Anda di halaman 1dari 2

Nama : Agustin Handayani

Nim : 126306202045

Perkembangan keagamaan yang pernah terjadi dari kecil atau sejak saya dilahirkan, dari kecil
saya di didik oleh orang tua saya yang insyaAllah mereka berdua mendidik saya sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang ada didalam agama islam yang kami anut. Sejak dari dini saya sudah
diajarkan untuk shalat dan mengenalkan bacaan-bacaan Al-Quran kepada saya, saat usia 3 – 4
tahunan mereka memasukkan saya kedalam taman pendidikan Al-Quran yang mana disana saya
juga diajarkan sholat dengan benar, tidak hanya sholat saya juga diajarkan mengenal huruf
hijaiyah agar dapat membaca Al-Quran. Meskipun saat itu usia saya masih kecil dan masih
belum terlalu paham betul apa yang diajarkan namun orang tua dan guru-guru sangat sabar
dalam hal mendidik, mereka mengajarkan apa semua yang mereka ketahui tentang agama.
Semakin lama saya mulai mulai mengerti apa itu islam,mengapa saya menganut agama islam dan
siapa yang pertama kali menyebarkan agama islam, Ibu saya dulu pernah berkata kepada saya
bahwa pemimpin yang paling sempurna yang menjadi junjungan semua umat islam yang ada di
dunia adalah Nabi besar muhamad SAW.

Tahun terus berganti dan saya sudah menduduki kelas 1 Sekolah dasar disekolah saya juga
diajarkan tentang hal-hal yang berkaitan dengan agama yang mana setiap sebelum dan sesudah
belajar diwajibkan untuk berdoa, dan setiap ada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kami
selalu diajarkan untuk sholat dan juga belajar membaca Al-Quran. Setelah saya menduduki kelas
3-4 Sekolah Dasar orang tua saya mewajibkan saya untuk berpuasa setiap bulan Ramadhan dan
juga mengajarkan saya untuk berpuasa sunah. Berpuasa dengan sesuai ketentuannya termasuk
harus mengganti puasa bila suatu saat saya tidak berpuasa ramdhan karena hal tertenntu.

Saat sya sudah menduduki kelas 2 SMP Saya pernah mengalami kejadian yang mungkin bisa
disebut kejadian agamis suatu ketika saya pernah sekali melakukan kesalahan yang berakibat
sangat fatal,pada waktu itu saya meminta izin kepada ibu saya untuk pergi bersama teman saya
namun ibu melarang saya untuk tidak keluar dari rumah tetapi tanpa pikir panjang saya memaksa
untuk tetap pergi bersama dengan teman saya menghiraukan perkataan seorang ibu, pada waktu
itu saya dibonceng teman saya menaiki motor saya, setelah buru-buru pergi dari rumah dengan
menggunakan sepeda motor saat di jalan ada bapak-bapak yang naik motor dengan membawa
rumput yang banyak untuk pakan ternak tiba-tiba belok tanpa menoleh kekanan-kiri hingga
mengakibatkan teman saya harus mengerem mendadak yang mengakibatkan motor yang kami
kendarai bersama teman saya terpanting dan kami jatuh, beruntungnya saya karena masih diberi
hidup hingga saat ini. Setelah diantar pulang Ibu saya kaget melihat saya pulang dengan badan
luka-luka dan motor yang rusak lalu ibu saya bertanya kepada saya “kenapa kamu nak” saya
menjawab “saya jatuh bu” saat itu ibu bilang “makannya kalau di beritahu orang tua harus nurut
jangan seenaknya sendiri” ibu juga bilang kenapa saya mengalami kejadian itu karena saya tidak
menurut terhadap orang tua dan sebelum saya pergi saya belum melaksanakan sholat lima waktu
yang seharusnya wajib di lakukan dari pada kepentingan dunia. Setelah kejadian itu saya tidak
berani lagi melanggar apa bila orang tua telah menurunkan larangan untuk saya.

Sekarang saya memilih untuk melanjutkan pendidikan perguruan tinggi yang berbasis agama,
orang tua juga merestui karena besar harapan jika saya melanjutkan pendidikan disini saya
menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih paham lagi tentang hal-hal yang berkaitan dengan
agama.

Berdasarkan pengalaman yang saya alami tersebut perkembangan agama yang saya alami
dilatih secara rutin dalam kehidupan sehari-hari mulai dari bayi sampai usia sekarang, peran
lingkungan hidup sekitar juga turut andil dalam mempengaruhi perkembangan agama.

Anda mungkin juga menyukai