Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

W DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN UTAMA PERFUSI JARINGAN PERIFER TIDAK
EFEKTIF PADA PASIEN ANEMIA APLASTIC DI RUANG DAHLIA RSUD
PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Capaian Tugas Praktik Klinik Keperawatan
Stase Keperawatan Medical Bedah

Disusun Oleh:
Husna Hanifah Hamid
A32020048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa:

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. W DENGAN MASALAH


KEPERAWATAN UTAMA PERFUSI JARINGAN PERIFER TIDAK
EFEKTIF PADA PASIEN ANEMIA APLASTIC DI RUANG DAHLIA RSUD
PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Yang Dipersiapkan dan Disusun Oleh

HUSNA HANIFAH HAMID


A32020048

Yang telah disetujui pada tanggal: Maret 2021

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik


BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Ketidak efektifan Perfusi Jaringan Perifer adalah menurunnya sirkulasi darah
keperifer yang mengganggu kesehatan (Hermand, 2012).
Perfusi jaringan perifer tidak efektif merupakan suatu keadaan dimana individu
mengalami atau beresiko mengalami suatu penurunan dalam nutrisi dan pernapasan
pada tingkat seluler perifer suatu penurunan dalam suplai darah kapiler (Nurarif &
Kusuma, 2015).
Perfusi jaringan perifer tidak efektif merupakan suatu keadaan dimana terjadi
penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat mengganggu metabolisme
tubuh (SDKI, 2016).

B. Etiologi
Menurut buku SDKI (2016), etiologi perfusi jaringan perifer tidak efektif sebagai
berikut:
1. Hiperglikemia
2. Penurunan konsentrasi hemoglobin
3. Peningkatan tekanan darah
4. Kekurangan volume cairan
5. Penurunan aliran arteri dan/atau vena
6. Kurang terpapar informasi tentang factor pemberat (mis. merokok, gaya hidup
monoton, trauma, obesitas, asupan garam, imobilitas)
7. Kurang terpapar informasi tentang proses penyakit (mis. Diabetes melitus,
hyperlipidemia)
8. Kurang aktivitas fisik

C. Tanda dan Gejala


Menurut buku SDKI (2016), perfusi jaringan perifer tidak efektif ditandai dengan:
1. Tanda dan Gejala Mayor
a. Subjektif
Tidak tersedia
b. Objektif
1) Pengisian kapiler >3 detik
2) Nadi perifer menurun atau tidak teraba
3) Akral teraba dingin
4) Warna kulit pucat
5) Turgor kulit menurun
2. Tanda dan Gejala Minor
a. Subjektif
1) Parastesia
2) Nyeri ekstremitas (klaudikasi intermiten)
b. Objektif
1) Edema
2) Penyembuhan luka lambat
3) Indeks ankle-brachial <0,90
4) Bruit femoral

D. Pathway
Bahan kimia dan obat-obatan Bahan toksik Penyakit infeksi
(sitomegalivirus)

Depresi sumsum Aplasia sumsum tulang


tulang Menekan produksi Proses
sumsum tulang imunologis

Penggantian sumsum
Kerusakan mikro tulang dengan lemak
sumsum tulang Sel precursor sumsum tulang

Anemia Aplastic
Granulositopeni
Kerusakan sel

Perdarahan pada
mukosa Risiko Infeksi
Anoreksia (D.0142)

Risiko Gangguan
Defisit Nutrisi Integritas Kulit/Jaringan
(D.0019) (D.0139)

Lemah dan
mudah lelah

Sirkulasi oksigen
Intoleransi menurun
Aktivitas
(D.0056)
Perfusi Perifer
Tidak Efektif
(D.0009)
E. Diagnose Yang Muncul
1. Perfusi perifer tidak efektif
2. Risiko gangguan integritas kulit/jaringan
3. Deficit nutrisi
4. Intoleransi aktivitas
5. Risiko infeksi

F. Inervensi keperawatan
NO DX SLKI SIKI
D.0009 Setelah dilakukan tindakan Perawatan Sirkulasi (I.02079):
keperawatan selama 2x5 jam, Observasi:
diharapkan masalah keperawatan - Periksa sirkulasi perifer (mis.
Perfusi Perifer Tidak Efektif dapat Nadi perifer, edema,
teratasi dengan kriteria hasil: pengisian kapiler, warna,
Perfusi Perifer (L.02011): suhu, ankle-brachial index)
Indicator: - Identifikasi factor risiko
- Warna kulit pucat gangguan sirkulasi (mis.
- Edema perifer Diabetes, perokok, orang tua,
- Nyeri ekstremitas hipertensi dan kadar
- Parastesia kolesterol tinggi)
- Kelemahan otot - Monitor panas, kemerahan,
- Kram otot nyeri, atau bengkak pada
- Bruit femoralis ekstremitas
- Nekrosis Terapeutik:
Kategori: - Hindari pemasangan infus
1: Meningkat atau pengambilan darah di
2: Cukup Meningkat area keterbatasan perfusi
3: Sedang - Hindari pengukuran tekanan
4: Cukup Menurun darah pada ekstremitas
5: Menurun dengan keterbatasan perfusi
Indicator: - Hindari penekanan dan
- Pengisian kapiler pemasangan tourniquet pada
- Akral area cedera
- Turgor kulit - Lakukan pencegahan infeksi
- Tekanan darah sistolik - Lakukan perawatan kaki dan
- Tekanan darah diastolic kuku
- Tekanan arteri rata-rata - Lakukan hidrasi
- Indeks ankle brachial Edukasi:
Kategori: - Anjurkan berhenti meokok
1: Memburuk - Anjurkan berolahraga rutin
2: Cukup Memburuk - Anjurkan mengecek air mandi
3: Sedang untuk menghindari kulit
4: Cukup Membaik terbakar
5: Membaik - Anjurkan menggunakan obat
penurun tekanan darah,
antikoagulan, dan penurun
kolesterol, jika perlu
- Anjurkan minum obat
pengontrol tekanan darah
secara teratur
- Anjurkan menghindari
penggunaan obat penyekat
beta
- Anjurkan melakukan
perawatan kulit yang tepat
(mis. melembabkan kulit
kering pada kaki)
- Anjurkan program rehabilitasi
vaskular
- Ajarkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi (mis.
Rendah lemak jenuh, minyak
ikan omega 3)
- Informasikan tanda dan gejala
darurat yang harus dilaporkan
(mis. Rasa sakit yang tidak
hilang saat istirahat, luka
tidak sembuh, hilang rasanya)
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI

Darah Lengkap
Hemoglobin 5.8 g/dL 11.7-15.5
Leukosit 2.600 /uL 3600-11000
Hematocrit 16 % 35-47
Eritrosit 1.93 10^6/uL 3.80-5.20
Trombosit 3000 /uL 150000-440000
MCV 83.9 fL 80-100
MCH 30.1 pg/cell 26-34
MCHC 35.8 % 32-36
RDW 13.7 % 11.5-14.5
MPV 9.5 fL 9.4-12.3
Hitung Jenis
Basophil 0.0 % 0-1
Eosinophil 0.0 % 2-4
Batang 1.2 % 3-5
Segmen 51.1 % 50-70
Limfosit 37.7 % 25-40
Monosit 10.0 % 2-8
Neutrophil 52.3 % 50.0-70.0
Total Limfosit Count 980
Neutrophil Limfosit Ratio 1.39

KIMIA KLINIK

Ureum Darah 97.37 mg/dL 15.00-40.00


Kreatinin Darah 0.88 mg/dL 0.50-1.00
Glukosa Sewaktu 189 mg/dL <140
Natrium 132 mEq/L 134-146

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN


Kalium 4.4 mEq/L 3.4-4.5
Klorida 101 mEq/L 96-108
C. ANALISA DATA
NO DATA FOCUS ETIOLOGI PROBLEM
1 Ds: Penurunan Perfusi Jaringan
- Pasien mengatakan pusing Konsentrasi Perifer Tidak
- Pasien mengatakan lemas Hemoglobin Efektif (D.0009)
- Pasien mengatakan gemetar
Do:
- Pasien kooperatif
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak pucat
2 Ds: Perubahan Gangguan
- Pasien mengatakan kulitnya Sirkulasi Integritas
muncul bercak-bercak hitam Kulit/Jaringan
- Pasien mengatakan bercak- (D.0129)
bercaknya muncul di seluruh
tubuh, namun paling banyak di
tangan
- Pasien mengatakan bercak-bercak
muncul pada saat diberi transfuse
produk darah
- Pasven mengatakan bercak-bercak
tersebut akan hilang perlahan
setelah transfuse
Do:
- Tampak bercak-bercak hitam di
kulit pasien
- Tampak kulit tangan paling
banyak terdapat bercaak-bercak
hitam
- Kulit agak kering
- Kulit tampak pucat

D. DIAGNOSE KEPERAWATAN
1. Perfusi Jarinngan Perifer Tidak Efektif b.d Penurunan Konsentrasi
Hemoglobin
2. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan b.d Perubahan Sirkulasi

E. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO SLKI SIKI RASIONAL
DX
1 Setelah dilakuakn tindakan Perawatan Sirkulasi
keperawatan selama 2x5 (I.02079):
jam, diharapkan masalah Observasi:
keperawatan perfusi - Periksa sirkulasi - Untuk mengetahui
jaringan perifer tidak perifer (mis. Nadi status sirkulasi
efektif dapat teratasi perifer, edema, perifer
dengan kriteria hasil: pengisian kapiler,
Perfusi Perifer (L.02011): warna, suhu, ankle-
Indictor A T brachial index)
Warna kulit 2 5 - Identifikasi factor - Untuk mengetahui
pucat risiko gangguan factor risiko
Kelemahan 2 5 sirkulasi (mis. gangguan sirkulasi
otot Diabetes, perokok,
Keterangan: orang tua, hipertensi,
1: Meningkat dan kadar kolesterol
2: Cukup Meningkat tinggi)
3: Sedang - Monitor panas, - Untuk mematau
4: Cukup Menurun kemerahan, nyeri, ekstremitas pasien
5: Menurun atau bengkak pada
Indicator A T ekstremitas
Pengisian 3 5 Terapeutik;
kapiler - Hindari pemasangan - Untuk tidak
Akral 3 5 infus atau memasang infus
Turgor kulit 2 5 pengambilan darah atau megambil
Tekanan darah 2 5 pada area keterbatasan sample darah
sistolik perfusi diarea keterbatasan
Tekanan darah 2 5 perfusi
diastolic - Hindari pengukuran - Untuk tidak
Keterangan: tekanan darah pada mengkurTD di area
1: Memburuk ekstremitas dengan keterbatasan
2: Cukup Memburuk keterbatasan perfusi perfusi
3: Sedang - Hindari penekanan - Untuk tidak
4: Cukup Membaik dan pemasangan memberipenekanan
5: Membaik tourniquet pada area pada area
cedera keterbatasan
perfusi
- Lakukan hidrasi - Untuk menghidrasi
tubuh pasien
Edukasi:
- Anjurkan penggunaan - Untuk mengontrol
obat penurun tekanan tekanan darah
darah, antikoagulan, pasien
dan penurun
kolesterol, jika perlu
- Anjurkan melakukan - Untuk mengurangi
perawatan kulit yang resiko kerusakan
tepat (mis. integritas
Melembabkan kulit kulit/jaringan
kering pada kaki)
- Anjurkan program - Untuk
diet untuk memperbaiki
memperbaiki sirkulasi sirkulasi
(mis. Rendah lemak
jenuh, minyak ikan
omega 3)
- Informasikan tanda - Untuk mengontrol
dan gejala darurat tanda dan gejala
yang harus dilaporkan yang muncul
(mis. Rasa sakit yang
tidak hilang saat
istirahat, luka tidak
sembuh, hilangnya
rasa)
2 Setelah dilakukan tindakan Perawatan Integritas Kulit
keperawatan selama (I.11353):
2x5jam, diharapkan Observasi:
masalah keperawatan - Indentifikasi - Untuk mengetahui
gangguan integritas penyabab gangguan penyebab
kulit/jaringan dapat integritas kulit (mis. gangguan intgritas
teratasi dengan kriteria Perubahan sirkulasi, kulit/jaringan
hasil: perubahan status
Indicator A T nutrisi, penurunan
Elastisitas 2 4 kelambaban, suhu
Hidrasi 2 4 lingkungan ekstrem,
Perfusi 2 4 penurunan mobilitas)
jaringan Terapeutik:
Keterangan: - Ubah posisi tiap 2 jam - Untuk mengontrol
1: Menurun jika tirah baring posisi pasven tirah
2: Cukup Menurun baring
3: Sedang - Bersihkan perineal - Untuk
4: Cukup Meningkat dengan air hangat, menghindari
5: Meningkat tertama selama terjadinya infeksi
periode diare perineum
- Gunakan produk - Untuk
berbahan petroleum melembabkan kulit
atau minyak pada
kulit kering
- Gunakan produk - Untuk
berbahan ringan/alami menghindari reaksi
alergi pada kulit
dan hipoalergik pada
kulit sensitive
- Hindari produk - Untuk
berbahan dasar menghindari reaksi
alcohol pada kulit alergi maupun
kering iritasi pada kulit
Edukasi:
- Anjurkan - Untuk menjaga
menggunakan kelembaban kulit
pelembab (mis.
Lotion, serum)
- Anjurkan minum air - Untuk menjaga
yang cukup kebutuhan cairan
tubuh
- Anjurkan - Untuk menjaga
meningkatkan asupan asupan nutrisi
nutrisi tubuh
- Anjurkan - Untuk menjaga
meningkatkan asupan kebutuhan
buah dan sayur kebutuhan serat
dan vitamin dalam
tubuh
- Anjurkan menghindari - Untuk menjaga
terpapar suhu ekstrem kulit agar tidak
iritasi
- Anjurkan - Untuk melindungi
menggunakan tabir kulit dari paparan
surya SPF minimal 30 sinar UV
saat berada di luar
rumah
- Anjurkan mandi dan - Untuk
menggunakan sabun menghindari kulit
secukupnya terlalu kering
akibat penggunaan
sabun

F. IMPLEMENATSI KEPERAWATAN
NO. HARI, TINDAKAN RESPON TTD
DX TANGGAL
1 Melakukan pengkajian pada S: Pasien mengatakan Husna
Senin, 29
pasien dibawa ke IGD
Maret 2021
dengan keluhan lemas
O: Pasien tampak
lemah
1 Mengkaji sirkulasi S: pasien mengatakan Husna
memiliki riwayat
anemia
O: hasil laboratorium
menunjukkan
Hemoglobin dan
trombosit pasien
rendah
1 Mengidentifikasi factor risiko S: pasien mengatakan Husna
gangguan sirkulasi tekanan darahnya naik
turun
O: hasil TTV
menunjukkan TD
108/64 mmHg
2 Mengkaji integritas kulit pasien S: pasien mengakatan Husna
kulit nya mulai
muncul bercak-bercak
hitam sejak diberi
transfuse
O: kulit pasven
tampak bercah-bercak
hitam
1 Memonitor ekstremitas pasien S: pasien mengatakan Husna
masih bisa
menggerakkan kaki
dan tangannya pelan-
pelan
O: ekstremita atas dan
bawah mengalami
kelemahan, tidak
terdapat edema pada
Selasa, 30 kaki dan tangan pasien
1 Maret 2021 Melakukan hidrasi S: pasien mengatakan Husna
biasanya diberi
transfuse darah
O: pasien terpasang
infus di tangan kiri,
pasien mendapat
program transfuse
trombosit 3 kolf
2 Mengkaji integritas kulit pasien S: pasien mengatakan Husna
kulitnya kering
O: kulit pasien tampak
kering, keriput, dan
pucat
2 Menganjurkan pasien untuk S: pasien mengatakan Husna
minum air yang cukup minum air sedikit-
sedikit
O: pasven tampak
pucat, kulit tampak
kering

G. EVALUASI KEPERAWATAN
TANGGAL, NO EVALUASI TTD
JAM DX
1 S: Pasien mengatakan masih merasa lemas, pusing, Husna
lemah
O: Pasien tampak lemah, CRT >3 detik, pasven
tampak pucat, kuku tampak sianosis
A: Masalah keperawatan Perfusi Perifer Tidak Efektif
belum teratasi
P:
- Lanjutkan terapi
- Lanjutkan intervensi
Senin, 29
2 S: Pasien mengatakan kulitnya muncul bercah-bercak Husna
Maret 2021
hitam, pasien mengatakan muncul bercak-bercak sejak
diberi transfuse
O: Tampak bercak-bercah hitam di tangan dan badan
pasien
A: Masalah keperawatan Gangguan Integritas
Kulit/Jaringan belum teratasi
P:
- Lanjutkan terapi
- Lanjutkan intervensi
1 S: Pasien mengatakan masih pusing, pasien Husna
mengatakan belum diberi program transfuse darah
O: Pasien tampak lemah, pasien belum mendapat
program transfuse PRC
Selasa, 30 A: Masalsh keperawatan Perfusi Perifer Tidak Efektif
maret 2021 belum teratasi
P:
- Lanjutkan terapi
- Lanjutkan program transfuse
- Lanjutkan intervensi
2 S: Pasien mengatakan bercak-bercak dikulit akan Husna
muncul jika diberi transfuse dan akan hilang dengan
sendirinya jika tidak di transfuse
O: Masih tampak bercak-bercak hitam di kulit, kulit
tampak kering, kulit tampak pucat, kuku tampak
sianosis
A: Masalah keperawatan Gangguan Integritas
Kulit/Jaringan belum teratasi
P:
- Lanjutkan terapi
- Lanjutkan intervensi
BAB III
PEMBAHASAN

Pasien Ny. W datang ke bangsal Dahlia dari IGD pada tanggal 29 Maret 2021
jam 16.00 WIB. Saat dilakukan pengkajian, pasien mengeluh pusing, lemas, gemetar,
pinggang pegal-pegal. Pasien mengatakan memiliki riwayat anemia, dan sudah sering
ditransfusi darah. Hasil TTV menunjukkan TD: 108/64 mmHg, N: 72 x/mnt, RR: 20
x/mnt, S:36,9°C. Pada saat dating ke bangsal, pasien mampu berpindah dari brankar ke
tempat tidur, namun kekuatan otot ekstremitas bawah pasien mengalami kelemahan.
Dari pemeriksaan fisik diketahui banyak bercak-bercak kehitaman di kulit pasien.
Pasien mengatakan jika diberi transfuse darah akan muncuk bercak-bercak. Kulit
pasven tampak kering, pucat dan kuku pasven tampak sianosis. Tidak terdapat edema
di bagian ekstremitas bawah pasien. Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit menurun dalam keluarga seperi diabetes, hipertensi mauun penyakit
pernapasan. Pasien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di RS Medika Lestari
selama 1 minggu dan di RS Siaga Medika selama 1 minggu dengan penyaki yang sama
yaitu anemia.
Anemia adalah suatu keadaan kelainan hematologi yang ditandai dengan
adanya massa eritrosit atau massa hemoglobin yang beredar tidak dapat memenuhi
fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh (Lestari et al., 2014).
Anemia aplastik adalah kegagalan sumsum tulang baik secara fisiologis maupun
anatomis. Penyakit ini ditandai oleh penurunan atau tidak ada faktor pembentuk sel
darah dalam sumsum tulang, pansitopenia darah perifer, tanpa disertai
hepatosplenomegali atau limfadenopati. Dasar penyakit ini adalah kegagalan sumsum
tulang dalam memproduksi sel-sel hematopoetik dan limfopoetik, yang mengakibatkan
tidak ada atau berkurangnya sel-sel darah di darah tepi, keadaan ini disebut sebagai
pansitopenia. Kerusakan yang terjadi pada anemia aplastik terdapat pada sel induk dan
ketidakmampuan jaringan sumsum tulang untuk memberi kesempatan sel induk untuk
tumbuh dan berkembang dengan baik. Hal ini berkaitan erat dengan mekanisme yang
terjadi seperti toksisitas langsung atau defisiensi sel-sel stromal. Penyimpangan proses
imunologis yang terjadi pada anemia aplastik berhubungan dengan infeksi virus atau
obat-obatan yang digunakan, atau zat-zat kimia (Isyanto & Abdulsalam, 2016).
Menurut (Laksmi et al., 2013) penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada
pasien dengan anemia aplastic yaitu dengan dilakukan terapi, seperti:
1. Terapi kausal
Terapi kausal adalah usaha untuk menghilangkan agen penyebab. Tetapi sering hal
ini sulit dilakukan karena etiologinya yang tidak jelas atau penyebabnya yang tidak
dapat dikoreksi.
2. Terapi suportif
Terapi ini adalah untuk mengatasi akibat pansitopenia
a. Untuk mengatasi infeksi antara lain :
1) Higiene mulut
2) Identifikasi sumber infeksi serta pemberian antibiotik yang tepat dan
adekuat. Sebelum ada hasil tes sensitivitas, antibiotik yang biasa diberikan
adalah ampisilin, gentamisin, atau sefalosporin generasi ketiga.
3) Tranfusi granulosit konsentrat diberikan pada sepsis berat kuman gram
negatif, dengan neutropenia berat yang tidak memberikan respon pada
antibiotika adekuat.
b. Untuk mengatasi anemia
Tranfusi PRC (packet red cell) jika Hb < 7 g/dl atau ada tanda payah jantung
atau anemia yang sangat simtomatik. Koreksi sampai Hb 9-10 g/dl, tidak perlu
sampai Hb normal, karena akan menekan eritropoiesis internal.
c. Untuk mengatasi perdarahan
Tranfusi konsentrat trombosit jika terdapat perdarahan mayor atau trombosit <
20.000/mm3 . Pemberian trombosit berulang dapat menurunkan efektivitas
trombosit karena timbulnya antibodi antitrombosit. Kortikosteroid dapat
mengurangi perdarahan kulit.
3. Terapi untuk memperbaiki fungsi sumsum tulang
Beberapa tindakan di bawah ini diharapkan dapat merangsang pertumbuhan
sumsum tulang :
a. Anabolik Steroid: oksimetolon atau atanozol. Efek terapi diharapkan muncul
dalam 6-12 minggu.
b. Kortikosteroid dosis rendah sampai menengah : prednison 40- 100 mg/hr, jika
dalam 4 minggu tidak ada perbaikan maka pemakaiannya harus dihentikan
karena efek sampingnya cukup serius.
c. GM-CSF atau G-CSF dapat diberikan untuk meningkatkan jumlah netrofil.
4. Terapi definitive
Terapi definitif adalah terapi yang dapat memberikan kesembuhan jangka panjang.
Terapi tersebut terdiri atas dua macam pilihan :
a. Terapi Imunosupresif
1) Pemberian anti lymphocyte globuline : anti lymphocyte globulin (ALG)
atau anti thymocyte globuline (ATG). Pemberian ALG merupakan pilihan
utama untuk pasien yang berusia di atas 40 tahun.
2) Pemberian methylprednisolon dosis tinggi
b. Transplantasi sumsum tulang
Transplantasi sumsum tulang merupakan terapi definitif yang memberikan
harapan kesembuhan, tetapi biayanya sangat mahal, memerlukan peralatan
yang canggih, serta adanya kesulitan tersendiri dalam mencari donor yang
kompatibel. Transplantasi sumsum tulang yaitu :
1) Merupakan pilihan untuk pasien usia < 40 tahun.
2) Diberikan siklosporin A untuk mengatasi GvHD (graft versus hostdisease).
3) Memberikan kesembuhan jangka panjang pada 60-70% kasus.
DAFTAR PUSTAKA
PPNI (2016). Standard Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI (2018). Standard Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan. Edisi 1: Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI.

Isyanto, I., & Abdulsalam, M. (2016). Masalah pada Tata Laksana Anemia Aplastik
Didapat. Sari Pediatri, 7(1), 26. https://doi.org/10.14238/sp7.1.2005.26-33

Laksmi, N. M. D., Herawati, S., & Yasa, I. W. P. S. (2013). Anemia aplastik.


1102005170, 1–18.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=82562&val=970

Lestari, A. A. W., Putu, I. W., & Yasa, S. (2014). Diagnosis, Diagnosis Differensial
dan Penatalaksanaan Immunosupresif dan Terapi Sumsum Tulang pada Pasien
Anemia Aplastik. E-Jurnal Medika Udayana, 3(2), 264–275.

Herdman, H. (2012). NANDA International Diagnosis Keperawatan Definis dan


Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai