1. Yang saya ketahui tentang bermain dan permainan:
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan dengan cara-cara menyenangkan, tidak diorientasikan kepada hasil akhir, fleksibel, aktif, dan positif. Di dalam bermain, anak tidak berpikir tentang hasil karena proses lebih penting daripada tujuan akhir. Bermain juga bersifat fleksibel, karenanya anak dapat membuat kombinasi baru atau bertindak dalam cara-cara baru yang berbeda dari sebelumnya. Bermain bukanlah aktivitas yang kaku. Bermain juga bersifat aktif karena anak benar-benar terlibat dan tidak pura-pura aktif. Bermain juga bersifat positif dan membawa efek positif karena membuat pemainnya tersenyum dan tertawa karena menikmati apa yang mereka lakukan. Dengan demikian, bermain adalah kegiatan yang menyenangkan, bersifat pribadi, berorientasi proses, bersifat fleksibel, dan berefek positif. Permainan merupakan suatu aktivitas yang menyenangkan bagi anak yang mampu mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak. Permainan bagi anak yaitu permainan yang mengandung nilai pendidikan karena melalui permainan tersebut anak belajar mengembangkan segenap aspek. 2. Tahapan Perkembangan Anak: a) Tahap sensorimotor (0-24 bulan) Setiap bayi lahir dengan refleks bawaan dan dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. b) Tahap praoperasional (2-7 tahun) Pada masa ini, anak mulai dapat menerima rangsangan, meski masih sangat terbatas. c) Tahap operasional konkret (7-11 tahun) d) Tahap operasional formal (mulai umur 11 tahun) 3. Dalam melakukan permainan perlu melihat kemampuan individu, dikarenakan kemampuan individu berbeda-beda dan memiliki kelebihan serta kekurangan. Jadi harus menyesuaikan kondisi fisik pada tiap individu agar permainan berjalan dengan maksimal dan tidak fatal akibatnya. Dalam permainan, guru harus memperhatikan kemampuan peserta didiknya apakah benar-benar mampu atau tidaknya dalam melakukan permainan dan seberapa besar tolok ukur kemampuan yang dimiliki anak. Jika peserta didik/anak ada yang tidak memiliki kemampuan dalam melakukan permainan maka guru membuat beragam permainan baru dan menarik guna mendorong anak untuk mengembangkan minat dan kemampuannya, dalam hal ini guru juga disebut sebagai pendorong kreativitas anak dan motivator yang memberikan stimulus pada anak untuk bereksplorasi dengan permainan. Disinilah peran sebagai guru juga disebut sebagai peneliti, karena sebelum membuat inovasi permainan, seorang guru haruslah mengerti permainan apa yang cocok dan tepat untuk digunakan pada anak- anak tersebut, dan cara yang digunakan adalah meneliti apa saja yang dibutuhkan anak. Guru juga berperan sebagai pengasuh, termasuk dalam kegiatan bermain anak. Karena pada dasarnya anak adalah sosok individu yang masih bergantung pada orang dewasa untuk melakukan kegiatan dalam hidupnya (mencoba mandiri dan mengontrol dirinya sendiri). Maka mereka membutuhkan peran pengasuh termasuk dalam kegiatan bermain mereka. 4. Permainan dilingkungan dari segi perkembangan kognitif: PERMAINAN TRADISIONAL (CONGKLAK) Permainan congklak merupakan alat bermain yang sudah ada sejak zaman dahulu dan diwariskan secara turun menurun. Permainan – permainan tradisional memiliki nilai positif, misalnya anak menjadi banyak bergerak sehingga terhindar dari masalah obesitas anak. Sosialisasi mereka dengan orang lain akan semakin baik karena dalam permainan dimainkan oleh minimal 2 anak. Bermain congklak juga dapat melatih anak – anak pandai dalam menghitung. Selain itu, anak yang bermain congklak harus pandai membuat strategi agar bisa memenangkan permaianan. Permaianan yang disebut dakon dalam bahasa jawa ini, biasanya dimaiankan oleh dua anak perempuan. Permaianan congklak menggunakan papan uang yang disebut papan congklak. Ukuran papan terdiri atas 16 lubang untuk menyimpan biji congklak. Keenambelas lubang tersebut saling berhadapan dan 2 lubang besar dikedua sisisnya. Kemudian anak – anak pun membutuhkan 98 biji congklak. Biji congklak yang biasanya digunakan adalah cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau palstik. Dua lubang besar tersebut merupakan milik masing- masing pemain untuk menyimpan biji congklak yang dikumpulkannya. Dua lubang tersebut biasanya kosong sedangkan 14 lubang yang lain diisi 7 biji congklak. Aspek-Aspek Perkembangan Pada Anak Dalam Permainan Congklak; Melatih kemampuan motorik halus, melatih kesabaran dan ketelitian ( emosional), melatih jiwa sportifitas, melatih kemampuan menganalisa (Kognitf), menjalani kontak sosialisasi. Manfaat Permainan Tradisional Congklak; dapat melatih otak kiri anak untuk berpikir , melatih strategi mengumpulkan angka terbanyak agar bisa mengalahkan lawan, sepertinya sederhana, namun ketika dimainkan, otak kiri dan kanan aktif dengan perhitungan numeric dan untuk perkembangan dan pembentukan otak kanan.
Kaitan Kemampuan Pengembangan Kognitif dengan Permainan Tradisional
(Congklak). Untuk membantu kemampuan kognitif, anak perlu memperoleh pengalaman belajar yang dirancang melalui kegiatan observasi. Untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak dapat dilakukan dengan salah satu cara berdasarkan penguasaan pengetahuan anak adalah bermain congklak, misalnya pada tahap pengusaan konsep menghitung benda dengan lambang bilangan, yaitu dengan cara menghitung buah congklak kedalam lobang congklak. Dalam menggunakan permainan tradisional (congklak) dan melalui kegiatan yang beragam, maka anak akan merasa tidak cepat bosan, dan dengan bermain congklak anak dapat belajar memacahkan masalah dalam kehidupannya.