SKOR NILAI:
NIM: 5193131003
Fakultas Teknik
Desember 2020
Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah mendukung dan
mendorong niat penulis untuk memenuhi tugas Critical Journal Review yang berjudul
eksperimen sederhana pengukurana induktansi solenoid dengan metode resnansi rangkauiana
rlc
Tujuan dari pembuatan Critical Journal Review ini adalah menganalisis dan memberi
tanggapan dan saran terhadap tiga jurnal yang akan dikritik dan dibandingkan. Pembuatan ini
juga bertujuan untuk melatih penulis lebih teliti dalam memahami teori penelitian,
mengungkapkan metode dan subjek penelitian serta kelebihan dan kelemahan penelitian.
Dalam penyusunan critical journal review ini, penulis merasa masih terdapat
banyak kekurangan maupun kesalahan dalam kalimat-kalimat serta kesalahan materi yang
disampaikan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan critical review journal ini.
Akhir kata semoga critical review journal ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca yang menikmati makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Makalah ini memaparkan tentang eksperimen sederhana pengukuran besar induktansi sebuah
solenoid dengan metode resonansi rangkaian RLC. Eksperimen dilakukan dengan mengukur besar arus
dalam rangkaian RLC pada berbagai frekuensi. Dari hasil pengukuran ini, kurva resonansi dapat dibuat
dan frekuensi resonansi dapat ditentukan.
Penentuan frekuensi resonansi dilakukan dengan variasi kapasitansi kapasitor yang digunakan.
Besar induktansi solenoid dihitung melalui hubungan frekuensi resonansi dan kapasitansi.
Hasil pengukuran induktansi dengan metode ini memiliki perbedaan sekitar 4,7% apabila
dibandingkan dengan hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur terkalibrasi (henry-meter). Hal ini
menunjukkan bahwa metode ini cukup baik untuk pengukuran induktansi.
BAB II
RINGKASAN ISI
2.1 Identitas Jurnal
1. Judul : Eksperimen Sederhana Pengukuran Induktansi Solenoid dengan Metode Resonansi Rangkaian RLC
5. Tahun : 2009
Pendahuluan
Salah satu topik bahasan dalam pelajaran fisika adalah tentang arus bolak-balik, dan salah satu komponen penting
dalam rangkaian ini adalah induktor. Kadangkala induktor perlu dibuat sendiri dengan cara melilitkan kawat
sehingga membentuk sebuah solenoid. Permasalahannya kemudian adalah bagaimana caranya mengetahui besar
induktansi solenoid tersebut apabila alat ukur yang terkalibrasi tidak tersedia.
Dalam makalah ini disajikan tentang cara mudah melakukan pengukuran induktansi sole-noid dengan
menggunakan metode resonansi rangkaian RLC.Eksperimen ini sangat baik sebagai pelengkap pelajaran fisika
tentang arus bolak-balik, khususnya tentang rangkaian RLC dengan genera-tor, serta kaitannya dengan masalah
resonansi rangkaian listrik.
Secara prinsip, skema rangkaian RLC dengan generator ditunjukkan oleh Gbr. 1. Rangkaian ini terdiri dari resistor
dengan resistansi R, inductor dengan sebuah generator arus bolak balik, yang semuanya terhubung secara seri.
Besar arus rms (Irms) yang mengalir pada rangkaian ini dapat dituliskan sebagai [
dengan erms adalah tegangan gerak listrik (emf) rms dari generator, sedangkan
1
X = w L dan X = (2)
C
L wC
berturut-turut adalah reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif, dengan w adalah frekuensi anguler arus bolak-
balik. Kondisi resonansi, dalam hal ini saat arus mencapai nilai maksimum, diperoleh tatkala XL – XC = 0, yaitu saat
terpenuhi hubungan
1 res
L
dengan wres adalah frekuensi resonansi anguler.
C
Metode Eksperimen
Susunan peralatan eksperimen ditunjukkan secara skematik oleh Gbr. 2, terdiri dari sebuah solenoid dengan
induktansi L, sebuah kapasitor dengan kapasitansi C, sebuah generator arus bolak-balik digital (AFG), dan sebuah
milli-ampere-meter digital (mA) yang disusun secara seri. Pada eksperimen ini, solenoid yang diguna- kan dibuat
dari kawat tembaga berdiameter 1,5 mm yang digulung pada pipa PVC ber-diameter 20 cm (8 in.) dengan panjang
48 cm sehingga memiliki 280 lilitan, seperti tampak pada Gbr. 3. (Agar lebih murah dan mudah dalam
pembuatannya, solenoid dengan ukuran yang lebih kecil dan kawat tembaga dengan diameter kecil dapat juga
digunakan). Rangkaian ini tidak meng-gunakan resistor secara khusus, namun resistansi R hadir dalam rangkaian
dan terutama diberikan oleh AFG dan mA-meter, sehingga rangkaian ekivalennya dapat dilukiskan seperti tampak
pada Gbr. 1.
Gambar 2. Diagram susunan peralatan eksperimen. AFG adalah generator arus bolak-balik digital, dan mA adalah
miliampere-meter digital.
wres =2pfres, dengan fres adalah frekuensi resonansi arus bolak-balik, maka dapat diperoleh
Eksperimen dilakukan berdasarkan persamaan (4).Untuk nilai kapasitansi C tertentu yang telah diketahui
melalui pengukuran, eksperimen dilakukan dengan mengukur besar arus rms (Irms) untuk berbagai frekuensi
(f) yang diatur melalui AFG. Plot grafik Irms versus f menghasilkan kurva resonansi, dan frekuensi resonansi dapat
ditentukan dari puncak grafik (arus maksimum). Tentu saja penentuan frekuensi resonansi ini tidak harus melalui
kurva resonansi, yaitu dapat langsung mencari frekuensi yang memberikan arus terbesar yang dibaca
melalui miliamperemeter. Penentuan frekuensi resonansi fres dilakukan berulang kali untuk nilai kapasitansi C yang
berbeda-beda. Besar induktansi L dapat ditentukan dari
2
kemi-ringan grafik f versus 1/C menurut persamaan (4), yang tidak lain adalah 1/(4p2L).
Gambar 4 memperlihatkan grafik Irms versus f (kurva resonansi) hasil eksperimen dengan menggunakan kapasitor
berkapasitansi 4,5 mF. Tampak bahwa resonansi, yang diindikasikan oleh arus Irms maksimum, terjadi pada
frekuensi fres = 960 Hz. Dari hasil ini sesungguhnya besar induktansi L solenoid yang digunakan telah dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan (4), dan diperoleh L = 6,1 mH
Karena a kurasi hasil satu k ali pengukuran b elum dapat di jamin, m aka pe ngukuran s eperti t ersebut di a tas
dilakukan be rulang unt uk ni lai kapasitansi C yang
Untuk mengecek kebenaran hasil pengu-kurang tersebut, m aka hasil ini d ibandingkan dengan be sar
induktansi solenoid ha sil pe ngukuran de ngan menggunakan al at ukur t erkalibrasi h enry-meter. H
asil pengukuran m enggunakan henry-meter m enunjukkan besar induktansi sole-noid sebesar 6,3 mH.
Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan antara hasil pengukuran dengan metode resonansi dan ha sil
pengukuran d engan he nry- meter sebesar 4,7%. Perbedaan ini relatif kecil dan hal ini menunjukkan
bahwa m etode pe ngukuran i nduktansi i ni dapat membe-rikan hasil yang cukup baik.
Penyebab a danya pe rbedaan a ntara kedua ha sil pengukuran t ersebut dapat b erasal dari k esulitan
menentukan frekuensi resonansi secara tepat, dimana arus maksimum ( resonansi) t erjadi dalam
rentang frekuensi yang tidak cukup sempit.
BAB III
PEMBAHASAN
Kelebihan
Kelebihan jurnal ini adalah penyampaian yang sederhana dan mudah dimengerti juga
mengulas masalah dengan sangat bagus dan rinci. Hasil eksperimennya sangat jelas dan
mudah dimengerti. Dan data data yang disajikan sangat baik
Kekurangan
Kekurangan jurnal ini adalah tidak memiliki identitas jurnal yang lengkap dan tidak
disertai dengan metode penelitian, dan hasil penelitian.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Pengukuran induktansi solenoid da pat di la-kukan dengan m udah m elalui e ksperimen s ederhana
menggunakan m etode r esonansi r angkaian R LC. H asil eksperimen memperlihatkan fakta bahwa
cara pengukuran induktansi seperti ini telah dapat memberikan hasil yang cukup baik apabila di
bandingkan de ngan hasil pengukuran in duktansi m enggunakan alat ukur terkalibrasi (henry-meter)
DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/publication/293657425_Eksperimen_Sederhana_Pengukuran_I
nduktansi_Solenoid_dengan_Metode_Resonansi_Rangkaian_RLC
Referensi
[1] P.A. Tipler, Fisika untuk Sains dan Teknik 2, Ed. 3 (terjemahan), Jakarta: Erlangga (2001).