Buku Ajar - MSDM d4 Mbi - 2017
Buku Ajar - MSDM d4 Mbi - 2017
Disusun oleh
I Wayan Siwantara, SE, MM
Puji syukur penulis panjatkan ke kadirat Tuhan Yang Maha Esa/ Ida
Sangyang Widhi Wasa karena atas karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan buku ajar ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA ……………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. ii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….. v
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………. vi
ii
4.7 Bacaan Lebih Lanjut……………………………………………. 54
4.8 Soal Latihan …………………………………………………….. 55
iii
8.3 Teori-teori Motivasi ……………………………………………. 102
8.4 Rangkuman …………………………………………………….. 109
8.5 Bacaan Lebih Lanjut …………………………………………… 110
8.6 Soal Latihan …………………………………………………….. 110
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 7.4 Poin Untuk Masing-masing Kriteria Sub Faktor Pekerjaan …... 95
Tabel 7.5 Contoh Kriteria, Derajat, dan Poin Untuk Pekerjaan Sekretaris 95
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vi
vii
BAB 1
DASAR-DASAR
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Tujuan Pembelajaran
Setelah pembahasan bab ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1) Menjelaskan peranan SDM dan MSDM dalam organisasi;
2) Mendefinisikan MSDM;
3) Menjelaskan fungsi-fungsi MSDM;
4) Mengidentifikasi dan menjelaskan lingkungan MSDM;
5) Mengidentifikasi dan menjelaskan tantangan MSDM.
1.1 Pendahuluan
Dalam masyarakat modern di era globalisasi sekarang ini, organisasi bisnis
dituntut menghadapi persaingan yang sangat kompetitif baik untuk pasar
dalam negeri maupun pasar luar negeri atau internasional. Salah satu
antisipasi dunia industri untuk menjawab era globalisasi dan persaingan
yang semakin kompetitif adalah melalui pengembangan sumber daya
manusia (SDM) agar lebih kompeten pada bidangnya. Karena SDM adalah
merupakan keunggulan kompetitif bagi suatu organisasi. Keunggulan
kompetitif merupakan kemampuan suatu organisasi memperoleh
keunggulan pasar atas pesaingnya.
SDM memegang peranan yang sangat penting dalam aktivitas bisnis
karena SDM merupakan pelaksana dari fungsi-fungsi bisnis seperti
pemasaran, produksi/operasi, keuangan, sistem informasi dan administrasi.
Berhasil atau gagalnya pelaksanaan dari fungsi-fungsi bisnis suatu
perusahaan sangat tergantung dari kualitas SDM-nya. Karena
bagaimanapun canggihnya suatu teknologi dan berbagai sistem komputer
yang dipergunakan dalam operasional perusahaan, namun faktor manusia
tetap merupakan unsur kunci dalam pengoperasian teknologi dan sistem
tersebut. Tidak ada satupun dari teknik atau metode manajemen akan
efektif tanpa ada unsur manusia yang mengatur atau tanpa dilaksanakan
oleh SDM yang kompeten.
Perekrutan, seleksi, penempatan, dan pengembangan SDM dalam
sebuah organisasi adalah tugas penting dari Manajemen Sumber Saya
Manusia (MSDM). Tugas MSDM yang lain adalah memadukan dan
menyelaraskan kepentingan perusahaan dengan kepentingan karyawan,
serta kepentingan perusahaan dengan kepentingan masyarakat atau
pemerintah (melalui undang-undang ketenaga kerjaan). Tugas yang lebih
1.7 Rangkuman
SDM memegang peranan yang sangat penting dalam aktivitas bisnis karena
SDM adalah merupkan pelaksana dari fungsi-fungsi bisnis dalam suatu
perusahaan dan SDM merupakan unsur kunci dalam operasional
perusahaan.
MSDM adalah pengelolaan kegiatan pengadaan, pengembangan,
pemberian kompensasi, pemeliharaan, dan pemutusan kerja karyawan
untuk mencapai tujuan organisasi.
Fungsi-fungsi MSDM terdiri dari fungsi manajerial dan fungsi
operasional. Fungsi manajerial mencakup kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Selanjutnya fungsi
operasional mencakup kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan
kerja karyawan.
Lingkungan MSDM dapat dikelompokkan menjadi lingkungan
eksternal dan lingkungan internal. Lingkungan eksternal dapat dipilah
menjadi lingkungan makro eksternal dan lingkungan mikro eksternal.
Lingkungan makro eksternal terdiri dari lingkungan teknologi, lingkungan
ekonomi, lingkungan politik/hukum, lingkungan sosial-budaya,
lingkungan global. Sedangkan lingkungan mikro eksternal diantaranya
adalah konsumen atau pelanggan, pesaing, pemasok, penawaran tenaga
kerja, lembaga pemerintah, lembaga keuangan, dan media. Lingkungan
internal terdiri dari pemegang saham dan dewan direksi, pekerja, kebijakan
organisasi, budaya organisasi.
Tantangan manajemen sumber daya manusia dapat dipilah ke dalam
tantangan dari dalam perusahaan dan dari luar perusahaan. Tantangan dari
dalam perusahaan meliputi tantangan dari serikat pekerja, keragaman
tenaga kerja, desentralisasi, perampingan (downszing), dan produktivitas
pekerja. Selanjutnya tantangan dari luar perusahaan, diantaranya bersumber
3.2 Pendahuluan
Analisis kebutuhan SDM merupakan suatu analisa yang didasarkan pada
peramalan kondisi perusahaan di masa yang akan datang. Banyak
sedikitnya karyawan yang dibutuhkan akan tergantung pada prospek
ekonomi perusahaan dan kebijakan investasi perusahaan dalam melakukan
ekspansi usaha. Oleh karena itu untuk meramalkan kebutuhan tenaga kerja,
biasanya dimulai dari ramalan penjualan. Berdasarkan ramalan penjulan
tersebut disusunlah rencana produksi/operasional. Dari rencana
produksi/operasional tersebut bisa diperkirakan beban kerja untuk suatu
periode. Setelah itu bisa ditentukan kebutuhan karyawan.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan SDM yang dilakukan maka
akan dapat diketahui jumlah tenaga kerja yang optimal yang dibutuhkan
untuk masing-masing unit kerja dalam suatu organisasi. Dengan demikian
maka akan dapat diketahui apakah diperlukan penambahan karyawan atau
pengurangan karyawan pada suatu unit kerja. Apabila terjadi kekurangan
karyawan maka perlu dilakukan perekrutan untuk mengisi kekurangan
karyawan tersebut. Sedangkan apabila terjadi kelebihan karyawan pada
suatu unit kerja, maka perlu diambil kebijakan dalam rangka efisiensi kerja
perusahaan, seperti misalnya mutasi, rasionalisasi atau pensiun dini.
Contoh
PT. Surya Kencana yang bergerak dalam bidang industri sepatu olah
raga merencanakan untuk meningkatkan volume produksinya dari
9.000 pasang sepatu perbulan menjadi 12.000 pasang sepatu
perbulan, untuk memenuhi permintaan yang semakin meningkat.
Pimpinan perusahaan ingin mengetahui berapa sebenarnya jumlah
tenaga kerja yang seharusnya dibutuhkan untuk memproduksi 12.000
pasang sepatu perbulan. Untuk itu pimpinan perusahaan
memerintahkan kepada Manajer SDM untuk menghitungnya. Dari
hasil pengukuran waktu yang dilakukan untuk memproduksi
sepasang sepatu secara berulang-ulang, maka diperoleh data waktu
untuk memproduksi sepasang sepatu sebagai berikut:
Nomor Waktu Nomor Waktu Nomor Waktu
Siklus (Menit) Siklus (Menit) Siklus (Menit)
1 48 11 43 21 50
2 50 12 44 22 46
3 49 13 45 23 47
4 44 14 47 24 43
5 48 15 49 25 46
6 47 16 45 26 43
7 45 17 46 27 46
8 48 18 45 28 45
9 46 19 40 29 44
10 42 20 46 30 47
Jumlah 1.374
362
= x 100% = 2,35% = 0,0235
15.405
Jumlah penggantian
% Labour turnover = x 100 %
Rata-rata jumlah tenaga kerja
dalam suatu periode
Jawab:
Jumlah penggantian = 5 orang
Rata-rata jumlah tenaga kerja untuk satu tahun terakhir adalah
3.4 Rangkuman
Analisis kebutuhan SDM merupakan suatu analisis untuk mengetahui
jumlah tenaga kerja yang benar-benar dibutuhkan pada masing-masing
unit kerja dalam suatu organisasi yang dilakukan melalui work load
analysis dan work force analysis.
Work load analysis (analisis beban kerja) adalah suatu analisis untuk
mengetahui jumlah tenaga kerja yang seharusnya dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu beban kerja dalam periode tertentu.
Langkah-langkah analisis beban kerja yaitu: Menghitung waktu standar
untuk menyelesaikan satu unit produk/pekerjaan, menghitung beban
kerja, menghitung tenaga kerja yang seharusnya dibutuhkan.
Work force analysis adalah suatu analisis untuk menentukan jumlah
tenaga kerja yang senyatanya dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
beban kerja tertentu.
Tenaga kerja yang senyatanya dibutuhkan adalah sama dengan tenaga
kerja yang seharusnya dibutuhkan ditambah dengan hasil perkalian dari
tingkat absensi dan tingkat perputaran tenaga kerja dengan tenaga kerja
yang seharusnya dibutuhkan.
Formulir Lamaran
Pas foto
Tgl. Lamaran
Jabatan yang dilamar :
Nama lengkap :
Tempat, Tgl. Lahir :
Jenis kelamin :
Agama :
Alamat sekarang : Telp.
Status perkawinan : Jumlah anak :
Bila telah berkeluarga, apakah istri/suami anda bekerja ? …………………….
Bila ya, dimana, sebagai apa ? ……………………………………………………..
Dahulu pekerjaan ayah dan ibu anda ? …………………………………………..
Apa alasan anda melamar ke perusahaan kam ?………………………………...
…………………………………………………………………………………………
Dari mana anda mengetahui lowongan pekerjaan ini ? ………………………...
Kapan anda dapat bekerja pada perusahaan kami ? ……………………………
Berapa gaji permulaan yang diharapkan ? ……………………………………….
Pendidikan
Sekolah
Nama Tempat Dari Sampai Jurusan Hasil ujian
Pendidikan Tinggi
Pengetahuan/keahlian :
Bahasa selain bahasa Indonesia ? …………………………………………………
Taraf kemampuan ? ………………………………………………………………...
Lainnya tentang keahlian ? ………………………………………………………...
Minat:
Apakah hobby anda ? ………………………………………………………………
Apakah anda aktif organisasi selagi masih kuliah ? …………………………….
Prestasi yang pernah dicapai ? …………………………………………………….
Dari siapa kami dapat keterangan tentang diri anda ?
1.
2.
Apakah anda pernah melamar pada perusahaan kami ? ………………………
Bila ya, kapan ? ……………………………………………………………………
Apakah kenalan atau keluarga anda bekerja pada perusahaan kami ? ……….
Bila ada, siapa ? ……………………………………………………………………..
Tanda tangan
4.6 Rangkuman
Perekrutan SDM adalah suatu proses mencari, menemukan dan
mendorong tenaga kerja yang memenuhi syarat untuk melamar
pekerjaan pada perusahaan.
Alternatif yang bisa dilaksanakan sebelum melakukan perekrutan antara
lain: kerja lembur (overtime), karyawan sementara (temporary employees),
penyewaan karyawan (employee leasing), mensubkontrakkan pekerjaan
(subcontracting).
Perekrutan dapat dilakukan dari sumber internal (dalam perusahaan)
dan sumber eksternal (luar perusahaan) dan metode (saluran)
6.2 Pendahuluan
Mendapatkan talenta prima sebagai proses awal dalam suatu organisasi
merupakan langkah awal yang teramat penting. Tetapi, organisasi harus
tumbuh dan berkembang di tengah-tengah dinamisnya lingkungan bisnis.
Oleh karena itu organisasi tidak boleh hanya mengandalkan talenta awal
yang dimiliki SDM-nya. Potensi awal ini harus terus dikembangkan agar
kompetensinya sesuai dengan tuntutan dinamika lingkungan bisnis melalui
program pelatihan dan pengembangan SDM. Melalui program ini
diharapkan terjadi peningkatan keahlian, pengetahuan, dan sikap atau
prilaku karyawan.
Pelatihan (training) adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi,
memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi,
produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan
keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau
pekerjaan. Pelatihan terdiri atas serangkaian aktivitas yang dirancang untuk
meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman, atau perubahan sikap
seseorang. Program pelatihan berusaha untuk memberikan pembelajaran
kepada para peserta tentang bagaimana menunaikan aktivitas atau
pekerjaan tertentu.
Pengembangan (development) adalah penyiapan individu untuk
memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang lebih tinggi dalam suatu
organisasi. Pengembangan biasanya berhubungan dengan peningkatan
kemampuan intelektual, emosional, dan sosial yang diperlukan untuk
menunaikan pekerjaan yang lebih baik. Pengembangan berpijak pada fakta
bahwa seorang karyawan akan membutuhkan pengetahuan, keahlian, dan
6.11 Rangkuman
Pelatihan (training) adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi,
memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi,
produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan
dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau
pekerjaan.
Pengembangan (development) adalah penyiapan individu untuk memikul
tanggung jawab yang berbeda atau yang lebih tinggi dalam suatu
organisasi.
Tujuan pelatihan dan pengembangan SDM adalah memperbaiki kinerja,
memutahirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan
teknologi, mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar
kompeten dalam pekerjaan, dan mempersiapkan karyawan untuk
promosi.
Penentuan suatu program pelatihan dan pengembangan SDM
didasarkan pada hasil analisis organisasional, analisis operasional, dan
analisis personalia.
Penentuan peserta pelatihan dilakukan berdasarkan kebutuhan
organisasi, kebutuhan karyawan, dan kebutuhan pekerjaan, serta kinerja
karyawan.
Penentuan instruktur atau pelatih (trainer) harus didasarkan pada
kemampuan pelatih untuk merencanakan, mengorganisir,
menyelenggarakan, dan mengevaluasi program pelatihan.
Metode pelatihan dan pengembangan SDM yang umumnya digunakan
dalam pelaksanaan pelatihan dan pengembangan SDM, yaitu: pelatihan
di tempat kerja (on the job training), magang (apprenticeship), rotasi
pekerjaan (job rotation), studi kasus (case study), simulasi (simulation),
pelatihan beranda (vestibule training), permainan peran (role playing), e-
learning atau online learning.
Waktu pembelajaran untuk program pelatihan bisa dilakukan dalam
beberapa hari, beberapa minggu, beberapa bulan, atau beberapa tahun
untuk pengembangan SDM melalui program pendidikan.
Tempat pelaksanaan pelatihan karyawan bisa dilakukan di dalam
perusahaan ataupun di luar perusahaan.
Pelaksanaan pembelajaran dalam program pelatihan dan pengembangan
SDM umumnya melalui tiga tahap proses pembelajaran, yaitu dimulai
6.2 Pendahuluan
Kinerja (performance) adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara
keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar
kerja, target atau sasaran, atau kreteria yang telah ditentukan terlebih
dahulu dan telah ditetapkan bersama. Kinerja merupakan implementasi dari
rencana yang telah disusun yang dilakukan oleh sumber daya manusia yang
memiliki pengetahuan, kemampuan dan kepentingan. Kinerja
merefleksikan seberapa baik karyawan melaksanakan tugas-tugas,
wewenang, dan tanggung jawabnya.
Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah proses
mengevaluasi seberapa baik karyawan melakukan pekerjaan mereka jika
dibandingkan dengan seperangkat standar, dan kemudian
mengkomunikasikan informasi tersebut kepada karyawan. Penilaian kinerja
dilakukan secara berkala guna mengetahui prilaku dan hasil kerja yang
dicapai karyawan. Hasil penilaian kinerja ini dapat digunakan sebagai dasar
dalam menetapkan program-program SDM perusahaan seperti: promosi,
mutasi, kenaikan gaji, pelatihan dan pengembangan SDM, dan sebagainya.
Keputusan penting yang harus diambil oleh manajer SDM adalah
menentukan metode penilaian kinerja yang efektif dan efisien serta dapat
memberikan rasa adil, benar secara peraturan perusahaan, dan sesuai
dengan tujuan pelaksanaan program penilaian itu sendiri. Manajer SDM
harus memilih metode yang sesuai dengan jenis perusahaan dan jenis
2) Karyawan Manajerial
Aspek-aspek yang biasanya dinilai untuk karyawan manajerial adalah
sebagai berikut:
a) Loyalitas
Kriterianya adalah: malas bekerja, kurang menekuni pekerjaannya,
masih ada ketekunan dalam bekerja, cukup tekun dalam
pekerjaannya, tekun dan bersemangat dalam bekerja.
b) Inisiatif dan kreatifitas
Kriterianya adalah: pasif dan selalu didorong untuk melakukan
pekerjaannya, perlu didorong untuk melaksanakan tugasnya,
kadangkala mau berinisiatif, cukup mempunyai inisiatif dalam
menghadapi pekerjaannya, dan selalu berinisiatif dalam melakukan
tugasnya.
c) Tanggung jawab
Kriterianya penilaiannya adalah: sering malalaikan pekerjaan,
kadang-kadang melalaikan pekerjaan, sekali waktu melalaikan
pekerjaan, dan tidak pernah melalaikan pekerjaan.
Untuk dimensi yang Anda nilai, tuliskan semua karyawan yang ingin Anda
peringkat. Tuliskan nama karyawan dengan peringkat tertinggi pada baris
pertama, kemudian tuliskan peringkat tertinggi berikutnya pada baris ke 2,
demikian seterusnya sampai semua nama ada pada skala peringkat.
1 6
2 7
3 8
4 9
5 10
Gambar 6.1
Contoh Formulir Metode Penilaian Skala Peringkat
Gambar 7.3
Contoh Formulir Penilaian Metode Skala Grafis
Nama Karyawan :
NIK :
Jabatan :
Mulai Menjabat :
Div/Dept/Unit :
BERI TANDA DAN NILAI PADA PERNYATAAN YANG PALING SESUAI DENGAN KINERJA KARYAWAN
ASPEK-ASPEK RENTANG NILAI
YANG DINILAI ≤ 56 56 – 65 66 – 75 76 – 85 > 85
Pasif dan selalu Perlu didorong Kadangkala mau Cukup mempu- Aktif berusaha
didorong untuk untuk berinisiatif nyai inisiatif dan berinisiatif
melakukan melaksana- kan dalam melaksa- dalam
pekerjaannya. pekerjaannya nakan pekerjaan- melakukan
nya tugasnya.
INISIATIF DAN
KREATIVITAS
Malas bekerja Kurang Masih ada kete- Cukup tekun Tekun dan ber-
menekuni kunan dalam pekerjaan- semangat dalam
pekerjaannya nya bekerja
LOYALITAS
Sering berselisih Kurang dapat Dapat bergaul Pergaulan cukup Disenangi dan
bergaul dan menyesuai- baik dapat
HUBUNGAN kan diri menyesuai-kan
KERJA SAMA diri
(ATASAN,
SESAMA,
BAWAHAN)
TOTAL NILAI =
Tanggal: ……………………………….
Gambar 6.4
Contoh Formulir Penilaian Metode Daftar Periksa (Cheklist)
DISETUJUI OLEH
Sumber: masteraplikasiphp.blogspot.com
Gambar 6.6
Contoh Penilaian Kinerja Berbasis Web
6.8 Rangkuman
Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah proses mengevaluasi
seberapa baik karyawan melakukan pekerjaan mereka jika
dibandingkan dengan seperangkat standar, dan kemudian
mengkomunikasikan informasi tersebut kepada karyawan.
Tujuan penilaian kinerja adalah untuk memberikan umpan balik
kinerja karyawan, meningkatkan kinerja karyawan, mengambil
keputusan tentang kompensasi, menyusun kembali posisi karyawan,
serta menentukan kebutuhan pelatihan dan pengembangan
karyawan.
7.2 Pendahuluan
Pengelolaan kompensasi merupakan fungsi yang sangat penting di dalam
organisasi dan biasanya merupakan bagian dari tanggung jawab
departemen sumber daya manusia. Masalah yang biasanya dihadapi oleh
manajer sumber daya manusia adalah penentuan struktur kompensasi yang
memuaskan bagi semua pihak, baik pemilik perusahaan maupun karyawan.
Paket kompensasi yang terdiri atas gaji/upah dan tunjangan, merupakan
pengeluaran besar yang mempengaruhi posisi kompetitif perusahaan.
Dalam masyarakat kita, tingkat kompensasi menentukan gaya hidup, harga
diri, dan sikap karyawan terhadap perusahaan. Tingkat kompensasi akan
berpengaruh terhadap kepuasan kerja, produktivitas, perputaran karyawan,
dan proses lainnya dalam sebuah organisasi.
Kompensasi adalah semua pendapatan yang diterima karyawan,
baik yang berbentuk uang atau barang, langsung atau tidak langsung
diterima karyawan, sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada
perusahaan. Kompensasi langsung adalah berupa gaji, upah dan insentif,
dan tunjangan yang diterima secara periodik. Sedangkan kompensasi tidak
langsung berupa benefit (tunjangan) diberikan untuk kesejahteraan
karyawan yang tidak diterima secara periodik oleh karyawan.
Usaha
- Pisik sangat berat Berat Sedang Ringan Sangat ringan
- Mental sangat berat Berat Sedang Ringan Sangat ringan
Tanggung jawab
- Peralatan/proses sangat besar Besar Sedang Kecil Sangat kecil
- Bahan/produk sangat besar Besar Sedang Kecil Sangat kecil
- Keamanan org. lain sangat besar Besar Sedang Kecil Sangat kecil
- Pekerjaan org. lain sangat besar Besar Sedang Kecil Sangat kecil
Kondisi kerja
- Lingkungan Kerja Tidak Kurang Cukup Nyaman Sangat
nyaman nyaman nyaman nyaman
- Resiko kerja Sangat besar Besar Sedang Kecil Sangat kecil
Faktor dan Sub Faktor Poin untuk Masing Kriteria Sub Faktor Pekerjaan
Pekerjaan 5 4 3 2 1
Kompetensi
- Pendidikan 75 60 45 30 15
- Pengalaman 75 60 45 30 15
Usaha
- Pisik 50 40 30 20 10
- Mental 50 40 30 20 10
Tanggung jawab
- Peralatan/proses 25 20 15 10 5
- Bahan/produk 25 20 15 10 5
- Keamanan org. lain 25 20 15 10 5
- Pekerjaan org. lain 25 20 15 10 5
Kondisi kerja
- Lingkungan Kerja 25 20 15 10 5
- Resiko kerja 25 20 15 10 5
Tabel 7.5
Contoh Kriteria, Derajat, dan Poin Untuk Pekerjaan Sekretaris
Usaha
- Pisik ringan 2 20
- Mental sedang 3 30
Tanggung jawab
- Peralatan/proses besar 4 20
- Bahan/produk besar 4 20
- Keamanan org. lain kecil 2 10
- Pekerjaan org. lain sangat besar 5 25
Kondisi kerja
- Kondisi lingk. Kerja menyenangkan 2 10
- Risiko kerja sedang 3 15
7.8 Rangkuman
Kompensasi adalah semua pendapatan yang diterima karyawan, baik
yang berbentuk uang atau barang, langsung atau tidak langsung
diterima karyawan, sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada
perusahaan.
8.2 Pendahuluan
Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi
individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuannya. Sikap
dan nilai-nilai tersebut merupakan suatu yang invisible yang memberikan
kekuatan untuk mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai
tujuan. Dorongan tersebut terdiri dari dua komponen, yaitu: arah perilaku
(kerja untuk mencapai tujuan), dan kekuatan perilaku (seberapa kuat usaha
individu dalam bekerja).
Motivasi meliputi perasaan unik, pikiran dan pengalaman masa lalu
yang merupakan bagian dari hubungan internal dan eksternal perusahaan.
Selain itu, motivasi dapat pula diartikan sebagai dorongan individu untuk
melakukan tindakan karena mereka ingin melakukannya. Apabila individu
termotivasi, mereka akan membuat pilihan untuk melakukan sesuatu,
karena dapat memuaskan keinginan mereka. Motivasi seorang pekerja
untuk bekerja biasanya merupakan hal yang rumit, karena motivasi itu
melibatkan faktor-faktor individual dan faktor-faktor organisasional. Faktor-
faktor yang sifatnya individual adalah: kebutuhan-kebutuhan (needs),
tujuan-tujuan (goals), sikap (attitudes) dan kemampuan-kemampuan
(abilities). Sedangkan yang tergolong faktor-faktor yang berasal dari
organisasi meliputi pembayaran upah atau gaji (pay), keamanan pekerjaan
(job security), sesama pekerja (co-workers), pengawasan (supervision), pujian
(praise), pekerjaan itu sendiri (job itself), dan hukuman (punishment).
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa motivasi adalah kekuatan
baik yang berasal dari dalam diri individu maupun dari luar diri individu
yang mendorong individu tersebut dalam melakukan suatu tindakan untuk
mencapai tujuan.
3) Teori Kontemporer
Teori kontemporer yang terdiri dari teori ekuitas dan teori keadilan
organisasi muncul belakangan ini dan menarik banyak perhatian.
a) Teori Ekuitas
Teori ini dikemukakan oleh Adams, yang berpendapat bahwa input
utama dalam kinerja dan kepuasan adalah tingkat ekuitas atau
inekuitas yang diterima seseorang dalam pekerjaan mereka. Ekuitas
terjadi jika rasio input hasil seseorang dan rasio input hasil orang lain
adalah sama, sedangkan inekuitas terjadi jika rasio input hasil
seseorang dan rasio input orang lain tidak sama. Variabel input yang
dinilai meliputi jenis kelamin, status sosial, posisi organisasi,
kualifikasi dan seberapa keras orang bekerja. Sedangkan hasil
meliputi berbagai penghargaan seperti gaji, status, promosi dan
minat intrinsik dari pekerjaan. Pada pokoknya, rasio didasarkan pada
persepsi seseorang atas apa yang ia berikan (input) dan apa yang ia
terima (hasil) versus rasio antara apa yang diberikan orang lain dan
yang mereka terima.
8.4 Rangkuman
Motivasi adalah kekuatan baik yang berasal dari dalam diri individu
maupun dari luar diri individu yang mendorong individu tersebut
dalam melakukan suatu tindakan untuk mencapai tujuan.
Teori-teori motivasi dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: teori
kepuasan (content theory), teori proses (process theory), dan teori
kontemporer (contemporary theory).
Teori Hiarki Kebutuhan Maslow menyatakan bahwa kebutuhan manusia
itu tersusun dalam suatu hirarki, yang terdiri dari kebutuhan fisiologi
(physiological needs), kebutuhan rasa aman (safety needs), kebutuhan sosial
(social needs), kebutulian penghargaan (esteem needs), kebutuhan
aktualisasi diri (self actualization needs).
Teori X dan Y dari Mc Gregor, mengemukakan dua pandangan
mengenai manusia yaitu: pandangan pertama pada dasarnya negatif
disebut Teori X, dan yang kedua pada dasarnya positif disebut Teori Y.
Herzberg mengembangkan teori dua faktor tentang motivasi, yaitu:
faktor yang membuat orang merasa tidak puas dan faktor yang membuat
orang merasa puas.
Teori Kebutuhan dari Mc Clelland (Mc Clelland Learned Theory)
menyatakan bahwa kebutuhan seseorang terdiri dari kebutuhan akan
9.2 Pendahuluan
Pemutusan hubungan kerja (PHK) adalah pengakhiran hubungan
kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan
kewajiban antara pekerja dan pengusaha. Sebelum dilakukan pemutusan
hubungan kerja pengusaha, pekerja, serikat pekerja, dan pemerintah,
dengan segala upaya harus mengusahakan agar jangan terjadi pemutusan
hubungan kerja. Apabila segala upaya telah dilakukan, tetapi pemutusan
hubungan kerja tidak dapat dihindari, maka maksud pemutusan hubungan
kerja wajib dirundingkan oleh pengusaha dan serikat pekerja atau dengan
pekerja apabila pekerja yang bersangkutan tidak menjadi anggota serikat
pekerja. Apabila perundingan benar-benar tidak menghasilkan persetujuan,
pengusaha hanya dapat memutuskan hubungan kerja dengan pekerja
setelah memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan
hubungan industrial.
Permohonan penetapan pemutuskan hubungan kerja diajukan secara
tertulis kepada lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial
disertai alasan yang menjadi dasarnya. Permohonan dapat diterima oleh
lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial apabila telah
dirundingkan dengan serikat pekerja atau pekerja, tetapi perundingan
tersebut tidak menghasilkan kesepakatan.
8.5 Rangkuman
Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena
suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban
antara pekerja dan pengusaha.