Sken 4 - Kel 4
Sken 4 - Kel 4
“MODUL INTEGRATIF”
SKENARIO 4
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
TUTOR :
MeidytaSinantryanaW,dr.Sp.KK
NAMA KELOMPOK
3
SKENARIO 4
Laki-laki 18 tahun datang ke IGD diantar keluarganya dengan keluhan
mengantuk seharian
LANGKAH 1:
KATA SULIT
• -
KATA KUNCI
• Laki-laki 18 tahun
• Keluhan mengantuk seharian
LANGKAH 2
DATA TAMBAHAN
Anamneis:
• Onset: mengantuk seharian
• Keluhan lain: disertai tangan dan kaki dingin, dan demam sejak 4 hari
yang lalu
• 1 hari yang lalu pasien terdapat mimisan dan muncul bintik merah pada
tangan
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum: kesadaran somnolen
• Vital Sign: TD: 90/70 mmHg; HR: teraba cepat halus; RR: 28x/menit;
T: 39°C
• Kepala Leher: dbn
• Thoraxs: dbn
• Abdomen: dbn
• Ekstremitas: dbn
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaandarah lengkap: Hb: 14; HCT: 48%; trombosit: 65.000;
leukosit: 2.000
• IgM dan IgG anti dengue positif
4
RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa timbul bintik merah pada kulit pasien?
2. Mengapa pasien demam?
3. Apa yang menyebabkan trombosit rendah?
4. Mengapa terjadi mimisan?
5. Mengapa pasien mengantuk?
6. Apa diagnosis banding dari skenario?
LANGKAH 3
JAWABAN RUMUSAN MASALAH
1. Timbul bintik merah pada kulit, biasanya disebabkan oleh kelainan
trombosit, baik jumlah trombosit yang terlalu sedikit, atau menurun
ataupun trombosit yang berfungsi abnormal.
2. Demam pada pasien merupakan suatu respon tubuhatau reaksi dari sistem
imun dalam melawan infeksi virus, bakteri, jamur, atau parasit
3. Kondisi trombosit turun dalam bahasa medis dikenal sebagai
trombositopenia. Secara umum, yang menjadi penyebab trombosit turun
yaitu:
• Trombosit tidak dihasilkan dalam jumlah yang cukup oleh sumsum
tulang.
• Sumsum tulang memproduksi trombosit dengan jumlah yang sesuai,
namun akibat suatu kondisi trombosit dihancurkan oleh tubuh.
• Trombosit tertahan di dalam limpa yang membengkak, menyebabkan
darah kekurangan trombosit.
4. Mimisan terjadi karena adanya demam yang dapat memperburuk
pembuluh darah dan juga trombosit yang menurun sehingga tidak dapat
melakukan pembekuan darah
5. Kemungkinan karena kekurangan suplai oksigen di dalam jaringan tubuh
sehingga menyebabkan hipoksia dan timbul mengantuk
6. DBD, Idiopatik Trombositopenia Purpura, Dengue Shock Sindrome
5
LANGKAH 4 DAN 5:
Anamnesis: • Akral dingin • Dengue • Tes Darah Pasien Syok: • Monitor Perlunya edukasi
• Demam sejak 4 Shock Lengkap : 1. Berikan jumlah urin mengenai
• Onset: mengantuk
hari Syndrome hematocrit, oksigen 2-4 pada pasien pengendalian
seharian
• Mimisan dan (DSS) trombosit L/menit • Pantau tanda vektor dan
• Keluhan lain:
timbul bintik • Tes serologi secarra nasal. vital dan kebersihan
disertai tangan dan
merah IgG/IgM 2. Berikan 20 diuresis setiap lingkungannya
kaki dingin, dan
• IgG dan IgM • Tes NS1 : ml/kg larutan jam kepada
demam sejak 4
anti dengue Antigen Virus kristaloid • Periksa masyarakat, antara
hari yang lalu
positif Dengue seperti laboratorium lain:
• 1 hari yang lalu
• Pasien • PCR Ringer (hematokrit,
pasien terdapat • Menjaga
mengantuk laktat/asetat trombosit,
mimisan dan kebersihan
sepanjang hari secepatnya. leukosit dan
muncul bintik lingkungan rumah
• Trombosit: 3. Jika tidak hemoglobin)
merah pada tangan secara rutin,
65.000; menunjukkan tiap 6 jam
terutama tempat
6
Pemeriksaan Fisik leukosit: 2.000 perbaikan penampungan air.
• Vital Sign: TD: klinis, ulangi • Menggunakan
• Keadaan Umum:
90/70 mmHg, pemberian obat nyamuk, baik
kesadaran
HR: teraba kristaloid 20 itu obat nyamuk
somnolen
cepat halus, ml/kgBB semprot, bakar,
• Vital Sign: TD:
RR: 28x/menit, secepatnya atau elektrik, pada
90/70 mmHg; HR:
T:39°C (maksimal 30 pagi dan sore hari.
teraba cepat halus;
• Keadaan menit) atau • Mengoleskan
RR: 28x/menit; T:
Umum: pertimbangka losion anti
39°C
kesadaran n pemberian nyamuk.
Pemeriksaan
somnolen koloid 10- • Memasang kasa
Penunjang
20ml/kgBB/j nyamuk di setiap
• Pemeriksaan darah am maksimal jendela atau
lengkap: Hb: 14; 30 ventilasi udara,
HCT: 48%; ml/kgBB/24 agar nyamuk tidak
trombosit: 65.000; jam. masuk ke dalam
leukosit: 2.000 4. Jika tidak ada rumah.
• IgM dan IgG anti perbaikan • Mengenakan baju
dengue positif klinis tetapi lengan panjang
hematokrit dan celana
7
dan panjang ketika
hemoglobin beraktivitas di luar
menurun : rumah.
berikan • Tidak
transfuse menggantung
darah/kompo pakaian di dalam
nen. kamar, karena bisa
5. Jika terdapat menjadi tempat
perbaikan bagi nyamuk
klinis untuk
(pengisian bersembunyi.
kapiler dan • Mendapatkan
perfusi vaksin demam
perifer mulai berdarah.
membaik, • Penyuluhan
tekanan nadi kepada keluarga
melebar), tentang perjalanan
jumlah cairan penyakit DSS
dikurangi serta komplikasi
hingga 10 yang bisa terjadi.
8
ml/kgBB/jam
dalam 2-4
jam dan
secara
bertahap
diturunkan
tiap 4-6 jam
sesuai
kondisi klinis
dan
laboratorium
6. Berikan
pasien
banyak
minum
larutan oralit
atau jus buah,
air tajin, air
sirup, susu,
untuk
9
mengganti
cairan yang
hilang akibat
kebocoran
plasma,
demam,
muntah/diare.
7. Berikan
parasetamol
bila demam.
• Akral dingin • Demam • Tes Darah • Berikan • Pantau tanda Perlunya edukasi
• Mimisan dan Berdarah Lengkap : pasien banyak vital dan mengenai
timbul bintik Dengue hematocrit, minum larutan diuresis setiap pengendalian
merah (DBD) trombosit oralit atau jus jam. vektor dan
• Pasien • Tes serologi buah, air tajin, • Periksa kebersihan
mengantuk IgG/IgM air sirup, susu, laboratorium lingkungannya
sepanjang hari • Tes NS1: untuk (hematokrit, kepada
10
• Vital Sign: kebocoran tiap 6 jam. • Menjaga
T:39°C plasma, kebersihan
demam, lingkungan rumah
muntah/diare. secara rutin,
• Berikan terutama tempat
parasetamol penampungan air.
bila demam. • Menggunakan
• Berikan obat nyamuk, baik
larutan itu obat nyamuk
isotonik semprot, bakar,
seperti Ringer atau elektrik, pada
laktat/asetat. pagi dan sore hari.
• Kebutuhan • Mengoleskan
cairan losion anti
parenteral : nyamuk.
➢ Berat • Memasang kasa
badan < nyamuk di setiap
15 kg : 7 jendela atau
ml/kgBB/j ventilasi udara,
am agar nyamuk tidak
11
➢ Berat masuk ke dalam
badan 15- rumah.
40 kg : 5 • Mengenakan baju
ml/kgBB/j lengan panjang
am dan celana
➢ Berat panjang ketika
badan > beraktivitas di luar
40 kg : 3 rumah.
ml/kgBB/j • Tidak
am menggantung
• Apabila pakaian di dalam
terjadi kamar, karena bisa
penurunan menjadi tempat
hematokrit bagi nyamuk
dan klinis untuk
membaik, bersembunyi.
turunkan • Mendapatkan
jumlah cairan vaksin demam
secara berdarah.
bertahap • Penyuluhan
12
sampai kepada keluarga
keadaan tentang perjalanan
stabil. penyakit DBD
serta komplikasi
yang bisa terjadi.
13
• IgM mg/kg/hari atau kadar trombosit
• Fungsi hati selama 4 hari. keadaanklinis dan meningkatkan
• Tes PCR • Rituximab 100 memburuk, risiko perdarahan,
adanya virus mg atau 375 perlu seperti aspirin atau
seperti EBV, mg/m2/minggu dievaluasi ibuprofen.
CMV, selama 4 apakah perlu • Segera hubungi
• parvovirus, minggu. dilakukan dokter jika
Hepatitis C, dan • Terapi obat atau perubahan mengalami gejala
HIV kombinasi obat, terapi infeksi, Tindakan
14
trombosit akan trombocytopeniap
meningkat. urpura serta
komplikasi yang
bisa terjadi.
15
LANGKAH 6
LEARNING OBJECTIVES
LANGKAH 7:
HASIL BELAJARA MANDIRI
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan diagnosis banding
dan diagnosis dari skenario
16
infeksi virus dengue bifasik Ada minimal
dengue. DBD merupakan satu manifestasi
adalah penyakit RNA virus perdarahan seperti
akut dengan dengan (Bintik merah/
manifestasi nukleokapsid petekie, perdarahan
klinis ikosahedral dan gusi, perdarahan
perdarahan dibungkus oleh hidung, menstruasi
yang dapat lapisan kapsul pada wanita, muntah
menimbulkan lipid. Virus ini darah, BAB berwarna
syok termasuk hitam). Gejala
(Hadinegoro, kedalam penyerta seperti: Nyeri
2011). kelompok kepala, nyeri retro
arbovirus B, orbital, nyeri sendi
famili atau otot, dan ruam
Flaviviridae, kulit. Disertai
genus pemeriksaan
Flavivirus. laboratorium
Flavivirus menunjukkan
merupakan trombositopenia
virus yang (trombosit kurang dari
berbentuk 100.000) dan
sferis, peningkatan
berdiameter 45- hematokrit 20% atau
60 nm, lebih dari nilai normal
mempunyai (Hadinegoro, 2004).
RNA positif
sense yang
terselubung,
bersifat
termolabil,
sensitif terhadap
inaktivasi oleh
17
dietil eter dan
natrium
dioksikolat,
stabil pada suhu
70oC. Virus
dengue
mempunyai 4
serotipe, yaitu
DEN 1, DEN 2,
DEN 3, DEN 4
(Soedarto,
2012)
Dengue Shock Merupakan Disebabkan terjadi antara hari ke-3
Sindrom (DSS) Syok pada oleh virus dan ke-7, dimana
penyakit DBD, dengue. Virus penderita mengalami
yaitu syok dengue penurunan suhu tubuh,
hipovolemik merupakan letargi dan gelisah.
yang dapat RNA virus Menunjukkan gejala-
mengakibatkan dengan gejala syok seperti:
gangguan nukleokapsid kulit dingin dan
sirkulasi dan ikosahedral dan lembab, terjadi
membuat dibungkus oleh sianosis disekitar
penderita tidak lapisan kapsul mulut, nadi cepat,
sadar kerena lipid. Virus ini lemah dengan tekanan
hilangnya termasuk kurang dari 20 mmHg,
cairan plasma kedalam penderita mengalami
(Guzman, kelompok penurunan tekanan
2007). arbovirus B, darah, gelisah dan
famili penurunan kesadaran
Flaviviridae, (Guzman, 2007).
genus
Flavivirus.
18
Flavivirus
merupakan
virus yang
berbentuk
sferis,
berdiameter 45-
60 nm,
mempunyai
RNA positif
sense yang
terselubung,
bersifat
termolabil,
sensitif terhadap
inaktivasi oleh
dietil eter dan
natrium
dioksikolat,
stabil pada suhu
70oC. Virus
dengue
mempunyai 4
serotipe, yaitu
DEN 1, DEN 2,
DEN 3, DEN 4
(Soedarto,
2012)
Idiopatik Trombosit Merupakan Penyebab ITP Manifestasi utama dari
openia Purpura suatu penyakit yang pasti ITP dengan trombosit
perdarahan belum kurang dari
yang didapat diketahui, tetapi 30.000/mm3 adalah
sebagai akibat dikemukakan tumbuhnya petechiae.
19
dari berbagai ditandai dengan
penghancuran kemungkinan mudahnya timbul
trombosit yang diantaranya memar serta
berlebihan. ITP ialah: perdarahan
adalah suatu • Trombositope subkutaneus yang
keadaan nia (Jumlah multiple, perdarahan
perdarahan trombosit haid banyak dan
yang disifatkan dapat sedikit tempo lama,
oleh timbulnya atau sangat perdarahan dalam
peteki atau menurun, bila lubang hidung dan
ekimosis kurang dari gusi, karena jumlah
di kulit ataupun 20.000 trombosit sangat
pada selaput bahkan rendah, maka
lendir dan mencapai 0) pembentukan bekuan
adakalanya • Infeksi virus tidak memadai dan
terjadi pada (demam konstriksi pembuluh
berbagai berdarah, yang terlukan
jaringan dengan morbili, tidak adekuat
penurunan juml varisela, (Blanchette, 2002).
ah trombosit rubela, dll)
karena sebab • Bahan kimia
yang tidak • Pengaruh
diketahui fisis (radiasi,
(Blanchette, panas)
2002). • Kekurangan
faktor
pematangan
(misalnya
malnutrisi)
• Mekanisme
imun yang
menghancurk
20
an trombosit
(Stasi, 2008)
21
memperberat kondisi renjatan/syok.Selain itu kematian penderita DSS
ialah perdarahan hebat saluran pencernaan yang biasanya timbul setelah
renjatan berlangsung lama dan tidak diatasi secara adekuat.
• Derajat I (ringan)
Bila demam disertai gejala konstitusional non-spesifik.Satu-satunya
manifestasi perdarahan adalah hasil uji tourniquet positif atau mudah
memar.
• Derajat II (sedang)
22
Bila perdarahan spontan selain manifestasi pasien pada derajat I,
biasanya disertai dengan manifestasi perdarahan kulit, epistaksis,
perdarahan gusi, hematemesis atau melena.
• Derajat III (berat)
Apabila terjadi kegagalan peredaran darah perifer dimanifestasikan
dengan nadi cepat dan lemah serta penyempitan tekanan nadi atau
hipotensi, kulit dingin, lembab, dan gelisah.
• Derajat IV (berat sekali)
Bila terjadi syok berat dengan tekanan darah tidak terukur, dan nadi
tidak dapat terdeteksi.
• Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah lengkap:
b. Isolasi virus:
23
− Inokulasi pada biakan jaringan mamalia (LLCKMK2) dan
nyamuk A. albopictus
c. Identifikasi virus:
d. Uji serologi:
24
Uji serologi yang jarang digunakan sebagai uji diagnostik
secara rutin karena selain cara pemeriksaan sedikit rumit,
prosedurnya juga memerluikan tenaga periksa yang sudah
berpengalaman. Berbeda dengan antibodi HI, antibodi
komplemen fiksasi hanya bertahan hingga beberapa tahun saja
(2–3 tahun).
o Ada kalanya hasil uji negatif, dalam hal ini perlu diulang
25
o IgM dapat bertahan dalam darah sampai 2–3 bulan setelah
adanya infeksi. Untuk memperjelas hasil uji IgM dapat juga
dilakukan uji terhadap IgG. Untuk itu uji IgM tidak boleh
dipakai sebagai satu–satunya uji diagnostik untuk pengelolaan
kasus.
− IgG Elisa
Pada saat ini juga telah beredar uji IgG elisa yang
sebanding dengan uji HI, hanya sedikit lebih spesifik. Hasil uji
serologi dibaca dengan melihat kenaikan titer antibodi fase
konvalesen terhadap titer antibodi fase akut (naik empat kali
kelipatan atau lebih).
• Pemeriksaan Radiologi
26
− Dilatasi pembuluh darah paru
− Efusi pleura
− Hepatomegali
➢ Penatalaksanaan
27
a. Tatalaksana Demam Berdarah Dengue tanpa syok
Pasien dirawat di rumah sakit
Berikan pasien banyak minum larutan oralit atau jus buah,
air tajin, air sirup, susu, untuk mengganti cairan yang hilang
akibat kebocoran plasma, demam, muntah/diare. Berikan
parasetamol bila demam. Jangan berikan asetosal atau
ibuprofen karena obat-obatan ini dapat merangsang terjadinya
perdarahan (WHO,2009).
Berikan infus sesuai dengan dehidrasi sedang:
• Berikan hanya larutan isotonik seperti Ringer laktat/asetat
• Kebutuhan cairan parenteral
o Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam
o Berat badan 15-40 kg : 5 ml/kgBB/jam
o Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
• Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam, serta periksa
laboratorium (hematokrit, trombosit, leukosit dan
hemoglobin) tiap 6 jam
• Apabila terjadi penurunan hematokrit dan klinis membaik,
turunkan jumlah cairan secara bertahap sampai keadaan
stabil.
28
pemberian koloid 10-20ml/kgBB/jam maksimal 30
ml/kgBB/24 jam. Jika tidak ada perbaikan klinis tetapi
hematokrit dan hemoglobin menurun pertimbangkan terjadinya
perdarahan tersembunyi; berikan transfuse darah/komponen.
Jika terdapat perbaikan klinis (pengisian kapiler dan perfusi
perifer mulai membaik, tekanan nadi melebar), jumlah cairan
dikurangi hingga 10 ml/kgBB/jam dalam 2-4 jam dan secara
bertahap diturunkan tiap 4-6 jam sesuai kondisi klinis dan
laboratorium. Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat
dihentikan setelah 36-48 jam. Ingatlah banyak kematian terjadi
karena pemberian cairan yang terlalu banyak daripada
pemberian yang terlalu sedikit (WHO,2009)..
29
3. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat di luar kota besar secara umum lebih
rendah yang berpengaruh terhadap persepsi dan perilaku masyarakat
waktu menderita sakit. Hal tersebut menyebabkan masyarakat baru
mau mencari pengobatan atau pelayanan kesehatan setelah benar-benar
tidak dapat berbuat apa-apa(Lestari, dkk., 2018).
4. Onset demam empat hari atau lebih
Penderita DBD yang mengalami demam empat hari atau lebih saat
datang berobat berpeluang mengalami kejadian DSS.Hal ini sesuai
dengan teori dimana perembesan plasma dan penurunan angka
trombosit biasanya terjadi pada masa peralihan dari fase demam ke
fase penurunan suhu yang biasanya terjadi pada hari ke-3 sampai
kelima. Perembesan plasma dapat mengakibatkan syok, anoksia dan
kematian(Lestari, dkk., 2018).
5. Peningkatan hematokrit
Peningkatan hematokrit sampai 20% atau lebih dianggap sebagai bukti
objektif adanya peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan
kebocoran plasma (Lestari, dkk., 2018).
6. Trombositopenia
Kadar trombosit rendah akan meningkatkan risiko terjadinya DSS.
Kadar trombosit yang rendah itu karena adanya gangguan kontinuitas
vaskuler yang dapat menyebabkan perdarahan spontan dan
memperbesar kemungkinan terjadinya syok hipovolemik (Raihan et al,
2010).
30
9. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan prognosis dari
Dengue Shock Sindrome
Secara umum,prognosis dengue syok sindrom adalah buruk. Tetapi
tergantung dari beberapa faktor seperti lama dan beratnya renjatan,
adekuat tidaknya penanganan,ada tidaknya syok yang terjadi terutama
dalam 6 jam pertama pemberian infus dimulai, panas selama renjatan dan
tanda-tanda serebral (Raveendran, 2017).
31
LANGKAH 8:
PETA KONSEP (MIND MAP)
32
LANGKAH 9:
KESIMPULAN
Adanya demam, mimisan, dan anti IgG dan IgM positif mengindikasikan
adanya diagnosis DBD, dengan diikuti tanda akral dingin, adanya penurunan
kesadaran menjadi indikasi adanya syok pada DBD, sehingga pasien didiagnosis
mengalami Dengue Syok Sindrom (DSS), dan diikuti pula onset demam lebih dari
4 hari menjadikan indikasi faktor risiko terjadinya DSS pada pasien DBD.
33
DAFTAR PUSTAKA
Hadinegoro, S.Sri Rezeki, Pitfalls and Pearls. 2004. Diagnosis dan Tata
Laksana Demam Berdarah Dengue, dalam: Current Management of Pediatrics
Problem. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. Hal 63-72
34
Soedarto, 2012. Demam Berdarah Dengue.Jakarta: Sagung Seto.
35