Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

MANAJEMEN STRATEGI

MATRIKS IFE EFE DAN IE

DOSEN :
Dr. Dra. Dumilah Ayuningtyas, MARS

DISUSUN OLEH :

SITI ULFAH (1906431374)

MAGISTER KAJIAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
2020
MATRIKS EFE DAN IFE RSI IBNU SINA BUKITTINGGI

I. MATRIKS EXTERNAL FACTOR EVALUATION (EFE) DI RSI IBNU


SINA BUKITTINGGI

No Critical Success Factors Bobo Skala Skor


. t
1 2 3 4 5
(3x4)
Peluang
1. Kerjasama dengan BPJS Kes, dan beberapa 0.08 4 0.32
asuransi kesehatan lainnya
2. Cakupan Wilayah pelayanan RS Ibnu sina tidak 0.05 3 0.15
hanya sebatas kota Bukittinggi namun juga
wilayah kabupaten lain yang berada di sekeliling
kota Bukittinggi
3. Kepercayaan pasien untuk memilih berobat ke RSI 0.07 4 0.28
Ibnu Sina Bukittinggi
4. Perkembangan Teknologi, telemedicine 0.08 3 0.24
5. Sistem Rujukan berjenjang JKN sangat 0.08 3 0.24
menguntungkan RS tipe C terlihat dari
meningkatnya kunjungan poliklinik
6. Kebijakan pemerintah mengenai pelayanan 0.05 3 0.15
COVID-19 termasuk untuk RS non rujukan.
7. Terbatasnya kapasitas RS Rujukan COVID-19 0.05 3 0.15
dalam merawat pasien COVID-19, sehingga RS
harus dapat menyiapkan area zona kuning untuk
merawat sementara pasien mendapatkan rujukan
8. Peningkatan keinginan masyarakat untuk 0.07 3 0.21
melakukan skrining COVID-19, yaitu dengan
melakukan medical check up di rumah sakit
9 Kebijakan pemerintah membatasi pelayanan non 0.07 4 0.28
emergensi dimasa pandemi, membuat pihak RS
bisa mengalihkan sumber daya untuk membuka
layanan baru
Ancaman
1. Kondisi Pandemi COVID-19 yang belum diketahui 0.07 2 0.14
kapan berakhir, Resiko lonjakan kasus
2. Mahalnya harga APD yang dibutuhkan dalam 0.08 2 0.16
memberikan pelayanan dimasa Pandemi ini
3. Resiko terpaparnya tenaga kesehatan dan non 0.05 1 0.05
tenaga kesehatan di RS atau pun diluar RS, dan
dapat membawa rantai penularan di lingkungan RS
4. Berdirinya kompetitor RS milik daerah (RSUD) 0.04 1 0.04
tipe C (sama dengan tipe RSI Ibnu Sina)
5. Ketidak patuhan masyarakat terhadap protokol 0.04 2 0.08
kesehatan, mengakibatkan kemungkinan lonjakan
kasus COVID-19
6. Keterlambatan pembayaran klaim /reimbursment 0.05 1 0.05
dari pemberi jaminan (BPJS , Asuransi lain
7. Kondisi perekonomian masyarakat yang menurun 0.07 2 0.14
mempengaruhi angka kunjungan ke rumah sakit
Total Nilai 1 2.68
Keterangan:

Pembobotan (Weight):

0,0 = bila semua faktor tidak penting

1,0 = bila semua faktor penting

Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0.

Skala (rating):

Berdasarkan efektivitas strategis organisasi

1 = amat sedikit berperan sebagai peluang/ancaman

2 = kurang berperan sebagai peluang/ancaman

3 = merupakan peluang/ancaman
4 = sangat berperan sebagai peluang/ancaman

Skor = Bobot (3) X Skala (4)

Skor Total:

4 ,0 = indikasi bahwa organisasi merespons dengan cara yang luar biasa peluang
yang ada & juga dalam menghindari ancaman.

>2,5 = peluang yang lebih besar

< 2,5 = ancaman yang lebih besar

1,0 = organisasi tidak memanfaatkan peluang yang ada atau tidak menghindari
ancaman eksternal.

II. MATRIKS INTERNAL FACTOR EVALUATION (IFE) DI RSI IBNU


SINA BUKITTINGGI

No Critical Success Factors Bobot Skala Skor


.
1 2 3 4 5 (3x4)
Kekuatan
1. Memiliki brand image Islami 0.03 3 0.09
2. Lokasi RS strategis, berada di pusat kota dengan 0.04 3 0.12
akses transportasi yang mudah dijangkau.
3. Melayani semua jenis pasien baik pasien Umum, 0.05 4 0.2
BPJS Kes , BPJS TK, Taspen, JR, dan berbagai
asuransi lainnya, sehingga memudahkan pelanggan
dalam proses pembayaran pelayanan.
4. Jumlah Dokter Spesialis yang memadai sehingga 0.05 3 0.15
dapat memperluas pelayanan
5. Memiliki layanan Ruhul Islam. 0.05 3 0.15
6. Memiliki gedung yang penggunaannya belum 0.07 4 0.28
maksimal, sehingga dimasa pandemi bisa
dikondisikan sebagai zona kuning yang dapat
digunakan sementara untuk merawat pasien
COVID-19 yang belum mendapatkan tempat di RS
Rujukan
7. Sudah memiliki SIRS yang terintegrasi/bridging 0.07 4 0.28
dengan berbagai program sistem kesehatan
nasional, (INACBGs, Vclaim BPJS, SISRUTE)
8. Tersedianya SDM sesuai standar 0.06 4 0.24
9. Memiliki fasilitas poli geriatri seiring dengan data 0.06 3 0.18
meningkatnya usia harapan hidup masyarakat
Bukittinggi
Kelemahan
1. Belum optimalnya menggunaan SIRS 0.05 1 0.05

2. Pengisian rekam medis belum sesuai aturan, 0.04 2 0.08


dikarenakan sulit bekerjasama dengan dokter
senior
3. Dokter spesialis fulltimer jumlahnya masih sedikit 0.04 2 0.08
dibanding dokter part timer, sehingga
pengembangan pelayanan untuk poliklinik
memiliki jam pelayanan terbatas.
4. Waktu tunggu rawat jalan masih tinggi 0.05 1 0.05
dikarenakan jadwal dokter part timer harus setelah
jam pelayanan ASN.
5. Penurunan kunjungan pasien poliklinik salam 6 0.05 2 0.1
bulan terakhir,bahkan sampai 50%.
6. Berkurangnya pasien rawat inap semenjak 0.06 2 0.12
pembatasan pelayanan akibat pandemi COVID-19
7. Keterbatasan APD yang bisa disediakan pihak RS 0.05 1 0.05
untuk tenaga kesehatan karena keterbatasan dana
anggaran.
8. Adanya Tenaga kesehatan dan non kesehatan 0.04 2 0.08
terdampak COVID-19.
9. Terbatasnya sarana prasarana RS dalam 0.04 2 0.08
menghadapi lonjakan kasus COVID-19
10. Lemahnya komitmen dan koordinasi bersama 0.06 1 0.06
dalam menghadapi permasalahan pandemi saat ini
11. Clinical Pathway, PPK belum terlaksana secara 0.04 2 0.08
optimal
Total Nilai 1 2.52

Keterangan:

Pembobotan (Weight):

0,0 = bila semua faktor tidak penting

1,0 = bila semua faktor penting

Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0.

Skala (rating):

Berdasarkan efektivitas strategis organisasi

1 = kelemahan utama (major weaknesses)

2 = kelemahan kecil

3 = kekuatan kecil

4 = kekuatan utama
Skor = Bobot (3) X Skala (4)

Skor Total:

4 ,0 = indikasi bahwa organisasi memiliki kekuatan yang besar.

>2,5 = kekuat yang lebih besar

< 2,5 = kelemahan yang lebih besar

1,0 = organisasi memiliki banyak kelemahan atau posisi internal lemah.

Penilaian matriks berdasarkan pemberian nilai bobot, rating dan skor melalui perkalian
bobot dan rating. Bobot (weight) dari critical success factor tadi dengan skala yang lebih
tinggi untuk yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah seluruh bobot
harus sebesar 1.0 baik pada matriks EFE dan juga IFE. Pemberian nilai bobot tersebut
berdasarkan Consecus Decision Making Group (CDMG) antara peneliti dan pihak
manajemen Rumah Sakit, nilai bobot berdasarkan penilaian intuisi terbaik (good
intuitive judgment)/ subjektifitas CDMG.

MATRIKS IE (INTERNAL EKSTERNAL

IFE

4.0 kuat 3.0 sedang 2.0 lemah 1.0

tinggi
I II III

3.0
0

sedang
IV V VI
EFE

2.0

lemah
VII VIII IX

RSI Ibnu Sina Bukittinggi berada pada sel V = posisi hold and maintain

Strategi Pertahankan dan Pelihara (Hold and Maintain)

Strategi yang digunakan :

– Penetrasi pasar

– Pengembangan produk.

Anda mungkin juga menyukai