Anda di halaman 1dari 12

Laporan Fisika Farmasi

Sifat Alir Cairan dengan Viskometer Ostwald

Kelompok 2 :

1. Ardan Prasetyo (P27241019078)


2. Aufrida Pramita (P27241019079)
3. Candela Zelian (P27241019081)
4. Candra Martania (P27241019082)
5. Corry Ervadilla (P27241019083)
6. Dhafa Liendra (P27241019084)

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan Fisika Farmasi tentang ”Sifat Alir Cairan dengan Viskometer Ostwald”.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang
sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan laporan yang menjadi tugas Fisika
Farmasi. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami selama pembuatan laporan ini berlangsung sehingga dapat memenuhi tugas.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat. Kami
mengharapkan kritik dan saran terhadap laporan ini agar kedepannya dapat kami perbaiki. Karena
kami sadar, laporan yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.

Klaten, 8 Maret 2020

Penulis

ii
Daftar isi

Kata Pengantar............................................................................................... 2

Daftar Isi........................................................................................................ 3

A. Tujuan................................................................................................ 4

B. Dasar Teori......................................................................................... 4

C. Alat dan Bahan................................................................................... 4

D. Prosedur............................................................................................. 5

E. Hasil Pengamatan............................................................................... 6

F. Pembahasan........................................................................................ 8

G. Kesimpulan........................................................................................ 10

H. Daftar Pustaka.................................................................................... 11

iii
I. TUJUAN
Untuk mempelajari sifat alir beberapa cairan dengan mengguanakan viskosimeter Ostwald.
II. TEORI DASAR
Rheologi (Rheo= mengalir, Logos = ilmu) adalah ilmu yang mempelajari sifat alir
beberapa cairan serta perubahan dalam berbagai benda padat. Dalam bidang farmasi
peranan Rheologi penting karena menyangkut stabilitas, keseragaman dosis, keseragaman
hasil produksi, serta tujuan praktis dalam penggunaan suspensi dan emulsi. Pada dasarnya
Rheologi mempelajari hubungan antara tekakanan gesek (Shearing rate) pada cairan, atau
strain dan stress pada bentuk padat, kaitannya dengan deformasi zat padat. Pada cairan
Newton hubungan antara shearing rate dan shearing stress memiliki hubungan linier,
dengan viskositas dan koefiaien viskositas. Namun demkian, pada cairan Non Newton,
kedua besaaran tersebut tidak memiliki hubungan linier, dengan perkataan lain
viskositasnya akan berubah-berubah tergantung dari besarnya tekanan yang diberikan.
Disamping itu ada beberapa tipe zat cair, jika tekanan tersebut.dihentikan, viskositas cairan
tidak segera kembali keadaan semula. Dalam hal demikian, .maka penentuan viskositas
cairan kurang sekali manfaatnya, sedangkan penentuan sifat aliran justru banyak memberi
manfaat. Untuk pengukuran sifat alir ini perlu yang dapat diubah-ubah besar shearing
stressnya, sehingga shearing ratenya yang dapat diatur, sehingga shearing stressnya yang
diamati, dimana alat ini dikenal sebagai rotating viscometer.
Dari hubungan antara shearing rate dengan shearing stress dapat dihasilkan rheogram.
Berdasarkan tipe alir cairan dapat dibedakan menjadi:
1. Cairan Newton
2. Cairan non Newton, yang dapat dibagi lagi menjadi:
1. Time independent
a. Pseudoplastik
b. Plastik
c. Dilatan
2. Time dependent
a. Tiksotropi
b. Antitiksotropi
1. Aliran Newton

Disebut aliran newton jika antara shering stress dengan sehearing ratenya memiloiki
hubungan tertentu yang disebut viskositas atau koefisien viskositas (𝞰), rheogram untuk
aliran newton ini dapat dilihat pada gambar 1.

dv/dx 𝞰1
W( detik -1)

Ia
1/ 𝞰1 IIa
1/ 𝞰2 IIIa
1/ 𝞰3

4
Gambar 1. Rheogram cairan dengan tipe alir Newton, dengan viskositas yang berbeda.

W= kecepatan gesek.

F= tekanan gesek

A= Luas permukaan

Cairan yang memilki tipe alir Newton meliputi cairan tunggal misalnya: air, etanol,
gliserol, minyak pelumas dan lain-lain. Serta larutan dari senyawa yang memiliki ukuran
molekul kecil, misalnya gula dan larutan berbagai garam.

2. Aliran Plastik

Cairan dengan tipe aliran Plastik sering disebut Bingham Bodies dengan rheogram seperti
terlihat pada gambar 2.

Adanya shearing stress sampai pada yield value dalam caiarn belum ada aliran. Pada
kondisi ini dianggap bersifat padat. Aliran baru akan terjadi setelah shearing stress
melampaui harga yield value. Tipe alir ini dijumpai pada sediaan suspensi dan gel.
Untuk tipe alir ini berlaku persamaan:

II
W2 1/𝞰2
F−f
μ=
I W
1/𝞰1

W3 III Dimana:
µ= Viskositas Plastis
f F1 F2
f= yield value
Gambar 2. Tipe alir Plastik (1), tipe alir Newton (I dan II)

3. Aliran Pseudoplastik

Hubungan antara shearing rate (G) dengan shearing stress (F) dapat dinyatakan dalam
persamaan berikut:

1 N FN
W = 1 F atau η=
η W

dimana N merupakan bilangan harga nya lebih dari satu dan tertentu.

𝞰= viskositas pseudoplastik.

5
Jka persamaan (1) di log kanmaka akan didapat persamaan:

Log w = N log F – log 𝞰1

Log 𝞰1= N log – log w

Dari percobaan dapat dibuat suatu kurva hubungan antara log w dengan log F sehingga
didapat suatu persamaan garis, dehingga log 𝞰1 dan 𝞰1 dapat dihitung.

Gambar 3. Tipe aliran peseudoplastik viskositas cairan turundengan naiknya kecepatan


pengadukan.

Terjadinya penurunan viskositas tersebut disebabkan oleh ikatan antara partikelnya


lepas oleh adanya pengadukan dan ikatan terbentuk setelah pengadukan diberikan. Banyak
bahan sediaan farmasi yang menunjukan sifat aliran pseudoplastik, misalnya gom tragakan,
CMC Na dan beberapa sediaan suspensi dan emulsi.

4. Aliran Dilatan

Suatu cairan yang menunjukkan bertambahnya tahanan waktu shearing rate dipertinggi
atau viskositas meningkat dengan naiknya kecepatan pengadukan. Hal ini terjadi karena
pengaruh pengadukan menyebabkan terbentuknya struktur dari hasil penggabungan antar
partikel. Rheogram aliran tipe dilatan dapat dilihat pada gambar 4. Suspensi yang memiliki sifat
alir demikian misalnya: cat meni, tinta cetak dan pasta. Hubungan antara F/A dengan dv/dx
dapat digambarkan dalam suatu persamaan analog dengan persamaan untuk tipe pseudoplastik
tetapi harga N lebih kecil dari 1.

I
W (detik)
II
III
1/𝞰2
1/𝞰2
G2
G1

F (dyene/cm)
F1 F1

Gambar 4. Tipe aliran dilatan (I), tipe aliran Newton (II) dan (III).
6
Adapun jeis cairan dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Cairan Newtonian
Cairan Newtonian adalah cairan yang viskositasnya tidak berubah dengan berubahnya gaya
irisan, ini adalah aliran kental sejati. Contohnya : Air, Minyak, Sirup, Gelatin, dan Lain-
lain. Share rate atau gaya pemisah viskositas berbanding lurus dengan shear stress secara
proposional atau viskositasnya merupakan slope atau kemiringan kurna hubungan antara
shear stress dan shear rate. Cairan Newtonian ada 2 jenis, yang viskositasnya tinggi disebut
“Viscous” dan yang viskositasnya rendah disebut “Mobile” (Dogra,2006)

2. Cairan Non-Newtonian

Yaitu cairan yang viskositasnya berubah dengan adanya perubahan gaya irisan dan
dipengaruhi kecepatan tidak linier .

Metode penentuan kekentalan, untuk menentukan kekentalan suatu zat cair dapat digunakan
dengan cara viscometer Ostwalt/ Kapiler. Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan
mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika
mengalir karena gravitasi melalui viscometer Ostwald.

Viskositas (kekentalan) dapat dianggap suatu gesekan dibagian dalam suatu fluida. Karena
adanya viskositas ini maka untuk menggerakan salah satu lapisan fluida diatasnya lapisan
lain haruslah dikerjakan gaya.

III. ALAT DAN BAHAN


A. Alat:
a. Viskosimeter Ostwald
b. Stopwatch
B. Bahan:
a. Air
b. Gliserin

IV. CARA KERJA

Pengukuran viskositas dengan viskosimeter Ostwald

Disiapkan viskosimeter Ostwald yang sudah dibersihkan

Dipipet kurang lebih 10 ml air, dimasukan dalam lubang a

Cairan dinaikan, sampai di atas garis c menggunakan pompa yang di pasang pada
lubang a. ketika cairan telah berada digaris Cmaka lubang b di tutupdengan jari
tangan
7
Lubang b dibuka dan dilakukan pencatatan waktu dengan stopwatch

Lakukan replikasi sebanyak 3 kali. dihitung rerata dan standar deviasi


V. HASIL PENGAMATAN

PERCOBAAN WAKTU
AIR GLISERIN
I 0,73 ms 9,38 ms
II 0,80 ms 10,31 ms
III 0,55 ms 10,45 ms

Viskositas relatif gliseril terhadap air

1 / 2 = 1 x t1 / 2 x t2

Diket = 1 = 1 gr/cm3 (massa jenis air)

2 = 1,26 gr/cm3 (massa jenis gliserin)

1 = 0,8904 cp ( Viskositas air)

Percobaan 1

1 / 2 = 1 x t1 / 2 x t2

0,8904 / 2 = (1 x 0,73) / (1,26 x 9,38)

2 = 10,56708 / 0,73

2 = 14,42 cp

Percobaan 2

1 / 2 = 1 x t1 / 2 x t2

0,8904 / 2 = (1 x 0,80) / (1,26 x 10,31)

2 = 11,566296 / 0,80

2 =14,45 cp

Percobaan 3

1 / 2 = 1 x t1 / 2 x t2

0,8904 / 2 = (1 x 0,55) / (1,26 x 10,45)

2 = 11,726568 / 0,55

2 = 21,32 cp

Standar devisiasi = Viskositas relatif gliserin= 16,73 ± 0,45 cps

8
9
VI. PEMBAHASAN

Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir. Makin tinggi viskositas,
maka makin besar tahanannya.

HAL-HAL YANG MEMENGARUHI VISKOSITAS Terdapat beberapa hal yang dapat memengaruhi
kekentalan (viskositas) suatu cairan. Dan faktor-faktor ini biasa dijumpai dan dikerjakan dalam
kehidupan sehari-hari. Faktorfaktor tersebut adalah

1. Suhu.
Suhu sangat memengaruhi tingkat viskositas. Semakin tinggi suhu zat cair, maka semakin
kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng ikan di dapur, minyak
goreng yang awalnya kental menjadi lebih cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin
tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut. Pemanasan zat cair menyebabkan
molekul-molekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya
interaksi antar molekul melemah. Pengaruh suhu ini dapat dilihat pada kekentalan air yang
berubah di tiap suhu pada tabel di bawah ini (FI III, 770).

Perhatikanlah tabel di atas! Makin ke bawah, viskositas makin menurun

2. Tekanan Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas
tidak dipengaruhi oleh tekanan

. 3. Penambahan bahan lain

a. Penambahan gula pasir meningkatkan viskositas air. Saudara mahasiswa dapat melihat hal ini, pada
saat anda melarutkan gula dalam air, dari yang cair kemudian menjadi agak kental.

b. Adanya bahan tambahan seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air. Hal ini dapat Anda lihat,
misalnya Anda menambahkan tepung dalam air atau dalam bidang Farmasi, bila Anda menambahkan
natrium CMC, tragakan, atau bentonit magma dalam pembuatan suspensi.

c. Pada minyak ataupun gliserin adanya penambahan air akan menyebabkan viskositas akan turun
karena gliserin maupun minyak akan semakin encer, sehingga waktu alirnya semakin cepat.

4. Berat Molekul Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya, laju aliran
alkohol cepat, kekentalan alkohol rendah sedangkan larutan minyak laju alirannya lambat
,viskositas juga tinggi. Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak. Karena
dengan adanya solute yang berat memberi beban yang berat pada cairan sehingga menaikkan
viskositas.

10
5. Konsentrasi larutan

Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi
akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel
zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel
semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula. Contohnya, melarutkan tiga sendok gula pasir ke
dalam air, maka larutan gula ini akan lebih kental dibanding jika hanya melarutkan satu sendok gula
pasir.

APLIKASI RHEOLOGI DALAM BIDANG FARMASI

Setelah Anda mempelajari ruang lingkup rheologi dan viskositas serta faktor-faktor
yang memengaruhi viskositas maka selanjutnya akan dijelaskan penerapan rheologi dalam
bidang Farmasi. Rheologi diterapkan dalam beberapa aspek di bidang farmasi, diantaranya

1. Cairan

a. Pencampuran cairan dengan bahan yang lain.

b. Pelewatan melalui mulut wadah, termasuk penuangan dari botol, pengemasan dalam botol dan
pelewatan melalui jarum suntik.

c. Perpindahan cairan, termasuk pemompaan dan pengaliran cairan melalui pipa.

d. Stabilitas fisik dari sistem-sistem dispersi.  FARMASI FISIKA  67

2. Semisolid

a. Penyebaran dan pelekatan pada kulit.

b. Pemindahan dari wadah atau pengeluaran dari tube.

c. Kemampuan zat padat untuk bercampur dengan cairan-cairan yang saling bercampur satu dengan
lainnya.

d. Pelepasan obat dari basisnya.

3. Padatan

a. Aliran serbuk dari corong ke dalam lubang pencetak tablet atau ke dalam kapsul selama proses
pembuatan.

b. Kemampuan pengemasan dari padatan dalam bentuk serbuk atau granul.

4. Pemprosesan

a. Kapasitas produksi dari alat.

b. Efisiensi pemproses

VII. KESIMPULAN

1. Viskositas dipengaruhi oleh suhu, tekanan viskositas, penambahan bahan lain, berat molekul
viskositas, konsentrasi larutan.
2. Viskositas relatif gliserin= 16,73 ± 0,45 cps
3. Penentuan nilai viskositas suatu cairan dengan metode ostward dengan menggunkan viskometer
yang mengalir melalui metode kapiler

11
VII. DAFTAR PUSTAKA

 Buku petunjuk praktikum fisika farmasi


 http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/07/07-Farmasi-
Fisik-E1_Reviewed_adhi.pdf
 Farmakope Indonesia Edisi III

12

Anda mungkin juga menyukai