Gambaran Tingkat Kecemasan Pasien Di Instalasi Gawat Darurat-1
Gambaran Tingkat Kecemasan Pasien Di Instalasi Gawat Darurat-1
Disusun oleh :
RAHMAT SAPII ( 2118032 )
B. Rumsan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam
peelitian ini adalah Gambaran tingkat kecemasan pasien di
instalasi gawat darurat di Rumah sakit bhayangkara kota Makassar
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya Gambaran tingkat kecemasan pasien di
instalasi gawat darurat di Rumah sakit bhayangkara kota
Makassar
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya Manfaat penelitian tingkat kecemasan pasien
di instalasi gawat darurat Penelitian ini memiliki beberapa
manfaat, baik manfaat secara teoritis maupun manfaat
secara aplikatif.
D. Rumsan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam
peelitian ini adalah Gambaran tingkat kecemasan pasien di
instalasi gawat darurat di Rumah sakit bhayangkara kota Makassar
E. Tujuan Penelitian
2. Tujuan Umum
Diketahuinya Gambaran tingkat kecemasan pasien di
instalasi gawat darurat di Rumah sakit bhayangkara kota
Makassar
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya Manfaat penelitian tingkat kecemasan pasien
di instalasi gawat darurat Penelitian ini memiliki beberapa
manfaat, baik manfaat secara teoritis maupun manfaat
secara aplikatif.
F. Rumsan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam
peelitian ini adalah Gambaran tingkat kecemasan pasien di
instalasi gawat darurat di Rumah sakit bhayangkara kota Makassar
G. Tujuan Penelitian
3. Tujuan Umum
Diketahuinya Gambaran tingkat kecemasan pasien di
instalasi gawat darurat di Rumah sakit bhayangkara kota
Makassar
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya Manfaat penelitian tingkat kecemasan pasien
di instalasi gawat darurat Penelitian ini memiliki beberapa
manfaat, baik manfaat secara teoritis maupun manfaat
secara aplikatif.
Manfaat Teoritis
a. Bagi Pendidikan
Penelitian ini di harapkan menjadi sumbangan ilmiah dan
masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta
dapat digunakan sebagai bahan pustaka atau bahan
perbandingan bagi peneliti selanjutnya.
b. Bagi Institusi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
informasi kepada pendidikan ilmu keperawatan tingkat
tingkat kecemasan pasien di instalasi gawat darurat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kecemasan
a. Definisi
Anxietas/kecemasan adalah kekawatiran yang tidak
jelas as-as menyebar, yang berkaitan dengan perasaan
tidak pasti dan tidak berdaya. keadaan emosi ini tidak
memiliki objek yang spesifik (shadock & Kaplan, 2007)
Menurut Nanda (2012) kecemasan Adalah perasaan
tidak nyaman atau ketakutan yang disertai oleh respon
autonom ( penyebab sering tidak spesifik atau tidak di
ketahui pada setiap individu) perasaan cemas tersebut
timbul akibat dari antisipasi diri terhadap bahaya titik
keadaan ini juga dapat diartikan sebagai tanda-tanda
perubahan yang memberikan peringatan akan adanya
bahaya pada diri individu.
Kecemasan adalah rasa khawatir, takut yang tidak jelas
sebabnya. Kecemasan juga merupakan kekuatan yang
besar dalam menggerakkan tingkah laku, baik tingkah
laku yang menyimpang atau pun yang terganggu. Kedua-
duanya merupakan pernyataan, penampilan, penjelmaan
dari pertahanan terhadap kecemasan tersebut (Gunarsa,
2008).
b. Respon kecemasan
Kecemasan dapat diekspresikan secara langsung
melalui pembentukan mekanisme koping sebagai pertahanan melawan
kecemasan.
2. Respon perilaku
Terdiri dari yaitu titik 2 gelisah, ketegangan fisik, reaksi terkejut,
bicara cepat, cenderung mengalami cedera, menarik diri, inhibisi,
melarikan diri dari masalah, menghindar, sangat Waspada.
3. Respond Kognitif
Terdiri dari yaitu: perhatian terganggu, sulit konsentrasi, pelupa,
salah dalam memberikan penilaian, sulit berpikir, kreativitas menurun,
produktivitas menurun, bingung, sangat waspada, takut kehilangan
kendali.
4. Respon efektif
Terdiri dari yaitu: mudah terganggu, tidak sabar, gelisah,tegang,
cepat marah, ketakutan, Waspada, khawatir, fokus pada diri sendiri.
b. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan yang cukup akan lebih mudah mengidentifikasi
stressor dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya. Tingkat pendidikan
juga mempengaruhi kesadaran dan pemahaman terhadap stimulus.
c. Proses adaptasi
Tingkat Adaptasi manusia dipengaruhi oleh stimulus internal dan
eksternal yang dihadapi individu dan membutuhkan respon perilaku yang
terus-menerus. Proses adaptasi sering menstimulasi individu untuk
mendapatkan bantuan dari sumber-sumber di lingkungan di mana dia
berada.
d. Tingkat sosial ekonomi
Status sosial ekonomi juga Berkaitan dengan pola gangguan
psikiatri. Menurut penelitian durham (2004) masyarakat kelas sosial ekonomi
rendah prevalensi psychiatric nya lebih banyak.
d) Klasifikasi kecemasan
Menurut Stuart dan sunden (2008) kecemasan terbagi menjadi beberapa
tingkatan:
1. Kecemasan Ringan
Berhubungan dengan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan
seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan
dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah kelelahan, iritabel, lapang
persepsi meningkatkan kesadaran tinggi, mampu untuk belajar, motivasi
meningkat dan tingkah laku sesuai.
2. Kecemasan Sedang
Memungkinkan orang untuk memusatkan padahal yang penting dan
mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian selective
namun dapat melakukan sesuatu yang terarah. Manifestasi yang terjadi pada
tingkat ini kelelahan meningkat, kecepatan denyut jantung dan pernapasan
meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan volume tinggi,
lahan persepsi menyempit, mampu untuk belajar namun tidak optimal,
kemampuan konsentrasi menurun, mudah tersinggung, tidak sabar, mudah lupa,
marah dan menangis.
3. Kecemasan Berat
Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk
memusatkan pada sesuatu yang terinci, spesifik dan tidak dapat berpikir tentang
hal lain. Semua berperilaku ditunjukkan untuk mengurangi ketegangan titik
orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada
suatu area lain. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah mengeluh
pusing, sakit kepala, nausea, tidak dapat tidur atau insomnia, sering kencing,
diare, palpitasi, lahan persepsi menyempit, tidak mau belajar secara efektif,
berfokus pada dirinya sendiri dan keinginan untuk menghilangkan kecemasan
tinggi, perasaan tidak berdaya, bingung, disorientasi.
4. Panik
Panik berhubungan dengan koma ketakutan dan teror karena mengalami
kehilangan kendali. Orang yang sedang panik pucat, diaphoresis, pembicaraan
inkoheren, tidak dapat berespon terhadap pemerintah yang sederhana,
berteriak, menjerit, mengalami halusinasi dan delusi.
e). Instrumen pengukuran kecemasan
Menurut Nursalam (2008) insturmen-instrumen untuk mengukur kecemasan
meliputi:
b) Kriteria eksklusinya
1) pasien sudah meninggal
2) pasien yang periksa ke UGD tetapi hanya untuk cek lab/foto rontgen
F. Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah kuesioner tertutup dan terpandu. Kuesioner bentuk tertutup dan
terpandu merupakan kuesioner yang telah disediakan jawabannya dan
respon atau subjek penelitian hanya diminta memilih alternatif respon atau
jawaban yang sesuai dengan keadaan dirinya yang dipandu oleh peneliti.
Instrumen kecemasan, pengukuran menggunakan kuesioner dengan
metode Hamilton rating scale for Anxiety. Alat ukur ini terdiri pertanyaan-
pertanyaan yang mewakili dari 14 kelompok gejala yang masing-masing
kelompok dirinci lagi dengan gejala-gejala yang lebih spesifik. Masing-
masing gejala diberi penilaian angka atau skor antara 0 sampai 4, yang
artinya adalah:
0= Tidak ada gejala ( tidak ada gejala sama sekali)
1= Gejala ringan ( satu gejala dari pilihan yang ada)
2= Gejala sedang ( separuh dari gejala yang ada)
3= gejala berat ( lebih separuh dari gejala yang ada)
4= gejala berat sekali ( semua gejala ada)
Masing-masing nilai angka atau skor dari ke-14 kelompok gejala tersebut
dijumlahkan 2 dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat
kecemasan seseorang sesuai dengan total atau skor yang didapatkan,
yakni:
< 14= tidak ada kecemasan
14-20= kecemasan ringan
21-27= kecemasan sedang
28-41= kecemasan berat
42-56= kecemasan berat sekali