OLEH
1.1
PENDAHULUAN
Huruf kapital (besar) pada saat ini mulai jarang diperhatikan penggunaannya dalam
kehidupan sehari-hari, baik itu penggunaan secara tertulis baik di instansi dalam hal ini
kondisinya formal maupun yang lainnya. Kaedah penggunaannya pun seringkali dilupakan
oleh kebanyakan orang. Terkadang, seorang guru pun lupa akan penggunaan huruf kapital
ini. Kebanyakan orang melupakan atau tidak menggunakan kaedah ini dengan benar karena
merasa terlalu banyak aturan dan tidak praktis. Padahal jika kaedah penggunaan huruf
kapital ini dilakukan dengan benar, maka akan banyak manfaatnya bagi kita terutama dalam
hal tulis-menulis. Jika kita mengamati, kaedah penggunaan huruf kapital yang benar sering
dijumpai pada surat kabar, majalah, buku pendidikan yang semuanya masih bersifat formal.
Oleh karena itu, kaedah pengunaan huruf kapital yang benar sebaiknya ditanamkan sejak dini
agar nantinya bermanfaat bagi kita.
Dari latar belakang tersebut, dapat ditarik beberapa rumusan masalah yang
berkaitan dengan pengunaan huruf kapital, antara lain :
1. Apa itu huruf kapital?
2. Bagaimana cara pengunaan huruf kapital yang baik dan benar?
3. Bagaimana pengunaan huruf kapital saat ini?
2.1 PENGERTIAN
Huruf kapital disebut juga huruf besar. Huruf kapital adalah huruf yang berukuran dan
berbentuk khusus (lebih besar dari huruf biasa), biasanya digunakan sebagai huruf pertama
dari kata pertama dalam kalimat, huruf pertama nama diri, dan sebagainya.
Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal
kalimat.
Misalnya:
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar, kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya :
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Tahun ini ia pergi naik haji.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang
tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya :
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat
yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat.
Misalnya :
Siapa gubernur yang baru dilantik itu?
Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.
Misalnya :
menjadi sebuah republik
beberapa badan hukum
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya :
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan
judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang
tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya :
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan.
Misalnya :
Dr.
Prof.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya :
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
Kalimat dengan setiap kata yang diawali huruf besar seharusnya berlaku untuk judul, baik
judul buku, film, sinetron, dan lain-lain. Dan itu pun ada pengecualian untuk kata-kata
tertentu yang disebut konjungsi. Antara lain:di, ke, dari, dengan, yang, karena, tentang, agar,
dan, untuk, adalah, atau, ketika, dan dalam. Tapi pada kenyataannya, hal itu tidak
diperhatikan. Contohnya pada sebuah acara reality show di sebuah televisi. Prolog dan narasi
yang ditulis, sama sekali tidak sesuai dengan penggunaan huruf kapital yang sebenarnya.
Tulisan “yang” pada kalimat Tuhan Yang Maha Esa ditulis Tuhan yang Maha Esa pada acara
tersebut.
Contoh lain yaitu pada pembelajaran yang dilakukan oleh orang tua pada anaknya saat ini.
Seringkali orang tua memberikan contoh menulis pada anaknya tanpa mengajarkan
penggunaan huruf kapital yang tepat. Bagi para orang tua, anak sudah pandai menulis itu
sudah merupakan kebahagiaan tersendiri. Jika proses yang sedemikian rupa berlangsung
terus-menerus dan setiap orang tua melakukannya, maka anak-anak yang mereka didik akan
kurang mengerti bagaimana penggunaan huruf kapital seharusnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
http://bahasaindonesiasmisgs.blogspot.com/2009/03/huruf-kapital.html
Widya. 2010. Pedoman umum ejaan Bahasa Indonesia Yang disempurnakan dan
Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung : Yrama Widya