Anda di halaman 1dari 7

Bayi Tak BAB Lebih dari 

Seminggu
Tak heran jika kegalauan melanda para bunda saat bayinya belum berak sekian hari bahkan
lebih dari seminggu. Rasa kuatir pun menghampiri saya jika bayi saya bukan bayi ASIx (ASI
exlusive). Di kepala ini pastilah berkecamuk dugaan-dugaan dan bayangan kengerian akan
hal yang mungkin terjadi lebih dari sekedar ketaknyaman BAB alias sembelit. Penyakit
kongenital yang berhubungan dengan ketaknormalan usus besar kayak Hirscprung disease
(megakolon) meski very short segmen, bisa jadi salah satu list kegalauan.

Belum BAB 10 hari lebih juga dialami putri saya, bayi berusia 3 bulan, dan pada akhirnya dia
poop pada hari ke-12 setelah BAB terakhir. Dari gesture-nya tak nampak ekspresi gelisah
seperti ngeden-ngeden. Dia tetap ceria dan bahagia.

ASI membuat saya tenang dan tidak panik. Insting saya bilang itu normal. Dan ternyata buku
“The Ultimate Breastfeeding Book of Answer” (dr. Jack Newman) membenarkan insting
saya. Setelah berusia 3 minggu beberapa bayi dengan ASI ekslusive mengalami perubahan
pola BAB. Akan tetapi tidak ada yang perlu dikhawatirkan selama bayi terlihat bahagia, BB
naik terus dan kecukupan ASI (dilihat dari pertambahan BB dan frekuensi kencing).

Lalu sebagai ibu, apa yang perlu dilakukan menghadapi hal ini?

Perlukah obat-obatan?

Jangan menambahkan apapun sebagai makanannya! just ASI. Tak perlu diberi obat-obatan
karena ini bisa saja tak ada gunanya. Jika memang diperlukan bayi bisa dibantu dengan
memberikan laksansia suppositoria khusus anak. Tetapi ini bukan prosedur rutin. Selama bayi
hepi, nyaman, aktif, terlihat kenyang, tak nampak pengerasan perut, jangan lakukan apapun!

Demikian juga saya memilih tak memberikan manipulasi apapun ke anusnya. Sambil
menunggu “momen” (BAB) itu tiba, saya support saja bayi saya supaya dia lebih nyaman
dengan pijat lembut dengan teknik I Love U, yang banyak direkomendasikan untuk
menangani bayi kolik. Bisa search videonya di youtube.

Sekilas teknik pijat ILU adalah memijat lembut perut bayi dengan gerakan-gerakan berbentuk
huruf I, L terbalik, dan U terbalik. Berikut ini deskripsi gerakannya :

I => gerakkan tangan/jari ibu dari bawah iga kiri bayi ke bawah (dari kuadran kiri atas ke
arah perut bayi kiri bawah)

L => gerakkan tangan mulai dari kuadran kanan atas perut bayi ke kuadran kiri atas lalu ke
bawah (perut sebelah kiri bawah)

U => gerakkan tangan dari perut kanan bawah membentuk huruf U terbalik (melewati pusat)
ke arah perut kiri bawah.

Semua arah gerakan pijat ILU berakhir di perut kiri bawah.

Oya, jangan lupa cuci tangan yang baik lalu gunakan minyak telon atau baby oil sebelum
memijat supaya licin dan meminimalkan gesekan kulit perut. Ulangi gerakan ILU tersebut

Masalah BAB Pada Bayi 1


paling tidak 3 kali. Bisa dilakukan gerakan I 3 kali, L 3 kali, dan U 3 kali. Atau kombinasi
melakukan gerakan ILU sebagai satu rangkaian lalu mengulanginya beberapa kali. Fungsi
gerakan ILU ini adalah membantu melancarkan passage feses di usus besar menuju rektum
dan anus. Oleh karena itu gerakan bentuk ILU ini selaras dengan anatomi usus besar.

Hal lain yang bisa dilakukan untuk merangsang pengeluaran feses tanpa harus memanipulasi
anus adalah dengan aktivitas fisik bayi yakni gerakan gowes sepeda. Kaki kanan dan kiri
digerakkan ke atas ke arah perut (pull up) bergantian. Latihan ini bisa dilakukan sambil
bercanda dan mengajak bayi bicara, biar lebih rileks.

Selamat mencoba!

Just for sharing, saya sendiri melakukan pijat ILU dan gowes sepeda bagi putri saya.
Hihihi…dia tersenyum kegelian kalau pas dipijat ILU, dan akhirnya pada hari ke-12 dia baru
BAB dengan gesture yang enjoy aja, tak gelisah, dan tidak “ngeden”. Oya dalam 24 jam
pertama kelahirannya dia bolak-balik BAB mekoneum (hitam lengket), selanjutnya pada
hari-hari berikutnya warna BAB berubah menjadi kuning cerah dengan frekuensi sampai 5x
per harinya. Sejak berumur 1 bulan BAB lebih ajeg menjadi sekali sehari. Menjelang 1,5
bulan sampai saat ini BAB menjadi 3 hari sampai seminggu sekali bahkan 12 hari seperti
yang baru saja terjadi. Tetapi saya tak khawatir karena Maheswari, putri saya, adalah bayi
dengan ASI ekslusive.

Masalah BAB Pada Bayi 2


Perubahan jadwal BAB bayi
Baru-baru ini Lola mengkhawatirkan bayinya yang baru berusia 2,5 bulan. Pasalnya,
kebiasaan buang air besar (BAB) si kecil mendadak jadi tidak beraturan. Seminggu yang lalu
Daffar pup tiap hari, kemudian tiga hari yang lalu BAB dilakukan setiap 2 hari. Selanjutnya
jadi setiap 4 hari. Aduh, kenapa, ya? Apakah normal dan sampai berapa lama masih bisa
ditoleransi?

Kekhawatiran ibu seperti itu memang wajar. Namun, sebetulnya, asalkan si bayi terlihat
enjoy (tenang-tenang saja) berat badannya bertambah, menyusunya tetap baik, tidak rewel,
tidak kembung, dan tidak sering menangis ibu tak perlu khawatir. Justru asal tahu saja,
kegelisahan ibu yang berlebihan dapat menyebabkan BAB bayi terganggu, sebab saat
menyusui kondisi psikologis yang dialami ibu dapat dirasakan oleh bayi yang pada akhirnya
mempengaruhi mekanisme fisiologis BAB-nya.

Lagi pula, frekuensi BAB bayi yang mendapat ASI eksklusif masih bisa ditoleransi hingga 10
hari. Frekuensi ini sangat dipengaruhi pergerakan makanan dari mulut ke anus yang semakin
ke bawah semakin melambat. Waktu transit makanan di dalam perut sampai kembali keluar,
pada bayi usia 1-3 bulan lamanya sekitar 8,5 jam. Lantaran itulah frekuensi BAB bayi usia ini
paling lama bisa mencapai 4-6 kali sehari. Sedangkan pada bayi 4-24 bulan, waktu transit
makanannya bertambah menjadi 16 jam dan pada usia 3-13 tahun waktunya mencapai 26
jam. Barulah pada saat dewasa menjadi 48 jam. Ini menjawab mengapa frekuensi BAB bayi
yang sebelumnya lancar menjadi makin jarang.

Dengan adanya waktu transit yang lebih panjang, proses penyerapan zat-zat makanan jadi
lebih optimal. Makanan yang masuk ke dalam usus halus setelah diproses dalam bentuk encer
kemudian akan masuk ke usus besar. Nah, selama berproses di usus besar sampai ke anus, di
situ terjadi kembali penyerapan (reabsorbsi). Pada akhirnya terkumpullah sisa penyerapan
makanan dalam bentuk tinja dengan konsistensi agak padat namun tetap lunak dengan warna
antara kuning, cokelat atau agak kehijauan.

Tapi, BAB yang semakin jarang tak bisa didiamkan bila disertai tanda-tanda
ketidaknormalan. Misal, disertai muntah, perut kembung, sering menangis atau rewel, bila
diraba perutnya terasa keras, ada darah pada tinjanya, berat badan tidak naik pada bulan
berikutnya, atau tanda-tanda lain yang mencurigakan.

Perhatikan pula bagaimana frekuensi BAB serta bagaimana bentuk tinjanya. Tinja yang
berbentuk bulat-bulat kecil menandakan ada timbunan tinja di dalam usus besarnya. Hal ini
sebagian besar disebabkan oleh gangguan fungsional, misalnya bayi menahan keinginan
BAB karena pernah punya pengalaman sakit akibat feses atau tinja yang keras. Sebagian
kecil lainnya bisa disebabkan kelainan organik, seperti penyempitan rektum (penyakit
Hirschsprung) atau lubang dubur terlalu ke depan. Keadaan ini sering diselingi dengan
keluarnya tinja encer sedikit-sedikit. Dengan demikian, gangguan sembelit yang sifatnya
fungsional dapat dipengaruhi oleh faktor asupan seperti komposisi makanan dan jumlah
cairan yang masuk, dan faktor psikologis. Namun begitu, terlambat BAB pun bisa diawali
oleh masalah teknis. Jika bayi tidak menguasai teknik mengedan yang benar, ia tidak akan
menghasilkan dorongan yang dapat mengeluarkan tinjanya. Pada kasus seperti ini, orangtua
tidak perlu kawatir, karena bayi akan belajar sendiri bagaimana mengedan yang benar
Tanpa gejala sakit yang mencurigakan, bayi tidak dianjurkan diberi obat pencahar karena

Masalah BAB Pada Bayi 3


dikhawatirkan justru akan mengganggu mekanisme fisiologis normal BAB-nya. Bayi juga
berisiko mengalami ketergantungan pada perangsang BAB ini. Jadi tak perlu
menginterupsinya dengan obat-obatan kecuali dokter memberikan dengan pertimbangan
tertentu. Itu pun dengan catatan tidak terlalu sering dan lama.

Tips Mengatasi Bayi Susah BAB Buang Air Besar


Permasalahan yang sering dialami oleh dedek bayi umumnya adalah masalah pada buang air
besar. Buang air besar berkaitan erat dengan makanan atau asupan yang ia konsumsi.
Permasalahan susah BAB atau susah buang air besar dapat dikatakan hal yang wajar. Namun
tidak semata mata dianggap hal yang biasa karena pada kasus tertentu susah buang air besar
dapat berdampak pada kesehatan. Bayi atau balita yang masih berumur dibawah 2 tahun
umumnya sering sekali buang air kecil dan juga buang air besar. Namun pada kasus kasus
tertentu ada yang mengalami susah buang air besar bahkan sampai berhari hari. Hal ini musti
di waspadai dan di cek ke dokter. Agar tau apa sebenarnya yang menjadi penyebabnya.
Dibawah ini kami rangkum dari berbagai sumber terpercaya apa saja yang menyebabkan
dedek bayi susah poop.

Penyebab Bayi Susah BAB / Buang Air Besar

Susah buang air besar dalam bahasa medis sering disebut dengan konstipasi. Konstipasi atau
susah BAB merupakan gangguan yang sering dialami pada bayi. Umumnya pada bayi yang
susah BAB selain susah buang air besar, tinja keras, nyeri di daerah anus, bahkan keluar
darah segar akibat terdapat luka di area anus. Lalu apa saja yang menyebabkan bayi balita
susah buang air besar?

 Asupan (intake) cairan kurang, sehingga timbul dehidrasi.


 Susu formula dengan kadar zat besi tinggi.
 Susu formula dengan kandungan lemak nabati misalnya kelapa sawit.
 Pembuatan susu formula terlalu pekat. Untuk balita 2x sendok makan untuk 200cc
air / 200 ml air.
 Pola makan yang tidak seimbang, yaitu lebih banyak konsumsi lemak, karbohidrat,
dan kurang makanan yang mengandung serat.
 Perubahan pola makan, seperti saat bayi diperkenalkan dengan makanan padat.
(Sumber dikutip dari www.ibudanbalita.com)

Penyebab yang sering terjadi adalah salah dalam memberikan takaran susu. Setiap susu ada
takarannya masing masing. Dan pada susu kambing etawa pada khususnya kami
merekomendasikan dengan takaran 2x sendok makan untuk 200 cc air. Dan sebaiknya
memberikan susu etawa kepada bayi yang sudah mengkonsumsi nasi / bubur. Dengan
demikian sistem pencernaanya sudah cukup bagus untuk dapat mencerna asupan susu
kambing etawa. Apa solusi untuk permasalahan “Konstipasi” atau sembelit atau susah buang
air besar ini?

Masalah BAB Pada Bayi 4


Solusi mengatasi bayi / balita yang susu BAB adalah :

 Untuk bayi dibawah usia 6 bulan, sangat direkomendasikan untuk tetap diberikan ASI
eklusif. Karena ASI sangat mudah dicerna oleh sistem pencernaan bayi sehingga tidak
menimbulkan konstipasi.
 Untuk bayi di atas 6 bulan, disarankan untuk memberikan asupan sayur dan buah-
buahan. Bisa disajikan dalam bentuk jus agar anak lebih suka mengkonsumsinya.
Buah buahan yang kaya akan serat seperti buah pear / apel atau jus pepaya. Dan
disarankan untuk menhindari pisang atau wortel.

Makanan Berserat penting untuk pencernaan dan tumbuh kembang anak

Anak anak umumnya cenderung pilih – pilih makanan, dan rata rata tidak menyukai buah
buahan / sayur sayuran, Disini orang tua dituntut untuk lebih kreatif dalam mensiasatinya.
Dibawah ini ada beberapa macam makanan yang kaya akan serat dan dapat anda coba untuk
menghidangkannya kepada sibuah hati.

 Produk berbahan oat. Oatmeal adalah salah satu pilihan ideal bagi anak untuk
memeroleh asupan serat dan membantu mencegah terjadi konstipasi.
 Menyajikan sup sayuran adalah cara yang baik untuk menambahkan serat ke dalam
menu diet anak.  Sup yang terbuat dari sayuran dapat menyediakan serat yang
dibutuhkan anak dan membantu mengatasi konstipasi.
 Popcorn adalah makanan favorit anak dan merupakan sumber serat yang baik.
Menurut para ahli dari MayoClinic, popcorn yang dibuat dengan alat bertekanan
udara (air popped-popcorn) merupakan pilihan yang sehat untuk anak-anak.
 Kacang. Anda dapat menyajikan menu makanan untuk anak dengan menggunakan
bahan kacang hitam atau kacang merah. (Sumber : health.kompas.com).

Sekian dulu artikel kita kali ini, semoga Tips Mengatasi Bayi Susah BAB Buang Air Besar
dapat berguna serta bermanfaat bagi anda. Like dan share jika memang artikel ini bermanfaat.
Baca juga artikel yang membahas tentang susu kambing etawa untuk ibu hamil dan
menyusui.

Artikel diatas hanya sebatas informasi semata sebagai bahan referensi,  Sangat disarankan
untuk berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan solusi tepat untuk mengatasi masalah susah
air besar pada sibuah hati. Terimakasih semoga anda dan keluarga selalu diberikan kesehatan
dan kelancaran rejeki.

Masalah BAB Pada Bayi 5


Bayi susah BAB, penyebab dan cara mengatasinya

Bila Anda adalah Ibu muda yang memiliki bayi yang mendadak mengalami susah Buang Air
Besar (BAB), kekhawatiran Anda adalah hal yang wajar. Konstipasi atau sembelit pada bayi
adalah suatu kondisi yang kerap terjadi dimana tinja bayi menjadi lebih keras dari biasanya.
Konstipasi pada bayi tentu membuat Anda dan bayi Anda sedih. Simak beberapa gejalanya,
kemungkinan penyebabnya dan cara mengatasinya berikut ini.

Apa saja gejalanya ?

1. Bayi menangis atau rewel karena merasa kesakitan karena sulit BAB
2. Nyeri di sekitar anus
3. Perut kembung
4. Bayi muntah
5. Berat badan tidak naik (dilihat dari kurva pertambahan berat badan perbulannya)
6. Bila diraba perutnya terasa keras
7. Tinja keras yang terkadang disertai bercak darah.

Apabila terdapat darah segar pada bagian luar tinja umumnya hal ini dikarenakan ada luka
pada anusnya. Gesekan tinja yang keras melukai permukaan anus dan terbawa oleh tinja.

Apakah penyebabnya ?

1. Faktor susu

Bayi yang mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) akan sangat jarang sembelit karena ASI
merupakan makanan terbaik bagi bayi karena lebih mudah dicerna. Pada ASI terdapat
beberapa bakteri baik yang dapat mengurai protein susu yang sulit dicerna sehingga tinja bayi
lebih lembut yang membuat buang air besar lebih mudah. Bayi yang hanya mengkonsumsi
ASI bisa 3 - 5 hari tidak buang air besar. Hal ini wajar karena ASI diserap tubuh dengan baik,
sehingga kotoran yang dihasilkan sangat sedikit.

Sementara karena hal tertentu cukup banyak Ibu yang tidak mampu memberikan ASI ekslusif
kepada bayinya,sehingga mau tidak mau hanya susu formula pilihannya. Ketika usia bayi
berusia 4 bulan juga biasanya para ibu ada yang mulai mengganti atau mencampur ASI
dengan susu formula sebagai tambahan.

Bayi yang mendapatkan susu formula memiliki kecenderungan mengalami masalah susah
BAB karena kandungan lemak dan protein pada susu formula tidak seimbang. Selain itu
karena kandungan kalsium dan fosfor yang terlalu tinggi menyebabkan air pada tinja terserap
ke dinding - dinding usus yang menyebabkan tinja bayi menjadi keras. Pilihan susu yang
tidak tepat serta kadar keenceran susu yang tidak tepat juga dapat menyebabkan tinja si kecil
menjadi keras sehingga mengalami susah BAB.

2. Sistem pencernaannya belum sempurna

Masalah BAB Pada Bayi 6


Sulit BAB pada bayi kemungkinan juga terjadi ketika bayi mulai diberikan makanan
pendamping yang biasanya mulai dikenalkan pada bayi saat berusia 4 bulan. Hal ini
mengakibatkan konsistensi tinja berubah menjadi lebih keras yang disebabkan karena sistem
pencernaannya belum sempurna dan belum dapat mencerna makanan padat dengan baik.

3. Kekurangan cairan atau dehidrasi

Bayi yang mendapat ASI tidak akan dehidrasi karena dapat menyusu langsung dan
mendapatkan ASI sesuai kebutuhannya. Sementara pada bayi yang mendapatkan susu
formula, susu yang didapat terbatas pada banyaknya jumlah susu yang berada di dalam
botolnya. Bayi yang mulai mendapatkan makanan padat juga membutuhkan cairan lebih
banyak terutama untuk mengolah makanan yang cukup keras seperti wortel. Bila Anda tidak
menyeimbangkan makanan padat dan jumlah cairan yang masuk ke tubuhnya, maka hal ini
dapat menyebabkan bayi konstipasi.

Bagaimana cara mengatasinya ?

1. Bila Anda memberikan susu formula kepada bayi Anda, perhatikan peraturan takaran
pengencerannya sehingga didapatkan konsistensi yang tepat dan tidak terlalu kental.
2. Mintalah rekomendasi susu formula yang baik dari dokter atau ganti merk susu dengan
merk lain yang lebih cocok untuk bayi Anda apabila diperlukan.
3. Oleskan minyak bayi di daerah sekitar anus bayi.
4. Berikan pijatan lembut disekitar perut bayi dari pusar ke arah luar dengan gerakan
melingkar searah jarum jam. Anda bisa menggunakan krim atau minyak pijat bayi yang
dapat memudahkan tangan Anda melakukan pijatan dengan lembut.
5. Baringkan bayi Anda dalam keadaan telentang dan lakukan gerakan kakinya dengan
gerakan mengayuh sepeda di udara. Hal ini dapat membuat otot-otot perut bayi bergerak
dan memberikan tekanan lembut di usus besar sehingga memudahkan bayi untuk BAB.
6. Usahakan untuk memenuhi kebutuhan sayur dan buahnya setiap hari, bisa diberikan
dalam bentuk puree atau jus. Buah yang baik untuk pencernaan si kecil adalah pepaya
matang dan agar-agar yang dapat membantu melunakkan tinja sehingga memperlancar
BAB. Buah yang sebaiknya dihindari untuk sementara waktu adalah pisang karena dapat
memperkeras tinja.

Masalah BAB Pada Bayi 7

Anda mungkin juga menyukai