BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Demensia
1. Pengertian demensia
tingkah laku.
2. Penyebab demensia
1) Drugs (obat)
tidak berbahaya seperti penghilang rasa sakit, obat batuk dan obat
2) Emotional (emosional)
5) Nutritional
7) Infeksi
8) Arterosklerosis
kronis.
1) Penyakit degeneratif
2) Penyakit vaskuler
3) Demensia traumatik
4) Infeksi
3. Karakteristik demensia
a. Gejala awal
b. Gejala lanjut
c. Gejala umum
B. Patofisiologi
Proses menua tidak dengan sendirinya menyebabkan terjadinya
demensia. Penuaan menyebabkan terjadinya perubahan anatomi dan
biokimiawi di susunan saraf pusat yaitu berat otak akan menurun
sebanyak sekitar 10 % pada penuaan antara umur 30 sampai 70 tahun.
Berbagai faktor etiologi yang telah disebutkan di atas merupakan kondisi-
5
kondisi yang dapat mempengaruhi sel-sel neuron korteks serebri.
Penyakit degeneratif pada otak, gangguan vaskular dan penyakit
lainnya, serta gangguan nutrisi, metabolik dan toksisitas secara langsung
maupun tak langsung dapat menyebabkan sel neuron mengalami
kerusakan melalui mekanisme iskemia, infark, inflamasi, deposisi protein
abnormal sehingga jumlah neuron menurun dan mengganggu fungsi dari
area kortikal ataupun subkortikal.
Di samping itu, kadar neurotransmiter di otak yang diperlukan
untuk proses konduksi saraf juga akan berkurang. Hal ini akan
menimbulkan gangguan fungsi kognitif (daya ingat, daya pikir dan
belajar), gangguan sensorium (perhatian, kesadaran), persepsi, isi pikir,
emosi dan mood. Fungsi yang mengalami gangguan tergantung lokasi
area yang terkena (kortikal atau subkortikal) atau penyebabnya, karena
manifestasinya dapat berbeda. Keadaan patologis dari hal tersebut akan
memicu keadaan konfusio akut demensia. (Pathway terlampir)
a. Gejala awal
- Kinerja mental menurun
- Fatique
- Mudah lupa
- Gagal dalam tugas
b. Gejala lanjut
- Gangguan kognitif
- Gangguan afektif
- Gangguan perilaku
c. Gejala umum
- Mudah lupa
- Aktivitas sehari-hari mudah terganggu
- Disorientasi
- Cepat marah
6
- Kurang konsentrasi
- Resiko jatuh
D. Brain Gym
untuk memperbaiki kerja bagian otak kanan dan kiri untuk memperbaiki
7
fungsi otak. Brain gym dapat meningkatkan kemampuan mengingat,
lebih rileks dan senang, kemampuan berbahasa dan daya ingat meningkat,
lebih kreatif dan efisien, orang merasa lebih sehat karena stress berkurang,
demensia sedang nilai 11 – 20; dan nilai demensia berat <10 (Aspiani,
2014).
2015).
1) Lateralis (sisi) tubuh manusia dibagi dalam sisi kiri dan sisi kanan
atau kiri, dan juga untuk integrasi kedua sisi tubuh (bilateral
mengisi energi.
pasang kuda-kuda.
antara bagian atas dan bawah tubuh dan mengaitkan fungsi dari
bagian atas dan bawah otak: bagian tengah sistem limbis (mid
gerakan pada dimensi ini membuat sistem badan menjadi relaks dan
yang kokoh. Contoh gerakan pada dimensi pemusatan yaitu minum air,
4) Gerakan penguatan
Contoh dari gerakan ini adalah titik positif, dan kait relaks.
10
d. Senam otak dapat dilakukan segala umur, baik lansia, bayi, anak autis,
Aminuddin 2015).
2015). Air merupakan pembawa energi listrik yang sangat baik. Dua
per tiga tubuh manusia terdiri dari air. Semua aksi listrik dan kimia
dari otak serta sistem pusat saraf tergantung pada aliran arus listrik antara
otak dan organ sensorik yang dimudahkan oleh air. Air sangat penting agar
sistem jaringan limfoid tubuh berfungsi dengan baik. Minum air yang cukup
1. Pengkajian
a. Identitas klien
adalah usia (tempat/ tanggal lahir) karena banyak klien lansia yang
b. Keluhan utama
pengkajian.
f. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
2) Kesadaran
3) Tanda-tanda vital
Yang perlu dikaji adalah aktivtias apa saja yang biasa dilakukan
2) Pola nutrisi
h. Pengkajian Psikologi
Pengkajian psikologi untuk mengidentifikasi perilaku pada pasien
dahulu maupun sekarang. Pengkajian masalah perilaku ini ditujukan
untuk membuat rencana asuhan keperawatan dan untuk mengedukasi
keluarga tentang perilaku para lanjut usia. Klien dengan demensia
mungkin bingung dan mudah salah daalam penafsiran sehingga kita
harus sadar dan memberikan stimulasi kepada pasien dengan
demensia.
a. Agresif dan agitasi
Beberapa orang akan mengalami perubahan kepribadian. Agitasi
cenderung lebih sering terjadi di sore hari. Perilaku agresif dapat
berupa perilaku fisik atau verbal dan dapat diarahkan pada diri sendiri
atau orang lain (Stanley & Beare,2006:478).
b. Delusi dan halusinasi
Delusi dan halusinasi merupakan hal yang umum tetapi bukan
gejala demensia yang tidak dapat dihindari. Pastikan bahwa kacamata
dan alat bantu dengar orang tersebut sudah terpasang dengan baik. Jika
delusi atau halusinasi tidak mengganggu orang tersebut, mugkin tidak
ada intervensi yang harus dilakukan. Jika orang tersebut marah atau
takut, maka orang tersebu tidak boleh dibiarkan pada keadaan seperti
ini. Seringkali, membawa orang tersebut ke lingkungan lain,
menyalakan lampu, dan memberikan keyakinan yang tenaang
merupakan hal yang diperlukan untuk memberikan rasa nyaman pada
keadaan menyulitkan tersebut. Jika orang tersebut mengalami delusi
dan halusinasi persisten, maka obat-obat psikotropika dapat
diindikasikan. Jangan mengatakan pada orang tersebut bahwa pikiran
atau halusinasinya adalah tidak benar atau benar. Melainkan, validasi
perasaan tersebut dengan kalimat seperti, “saya dengar anda marah.
Saya di sini untuk membantu anda tetap nyaman” (Stanley &
Beare,2006:478).
c. Depresi
Depresi adalah kondisi umum yang terjadi pada lansia dan alasan
terjadinya kondisi ini dapat dilihat pada saat mengkaji kondisi sosial,
kejadian hidup, dan masalah fisik pada lansia. Tanda depresi pada
lansia meliputi agitasi, keluyuran dan kegelisahan pada malam hari,
keluyuran tanpa tujuan sepanjang hari, kehilangan nafsu makan yang
berat, konstipasi, kehilangan minat terhadap diri sendiri dan orang lain
disekitarnya, menyebabkan kelalaian, konfusi/bingung, dan gagal
merespons orang lain, contohnya pada saat menjawab sebuah
pertanyaan (Watson, 2003:69).
2. Perubahan Mental
1. Lanjut usia biasanya terjadi perubahan sikap yaitu
semakin egosentrik, mudah curiga, bertambah pelit jika memiliki
sesuatu.
2. Selalu ingin mempertahankan hak an hartanya, srta ingin berwibawa.
3. Pengkajian Psikososial
a. Pengkajian status mental lansia
4. Identifikasi Aspek Kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan Mini
Menatal Status Exam (MMSE).Pemeriksaan orientasi (misalnya menyebut
nama hari, bulan, dan tahun).
5. Registrasi (misalnya menyuruh menyebut beberapa nama benda dalam
waktu singkat).
6. Perhitungan (kalkulasi seperti menambah dan mengurangi).
7. Mengingat kembali (mengulang nama benda yang sudah disebut
sebelumnya).
8. Tes bahasa (menyebut nama benda yang ditunjukkan).
Pemeriksaan fungsi kognitif awal bisa menggunakan MMSE dengan
skor/angka maksimal 30. Jika mempunyai skor dibawah 24, pasien
patut dicurigai mengalami demensia. Meskipun skor ini sangat
subjektif karna pengaruh pendidikan juga berperan pada tingginya
nilai skor, apalagi jika seseorang dengan pendidikan tinggi dengan
gejala demensia, pasien tersebut mungkin mempunyai skor yang lebih
tinggi dari 24. Sebaliknya, pasien yang berpendidikan rendah dapat
menunjukkan nilai skornyakurang dari 24, tetapi pasien tidak
menderita demensia (Nugroho,2008:181).
Identifikasi masalah emosional (Geriatric Depression Scale / GDS).
b. Pengkajian status sosial
Kemampuan sosialisasi klien pada saat sekarang, sikap klien pada
orang lain, harapan-harapan klien dalam melakukan sosialisasi,
kepuasan klien dalam sosialisasi, hubungan dengan anggota keluarga,
perilaku kekerasan, penelantaran.
9. Diagnosis keperawatan
e. Risiko jatuh b.d usia ≥ 65 tahun pada dewasa dan ≤2 tahun pada anak,
Bersambung
21
22
Sambungan
tidak mampu b. Klien mampu mengingat e. Berikan kesempatan untuk menggunakan ingatan
mempelajari perilaku tertentu yang baru kejadian yang baru saja terjadi, misalnya menanyakan
ketrampilan baru, saja dilakukan misalnya klien mengenai kegiatan ppagi yang baru saja dilakukan
tidak mempu mengingat gerakan yang f. Implementasikan teknik mengingat misalnya visual
mengingat informasi dicontohkan, mengingat imagery, alat yang membantu ingatan, permainan ingatan,
faktual, tidak mampu kata benda yang disebutkan teknik asosiasi, membuat daftar, menggunakan papan
mengingat perilaku perawat; mengingat nama nama
tertentu yang pernah praktikan, mengingat bulan g. Diskusikan dengan klien dan keluarga yang mengalami
dilakukan, tidak dan tahun serta tanggal hari masalah ingatan
mampu mengingat ini h. Bantu dalam tugas-tugas yang bisa dibantu misalnya
peristiwa, tidak mempraktikan pembelajaran dan mengulangi secara
mampu melakukan verbal dan memberikan informasi dengan gambar
kemampuan yang i. Pilih aktivitas yang diarahkan pada kemampuan kognitif
dipelajari sebelumnya, dan minat diri klien
merasa mudah lupa
3 Pemeliharaan Setelah dilakukan tindakan a. Diskusikan dengan klien akibat dari kamar yang kotor
kesehatan tidak efektif keperawatan selama ... x (yang akan memperburuk keadaan gatal di kulitnya)
berhubungan dengan pertemuan klien menunjukkan b. Motivasi klien untuk berlatih senam dengan berdiri agar
demensia, hambatan kemampuannya untuk tubuh lebih bugar
kognitif, keterampilan memelihara kesehatannya Diskusikan dnegan klien mengenai kebiasaan, budaya,
motorik halus/ kasar dengan kriteria : herediter,asupan makanan, peningkatan berat badan serta
a. Kamar klien bersih olahraga
b. Tidak ada plastik yang
berserakan di kamar
Bersambung
22
23
4 Defisit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan a. Observasi kebersihan kuku, pakaian, kulit klien
b.d demensia, keperawatan selama ... x 24 b. Berikan lingkungan yang terapeutik dengan memastikan
kelemahan, gangguan jam perawatan diri klien lingkungan yang aman, santai, tertutup
psikologis/ psikotik, terpenuhi dengan kriteria : c. Edukasi keluarga untuk memberikan bantuan dalam
penurunan motivasi a. Kebersihan tubuh klien melakukan kegiatan perawatan diri klien
atau minat ditandai dapat dipertahankan
dengan tidak mampu dengan bantuan keluarga
mandi atau b. Memasukkan makanan
mengenakan pakaian/ dengan sendok
makan/ ke toilet/ c. Klien dapat masuk dan
berhias secara keluar dari kamar mandi
mandiri, minat
melakukan perawatan
diri berkurang
5 Risiko jatuh b.d usia ≥ Setelah dilakukan tindakan a. Gunakan simbol daripada hanya tanda-tanda tertulis
65 tahun pada dewasa keperawatan selama ... x 24 untuk membantu klien menemukan kamar mandi,
dan ≤2 tahun pada jam risiko jatuh klien tidak ruangan atau area lain untuk menghindari tersesat dan
anak, riwayat jatuh, terjadi dengan kriteria : terjatuh
perubahan fungsi a. Laporan dari keluarga klien b. Edukasi kepada klien atau keluarga untuk melakukan
kognitif, demensia bahwa selama perawatan pembatasan area dengan menggunakan alat pelindung
klien tidak terjatuh misalnya deteksi gerakan, alarm, pagar, pintu, terali sisi
tempat tidur,
(Bulechek, 2016 dan Moorhead, 2016)
23
24
a. Mengkaji ulang tujuan klien dan kriteria hasil yang telah ditetapkan,
perlu