Linda Skripsi Fix
Linda Skripsi Fix
SKRIPSI
OLEH:
MELINDA TELUSSA
12175201160063
FAKULTAS TEOLOGI
AMBON
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
OLEH:
MELINDA TELUSSA
NPM: 12175201160063
Telah disetujui
Dosen Pembimbing
NIDN: 1218037101
i
LEMBAR PERSETUJUAN JURUSAN
SKRIPSI
OLEH:
MELINDA TELUSSA
NPM: 12175201160063
KETUA JURUSAN
NIDN: 1227047901
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN JURUSAN............................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................... 1
1.2 RumusanMasalah........................................................................... 7
1.3 TujuanPenelitian............................................................................ 8
1.4 ManfaatPenelitian.......................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang tertulis dalam beberapa bagian Alkitab Perjanjian Baru. Dalam PB, ada
beberapa istilah yang menunjuk kepada pelayan. Salah satunya adalah kata
Douleuw, yang berarti melayani sebagai seorang hamba (to serve as a slave).
Makna kata ini dapat dilihat dalam tindakan Yesus mencuci kaki para murid-Nya
(Yoh.13). kata lain yang memiliki kemiripan arti dengan Douleuw adalah
Diakonos. Kata Diakonos berarti pelayan di meja makan atau the waiter at a
meal, atau juga pelayan dari seorang tuan atau the servant of a master. Dalam
pengertian ini, ketika kata diakonos digunakan kepada orang kristen, berarti orang
kristen adalah pelayan kristus. Menariknya, fungsi dan posisi sebagai pelayan
Yesus menunjuk dirinya sebagai pelayan. Bahkan Ia mengakui bahwa hakikat dari
umatlah yang menjadi sasaran pelayanan, umatlah yang menjadi tujuan atau
orientasi kepemimpinan itu. Umat yang menjadi sasaran pelayanan, bukan berarti
mereka menjadi objek pelayanan tetapi umat harus menjadi subjek pelayanan.
1
Berdasarkan ajaran dan sikap Yesus itu, dalam teologi kristen dikembangkan
pemimpin adalah orang yang memiliki kualifikasi sebagai gembala atau pelayan.
Kedua kata ini menjadi kata kunci untuk memahami rahasia kepemimpinan
para pemimpin. Yang digunakan adalah pelayan atau hamba dan gembala.
“Sangat menarik bahwa penggunaan dan penekanan kata gembala untuk para
pemimpin yang tidak bermoral karena hanya mencari untung dari umat yang
dipimpinnya.2
terdapat para pelayan dalam kehidupan pelayanan dapat mengambil pola Yesus
yang membasuh kaki. Kedekatan dengan membuat pelayan berani untuk pergi
menjadi saksi-saksi yang hidup baik di dalam persekutuan maupun dunia pada
umumnya. Penyerahan diri total kepada Yesus menjadi syarat untuk mengikuti
kehendak Allah, sehingga pelayan mampu melayani tanpa pamrih.3 Jadi, dalam
1
Rachel Iwamony, Kepemimpinan Hamba: Spritualitas Pro-Hidup: Buku Penghormatan 70 Tahun
Pdt. I.W.J. Hendriks (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017), hlm 92-94
2
Robert Borrong, Etika dan Karakter kepemimpinan: dalam Perspektif Kristiani, dalam
Kepemimpinan Kristiani (Jakarta: Unit Publikasi & Informasi Sekolah Tinggi Teologi Jakarta,
2003), hlm 70
3
Ezra Tari, Penerapan Pola Pelayanan Yesus, (Artikel: 2017), hlm 6
2
melakukan pelayanan sebagai seorang pelayan contoh yang paling baik untuk
dapat menjadi contoh bagi umatnya dengan menjalani pelayanan yang dapat
melahirkan kepeduliaan bagi kehidupan umat dan mampu menjadi pelayan yang
merendahkan diri. Menjadi pelayan juga harus bisa menjadi sosok yang
menunjukkan sesuatu yang baik bagi umat yang dilayani dengan mampu
menyuarahkan kebenaran. Hal ini mampu dilakukan oleh seorang pelayan itu jika
Bagi setiap pelayan, etika merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam melakukan proses pelayanan, baik bagi kehidupan pelayan itu sendiri
dan Iman umat kristen ketika mendengar kata pelayan adalah segala hal yang
berkaitan dengan tindakan dan perilaku manusia yangmelayani Allah lewat umat
sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah atau menjadi gambaran Allah bagi
umat yang dilayani. Sehingga ketika pelayan itu tidak menjalankan pelayannya
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Allah untuk umat yang dilayani dengan
menunjukkan lewat etika berperilaku, maka akan membuat banyak hal dapat
terjadi entah itu dampak bagi kehidupan pribadinya maupun kehidupan umat yang
pelayan yang tidak mampu menunjukkan etika dalam pelayan dengan baik.
Pelayan itu akan dilihat sebagai pelayan yang tidak mampu menjalankan tugas
tanggung jawabnya dengan baik dan tidak mampu menjadi contoh dan teladan
3
Kristus bagi umat yang dilayani. Dan etika sebagai seorang pelayan itu yang akan
jemaat GPM tertentu. Salah satu jemaat GPM yang dilihat masih sangat harus
memperhatikan persoalan ini ialah pelayan pada jemaat GPM Liliama. Salah satu
Provinsi Maluku, dan berada dalam naungan Klasis Telutih di Kecamatan Tehoru.
Berangkat dari cerita yang ada di masa lalu jemaat ini terbentuk dengan proses
yang luar biasa. Jemaat ini melalui begitu banyak persoalan kehidupan, tantangan
kehidupan yang membuat mereka benar-benar ada dan bersekutu bersama Tuhan
karena yang mereka yakini dan percaya bahwa Tuhan adalah sosok yang
menyelamatkan mereka selama ini. Pada zaman dulu, jemaat ini adalah orang-
hasil percakapan lanjutan dengan Bpk. Tinus Hakapaa, dilihat untuk sekarang ini
berdasarkan data yang ada di jemaat Liliama, Majelis Liliama itu berjumlah
delapan orang yang di bagi dalam dua sektor dan 4 unit pelayanan. Satu unit
pelayanan, dilayani oleh dua orang pelayan. Namun, beradasarkan hasil diskusi
maupun pengamatan secara langsung ternyata yang hanya aktif dalam pelayanan
hanya dua orang. Dan dua orang ini juga punya pekerjaan yang sama dengan
mereka yaitu petani. Kemudian, jika dilihat berdasarkan data yang ada majelis
jemaat Liliama yang berjumlah delapan orang ini hanya dua orang saja yang
berprofesi sebagai PNS. Jika dua orang yang bekerja sebagai petani sama dengan
4
yang lain mampu untuk merealisasikan tugas pelayanan mereka dengan baik maka
dapat disimpulkan bahwa yang lain dari pada mereka tidak memiliki sikap
pelayan yang baik seperti yang terjadi pada zaman dulu seperti yang sudah
pernah alami, sehingga hal ini berpengaruh juga untuk warga jemaat mereka tidak
GPM Liliama khususnya Majelis jemaat atau pelayan khusus dilihat masih
menunjukkan etika pelayan yang sangat tidak baik. Mereka tidak menjalankan
ibadah minggu sekalipun yang sedang berlangsung ada dari mereka yang pergi ke
hutan, pergi ke laut bahkan ada yang duduk santai di depan rumah mereka ketika
proses ibadah itu berlangsung. Mereka lebih memilih melakukan hal-hal yang
pelayanan dalam ibadah-ibadah tersebut. Padahal itu adalah tugas dan tanggung
jawab mereka untuk hadir di ibadah-ibadah seperti itu dan tugas mereka untuk
mengajak umat untuk ada dan bersekutu bersama dalam ibadah. Dan yang dilihat
juga ialah mereka tidak melakukan pelayanan-pelayanan ulang tahun dan yang
melakukan pelayanan orang sakit hanya koordinator unit, namun kadangkala juga
tidak dilayani sama sekali bukan karena lupa tapi mereka seperti acuh dengan
pelayanan.4 Dampak dari pelayan khusus (majelis jemaat) di jemaat Liliama tidak
melakukan pelayanan kepada umat atau warga jemaat dengan baik, dilihat dari
4
Hasil Wawancara dengan Bpk. Tinus Hakapaa, pada 03 Januari 2019
5
hasil percakapan dengan salah satu kordinator unit di jemaat Liliama, beliau
mengatakan bahwa akibat dari apa yang di lakukan oleh para majelis jemaat yang
acuh dalam ibadah-ibadah ialah setiap proses ibadah dalam masing-masing unit
pelayanan hanya sedikit orang yang mengambil bagian dalam proses ibadah
tersebut. Ada juga kalimat-kalimat yang dilontarkan oleh mereka ketika di ajak
pergi beribadah yaitu “majelis jemaat sa seng pi ibadah lah bagimana katong mo
pi par apa?”.5
Pelayan merupakan sosok gambaran Allah bagi umat. Melayani umat itu
adalah tugas dan kewajiban ketika keputusan mengikuti Yesus dalam pelayanan
itu kita ucapkan waktu ditahbiskan. Namun ketika pelayanan itu disalahgunakan
itu sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja maka pelayan itu belum mampu untuk
pelayan jika ia mampu menghargai pelayanan dan mampu menjadi sosok yang
dapat dijadikan contoh dan teladan bagi umat. Etika pelayan merupakan faktor
pelayan harus memiliki cara melayani yang diterapkan oleh Yesus seperti yang
dengan penyerahan diri total yang menjadi syarat untuk mengikuti kehendak
Allah. Cara ini yang harus dimiliki oleh seorang pelayan. Ketika melakukan
dan tenaga untuk melayani umat yang adalah kepunyaan Allah dengan mengajak
5
Hasil wawancara (lewat Telepon) dengan ibu. Dencis 20 Februari 2020, pukul 17.00-19.00 Wit
6
umat untuk bersekutu dan memuji Tuhan. Sikap dan perilaku hidup pribadi
maupun keluarga juga menjadi hal yang sangat diperlukan untuk menunjang
Allah seperti melakukan hal-hal yang dikehendaki oleh Allah yaitu sikap hidup
yang baik, moral yang baik dan lain sebagainya itu juga adalah hal yang sangat
membantu membentuk Etika seorang pelayan. Tetapi hal ini belum ditemukan
dalam kehidupan para pelayan dan menjadi persoalan yang harus diperhatikan
karena hampir pelayanan itu hanya dilihat sebagai hal biasa-biasa saja. Sehingga
makna pelayan dan etika seorang pelayan itu telah hilang. Oleh sebab itu, dalam
tulisan ini dirasa perlu untuk melakukan penelitian berkaitan dengan “Etika
B. Rumusan Masalah
Liliama?
C. Tujuan penelitian
7
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah:
Liliama
GPM Liliama
D. ManfaatPenelitian
1. Manfaat Akademis
umat. Dengan demikian akan berdampak lebih baik pula dalam membina
2. Manfaat Institusional
jemaat, khususnya kepada para pelayan agar mampu memiliki etika yang
3. Manfaat Praktis
8
Allah bagi umat. Sehingga jemaat dapat menjadikan pelayan-pelayan
E. Kerangka Teoritik
Pengertian Etika
tentang apa yang baik atau benar atau luhur dan apa yang buruk atau salah atau
jahat dalam kelakuan manusia. Etika menaruh perhatian penting kepada norma-
berpikir dengan lebih terang tentang kehendak Allah supaya mereka dapat
kehendak Allah itu. Arti etika dan etis hampir sama dengan moralitas dan moral.
kebaikan atau keburukan kelakuan lahir yang sebenarnya terjadi. Sedangkan etika
menyangkut pemikiran yang sistematis tentang kelakuan itu serta motivasi dan
juga bagaimana seharusnya kelakuan orang-orang itu, orang kristen itu sependapat
kristen. Etika kristen dikenal dalam konteks jemaat dan dilakukan dalam
9
hubungan dengan orang-orang kristen. Etika di ajarkan, dipelihara, dan dikoreksi
di dalam gereja.6
pembahasan Etika sebagai berikut: Terminus Techicus, pengertian etika dalam hal
ini adalah etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah
perbuatan atau tindakan manusia. Sedangkan Mamer dan Custom membahas etika
yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat
manusia (in heren in human nature) yang terkait dnegan oengertian “baik dan
Etika pada hakikatnya mengamati realitas moral secara kritis dan dalam
kajian secara terminologi etika berarti sebuah cabang ilmu yang membicarakan
dan yang buruk. Yang dapat dinilai baik buruk adalah sikap manusia, yaitu
menyangkut cara (tata cara) suatu perbuatan. Etika menyangkut cara dilakukannya
suatu perbuatan sekaligus memberi norma dari perbuatan itu sendiri. 7 Jadi, etika
itu merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Seseorang yang
beretika maka ia mampu berpikir dan bertindak secara sistematis sesuai dengan
aturan dan mampu melakukan tugas tanggung jawabnya dengan baik, nahkan ia
akan mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk sesuai dengan
aturan yang ada. Bagi orang kristen etika itu sudah di bentuk sejak ia ada dalam
6
Malcolm Brownlee, Pengambilan Keputusan Etis Dan Faktor Faktor Di Dalamnya, (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2006)
7
Maidiantius Tanyid, Etika Dalam Pendidikan: Kajian Etis Tentang Krisis Moral Berdampak Pada
Pendidikan, (Jurnal:STAKN Toraja)
10
lingkungan kehidupan bergereja, maka tentunya menjadi orang kristen adalah
orang-orang yang sudah harus mampu memiliki etika yang baik karena sudah
ditempa dengan begitu banyak ajaran yang di ajarkan Yesus lewat Alkitab sebagai
gereja lainnya.
Pengertian Pelayan
Dalam bahasa asli Perjanjian Baru ada beberapa kata yang memiliki
tersebut dalam konteks para rasul dan gereja mula-mula, maka dapat ditemukan
baru dan dunia baru. Diakonia tidak dimaksudkan sekadar untuk menciptakan
hubungan antara pemberi dan penerima. Diakonia harus dijalankan dalam rangka
Pengertian pelayan dalam ajaran GPM lebih mendasar lagi dilihat sebagai
kesediaan untuk hidup bagi orang lain seperti yang dikatakan dalam Mark. 10:45
“karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani melainkan untuk
8
Sonny Zaluchu, “Respons Tests of Leadership Menurut Teori Frank Damazio Pada Mahasiswa Pascasarjana
Jurusan Kepemimpinan Kristen STT Harvest Semarang, “Jurnal Jaffray 16, no 2 (2018): 145-160
https://ojs.sttjaffray.ac.id/index.php//JJV71/article/view/289
9
Pdt. Josef P Widyatmadja, Yesus dan Wong Cilik: Praksis Diakonia Transformatif dan Teologi Rakyat di
Indonesia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), hal 10-11
11
melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak
orang.10
keterkaitan antara gereja dengan Yesus Kristus, Sang Kepala Gereja. Yesus
bersama Yesus menjalankan misi Allah atau missio Dei. Prinsip kepemimpinan
Hamba atau pelayan akan terus mengingatkan gereja untuk selalu setia kepada
“tuan” yang memanggil dan mengutusnya. Kesetiaan itu terwujud dalam ketaatan
dalam kesadaran gereja untuk tidak menggantikan posisi Tuhan yang memanggil
seorang pelayan itu terjadi sebagai konsekwensi dari panggilan untuk melayani.
pelayan. Nilai pengorbanan menjadi hal yang sangat penting ketika menjadi
hamba atau pelayan, sebab ia mempunyai arti sejajar dengan kata hamba/pelayan
yaitu orang-orang yang justru bersedia rugi dan berkorban untuk orang-orang
berkorban sangat sering salah dimengerti , sehingga banyak orang menjadi korban
atau malahan dikorbankan. Dalam praksis hidup orang kristen rela berkorban satu
Etika Pelayan
10
Ajaran GPM IV Bagian 13 tentang Pelayan Gereja (Jabatan Gereja) No. 351
12
Melakukan diakonia (pelayanan)secara baik dapat di umpamakan sebagai
membangun sebuah rumah di atas batu karang yang teguh. Yesus memberikan
mendengar Firman tetapi tidak melakukan dalam hidupnya. Orang yang hanya
rumah di atas pasir. Rumah itu akan roboh bila terkena hujan dan angin. Diakonia
Banyak orang yang menganggap bahwa kode etik untuk pelayan itu sama
moralitas bukan? Pekerjaan mereka menegaskan etika, bukan? Jadi, kenapa harus
ada kode etik untuk pelayan? Buku yang membahas tentang kode etik untuk
pelayan muncul pada tahun 1928 dengan judul Ministerial Ethnics and Etiquette:
etika”. Buku ini membicarakan relasi dengan rekan sejawat, denominasi, dan
profesional. Penulisan teks ini meningkatkan secara tajam harapan akan pelayanan
yang etis. Pada masa kini kemorosotan moral di kalangan pelayan mencemaskan
warga jemaat dan meresahkan khalayak. Sebagian orang percaya bahwa pelayan
tidak memerlukan refleksi etis karena pelayan adalah pekerjaan moral, dan
11
Pdt. Josef P Widyatmadja, Yesus dan Wong Cilik: Praksis Diakonia Transformatif dan Teologi Rakyat di
Indonesia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), hal 9
13
karenanya, mengoreksi dirinya. Namun, menurut Paul Camenisch, alasan utama
sangat jarangnya kode etik untuk pelayan adalah dedikasi pelayan kepada
“komitmen moral yang istimewa”. Komitmen demikian adalah sisi penting citra
diri pelayan dan pengharapan publik. Pertanyaan yang perli kita kemukakan ialah
pelayan dari tugas dan tanggung jawab yang seharusnya dimiliki oleh orang yang
bekerja di ladang Tuhan? Tidak bisa kita pranggapkan bahwa hanya karena para
pelayan ini memberitakan keadilan, kebenaran, dan moralitas, maka mereka akan
emnjadi orang yang adil, benar dan bermoral. Para pelayan bertanggung jawab
atas tingkah laku mereka bukan hanya karena tuntutan profesional, melainkan
juga karena komitmen pada etika kristen. Menjadi teladan moral di dalam
pelayanan adalah tuntutan Alkitab. Kode etik profesionalis ditopang oleh prinsip-
penggambaran yang keliru dan tidak menguntungkan dari apa yang kita
gaya hidup rohaniwan selalu berada di bawah pengawasan ketat. Kita yang
terlebih dahulu untuk mengikuti Dia, dan kemudian belajar dari Dia. Pelayan
12
Joe. E. Trull, James. E. Carter, Etika Pelayan Gereja: Peran Moral dan Tanggung Jawab Etis Pelayan
Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), hal 280-283
14
adalah sebuah perjalanan panjang dari pendidikan yang berkesinambungan. Salah
satu yang Paulus mau agar kita pelajari daripadanya adalah mengenai cara hidup.
Dengan kata lain kita harus mengikuti prinsip-prinsip etika yang mempengaruhi
perilakunya yang tidak baik sebagai seorang pelayan. Jadi etika pelayan dilihat
sebagai standar, prinsip dan petunjuk yang menyeluruh yang harus kita perhatikan
dalam pelayanan. Praktek etika itu benar, baik, terpuji, bermoral, sah menurut
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang pelayan dalam
kaitannya dengan Ego: seorang pelayan itu merupakan manusia biasa sebelum
menjadi pelayan. Konsep diri yang positif dan nilai diri yang sepatutnya adalah
hal mendasar agar pelayan sehat dan efektif. Ego yang meninggi adalah masalah
banyak pelayan karena mereka menjadi perhatian orang lain dan memegang
otoritas atas orang lain. Kemampuan untuk melayani dengan rendah hati dan
hidup dengan prinsip dan sikap yang baik sulit dilakukan oleh orang yang egonya
pentingnya kesehatan untuk meraih dan menjalani tujuan hidup dan sukacita.
Prinsip yang dikemukakan oleh Cooper ini berlaku untuk pelayanan juga. Orang
yang sehat bisa melayani dengan baik, dan lebih bersukacita menjalaninya, ini
13
Dag Heward-Mils, Etika Pelayan Edisi Ke-2, Parchement House:2015
15
menggunakan uang, dan tubuh yang dikaruniakan Allah kepadanya. Gaya hidup
juga menjadi bagian yang paling penting untuk diperhatikan. Gaya hidup seorang
digunakan hanya untuk sumber khotbah dan teks untuk keperluan pengajaran
tetapi bagaimana seorang pelayan itu mampu membaca Alkitab sebagai olah
sejarah, dan etika serta buku-buku yang lebih umum. Disiplin spiritual biasanya
yang dianjurkan untuk dilakukan orang lain harus dipraktikkan pelayan apabilah
mereka ingin hidup mereka benar dan menjadi teladan. Kunci pelayan yang
efektif ialah pertumbuhan yang berkelanjutan pada diri pelayan. Yang kedua,
pasangan Kristen bahkan ketika menghadapi stres jam kerja yang panjang,
pendapatan yang tidak memadai dan tuntutan anak. Kemudian bagaimana peran
16
khotbahkan atau sampaikan kepada para orangtua diluar sana. Karena kebanyakan
masalah yang terjadi ialah anak dar keluarga pelayan salah jalan atau melakukan
hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang disampaikan orangtuanya kepada orang
lain. Tetapi seorang penulis agamawi memberikan solusi kepada orangtua pelayan
dalam keluarganya, dan komitmen merupakan hal yang sangat penting digunakan
keluarganya.14
apapun untuk membuat masyarakatnya atau umatnya menjadi lebih baik. Jika
harga dirinya harus dicabik-cabik untuk menyelamatkan umat, ia harus jalani itu.
Jika ia harus dihina untuk membebaskan umat, ia harus lakukan. Perspektif ini
muncul hanya untuk mempertegas tanggung jawab seorang pemimpin bagi umat,
dimana umat menjadi yang utama dan terutama. Konsep ini pun mengingatkan
keuntungan dirinya sendiri. Karena itu, dalam kerangka prinsip pemimpin sebagai
pelayan rela berkorban menjadi salah satu milai yang patut dikembangkan15
Pelayan atau hamba yang dimaksudkan ialah Pelayan Khusus atau Majelis
Jemaat. Dalam ajaran GPM, didasarkan pada imamat orang percaya maka semua
17
pelayanan dalam gereja (1 Pet. 2:9;10). Dari antara warga jemaat itu dipilih dan
dalam ibadah jemaat. Mereka terdiri atas pendeta dan atau penginjil, penatua, dan
diaken. Dalam ajaran gereja GPM juga menjelaskan tentang apa itu Majelis
Jemaat? Adanya Majelis Jemaat merupakan konsekuensi dari gereja sebagai suatu
jawab mereka adalah untuk memimpin dan mengarahkan pelayanan dalam jemaat
menunjukkan kepemimpinan pelayan atau hamba itu dengan baik maka ia mampu
menjadi pelayan yang siap untuk melayani ditengah kehidupan umat yang
umatnya menjadi lebih baik. Dalam menjalankan semua ini dibutuhkan etika
dalam menentukan mana yang harus dilakukan dan apakah berdampak baik atau
tidak bagi umat yang dilayaninya. Karena pelayan dilihat sebagai orang yang
F. Kerangka Berpikir
Pelayan khusus atau Majelis jemaat lebih khusus dilihat pada penatua dan
melayani umat dalam kehidupan bergereja. Tugas dan tanggung jawab mereka
16
Ajaran GPM IV Bagian 13 tentang Pelayan Gereja (Jabatan Gereja) No. 353, 361
18
ialah melanjutkan misi Allah yaitu missio Dei di dunia dengan menghadirkan
Kerajaan Allah di dalam melakukan pelayan. Sikap kesetiaan dan rela berkorban
harus menjadi dasar untuk pelayanan yang dilakukan oleh mereka. Pelayan itu
dipilih dan ditahbiskan untuk melayani umat bukan untuk dilayani. Oleh sebab itu
pelayan merupakan contoh atau teladan bagi umat. Apa yang di lakukan oleh
dapat menunjang pelayanan yang dilakukannya bagi umat. Etika merupakan suatu
faktor yang menunjuk pada karakter atau sikap manusia yang mampu
membedakan antara yang baik dan yang benar. Jadi dalam melayani, etika pelayan
merupakan bagian penting. Dilihat dewasa ini, hampir semua pelayan hanya
dengan baik. Mereka tidak lagi memperhatikan etika yang baik dalam melakukan
pelayanan. Pelayanan dilakukan sesuka mereka. Bahkan yang lebih buruk ialah
mereka hanya ditahbiskan tapi setelah itu dalam aktifitas ibadah pun mereka tidak
hadir hanya karena alasan-alasan pekerjaan dan sebagainya. Jika pelayan saja
tidak mampu menunjukkan etika yang baik dengan terlibat dalam ibadah-ibadah,
bagaimanakah dengan umat yang dilayani oleh mereka? Umat pasti akan
melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh pelayan khusus atau
Majelis Jemaat. Hal ini jug pasti akan berdampak pada kehadiran umat dalam
setiap ibadah-ibadah.
G. Jenis Penelitian
19
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan.
analisis, mengacu pada data, memanfaatkan teori yang ada sebagai lahan
lain yang harus dimengerti dalam menggunakan metode ini adalah, metode
masalah yang diteliti. Dengan demikian laporan penelitian ini akan berisi kutipan-
laporan.
penunjang.
J. TeknikPengumpulan Data
Terdapat tiga cara yang penulis gunakan dalam pengumpulan data, yakni:
20
1. Observasi : adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan sengaja,
fokus penelitian.
dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara penulis
dan informan.
Data yang diperoleh dalam lapangan ditulis atau diketik dalam bentuk uraian
atau laporan yang terperinci. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan analisis
1. Display Data
menguasai data.
2. Mengambil Kesimpulan
21
Kesimpulan mula-mula masih diragukan akan tetapi dengan bertambanya
L. DefenisiOperasional
Untuk lebih memahami masalah dalam tulisan ini, terdapat beberapa defenisi
yang secara khusus dipahami dengan baik. Hal ini berhubungan dengan
1. Etika
yang baik dan yang benar, yang dapat berdampak untuk hidup
kedepannya.
2. Pelayan
3. Etika Pelayan
mampu menjadi contoh yang bisa mengarahkan umat sesuai apa yang
Allah inginkan. Seorang pelayan jika memiliki etika yang baik ia harus
M. Cara Penyajian
22
Bab I : merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari
gambaran umum lokasi penelitian serta hasil penelitian dan analisa data.
saran.
BAB II
1. Jemaat Liliama
23
a. Aspek Geografi
adalah negeri yang telah ada sejak tahun 1900, dengan konteks hidup
b. Aspek Sejarah
24
jemaat/masyarakat Liliama atau marga-marga ini pada prinsipnya
yang benar tentang pertanian dan cara mengembang hidup lainnya. Cara
oleh mereka.
Ada dua marga atau kelompok yang menetap di dua tempat yang
berbeda yakni di Gunung Nusa Putri (15 Km dari jemaat sekarang) dan
km dari jemaat Liliama yang sekarang. Marga Mokiha bersal dari seram
utara yaitu Seti. Sedangkan marga Hakapaa berasal dari Maraina. Injil
pada tahun 1900, pada masa zending oleh bangsa Belanda, namun
itu saja.
Orang pertama yang menerima injil adalah dari marga Hakapaa adalah
Albert Hakapaa dan dibaptis oleh pendeta belanda , yakni pendeta Hoc.
25
hiyau/mokiha, Kapitan, hatuputty, sabuai dan juga kepada marga
bergabung dalam kelompok marga batih atau asli yang sudah menetap
tempat sebagian kecil marga hiyau tetapi pula hakapaa yang telah turun
mereka tidak terima baik atas pemukulan oleh warga poling terhadap
26
Akhirnya orang tua-tua Liliama, Hiyau dan Hakapaa, Kapitan, Mailao
sayang dan oramg poling dengan alasan tidak rela mereka tidak mau
luas 1000 M2, atas sumpah orang tua-tua poling maka dengan
pertimbangan orang tua-tua Liliama saat itu bahwa aset kebun, tanaman
Nama jemaat Liliama berasal dari kata Lili dan Ama. Kata Lili berarti
27
4. Pendeta Yoseph/Guru Injil
c. Aspek Demografi
Jemaat GPM Liliama sebanyak 313 jiwa jumlah ini tersebar di 2 sektor
jemaat ini, laki-laki sebanyak 164 orang dan perempuan sebanyak 149
1. Keberadaan Jemaat
ini:
28
29
Tabel 1. Keberadaan Jemaat
Kategori Usia
No Sektor Unit 0-3 4-6 7-9 10-12 13-15 16-45 46-59 60-85 >86
Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr
1 Nazareth 3 3 4 2 1 2 1 3 1 2 14 15 2 1 5 4
Eklesia
Viadolorosa 2 3 4 4 2 2 2 2 2 1 15 12 5 3 1 1
2 Sion 4 4 2 2 2 4 3 2 16 13 2 4 3 3
Getsemani
Hosiana 7 2 4 1 2 2 1 1 12 10 4 3 1 2
Jumlah 16 12 14 9 7 10 7 7 4 3 57 50 13 11 10 10
30
Dari data pada tabel 1 diatas menggambarkan kategori usia 16-45
31
1. Kategori Bina Umat
32
Untuk keberadaan bina umat pada tabel 2 perlu disampaikan bahwa
GPM Liliama.
Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat bahwa yang kebanyakan aktif dalam bentuk-
SMTPI. Jika dilihat bahwa jam-jam pelayanan ibadah yang dibuat oleh Ketua
Majelis Jemaat dan perangkat pelayan sudah sesuai dengan jam pulang kerja
dari umat atau jemaat tersebut. Untuk itu perlu dijelaskan tentang bentuk-
34
f. Ibadah Unit: Hari Jumat, jam 17.00
Pengasuh AM
Unit MJ Tuagama Koordinator Wapela Wapelper
SMTPI GPM
Nazareth 3 1 4 1 2 3 1
Via
1 4 4 2 1 4
Dolorosa
Sion 3 1 3 2 2 3
Hosiana 1 2 4 3 2 1 2
Jumlah 8 4 15 8 8 7 15
Pada Tabel diatas menunjukan bahwa para pelayan telah tersebar cukup baik
Jemaat dan pengurus-pengurus yang lain telah memenuhi aturan Gereja. Perlu
unsur wadah organisasi yang telah diatur sesuai jadwal. Sedangkan kelompok
35
wadah SMTPI, hal ini juga yang merupakan salah satu indikator jemaat ini
minggu).
Keanggotaan Unit
Tabel 5. Keadaan keanggotaan Unit
dibawah ini:
Sektor/Unit
Jlh.KK
Jlh. Jiwa L
Jlh. Jiwa P
1 2 3 4 Total Jumlah
unit masih berada pada batas kewajarannya sebagai unit dan belum tepat
36
Nazareth
Viadolorosa
Sion
Hosiana
Hosiana
JUMLAH
Dari data tabel di atas dapat kita memperoleh informasi bahwa keterlibatan
Sedangkan bila kita lihat pada kelompok SMTPI ada terjadi peningkatan
pertumubuhan iman dan spiritualitas umat. SEdangkan bila kita lihat pada
kelompok SMTPI ada terjadi peningkatan kualitas daya bina umat, karena
Problematik Pelayanan
37
berdasarkan renstra jemaat tahun 2016-2020 dapat dilihat problematika
GPM adalah suatu organisasi sosial yang telah matang secara usia
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa segala kapasitas yang ada yakni
kapasitas umat, pelayan dan lembaga terus dipacu bina kearah pemantapan
untuk menjawab segala tugas kapasitas dan tanggung jawab yang ada
keluarga.
38
Keluarga merupakan basis pertumbuhan Gereja kedepan semakin
lebih baik. Oleh karena itu peningkatan ketahanan spritual berbasis keluarga
yang dilakukan Majelis Jemaat telah dilakukan walau memang tidak secara
Ada juga Majelis jemaat yang mengalami masalah keluarga sehingga proses
untuk pembinaan keluarga tetapi warga jemaat belum memahami dengan baik
39
Tabel 6. Keadaan pekerjaan pokok/mata pencaharian
No Tukang
Sektor Papalele Kios Petani Nelayan PNS Pensiun
Ojek
1 Eklesia 5 65 2
2 Getsemani 5 2 1 64 5 1
Jumlah 10 2 1 129 7 1
Dari gambaran tabel diatas, maka dapat kita memperoleh gambaran bahwa
kelompok mata pencaharian utama dari jemaat Liliama yakni petani, baik
untuk tanaman umur panjang tetapi juga umur pendek, yakni kelapa,
40
Eklesia/Nazareth 1045 732 250 137 153
Eklesia/Viadolorosa 150 501 135 97 151
Getsemani/Sion 1031 332 120 92 95
Getsemani/Hosiana 1015 650 134 135 150
Jumlah 3241 2215 639 461 549
yang sering tidak menentu bahkan sering turun drastis membuat sumber
daya yang ada tidak dapat dipasarkan secara normal. Sementara itu bila
buahnya.
Dari gambaran di atas pula bahwa pohon yang banyak dimiliki adalah
pengusaha kopra.
41
Eklesia/Nazareth - 18 - 2 - -
Eklesia/Viadolorosa - 19 - 1 - -
Getsemani/Sion - 17 - 4 - -
Getsemani/Hosiana - 17 - 2 - -
Jumlah - 61 - 9 - -
Dari data tabel di atas klasifikasi pendapatan pokok rumah tangga berkisar pada
level kolom 2 (300-500 ribu) dan kolom 4 (1,5-2 juta). Pada kolom 2 mengandung
hasil kopra dan hampir seluruh anggota jemaat memiliki kebun kelapa dan pala
tetapi juga pala yang dapat dikelola dalam waktu-waktu tertentu selama bulan
berjalan untuk menjamin kebutuhan hidup sehari-hari. Sementara pada level atau
per bulan pada mereka yang mempunyai profesi sebagai guru. Selanjutnya pada
tataran level kolom yang berdiagram garis datar mengandung makna tidak
e. Keadaan Pendidikan
Keadaan tamatan/pendidikan terakhir
Tabel 9. Keadaan Tamatan Pendidikan
SEKTOR PAUD SD SMP SMA DIPLOMA S1
Eklesia - 37 13 12 3 1
Getsemani - 27 22 18 3
Jumlah 64 35 30 6 1
42
Tabel di atas menggambarkan bahwa tamatan pendidikan yang terbanyak
untuk jemaat masih berada pada level SD saja dan hal ini memang
SMP dan SMA tidak terlalu banyak tetapi juga berpengaruh terhadap
pelayanan.
f. Karakteristi Informan
No Nama Usia
1 Sany Latusuay Thn
2 Ignatius Hakapaa Thn
3 Denci Maiilao Thn
4 Tinus Hakapaa Thn
5 Zeth Mokiha Thn
6 Julian Mailao Thn
7 Maya Latuperissa Thn
8 Melanton Hakapaa Thn
9 Leni Herti Hakapaa Thn
10 Christofer M Hakapaa Thn
11 Getsya Kapitan 22 Thn
43
B.
No Nama Jenis Pekerjaan
Pada bagian ini, secara rinci akan dibahas hasil temuan penelitian. Dalam upaya
itu , maka hasil penelitian ini terbagi atas beberapa point, yakni:
Jemaat di Jemaat GPM Liliama . Hal ini bisa dilihat dari pemahaman yang
terlihat seakan berbeda dari segi bahasa namun pada dasarnya memiliki
Ibu Pdt. Sany Latusuay : Etika adalah sesuatu hal yang berkaitan
jemaat adalah etika yang harus menunjukan cara hidup, pola hidup juga
sikap hidup yang sesuai dengan apa yang Allah kehendaki. Agar majelis
44
jemaat lewat etikanya yang ia tunjukan setiap hari baik sedang melakukan
umat.17
Bpk Zeth Mokiha: Etika majelis jemaat adalah etika yang harus
bisa memilah antara mana yang baik dan mana yang salah. Agar ketika
mengetahui apakah itu baik atau tidak agar jemaat atau umat dapat belajar
dapat membuat analisa awal terhadap apa yang telah diungkapkan oleh
para informan bahwa bagi mereka etika itu merupakan sesuatu yang dapat
menetukan atau memilah antara yang baik dan yang buruk, yang layak
untuk dilakukan dan yang tidak layak untuk dilakukan. Dan jika etika
melakukan pelayanan atau pun tidak tetap harus mempunyai etika yang
baik yang mampu menunjukan sikap yang sesuai dengan apa yang
17
Hasil wawancara dengan Ibu. Pdt S Latusuay, S.Si pada 21 Desember 2020
18
Hasil wawancara dengan Bpk. Zeth mokiha pada 21 Desember 2020
19
Hasil wawancara dengan Ibu Maya Latuperissa pada 22 Desember 2020
45
Kata etika asalnya dari beberapa kata yang hampir sama bunyinya, yaitu
ethos atau ta ethika. Kata etos artimya kebiasaan, adat, kata ethos lebih
Selaku pelayan Allah seorang pelayan membutuhkan etika yang baik agar
bisa mencapai tujuannya yaitu membawa umat hidup dalam kasih dan
damai sejahtera Allah . selaku pelayan Allah, seorang pelayan harus hidup
baik.21
kepada umat-Nya.22
Ibu Leni Hakapaa: Pelayan merupakan budak, pelayan itu pembantu yang
Bpk Julian Mailao: Pelayan adalah orang-orang yang dipilih oleh Allah lewat
umat untuk melayani umat kepunyaan Allah sesuai dengan apa yang Allah
kehendaki.24
20
Dr. J. Verkuyl, Etika Kristen Bagian Umum, (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2016) hlm 1
21
Robert P. Borrong, Melayani Makin Sungguh, (Jakarta:BPK Gunung Mulia,2016), hlm 106
22
Hasil Wawancara dengan Bapak Ignatius Hakapaa pada 22 Desember 2020
23
Hasil Wawancara dengan Ibu Leni Hakapaa pada 22 Desember 2020
24
Hail Wawancara dengan Bapak Julian Mailao pada 22 Desember 2020
46
Bpk Dedy Hakapaa: Pelayan merupakan orang-orang yang telah siap
membuat analisa awal terhadap apa yang telah diungkapkan oleh para
informan tentang apa itu pelayan dan bagi mereka pelayan merupakan orang-
orang yang siap untuk melakukan pelayanan, kata kasarnya dapat dikatakan
menurut pendapat mereka ialah bahwa pelayan itu adalah budak atau
pembantu yang siap untuk melayani. Dan menurut mereka juga pelayan adalah
orang-orang pilihan yang sudah dipilihkan oleh pihak yang punya peranan
paling tertinggi atas kehidupan kita untuk siap melakukan pelayanan kepada
Allah lewat umat .yang telah disiapkan untuk melayani umat kepunyaan
Allah.
Dalam bahsa asli Perjanjian Baru ada beberapa kata yang memiliki makna
pelayan, salah satunya yaitu doulos. Kata doulos memiliki bentuk dasar doulos
yang artinya budak atau hamba. Beberapa turunan doulos adalah sundoulos
kata ini ada hubungannya dengan perbudakan. Ketika kata doulos atau
25
Hasil Wawancara dengan Bapak Dedy Hakapaa pada 22 Desember 2020
26
Gerhard Kittel, Gerhard Friedrich and Geoffrey William Bromiley, Theological Dictionary of the
New Testament,Translation of: Theologisches Wortherbuch Zum Neuen Testament. (Grand
Rapids, Mich: W.B. Eerdmans, 1995, c1985), hlm 182
47
budak kepada tuan. Doulos juga mengandung arti komitmen total kepada
Ibu Pdt Sany Latusuay: Jika dilihat pelayan khusus yang saya temui pada
jemaat GPM liliama semenjak saya menjadi pendeta jemaat pada tahun 2019
hingga sekarang ini sangat berbeda jauh dengan yang ada di jemaat-jemaat
yang pernah saya temui. Bahkan sangat berbeda dengan pelayan yang dahulu.
ibadah rolling sector atau unit pelayanan, atau bahkan mereka mendengar
bahwa saya akan mengikuti ibadah-ibadah tertentu itu baru mereka akan
masuk semua. Mereka juga punya sikap yang sangat keras dan tidak mau di
atur, paling suka telat soal pelayanan bahkan tidak menjalankan pelayanan
dengan baik. Yang pernah dilihat tahun 2019 lalu tidak ada perubahan hingga
tahun 2020 meski saya sudah coba mengambil dengan sikap lembut sekalipun.
Dan saat ini saya akan coba menjalankan cara baru yaitu saya akan mencoba
dengan sikap keras dan tegas kepada mereka. Kemudian Ibu Sany melanjutkan
bahwa: Jika dilihat dari masa-masa orientasi yang dijalankan setiap adanya
Majelis Jemaat yang baru, saya menemukan bahwa materi yang diberikan
kepada para Majelis baru ialah materi yang hanya bersifat birokrasi atau lebih
pengalaman pelayanan itu tidak ada, maksud saya seperti meditasi atau
semacam pengenalan akan Tuhan dan pelayanan-Nya itu kurang sekali untuk
27
Frank Damazio, The Making of Leader, (Portland City Bible Publishing, 1988), hlm 171-186
48
dapat menyentuh setiap pikiran dan perasaan para Majelis yang baru ini.
Sehingga dapat dikatakan bahwa mereka ini sangat punya kelemahan soal
pelayanan itu terletak pada pemahaman mereka mengenai apa itu pelayan dan
untuk siapa mereka melakukan pelayanan dan bagaaimana juga mereka harus
yang mereka lakukan sangat berbeda dengan pelayan yang dahulu. Pelayan
melayani Tuhan. Namun jika dilihat yang sekarang ini. Dilihat dari ibada-
ibadah kecil saja mereka kadang tidak ditemui dalam ibadah. Mereka lebih
tapi kalau ibadah saya lihat tidak pernah hal itu terjadi. Dari delapan majelis
Oma uly: Majelis Jemaat sekarang dan yang dahulu sangatlah berbeda.
Yang sekarang mereka melakukan pelayanan sesuka mereka dan tidak takut
sama Tuhan. Tapi jika dilihat pelayan yang dahulu zaman kami, itu sangat
tidak pernah lalai. Untuk melakukan hal-hal yang tidak baik saja mereka
sangat takut. Takut akan murka Tuhan. Tetapi pelayan yang sekarang ini
mereka tidak takut sama sekali terhadap murka Tuhan, mereka anggap
28
Hasil Wawancara dengan Ibu Pdt Sany Latusuay pada 23 Desember 2020
29
Hasil Wawancara dengan Nn Getsya Kapitan pada 23 Desember 2020
49
semuanya biasa-biasa saja. Mereka tidak memiliki sikap dan karaker sosok
pelayan Tuhan.30
dengan perbedaan pelayan khusus yang dahulu dan yang sekarang, menurut
sebagian besar informan bahwa ada perbedaan yang sangat besar antara etika
pelayan khusus yang sekarang dengan yang dahulu. Menurut mereka, kalau
adalah pelayan-pelayan yang sangat takut akan Tuhan dan sangat punya
menurut mereka tidak ada hal yang lebih penting selain melayani Tuhan lewat
zaman sekarang ini, dengan berbagai tuntutan hidup sekarang ini jadi jelaslah
juga tanpa diketahui seseorang akan menggunakan pelayanan sebagai hal yang
menjalankan dengan baik. Dengan jalan bekerja dan menjadi seorang pelayan
rasa tenang dan aman, kebutuhasn sosial dan kebutuhan ego masing-masing.
50
jemaat Liliama tersebut. Dalam melakukan pekerjaan juga diperlukan
menjalankan pelayan Tuhan dengan baik, harus bisa mengatur dengan baik
sebagai bukti pengabdian serta rasa syukur dalam memenuhi tanggung jawab
apa itu Etika yang mengarah pada sikap, karakter, dan perilaku seseorang
budak yang siap untuk melayani tuan dan juga pelayan merupakan
umat. Karena pelayan adalah piihan Allah lewat umat untuk melayani
3. Pelayan Khusus Jemaat GPM Liliama memahami etika dan pelayan serta
etika pelayan sebagai sesuatu yang harus di lakukan sesuai dengan apa
yang dikehendaki oleh Tuhan ketika menjadi seorang pelayan yang adalah
hamba atau budak dengan harus memiliki karakter sebagai seorang hamba
51
menjalankan tugas tanggungjawab pelayanan dengan baik dan benar serta
4. Perbedaan antara Pelayan Khusus yang dulu dan sekarang pada Jemaat
GPM Liliama adalah Pelayan Khusus yang dahulu dilihat sebagai pelayan
Tuhan yang benar-benar memiliki etika pelayan yang baik dan benar.
menunjukkan sikap dan karakter seorang hamba yang takut akan Tuhan.
Hal ini berbanding terbalik dengan Pelayan Khusus sekarang ini pada
dilihat mereka sama sekali tidak memiliki karakter seorang pelayan yang
BAB III
52
Dari hasil penelitian, telah diketahui bahwa Pelayan Khusus di Jemaat
GPM Liliama hanya mengetahui tentang apa itu etika dan pelayan. Tetapi pada
Pelayan Khusus itu harus beretika dengan baik sebagai seorang Hamba Tuhan.
Sehingga mereka hanya mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka
sebagai pelayan dengan sesuka mereka saja. Dengan demikian penulis akan
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang Pelayan Khusus
itu seorang pelayan Tuhan harus yakin akan keselamatan Allah atas
orang percaya dari cara hidup yang sia-sia (1Ptr, 1:18-18), oleh sebab
itu seorang pelayan Tuhan harus berubah dari cara hidup yang lama
53
pikiran.31 Sehingga ia tidak lagi melakukan perbuatan yang sia-sia
rela melakukan dan menerima semua itu atas dasar kerelaan dan hal ini
oleh Yesus yang taat pada Allah Bapa yang mengutusnya. Begitupun
para nabi dan rasul yang taat berbicara atas nama Allah. Seoran
31
Yotan Teddy Kusnandar, Pentingnya Golden Character, (Epigraphe 1, no.1, 2017), hlm 11-22
32
Asih Rachmani Endang Sumiwi, Pembaharuan Pikiran Pengikut Kristus Menurut Roma 12:2,
(Jurnal: Teologi Berita Hidup 1 no 1, 2018)
33
Joseph Christ Santo, Makna dan Penerapan Frasa Mata Hati yang Diterangi Dalam Efesus 1:18-
19, (Jurnal: Teologi Berita Hidup 1 no 2, 2018.
34
Danny Yonathan, Memahami Konsep Menyangkal Diri, Memikul Salib Dan Mengikut Yesus,
Sebuah Analisa Lukas 9:23-26, (Jurmal: Teologi Berita Hidup 1 no 2, 2019), hlm 121-137
54
Wujud dari ketaatan kepada Tuhan adalah ketaatan dalam melakukan
Tuhan.35
memiliki respon yang baik, tidak perlu banyak bicara tetapi cakap
35
Asih R E Sumiwi, Menerapakn Konsep PelayanTuhan Perjanjian Baru, (Jurnal: Teologi dan
Pelayanan Kristiani 3 no 2, 2019) hlm 9
55
sakit. Dalam hal ini pelayan Tuhan yang lain yang melayani dalam
tidak baik yang sedang di alami oleh pelayan Tuhan seharusnya tidak
f. Memiliki integritas
56
mengandung dua bagian: kemampuan (bakat) dan watak (karakter).
Kristus. Seorang pelayan Tuhan disebut baik, setia, jujur, rajin, tahan
baik, melainkan karena ia adalah orang berdosa yang telah ditebus oleh
57
bahwa Paulus dan kawan-kawan telah membuktikan integritas mereka
kesabaran, kemurnian dan ketaatan pada Tuhan ketika situasi baik dan
Allah dan bukan oleh dan untuk pribadi manusia. Oleh karena pelayan
Memiliki hati seorang hamba adalah ciri pelayan Tuhan. Sikap seorang
37
Yusuf Umma, Melangkah Menggapai Sukses: Refleksi Hidup Seorang Hamba, (PBMR ANDI:
Yogyakarta, 2020), hlm 80-82
58
Sesungguhnya seorang pemimpin dan pelayan yang terbaik selalu
pemimpin, baik untuk diri sendiri, keluarga, atau orang lain. Jika kita
ada otoritas Allah yang turun dan berkuasa atas hidup kita sebagai
sebagai berikut:
untuk melayani. Inti dari sikap seorang hamba ialah rasa aman.
Demikian pula halnya, hanya orang yang merasa aman saja yang akan
sebagian orang akan melayani karena suatu krisis. Tetapi anda bisa
59
selalu mementingkan kedudukan. Para pemimpin dan pelayan
Tuhan yang benar dan memiliki sikap hati seorang hamba tidak
terhadap sesama. Itu sebabnya penting sekali bahwa para pemimpin itu
Jemaat dapat semakin mendekat pada suatu kebenaran atau tidak, yang
organisasi di bumi. Kalau hidup seorang pelayan Tuhan tidak benar, masih
dilayani terbawa ikut menjauh dari pusat pusaran kebenaran. Hal ini sering
tidak disadari, baik oleh pelayan Tuhan tersebut maupun oleh jemaat yang
dirinya yang sebenarnya di hadapan Allah. Dalam hal ini, hanya orang
38
Philip Suciadi Chia, Elisabeth Sulastri, Kesetiaan Allah Tak Terkekang oleh Waktu, (Yogyakarta:
Stiletto Indie Book, 2000), hlm 10-11
60
yang dipimpin Roh Kudus yang bisa masuk dalam pusat pusaran
kebenaran.
dilayani oleh pelayan Tuhan yang tidak bersentuhan dengan Allah, masih
bisa eksis dalam pelbagai kegiatan pelayanan rohani, tetapi pasti tidak ada
seorang pelayan Tuhan melakukan hal tersebut? Sebab dia bisa belajar
teologi dari berbagai aspeknya, dan teknik teknik pelayanan, sehingga bisa
pastoral serta organisasi. Tetapi mereka melayani tanpa jiwa atau nafas
kehadiran Tuhan, sangat terasa kering dan mekanis dan pastinya banyak
seorang pelayan Tuhan mulai terdorong untuk hidup tidak bercacat, tidak
bercela. Dan ini sebenarnya yang disebut menyembah Allah dalam Roh
mengatakan bahwa dia adalah ‘seorang pelayan Kristus yang setia” demi
kepentingan kaum beriman (1:7) dan salah seorang yang selalu bergumul
demi kepentingan mereka dalam doa (4:12). Seorang pelayan yang setia
39
Erastus Sabdono, New Normal of Christianity, (Jakarta Utara: Rehobot Literature, 2020)
61
adalah seorang hamba yang setia. Epafras menemui Paulus dari Kolose,
dan kembali dari Paulus ke Kolose untuk melayani kaum beriman disana.
melayani kristus, tetapi seorang yang melayani, yang melayani orang lain
Pelayan kristus yang sejati selalu melibatkan Alkitab dan Roh Kudus.
Alkitab memberikan berita dan misi yang utama bagi semua pelayan
Kristen, dan bilamana Roh Kudus tidak aktif, maka pelayanan itu tidak
dalam setiap diri pelayan Tuhan haruslah melibatkan Alkitab dan Roh
Kudus dalam setiap pelayanannya, dan ini memang sangat betul karena
itulah yang harus dilakukan oleh setiap pelayan Tuhan. Trull dan Carter
40
Witness Lee, Pelajaran Dasar Tentang Pelayanan, (Surabaya: Yasperin, 2020)
41
Ronald W Leigh, Melayani Dengan Efektif, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011), hlm 3
62
benar panggilan pelayanan itu.42 Seorang pelayan Tuhan dalam hal ini
pelayan Tuhan memiliki gaya hidup yang baik di mata jemaat yang sedang
dilayani.
Ada beberapa hal yang akan dilihat dalam pelayanan Yesus yang dapat
1. Gembala
63
Nya dalam setiap injil yang telah dicatat secara lengkap. Melayani
ditinjau masa tiga tahun Yesus melayani nyata kepada kita bahwa
Sorga.43
64
utuh. Namun agar seorang gembala mampu mengenal ternaknya
untuk menjadi seorang gembala yang berhasil ialah sifat yang tak
dan hidup.
2. Pengajar/Guru
dengan terus terang dengan tujuan yang jelas pula. Tujuan Yesus
65
membuat murid-murid aktif dan senantiasa di dalam keaktifan,
3. Hamba
kepala gereja dimengerti dalam arti hamba, sesuai dengan apa yang
(Mat. 20:28).
45
C. Peter Wagner, Strategi Perkembangan Gereja, (USA: Gospel Literature Internatinal, 1998),
hlm 24
66
Pelayanan-Nya sebagai Hamba nyata dalam pengabdian dengan
salib. Hamba dalam arti berserah diri sepenuhnya dalam cinta kasih
67
memberi diri untuk melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya.
dalam pelayanan.46
mengatakan bahwa, “Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk
46
Asih Rachmani Endang Sumiwi, Konsep Pelayanan Tuhan Perjanjian Baru dan Penerapannya
Pada Masa Kini, (Artikel Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani, 2019)
68
melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia
69
utama dari tindakan penggembalaan. Penggilan seorang gembala
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
70
1. Menurut Pelayan Khusus Jemaat GPM Liliama memahami etika dan
seorang pelayan yang adalah hamba atau budak dengan harus memiliki
dengan pelayan yang baik sebagai bagian yang menjadi cermin bagi
71
bahkan ketika mereka ditolak sekalipun mereka akan terus
menjalankan misi Allah itu. Karena Yesus dan pelayan lainnya itu
mereka percaya bahwa ketika Allah mengutus, maka Allah tidak akan
pelayanan itu dengan baik agar misi Allah itu dapat tersampaikan
B. SARAN
Tuhan yang baik dan benar. Dengan demikian, maka dalam kehidupan
dengan baik. Karena hal ini dapat berdampak buruk terhadap jemaat
72
pelayan terhadap umat maupun umat terhadap pelayan dan juga
DAFTAR PUSTAKA
Ajaran GPM IV Bagian 13 tentang Pelayan Gereja (Jabatan Gereja) No. 353, 361
73
Asih R.E.S , Pembaharuan Pikiran Pengikut Kristus Menurut Roma 12:2, Jurnal: Teologi
Berita Hidup 1 no 1, 2018
Asih R.E.S , Menerapakn Konsep PelayanTuhan Perjanjian Baru, Jurnal: Teologi dan
Pelayanan Kristiani 3 no 2, 2019
Danny Yonathan, Memahami Konsep Menyangkal Diri, Memikul Salib Dan Mengikut
Yesus, Sebuah Analisa Lukas 9:23-26, Jurmal: Teologi Berita Hidup 1 no 2, 2019
Erastus Sabdono, New Normal of Christianity, Jakarta Utara: Rehobot Literature, 2020
Frank Damazio, The Making of Leader, Portland City Bible Publishing, 1988
Hasil wawancara (lewat Telepon) dengan ibu. Dencis 20 Februari 2020, pukul 17.00-
19.00 Wit
Henk Ten Napel, Jalan Yang Lebih Utama Lagi, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1990
Joe. E. Trull, James. E. Carter, Etika Pelayan Gereja: Peran Moral dan Tanggung Jawab
Etis Pelayan Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012
Josef P Widyatmadja, Yesus dan Wong Cilik: Praksis Diakonia Transformatif dan
Teologi Rakyat di Indonesia, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010
Maidiantius Tanyid, Etika Dalam Pendidikan: Kajian Etis Tentang Krisis Moral
Berdampak Pada Pendidikan, (Jurnal:STAKN Toraja)
74
Philip Suciadi Chia, Elisabeth Sulastri, Kesetiaan Allah Tak Terkekang oleh Waktu,
Yogyakarta: Stiletto Indie Book, 2000
Peter Wagner, Strategi Perkembangan Gereja, USA: Gospel Literature Internatinal, 1998
Robert Borrong, Etika dan Karakter kepemimpinan: dalam Perspektif Kristiani, dalam
Kepemimpinan Kristiani. Jakarta: Unit Publikasi & Informasi Sekolah Tinggi
Teologi Jakarta, 2003.
Ronald W Leigh, Melayani Dengan Efektif, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011
Sonny Zaluchu, “Respons Tests of Leadership Menurut Teori Frank Damazio Pada
Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Kepemimpinan Kristen STT Harvest Semarang,
“Jurnal Jaffray 16, no 2 (2018): 145-160
Yusuf Umma, Melangkah Menggapai Sukses: Refleksi Hidup Seorang Hamba, PBMR
ANDI: Yogyakarta, 2020
https://ojs.sttjaffray.ac.id/index.php//JJV71/article/view/289
75