accept disinsecting, deratting 3. Negara Anggota harus menyetujui hapus serangga,

74
and other control measures for conveyances applied by hapus tikus dan tindakan pengendalian lainnya
other States if methods and materials advised by the terhadap alat angkut yang dilakukan oleh Negara lain,
Organization have been applied. selama metode dan bahan yang digunakan sesuai
dengan anjuran WHO.

4. States Parties shall establish programmes to control 4. Negara Anggota harus melaksanakan pengendalian
vektors that may transport an infectious agent that vektor yang dapat membawa bibit penyakit dan
constitutes a public health risk to a minimum distance menimbulkan risiko bagi kesehatan masyarakat pada
of 400 metres from those areas of point of entry jarak minimum 400 meter dari pintu masuk yang
facilities that are used for operations involving digunakan oleh penumpang, alat angkut, petikemas,
travellers, conveyances, containers, cargo and postal kargo, dan paket pos, dengan perluasan dari jarak
parcels, with extension of the minimum distance if minimum bila terdapat vektor pada daerah yang lebih
vektors with a greater range are present. luas.

5. If a follow-up inspection is required to determine the 5. Bila tindak lanjut pemeriksaan diperlukan untuk
success of the vektor control measures applied, the menentukan keberhasilan tindakan pengendalian vektor
competent authorities for the next known port or airport ,otorita yang berkompeten pada pelabuhan atau
of call with a capacity to make such an inspection shall bandara berikut yang memiliki kapasitas untuk
be informed of this requirement in advance by the melakukan pemeriksaan harus diberitahu terlebih
competent authority advising such follow-up. In the dahulu oleh otorita yang meminta tindak lanjut. Dalam
case of ships, this shall be noted on the Ship Sanitation hal kapal, hal ini harus dicatat pada SPSK.
Control Certificate.

6. A conveyance may be regarded as suspect and 6. Suatu alat angkut dapat dicurigai dan harus diperiksa
should be inspected for vektors and reservoirs if: untuk memastikan ada tidaknya vektor dan reservoir,
(a) it has a possible case of vektor-borne disease on bila:
board; (a) kemungkinan ada kasus penyakit yang ditularkan
(b) a possible case of vektor-borne disease has occurred melalui vektor di atas kapal;
on board during an international voyage; or (b) kemungkinan kasus penyakit yang ditularkan
(c) it has left an affected area within a period of time melalui vektor telah terjadi di atas kapal selama
where on-board vektors could still carry disease. perjalanan internasional; atau
(c) alat angkut telah meninggalkan daerah yang
terjangkit dalam periode yang masih memungkinkan
vektor di kapal membawa penyakit.

7. A State Party should not prohibit the landing of an 7. Suatu Negara Anggota tidak boleh melarang
aircraft or berthing of a ship in its territory if the pendaratan pesawat udara atau kapal merapat dalam
control measures provided for in paragraph 3 of this wilayahnya bila telah dilaksanakan tindakan sesuai
Annex or otherwise recommended by the Organization dengan paragraph-3 Lampiran ini atau yang telah
are applied. However, aircraft or ships coming from an direkomendasikan oleh WHO. Namun, pesawat udara
affected area may be required to land at airports or atau kapal yang datang dari daerah terjangkit dapat
divert to another port specified by the State Party for disyaratkan mendarat pada bandara atau dialihkan
that purpose. kepelabuhan lain yang ditetapkan oleh Negara
Anggota tersebut.

8. A State Party may apply vektor control measures to 8. Suatu Negara Anggota dapat melakukan tindakan

75
a conveyance arriving from an area affected by a pengendalian vektor terhadap alat angkut yang datang
vektor-borne disease if the vektors for the foregoing dari daerah terjangkit penyakit yang ditularkan melalui
disease are present in its territory. vektor, bila vektor penyakit terdahulu ada di
wilayahnya.

ANNEX 6 LAMPIRAN- 6

VACCINATION, PROPHYLAXIS AND SERTIFIKAT VAKSINASI, SERTIFIKAT


RELATED CERTIFICATES PROFILAKSIS DAN SERTIFIKAT TERKAIT

1. Vaccines or other prophylaxis specified in Annex 7 1. Vaksin atau profilaksis lain yang tertera pada
or recommended under these Regulations shall be of Lampiran-7 atau direkomendasikan IHR harus
suitable quality; those vaccines and prophylaxis memadai kualitasnya; vaksin dan profilaksis tersebut
designated by WHO shall be subject to its approval. yang harus terlebih dahulu mendapat persetujuan
Upon request, the State Party shall provide to WHO WHO. Bila diminta oleh WHO, Negara Anggota harus
appropriate evidence of the suitability of vaccines and memberikan bukti yang cukup mengenai kecocokan
prophylaxis administered within its territory under vaksin dan profilaksis yang diberikan di wilayahnya
these Regulations. sesuai dengan IHR ini.

2. Persons undergoing vaccination or other prophylaxis 2. Orang yang divaksinasi atau mendapat profilaksis
under these Regulations shall be provided with an lain sesuai dengan IHR harus diberikan ICV atau
international certificate of vaccination or prophylaxis sertifikat profilaksis (selanjutnya disebut
(hereinafter the “certificate”) in the form specified in sertifikat/ICV) dalam bentuk sesuai dengan Lampiran.
this Annex. No departure shall be made from the model Tidak diperkenankan bentuk yang berbeda dengan
of the certificate specified in this Annex. model ICV seperti pada Lampiran.

3. Certificates under this Annex are valid only if the 3. Sertifikat pada Lampira hanya berlaku bila vaksin
vaccine or prophylaxis used has been approved by atau profilaksis yang digunakan telah diakui oleh
WHO. WHO.

4. Certificates must be signed in the hand of the 4. Sertifikat harus ditandatangani oleh dokter praktek
clinician, who shall be a medical practitioner or other atau petugas kesehatan lain yang berwenang, yang
authorized health worker, supervising the mengawasi pemberian vaksin atau profilaksis tersebut.
administration of the vaccine or prophylaxis. The Sertifikat harus juga diberi stempel resmi dari sarana
certificate must also bear the official stamp of the kesehatan; namun, stempel tidak boleh menggantikan
administering centre; however, this shall not be an tandatangan.
accepted substitute for the signature.

5. Certificates shall be fully completed in English or in 5. Sertifikat harus ditulis lengkap dalam bahasa Inggris
French. They may also be completed in another atau Perancis. Bahasa lain dapat pula ditambahkan
language, in addition to either English or French. namun hanya sebagai pelengkap bahasa Inggris atau
Perancis.

6. Any amendment of this certificate, or erasure, or 6. Setiap perubahan dari sertifikat ini seperti adanya

76
failure to complete any part of it, may render it invalid. bagian yang dihapus atau ada bagian yang tidak
lengkap diisi, dapat mengakibatkan sertifikat ini tidak
berlaku

7. Certificates are individual and shall in no 7. Sertifikat bersifat individu, dan tidak boleh
circumstances be used collectively. Separate digunakan secara kolektif. Sertifikat tersendiri harus
certificates shall be issued for children. dikeluarkan untuk anak.

8. A parent or guardian shall sign the certificate when 8. Orang tua atau pengawal harus menandatangani
the child is unable to write. The signature of an sertifikat bagi anaknya bila ybs tidak dapat menulis.
illiterate shall be indicated in the usual manner by the Tandatangan seorang yang buta huruf biasanya
person’s mark and the indication by another that this is ditunjukkan dengan suatu tanda dan dinyatakan oleh
the mark of the person concerned. yang lain bahwa ini adalah tanda orang tersebut.

9. If the supervising clinician is of the opinion that the 9. Bila dokter pengawas berpendapat bahwa vaksinasi
vaccination or prophylaxis is contraindicated on atau profilaksis merupakan kontraindikasi dari segi
medical grounds, the supervising clinician shall medis bagi seseorang, maka ia harus menuliskan
provide the person with reasons, written in English or alasannya secara tertulis dalam bahasa Inggeris atau
French, and where appropriate in another language in bahasa Perancis, dan bila perlu dalam bahasa lain
addition to English or French, underlying that opinion, selaian bahasa Inggeris dan Perancis, sehingga otorita
which the competent authorities on arrival should take yang berkompeten pada tempat kedatangan akan
into account. The supervising clinician and competent mempertimbangkannya. Dokter pengawas dan otorita
authorities shall inform such persons of any risk yang berkompeten harus memberitahu orang tersebut
associated with non-vaccination and with the non-use tentang risiko yang dihadapi tanpa vaksinasi dan tanpa
of prophylaxis in accordance with paragraph 4 of profilaksis sesuai dengan paragraph-4 Pasal 23.
Article 23.

10. An equivalent document issued by the Armed 10. Dokumen sejenis yang dikeluarkan oleh Angkatan
Forces to an active member of those Forces shall be Bersenjata bagi anggotanya yang aktif, harus diterima
accepted in lieu of an international certificate in the sebagi pengganti ICV seperti yang tercantum pada
form shown in this Annex if: Lampiran, bila:
(a) it embodies medical information substantially the (a) informasi medik yang dicantumkan sebagian besar
same as that required by such form; and sama dengan ICV; dan
(b) it contains a statement in English or in French and (b) berisi pernyataan dalam bahasa Inggeris atau
where appropriate in another language in addition to Perancis dan bila perlu dalam bahasa lain selain bahasa
English or French recording the nature and date of the Inggeris dan Perancis yang mencatat jenis dan tanggal
vaccination or prophylaxis and to the effect that it is vaksinasi atau profilaksis dan dokumen tersebut
issued in accordance with this paragraph dikeluarkan sesuai dengan paragraf ini.

MODEL INTERNATIONAL CERTIFICATE OF MODEL SERTIFIKAT INTERNASIONAL


VACCINATION OR PROPHYLAXIS UNTUK VAKSINASI ATAU PROFILAKSIS (ICV)

This is to certify that [name] ..................................., Dengan ini menerangkan bahwa (nama)……………..
date of birth ..................., sex ..............................., tanggal lahir.……,jenis kelamin……
nationality ....................................national identification Kewarganegaraan..................... KTP(bila ada)..............

77
document, if applicable .................................................. Yang tandatangannya di bawah ini...................
whose signature follows ……………………….............
has on the date indicated been vaccinated or received Pada tanggal yang tercantum telah divaksinasi atau
prophylaxis against: mendapat profilaksis terhadap penyakit:
(name of disease or condition) ………..………………. (nama penyakit atau keadaan)……………..........…
Inaccordancewith the International Health Regulations. sesuai dengan IHR
Vaccine or prophylaxis: Vaksin atau Profilaksis:.............
Date: Tanggal:
Signature and professional status of supervising Tanda tangan dan profesi dari dokter pengawas
clinician:
Manufacturer and batch No. of vaccine or Pabrik pembuat vaksin dan nomor batch vaksin atau
Prophylaxis: profilaksis

Certificate valid from .................. until ...................... Sertifikat ini berlaku mulai ........ sampai........
Official stamp of administering centre: Stempel dinas sarana kesehatan
1. 1.
2. 2.

This certificate is valid only if the vaccine or Sertifikat ini berlaku bila vaksin atau profilaksis yang
prophylaxis used has been approved by the World digunakan telah diakui oleh WHO.
Health Organization.

This certificate must be signed in the hand of the Sertifikat ini harus ditandatangani oleh dokter praktek,
clinician, who shall be a medical practitioner or other atau petugas kesehatan berwenang yang mengawasi
authorized health worker, supervising the pemberian vaksin atau profilaksis. Sertifikat ini harus
administration of the vaccine or prophylaxis. The dibubuhi cap dinas dari sarana kesehatan, namun tidak
certificate must also bear the official stamp of the berlaku sebagai pengganti tandatangan
administering centre; however, this shall not be an
accepted substitute for the signature.

Any amendment of this certificate, or erasure, or failure Setiap perubahan dari sertifikat ini seperti adanya
to complete any part of it, may render it invalid. bagian yang dihapus atau ada bagian yang tidak
lengkap diisi, dapat mengakibatkan sertifikat ini tidak
berlaku

The validity of this certificate shall extend until the Sertifikat ini berlaku sampai tanggal yang telah
date indicated for the particular vaccination or dituliskan bagi vaksinasi atau profiklaksis yang telah
prophylaxis. The certificate shall be fully completed in diberikan. Sertifikat ini harus ditulisdalam bahasa
English or in French. The certificate may also be Inggris dan Perancis. Sertifikat ini dapat juga
completed in another language on the same document, dilengkapi dengan bahasa lain pada dokumen yang
in addition to either English or French. sama, selain bahasa Inggris dan Perancis.

ANNEX 7 LAMPIRAN-7
REQUIREMENTS CONCERNING KETENTUAN MENGENAI VAKSINASI ATAU

78
VACCINATION OR PROPHYLAXIS FOR PROFILAKSIS TERHADAP PENYAKIT
SPECIFIC DISEASES TERTENTU

1. In addition to any recommendation concerning 1. Selain rekomendasi mengenai vaksinasi atau


vaccination or prophylaxis, the following diseases are profilaksis, penyakit berikut adalah penyakit yang
those specifically designated under these Regulations khusus ditetapkan oleh IHR, di mana bukti telah
for which proof of vaccination or prophylaxis may be divaksinasi atau telah mendapatkan profilaksis dapat
required for travellers as a condition of entry to a State disyaratkan bagi penumpang untuk memasuki suatu
Party: Vaccination against yellow fever. Negara: Vaksinasi terhadap penyakit demam
kuning/Yellow Fever.

2. Recommendations and requirements for vaccination 2. Rekomendasi dan ketentuan untuk vaksinasi
against yellow fever: terhadap penyakit demam kuning:
(a) For the purpose of this Annex: (a) Untuk keperluan pada Lampiran ini:
(i) the incubation period of yellow fever is six days; (i) masa inkubasi demam kuning adalah 6 hari.
(ii) yellow fever vaccines approved by WHO provide (ii) Vaksin penyakit demam kuning yang disetujui oleh
protection against infection starting 10 days following WHO akan memberikan perlindungan setelah 10 hari
the administration of the vaccine; dari saat pemberian vaksinnya;
(iii) this protection continues for 10 years; and (iii) Perlindungan berlangsung selama 10 tahun; dan
(iv) the validity of a certificate of vaccination against (iv) Masa berlaku sertifikat vaksinasi demam kuning
yellow fever shall extend for a period of 10 years, ini berlaku selama 10 tahun, mulai sepuluh hari setelah
beginning 10 days after the date of vaccination or, in tanggal vaksinasi atau dalam hal vaksinasi ulang,
the case of a revaccination within such period of 10 segera setelah vaksinasi diberikan.
years, from the date of that revaccination.
(b) Vaccination against yellow fever may be required (b) Vaksinasi terhadap demam kuning dibutuhkan oleh
of any traveller leaving an area where the Organization setiap penumpang yang meninggalkan daerah yang
has determined that a risk of yellow fever transmission telah ditetapkan WHO sebagai daerah risiko
is present. penyebaran demam kuning.
(c) If a traveller is in possession of a certificate of (c) Bila seorang penumpang mempunyai sertifikat
vaccination against yellow fever which is not yet valid, vaksinasi terhadap demam kuning yang belum berlaku,
the traveller may be permitted to depart, but the maka para penumpang diijinkan untuk berangkat, tetapi
provisions of paragraph 2(h) of this Annex may be ketentuan pada paragraf 2(h) dari Lampiran- ini dapat
applied on arrival. diberlakukan pada saat kedatangan.
(d) seorang penumpang yang memiliki sertifikat
(d) A traveller in possession of a valid certificate of vaksinasi terhadap demam kuning yang masih berlaku
vaccination against yellow fever shall not be treated as tidak akan diperlakukan sebagai seseorang tersangka,
suspect, even if coming from an area where the meskipun ia datang dari wilayah di mana WHO telah
Organization has determined that a risk of yellow fever menetapkan adanya risiko penularan demam kuning.
transmission is present. (e) Sesuai dengan paragraf 1 Lampiran- 6, vaksin
demam kuning yang digunakan harus yang diakui oleh
(e) In accordance with paragraph 1 of Annex 6 the WHO.
yellow fever vaccine used must be approved by the
Organization. (f) Negara Anggota harus menunjuk sarana kesehatan
(f) States Parties shall designate specific yellow fever di mana vaksinasi demam kuning dapat diberikan
vaccination centres within their territories in order to untuk memastikan kualitas dan keamanan vaksinasi.
ensure the quality and safety of the procedures and (g) Setiap orang yang bertugas di pintu masuk suatu

79
materials employed. wilayah di mana WHO telah menetapkan adanya risiko
(g) Every person employed at a point of entry in an penularan demam kuning dan setiap awak alat angkut
area where the Organization has determined that a risk yang menggunakan pintu masuk tersebut harus
of yellow fever transmission is present, and every memiliki sertifikat vaksinasi demam kuning yang
member of the crew of a conveyance using any such masih berlaku.
point of entry, shall be in possession of a valid (h) Suatu Negara Anggota, yang di wilayahnya ada
certificate of vaccination against yellow fever. vektor demam kuning, dapat mesyaratkan penumpang
(h) A State Party, in whose territory vektors of yellow dari daerah di mana WHO telah menetapkan adanya
fever are present, may require a traveller from an area risiko penularan demam kuning, yang tidak memiliki
where the Organization has determined that a risk of ICV yang berlaku terhadap demam kuning, untuk di
yellow fever transmission is present, who is unable to karantina sampai ICVnya berlaku, atau sampai jangka
produce a valid certificate of vaccination against waktu tidak lebih dari 6 hari, terhitung sejak tanggal
yellow fever, to be quarantined until the certificate terakhir ia kemungkinan terpapar infeksi, tergantung
becomes valid, or until a period of not more than six yang mana yang berlaku lebih dahulu.
days, reckoned from the date of last possible exposure (i) Para penumpang yang dibebaskan dari keharusan
to infection, has elapsed, whichever occurs first. vaksinasi demam kuning, yang oleh pejabat atau
(i) Travellers who possess an exemption from yellow petugas kesehatan yang berwenang, harus diizinkan
fever vaccination, signed by an authorized medical masuk, sesuai dengan paragraf dalam Lampiran ini dan
officer or an authorized health worker, may diberikan penjelasan tentang cara menghindari gigitan
nevertheless be allowed entry, subject to the provisions vektor demam kuning. Apabila penumpang ini tidak di
of the foregoing paragraph of this Annex and to being karantina, mereka harus diminta untuk melapor bila ada
provided with information regarding protection from gejala demam atau gejala lainnya kepada otorita yang
yellow fever vektors. Should the travellers not be berkompeten dan terus diawasi.
quarantined, they may be required to report any
feverish or other symptoms to the competent authority
and be placed under surveillance. LAMPIRAN- 8
MODEL PERNYATAAN KESEHATAN
MARITIM
ANNEX 8
MODEL OF MARITIME DECLARATION OF Untuk dilengkapi dan diajukan kepada otorita yang
HEALTH berkompeten oleh nahkoda kapal yang tiba dari
pelabuhan asing, khususnya ketika tiba dari daerah
To be completed and submitted to the competent yang merupakan bagian dari rekomendasi WHO atau
authorities by the masters of ships arriving from masuk dalam ketentuan IHR.
foreign ports.
Diajukan pada pelabuhan……………………..
tanggal……………….
Nama Kapal yang mendarat………………….
Submitted at the port of……..……………………. Nomor Registrasi/IMO:.............................
Date………… Tiba dari………… Berlayar menuju……………
Name of ship or inland navigation vessel……........… Kewarganegaraan………………………………
Registration/IMO No.................... Nama nakoda……………………………………
arriving from………… sailing to ................. Berat Kotor (ship):....………………………..
(Nationality)(Flag of vessel)…………………..………. Tonnage (kapal sungai).........……………….
Master’s name ............................................................... Apakah Sertifikat Bebas dari Kontrol sanitasi kapal
Gross tonnage (ship)…………….. masih berlaku? Ya… tidak…….

80
Tonnage (inland navigation vessel)………………… dikeluarkan di…… tanggal……….
Valid Sanitation Control Exemption/Control Certificate Apakah pemeriksaan ulang diperlukan? Ya……..
carried on board? yes............ no…......... Tidak.......
Issued at….....…..…… date……..........….. Apakah kapal mengunjungi wilayah terjangkit yang
Re-inspection required? yes……. no……. ditetapkan WHO? Ya……. Tidak….
Pelabuhan dan Tanggal kunjungan ………………
Has ship/vessel visited an affected area identified by Daftar pelabuhan yang didatangi sejak awal perjalanan
the World Health Organization? yes..... no….. beserta tanggal keberangkatan, atau dalam kurun waktu
Port and date of visit …………………….……............. 30 hari, tergantung mana yang lebih singkat………
List ports of call from commencement of voyage with …………………………………………………………
dates of departure, or within past thirty days, whichever ………………………………………………….
is shorter: ………………………………………………………
......................................................................................... Atas permintaan otorita yang berkompeten di
......................................................................................... pelabuhan kedatangan, daftar awak kapal, penumpang
............................................. atau orang lain yang mengikuti pelayaran sejak awal
Upon request of the competent authority at the port of perjalanan atau dalam 30 hari terakhir, tergantung
arrival, list crew members, passengers or other persons mana yang lebih singkat, termasuk semua
who have joined ship/vessel since international voyage pelabuhan/Negara yang dikunjungi selama jangka
began or within past thirty days, whichever is shorter, waktu tersebut (tambahkan nama tambahan pada
including all ports/countries visited in this period (add jadwal terlampir berikut ini).
additional names to the attached schedule):
(1) Name …………………………………joined from: (1) Nama…………………………… bergabung dari
(1)…………..……....…..(2)…....…..……………....(3). (1)…………..(2)…………..(3)…………………
......................................... (2) Nama…………………………… bergabung dari
(2) Name …………………………………joined from: (1)…………..(2)…………..(3)…………………
(1)…………………........(2)……………….........….(3). (3) Nama…………………………… bergabung dari
......................................... (1)…………..(2)…………..(3)…………………
(3) Name………………………………….joined from:
(1)……………….....…...(2)……..….....…...………(3). Jumlah awak di dalam kapal…………………
......................................... Jumlah penumpang di atas kapal…………………….
Number of crew members on board…………
Number of passengers on board……………. Pertanyaan mengenai kesehatan
(1) Apakah ada orang yang meninggal di atas kapal
Health questions selama dalam perjalaanan yang bukan diakibatkan oleh
(1) Has any person died on board during the voyage kecelakaan? Ya……. Tidak……….
otherwise than as a result of accident? yes.... no….. Bila ya, jelaskan pada jadwal terlampir.
If yes, state particulars in attached schedule.
Total no. of deaths .......... (2). Apakah di atas kapal selama dalam perjalanan
terdapat kasus penyakit yang anda duga karena
(2) Is there on board or has there been during the penyakit menular ? Ya……. Tidak…..
international voyage any case of disease which you Bila ya, jelaskan pada jadwal terlampir.
suspect to be of an infectious nature? yes........ no….....
If yes, state particulars in attached schedule. (3). Apakah jumlah penumpang yang sakit selama
pelayaran lebih besar dari biasanya? Ya... Tidak..
(3) Has the total number of ill passengers during the Berapa banyak orang yang sakit ?...............
voyage been greater than normal/expected? yes....

81
no….. (4) Apakah ada orang yang sakit di atas kapal saat ini ?
How many ill persons? .......... ya..... Tidak.......
Bila ya, jelaskan pada jadwal terlampir
(4) Is there any ill person on board now? yes........
no…..... If yes, state particulars in attached schedule. (5) Apakah sisakit dikonsulkan ke dokter praktek ?
ya... tidak...
Bila ya, jelaskan pengobatan medik atau anjuran yang
(5) Was a medical practitioner consulted? yes....... diperoleh dalam jadwal terlampir;
no…... If yes, state particulars of medical treatment or
advice provided in attached schedule. (6) apakah anda mengetahui kondisi di atas kapal yang
dapat menimbulkan infeksi atau penyebaran penyakit ?
ya..... tidak.....
(6) Are you aware of any condition on board which Bila ya, jelaskan dalam jadwal terlampir;
may lead to infection or spread of disease? yes........
no…..... (7) Apakah tindakan sanitasi (seperti karantina, isolasi,
If yes, state particulars in attached schedule. hapus hama atau dekontaminasi) telah dilakukan di atas
kapal ? ya..... tidak.....
(7) Has any sanitary measure (e.g. quarantine, Bila ya, uraikan jenis, tempat dan tanggal................
isolation, disinfection or decontamination) been applied
on board? yes ....... no…... (8) Apakah ada penumpang gelap yang ditemukan di
If yes, specify type, place and date................................. atas kapal ? ya...... tidak........
Bila ya, di mana mereka bergabung di kapal (bila
(8) Have any stowaways been found on board? yes tahu)?
....... no…... If yes, where did they join the ship (if ..................................................
known)? ....................................
(9) apakah ada hewan atau hewan piaraan yang sakit di
atas kapal ? ya...... tidak.......
(9) Is there a sick animal or pet on board? yes .........
no........ Catatan: bila tidak ada dokter kapal, nahkoda harus
mencurigai gejala berikut ini sebagai tanda adanya
Note: In the absence of a surgeon, the master should penyakit menular:
regard the following symptoms as grounds for
suspecting the existence of a disease ofan infectious (a)demam, menetap beberapa hari atau disertai oleh (i)
nature: kelemahan; (ii) penurunan kesadaran; (iii)
(a) fever, persisting for several days or accompanied by pembengkakan kelenjar; (iv) tubuh yang berwarna
(i) prostration; (ii) decreased consciousness; (iii) kuning(v) batuk atau sesak nafas; (vi) perdarahan luar
glandular swelling; (iv) jaundice; (v) cough or biasa; atau (vii) kelumpuhan.
shortness of breath; (vi) unusual bleeding; or (vii)
paralysis. (b) dengan atau tanpa demam: (i)ruam di kulit yang
bersifat akut atau kulit melepuh; (ii) muntah hebat
(b) with or without fever: (i) any acute skin rash or (selain mabuk laut); diare berat; atau (iv) kejang
eruption; (ii) severe vomiting (other than sea sickness); berulang;
(iii) severe diarrhoea; or (iv) recurrent convulsions.
Dengan ini saya menyatakan bahwa jawaban atas
I hereby declare that the particulars and answers to the pertanyaan dalam MDH ini (termasuk jawaban dalam
questions given in this Declaration of Health (including jadwal) adalah benar sejauh yang saya ketahui serta

82
the schedule) are true and correct to the best of my sesuai dengan keyakinan saya.
knowledge and belief.

Signed ………………………………………. Tanda tangan………………….........................


MasterCountersigned ……………………….. Tanda tangan Nakoda .........................................
Ship’s Surgeon (if carried) Dokter Kapal (bila ada) ...................................
Date……………………………………… Tanggal:.............................................................

Lampiran dari MODEL MDH


ATTACHMENT TO MODEL OF MARITIME
DECLARATION OF HEALTH Nama; Kelas atau Peringkat; Umur; Kelamin;
Name ; Class or rating; Age; Sex; Nationality Warga Negara; Pelabuhan, Tanggal naik kapal;
Port, date joined ship/vessel; Nature of illness; Jenis Sakit;
Date of onset of symptoms; Tanggal mulai timbul gejala;
Reported to a port medical officer? Dilaporkan ke Petugas Kesehatan Pelabuhan ?
Disposal of case*; Penyelesaian kasus ? *)
Drugs medicines or other treatment given to patient Obat atau pengobatan lain yang diberikan ke
Comments; pasien
Komentar;

 State: (1) whether the person recovered, is still *) Jelaskan (1) apakah orang tersebut sembuh atau
ill or died; and (2) whether the person is still on masih sakit atau telah meninggal; dan (2) apakah orang
board, was evacuated (including the name of tersebut masih di atas kapal, telah dievakuasi (
the port or airport), or was buried at sea. termasuk nama pelabuhan atau bandara), atau telah
dikubur di laut.

ANNEX 9 LAMPIRAN 9
THIS DOCUMENT IS PART OF THE AIRCRAFT DOKUMEN INI ADALAH BAGIAN DARI
GENERAL DECLARATION, PROMULGATED PERNYATAAN UMUM PESAWAT UDARA,
BY THE INTERNATIONAL CIVIL AVIATION DIRESMIKAN OLEH ORGANISASI
ORGANIZATION 1) PENERBANGAN SIPIL INTERNASIONAL 1)

HEALTH PART OF THE AIRCRAFT GENERAL BAGIAN KESEHATAN DARI PERNYATAAN


DECLARATION UMUM PESAWAT UDARA (HP-AGD)

Declaration of Health Pernyataan Kesehatan


Persons on board with illnesses other than airsickness Mereka yang berada di atas pesawat, yang menderita
or the effects of accidents (including persons with sakit selain mabuk udara atau karena kecelakaan
symptoms or signs of illness such as rash, fever, chills, (termasuk orang dengan gejala dan tanda sakit seperti
diarrhoea) as well as those cases of illness disembarked ruam di kulit, demam, mengggil, diare) termasuk kasus
during the flight……………………………………….. penyakit yang turun selama penerbangan:..................
…………………………………..................................... ........................................................................................
..........………………………………………………… ........................................................................................
………………………………………………............... ........................................................................................

83
Any other condition on board which may lead to the Kondisi lain di atas pesawat yang dapat menyebarkan
spread of disease penyakit
………………………………………………………… ........................................................................................
……….………………………………………............... ........................................................................................
Details of each disinsecting or sanitary treatment Rincian tindakan hapus serangga atau tindakan sanitasi
(place, date, time, method) during the flight. If no (tempat, tanggal, jam, metode) selama penerbangan.
disinsecting has been carried out during the flight, give Bila hapus serangga tidak dilakukan selama
details of most recent disinsecting penerbangan, berikan rincian dari tindakan hapus
………………………………………………………… serangga yang terakhir dilakukan
…………………………............................................... ........................................................................................
………………………………………………………… ........................................................................................
………………………………………………………… ........................................................................................
Signature, if required: ………………………………… Tanda tangan bila disyaratkan:.......................................
Crew member concerned Awak pesawat yang bertugas,

Eighth plenary meeting, 23 May 2005 Rapat pleno ke-8, 23 Mei 2005
A58/VR/8 A58/VR/8

=== ===
1) An informal working group met during the second 1) Pertemuan kelompok kerja informal sesi ke-2 dari
session of the Intergovernmental Working Group and kelompok kerja antar pemerintah dan perubahan
recommended changes to this document which WHO rekomendasi dari dokumen ini di mana WHO akan
will transmit to the International Civil Aviation mengirimkan kepada ICAO untuk dipertimbangkan.
Organization for appropriate consideration.

RETRANSLATED AND EDITED BY: dr. Kumara Rai DITERJEMAHKAN ULANG DAN DI EDIT OLEH: dr.
Kumara Rai

84

Anda mungkin juga menyukai