Anda di halaman 1dari 4

Nama :Mariana Juni Indah Sundari

NPM :19540095

Prodi :PGSD 02 (Semester 4)

Mata Ujian :Permainan

Dosen Pengampu :Oka Irmade, S.Pd, M.Pd

UTS

1. Yang saya ketahui tentang bermain dan permainan:


Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kepentingan diri
sendiri, dilakukan dengan cara-cara menyenangkan, tidak diorientasikan
kepada hasil akhir, fleksibel, aktif, dan positif. Di dalam bermain, anak tidak
berpikir tentang hasil karena proses lebih penting daripada tujuan akhir.
Bermain juga bersifat fleksibel, karenanya anak dapat membuat kombinasi
baru atau bertindak dalam cara-cara baru yang berbeda dari sebelumnya.
Bermain bukanlah aktivitas yang kaku. Bermain juga bersifat aktif karena
anak benar-benar terlibat dan tidak pura-pura aktif. Bermain juga bersifat
positif dan membawa efek positif karena membuat pemainnya tersenyum
dan tertawa karena menikmati apa yang mereka lakukan. Dengan demikian,
bermain adalah kegiatan yang menyenangkan, bersifat pribadi, berorientasi
proses, bersifat fleksibel, dan berefek positif.
Permainan merupakan suatu aktivitas yang menyenangkan bagi anak yang
mampu mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak. Permainan bagi
anak yaitu permainan yang mengandung nilai pendidikan karena melalui
permainan tersebut anak belajar mengembangkan segenap aspek.
2. Tahapan Perkembangan Anak:
a) Tahap sensorimotor (0-24 bulan) Setiap bayi lahir dengan refleks
bawaan dan dorongan untuk mengeksplorasi dunianya.
b) Tahap praoperasional (2-7 tahun) Pada masa ini, anak mulai dapat
menerima rangsangan, meski masih sangat terbatas.
c) Tahap operasional konkret (7-11 tahun)
d) Tahap operasional formal (mulai umur 11 tahun)
3. Dalam melakukan permainan perlu melihat kemampuan individu,
dikarenakan kemampuan individu berbeda-beda dan memiliki kelebihan
serta kekurangan. Jadi harus menyesuaikan kondisi fisik pada tiap individu
agar permainan berjalan dengan maksimal dan tidak fatal akibatnya. Dalam
permainan, guru harus memperhatikan kemampuan peserta didiknya apakah
benar-benar mampu atau tidaknya dalam melakukan permainan dan
seberapa besar tolok ukur kemampuan yang dimiliki anak. Jika peserta
didik/anak ada yang tidak memiliki kemampuan dalam melakukan
permainan maka guru membuat beragam permainan baru dan menarik guna
mendorong anak untuk mengembangkan minat dan kemampuannya, dalam
hal ini guru juga disebut sebagai pendorong kreativitas anak dan motivator
yang memberikan stimulus pada anak untuk bereksplorasi dengan
permainan. Disinilah peran sebagai guru juga disebut sebagai peneliti,
karena sebelum membuat inovasi permainan, seorang guru haruslah
mengerti permainan apa yang cocok dan tepat untuk digunakan pada anak-
anak tersebut, dan cara yang digunakan adalah meneliti apa saja yang
dibutuhkan anak. Guru juga berperan sebagai pengasuh, termasuk dalam
kegiatan bermain anak. Karena pada dasarnya anak adalah sosok individu
yang masih bergantung pada orang dewasa untuk melakukan kegiatan dalam
hidupnya (mencoba mandiri dan mengontrol dirinya sendiri). Maka mereka
membutuhkan peran pengasuh termasuk dalam kegiatan bermain mereka. 
4. Permainan dilingkungan dari segi perkembangan kognitif:
PERMAINAN TRADISIONAL (CONGKLAK)
Permainan congklak merupakan alat bermain yang sudah ada sejak zaman
dahulu dan diwariskan secara turun menurun. Permainan – permainan
tradisional memiliki nilai positif, misalnya anak menjadi banyak bergerak
sehingga terhindar dari masalah obesitas anak. Sosialisasi mereka dengan
orang lain akan semakin baik karena dalam permainan dimainkan oleh
minimal 2 anak. Bermain congklak juga dapat melatih anak – anak pandai
dalam menghitung. Selain itu, anak yang bermain congklak harus pandai
membuat strategi agar bisa memenangkan permaianan. Permaianan yang
disebut dakon dalam bahasa jawa ini, biasanya dimaiankan oleh dua anak
perempuan. Permaianan congklak menggunakan papan uang yang disebut
papan congklak. Ukuran papan terdiri atas 16 lubang untuk menyimpan biji
congklak. Keenambelas lubang tersebut saling berhadapan dan 2 lubang
besar dikedua sisisnya. Kemudian anak – anak pun membutuhkan 98 biji
congklak. Biji congklak yang biasanya digunakan adalah cangkang kerang,
biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau palstik. Dua lubang besar tersebut
merupakan milik masing- masing pemain untuk menyimpan biji congklak
yang dikumpulkannya. Dua lubang tersebut biasanya kosong sedangkan 14
lubang yang lain diisi 7 biji congklak. Aspek-Aspek Perkembangan Pada
Anak Dalam Permainan Congklak; Melatih kemampuan motorik halus,
melatih kesabaran dan ketelitian ( emosional), melatih jiwa sportifitas,
melatih kemampuan menganalisa (Kognitf), menjalani kontak sosialisasi.
Manfaat Permainan Tradisional Congklak; dapat melatih otak kiri anak
untuk berpikir , melatih strategi mengumpulkan angka terbanyak agar bisa
mengalahkan lawan, sepertinya sederhana, namun ketika dimainkan, otak
kiri dan kanan aktif dengan perhitungan numeric dan untuk perkembangan
dan pembentukan otak kanan.

Kaitan Kemampuan Pengembangan Kognitif dengan Permainan Tradisional


(Congklak). Untuk membantu kemampuan kognitif, anak perlu memperoleh
pengalaman belajar yang dirancang melalui kegiatan observasi. Untuk
meningkatkan kemampuan kognitif anak dapat dilakukan dengan salah satu
cara berdasarkan penguasaan pengetahuan anak adalah bermain congklak,
misalnya pada tahap pengusaan konsep menghitung benda dengan lambang
bilangan, yaitu dengan cara menghitung buah congklak kedalam lobang
congklak. Dalam menggunakan permainan tradisional (congklak) dan
melalui kegiatan yang beragam, maka anak akan merasa tidak cepat bosan,
dan dengan bermain congklak anak dapat belajar memacahkan masalah
dalam kehidupannya.

Anda mungkin juga menyukai