Bab Iii Kwu
Bab Iii Kwu
Dengan contoh diatas, maka penjualan minimum sebesar Rp. 1.010.000. apabila haga
jual dibawah harga minimum, maka biaya variabel tidak akan tertutupi. Untuk menghitung
harga penjualan pulang pokok (break even) dapat dilakukan dengan menggunakan rumus
dibawah ini :
harga biayavariabel
× jumlah produk + × jumlah produk+ tetap total
penjualan per unit
Laba=
jumlah yang diproduksi
Sehingga,
Harga jual break even = Laba X Biaya variabel per unit X Jumlah produk +Biaya tetap total
Jumlah yang diproduksi
Dalam keadaan break even, laba=0. Bila produk yang direncanakan10.000 unit, dan biaya
tetap Rp 20.000, maka harga jual pulang pokok :
Namun
demikian, dari strategi
Low Cost “Deferentiation
and Foks” seperti diatas oleh Poter diakui ada beberapa resiko seperti tampak pada table 3-1 :
Tabel 3-1. Resiko Strategi Generik
Biaya rendah Deferensiasi Fokus
Ketiga factor diatas saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama
mengembangkan visi, kapabilitas dan taktik untuk menciptakan gangguan pasar.
Tujuan dari The New 7-S’s adalah menciptakan keunggulan-keunggulan baru yang
berkesinambungan.
RANGKUMAN
Dalam manajemen perusahaan modern saat ini telah terjadi pergeseran strategi, dari
strategi perusahaan untuk shareholder (mencari laba perusahaan) ke manfaat bagi
stokeholder (yaitu perseorangan atau kelompok yang memiliki kepentingan dalam kegiatan
perusahaan, seperti karyawan, majikan, pembeli, masyarakat, pemasok, pemegang saham
atau stockholder, distributor dan pemerintah.)
Menurut teori mikro neo klasik dari mazhab Austria, bahwa perusahaan bisa
memperoleh keuntungan bila
perusahaan memiliki keunggulan yang unik untuk menghindar dari persaingan
sempurna. Keuntungan tersebut hanya bisa tercipta dari penemuan para wirausaha.
Suatu perusahaan dapat mencapai keberhasilan bila tiga kondisi dipenuhi :
Pertama, tujuan perusahaan dan kebijakan fungsi-fungsi manajemen (seperti produksi,
pemasaran) harus secara kolektif memperlihatkan posisi yang terkuat dipasar.
Kedua, tujuan dan kebijaksanaan tersebut ditumbuhkan berdasarkan kekuatan kekuatan
perusahaan, serta diperbaharui terus (dinamis) sesuai dengan perubahan peluang dan
ancaman lingkungan ekstenal.
Ketiga, perusahaan harus memiliki dan mengekplotir kompetensi khusus (distinctive
competence) sebagai pendorong untuk menjalankan perusahaan, misalnya dengan reputasi
merk dan biaya yang rendah.
Kompetensi khusus ini harus dikembangkan secara dinamis.
Sedangkan menghadapi kondisi yang semakin dinamis (hypercompetitive) perusahaan
harus menekan pada strategi yang memfokuskan pada pengembangan kompetensi inti
(building core competency), pengetahuan, dan keunikan intangible asset, untuk menciptakan
keunggulan. Ada tujuh kunci keberhasilan perusahaan dalam hypercompetiti environtment
yang kemudian dekenal dengan The new 7-S’s, yaitu :
1. Superior soothsaying satisfaction
2. Strategy soothsaying
3. Positioning for speed
4. Positioning for surprise
5. Shifting the role of the game
6. Signaling strategic intent
7. Simulationus and sequential strategic thrust
Kunci utama dari The New 7-S’s adalah menggunakan inisiatif untuk merebut
persaingan.