Anda di halaman 1dari 7

e-ISSN:2540-8321 p-ISSN 2540-8313 URL: http.\\ojs.unud.co.id\index.

php\eum Volume 48 Nomor 2 Mei 2017

Seorang penderita dengan kecurigaan glanzmann’s


thrombasthenia

Cokorda A Wahyu P, Ketut Suega, Losen Adnyana


Divisi Hematologi dan Onkologi Medik Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK Unud-RSUP Sanglah
Denpasar
email:medicina_fkudayana@yahoo.co.id

Abstrak

Glanzmann’s thrombasthenia adalah penyakit yang ditandai dengan defisiensi GPIIb-IIIa platelet
complex yang berperan penting dalam agregasi platelet. Glanzmann’s thrombasthenia merupakan
gangguan fungsi platelet yang diturunkan disebabkan oleh abnormalitas GPIIb-IIIa platelet complex
receptor. Jika reseptor ini tidak ada atau tidak bekerja dengan baik, platelet tidak dapat melekat pada
dinding pembuluh darah yang mengalami perlukaan dan sulit untuk membentuk pembekuan darah yang
normal. Laporan kasus ini menjelaskan seorang penderita dengan kecurigaan Glanzmann’s
thrombasthenia. Seorang laki-laki berusia 44 tahun mengeluh gusi berdarah dan malaise selama satu
minggu. Pasien didiagnosis dengan kecurigaan Glanzmann’s thrombasthenia dan diberi terapi tranfusi
PRC dan tranfusi kriopresipitat untuk menghentikan perdarahan gusi pasien. Hal ini disebabkan karena
ciri khas penyakit ini adalah ketiadaan agregasi platelet terhadap respon pada agonis fisiologis multipel
seperti ADP, epinefrin, thrombin, dan kolagen. [MEDICINA. 2016;………………].

Kata kunci: Glanzmann’s thrombasthenia, kompleks glikoprotein, GPIIb-IIIa, disfungsi platelet

Abstract

Glanzmann’s thrombasthenia is a disease characterized by a deficiency of platelet GPIIb-IIIa complex


which played an important role in platelet aggregation. Glanzmann's thrombasthenia is an inherited
platelet function disorder caused by abnormalities of GPIIb-IIIa platelet receptor complex. If none of
these receptors or not working well, platelets can not be attached to the wall of the blood vessel injury
and it is difficult to establish normal blood clotting. This case report describes a patient with
Glanzmann’s thrombasthenia suspicion. A man aged 44 years complained of gums bleeding and
malaise for one week. Patient diagnosed with suspicion of Glanzmann's thrombasthenia and given a
transfusion therapy of PRC and cryoprecipitate to stop the gum bleeding. This is because the hallmark
of this disease is the absence of platelet aggregation in response to multiple physiological agonists such
as ADP, epinephrine, thrombin, and collagen. [MEDICINA. 2016;……………..]

Keywords: Glanzmann's thrombasthenia, glycoprotein complex, GPIIb-IIIa, platelet dysfunction


e-ISSN:2540-8321 p-ISSN 2540-8313 URL: http.\\ojs.unud.co.id\index.php\eum Volume 48 Nomor 2 Mei 2017

Pendahuluan fungsi platelet yang diturunkan disebabkan

P ada tahun 1918, Dr. Eduard


Glanzmann’s pertama kali
oleh abnormalitas GPIIb-IIIa platelet
complex receptor. Jika reseptor ini tidak
mengidentifikasi penyakit Glanzmann’s ada atau tidak bekerja dengan baik, platelet
thrombasthenia (GT), pada anak di sebuah tidak dapat melekat pada dinding
desa di Swiss.1 Pada tahun 1956, pembuluh darah yang mengalami
Braunsteiner dan Pakesch mengulas perlukaan dan sulit untuk membentuk
gangguan fungsi trombosit dan dijelaskan pembekuan darah yang normal.4 Pada
trombastenia sebagai penyakit bawaan laporan kasus ini akan dilaporkan seorang
yang ditandai oleh trombosit dengan penderita dengan kecurigaan Glanzmann’s
ukuran normal namun gagal untuk thrombasthenia dengan manifestasi gusi
menyebar ke permukaan dan tidak mampu berdarah yang sulit dihentikan.
membentuk retraksi bekuan.2 Gambaran
klinis diagnostik GT termasuk tidak Ilustrasi kasus
adanya agregasi platelet sebagai fitur Seorang pria, berusia 44 tahun,
utama yang jelas dilaporkan di tahun 1964 agama Hindu, suku Bali, datang ke RS
pada 15 pasien di Perancis oleh Caen dkk.3 Swasta pada bulan Februari 2015. Pasien
Kegagalan dari agregasi platelet diamati datang dengan keluhan utama gusi
pada GT dapat langsung berhubungan berdarah. Gusi berdarah dikatakan terjadi
dengan kegagalan mengikat fibrinogen mendadak seminggu sebelum masuk RS
dengan baik seperti pada tipe 1, atau yang dan terjadi tanpa didahului trauma ataupun
kadarnya jauh menurun seperti pada tipe 2 benturan. Awalnya hanya sedikit-sedikit,
GT. Baru-baru ini, bentuk varian namun makin lama dirasakan makin
dilaporkan di mana kompleks GP IIb / IIIa banyak. Gusi berdarah hilang timbul
ada namun dengan kualitatif yang selama satu mingggu ini.
abnormal, yang mengarah pada kegagalan Demam disangkal oleh pasien,
pengikatan fibrinogen.4 Manifestasi klinis perdarahan ditempat lain disangkal. Buang
dapat ringan atau ditandai oleh perdarahan air kecil dan buang air besar dikatakan
berulang yang beratnya bervariasi. Hal ini normal. Makan minum dikatakan baik.
mungkin tak terduga pada pasien yang Riwayat mimisan, gusi berdarah,
terkena, kadang-kadang menyebabkan dan memar-memar dikulit sejak kecil
morbiditas atau bahkan mengancam jiwa.5 memang diakui oleh penderita. Penderita
Platelet dan faktor-faktor koagulasi mengatakan bila terbentur sesuatu,
memegang peranan penting dalam terkadang mudah lebam-lebam. Sering
mekanisme hemostasis primer. Gangguan mimisan tanpa didahului oleh jatuh
platelet yang diturunkan menyebabkan ataupun trauma. Gusi berdarah kadang
gejala perdarahan dengan tingkat terjadi spontan ataupun saat sikat gigi, dan
keparahan yang bervariasi. Glanzmann’s biasanya berhentinya agak lama.
thrombasthenia merupakan gangguan

Gambar 1. Pedigree pasien


e-ISSN:2540-8321 p-ISSN 2540-8313 URL: http.\\ojs.unud.co.id\index.php\eum Volume 48 Nomor 2 Mei 2017

Gambar 2. Gusi berdarah

Gambar 3. Pemeriksaan agregasi trombosit

Pasien mengatakan ibu dan rongga mulut pasien, tampak gusi berdarah
ayahnya masih memiliki hubungan dengan penampakan gigi-geligi dalam
keluarga. Pasien merupakan anak ke empat batas normal (gambar 2). Pemeriksaan
dari empat bersaudara, dan kakak ke dua thorak dan abdomen dalam batas normal,
pasien memiliki sakit serupa, yaitu mudah hepar dan lien tak teraba. Pada ekstremitas
mimisan dan gusi berdarah juga sewaktu tidak terdapat lebam-lebam ataupun ptekie.
kecil, namun saat ini sudah sangat jarang Hasil laboratorium saat pasien
terjadi. Saat ini, pasien memiliki dua anak MRS didapatkan hemoglobin 7,0 g/dL
namun tidak menunjukkan gejala seperti (12-16 g/dL), MCV 58 fL (80-100 fL),
dirinya. Pada gambar 1 dapat dilihat MCH 18 pg (26-34 pg), hitung sel darah
silsilah keluarga (pedigree) pasien. putih 10.2 x 103/µL (4,1-11 x 103/µL) dan
Pada pemeriksaan fisik, hitung trombosit 348 x 103/µL (140-440 x
konjungtiva tampak anemik tanpa adanya 103/µL). activated thromboplastin time
ikterus di sklera pasien. Dari pemeriksaan (APTT) 34 detik (kontrol 37 detik);
e-ISSN:2540-8321 p-ISSN 2540-8313 URL: http.\\ojs.unud.co.id\index.php\eum Volume 48 Nomor 2 Mei 2017

prothrombin time (PT) 14 detik (kontrol resesif. Genetik heterozigot (carrier)


14,4 detik), INR 1,19, bleeding time (BT) umumnya tanpa gejala dan memiliki tes
1,5 menit (kontrol 1-6 menit). Hapusan fungsi platelet yang normal.5,7 Meskipun
darah tepi menunjukkan kesan normal. angka kejadiannya sangat jarang
Pasien melakukan pemeriksaan ditemukan di seluruh dunia, namun
agregasi trombosit didapatkan prevalensi yang cukup tinggi ditemukan
hipoagregasi terhadap ADP, pada daerah-daerah yang sering melakukan
normoagregasi terhadap kolagen, pernikahan dengan kerabat ataupun
hipoagregasi terhadap epinefrin (Gambar saudara.5 Empat populasi yang tersering
3). dilaporkan mengalami penyakit ini adalah
Pasien didiagnosis dengan Gipsi Prancis, Yahudi Irak, Yordania
kecurigaan Glanzmann’s thrombasthenia Arab, dan India Selatan (Semua memiliki
serta anemia sedang hipokromik mikrositer frekuensi perkawinan antar kerabat yang
karena perdarahan kronis dan diberi terapi tinggi).7,8 Gen yang mengkode untuk
tranfusi PRC dan tranfusi cryoprecipitate GPIIb dan GPIIIa, yang keduanya terletak
untuk menghentikan perdarahan gusi di kromosom 17q 21-23, dan beberapa
pasien. Setelah 3 hari dirawat, pasien mutasi ditemukan pada gen penderita ini
dipulangkan karena Hb telah membaik dan menyebabkan berkurangnya ekspresi
perdarahan telah berhenti. kompleks glikoprotein, sehingga
menimbulkan disfungsi trombosit.1,9
Diskusi Gangguan ini dibagi menjadi tiga
Pasien dengan Glanzmann’s klasifikasi, yang dibagi berdasarkan
thrombasthenia (GT) biasanya bergejala konten fibrinogen dan tingkat retraksi
pada masa bayi ataupun anak usia dini bekuan. Klasifikasinya adalah tipe I dan
dengan manifestasi berupa purpura, tipe II yaitu hasil dari mutasi dari GPIIb
epistaksis, perdarahan gingiva, dan atau GPIIIa yang menyebabkan kurangnya
perdarahan berkepanjangan akibat trauma. (tipe I yaitu: kurang dari 5% dari normal)
Pendarahan yang terjadi pada gangguan ini atau ekspresi yang sangat berkurang (tipe 2
biasanya spontan, namun terkadang bisa yaitu: kurang dari 10-20% dari normal)
pula akibat trauma minimal.6 Pada dari GPIIb/IIIa kompleks di permukaan
kebanyakan pasien munculnya epistaksis platelet.9 Selain itu, mutasi yang jarang
lebih sering pada anak-anak dan seiring didapatkan mengakibatkan kompleks
bertambahnya umur, gejala ini biasanya disfungsional yang mengakibatkan
berkurang berganti dengan perdarahan munculnya tipe III, atau sering disebut
gusi. Perdarahan ginggiva sering bentuk varian.9 Klasifikasi ini lebih baik
disebabkan karena kebersihan rongga dibandingkan dengan kelainan molekuler
mulut yang tidak terjaga dengan baik.7 untuk klinis penyakit, tapi sayangnya
Keluhan utama pada pasien ini untuk sebagian besar sulit ditentukan.5
adalah perdarahan gusi yang hilang timbul Pada pasien didapatkan adanya
selama satu minggu terakhir. Perdarahan kemungkinan pewarisan penyakit dari ke
ditempat lain disangkal oleh pasien. dua orang tua pasien. Orang tua pasien
Demam disangkal oleh pasien sehingga masih memiliki hubungan keluarga,
kemungkinan infeksi dengue dapat sehingga gen carrier orang tua menurun ke
disingkirkan. Riwayat pasien yang juga pada dua anaknya, pasien dan kakaknya.
sering mengeluh mimisan, gusi berdarah Glanzmann’s thrombasthenia
dan lebam-lebam sejak kecil memperkuat ditandai dengan morfologi trombosit yang
dugaan adanya kelainan genetik pada normal dan normalnya jumlah trombosit,
pasien ini. waktu perdarahan terkadang mengalami
Glanzmann’s thrombasthenia pemanjangan, tidak adanya atau
memiliki pola pewarisan autosomal menurunnya retraksi bekuan, dan
e-ISSN:2540-8321 p-ISSN 2540-8313 URL: http.\\ojs.unud.co.id\index.php\eum Volume 48 Nomor 2 Mei 2017

trombosit yang agregasinya normal di juga dapat mempengaruhi fungsi trombosit


hadapan ristocetin, agregasi platelet tidak seperti pembekuan afibrinogenemia
ada atau menurun terhadap epinefrin, asam bawaan dan penyakit von Willebrand.
Arachidonat, dan ADP, dimana faktor- Tromboastenia didapat dapat
faktor ini berpengaruh terhadap dikesampingkan dengan adanya riwayat
penempelan fibrinogen dengan platelet keluarga lain yang kemungkinan menderita
untuk agregasi.4,5,10 Agregasi platelet hal serupa.12
biasanya terjadi sebagai respon terhadap Tidak ada obat yang dapat
ristocetin dimana tidak tergantung dengan menyembuhkan Glanzmann’s
fibrinogen. Pemeriksaan flow cytometry thrombasthenia. Secara keseluruhan
dapat digunakan untuk mendeteksi morbiditas dan mortalitas sulit untuk
keberadaan kompleks GPIIb-IIIa, dimana diperkirakan karena jarangnya insiden,
GPIIb (CD41), GPIIIa (CD61) dan tetapi dalam banyak penelitian prognosis
fibrinogen dapat dideteksi dengan dikatakan baik.5,7 Perdarahan menjadi
menggunakan antibodi monoklonal.11 perhatian klinis utama dan perawatan
Metode ini juga dapat digunakan untuk suportif adalah terapi yang bisa diberikan.
memprediksi status pembawa didalam Transfusi trombosit diperlukan sebelum
anggota keluarga pasien.12 prosedur invasif ataupun perdarahan
Pada pasien, hasil pemeriksaan episode berat.5 Alloimmunization
laboratorium didapatkan jumlah trombosit, trombosit terhadap kelompok HLA
faal hemostasis dan hapusan darah tepi dan/atau glikoprotein GPIIb/IIIa adalah
dalam batas normal. Pemeriksaan agregasi terapi yang dapat dipilih. Selain transfusi,
trombosit didapatkan hipoagregasi manajemen utama perawatan adalah
terhadap epinefrin dan ADP. Tidak pencegahan terjadinya perdarahan.13
didapatkan kelainan pada ristocetin, Pengobatan GT adalah masalah
sehingga kemungkinan besar diagnosis yang menantang, terutama ketika transfusi
pasien kearah Glanzmann’s trombosit berulang menginduksi anti-
thrombasthenia. Pemeriksaan spesifik GPIIb/antibodi IIIa. Plasmapharesis yang
penyakit ini ialah kurangnya jumlah atau diikuti dengan transfusi trombosit berhasil
ketiadaan reseptor fibrinogen (GpIIb/IIIa) digunakan untuk pencegahan dan
pada permukaan platelet, namun pengobatan perdarahan intra dan
pemeriksaan ini belum tersedia postpartum dalam kasus GT dengan
dimanapun. kehamilan. Ini adalah prosedur yang
Diagnosis banding pada pasien kompleks dan hanya dapat dilakukan pada
dengan perdarahan mucocutaneous, pusat-pusat rujukan khusus yang memiliki
perdarahan yang berkepanjangan dan peralatan lengkap. Pada beberapa pasien,
trombosit yang normal yaitu GT, penyakit kondisi GT telah dianggap cukup serius
von Willebrands dan Bernard-Soulier dan perlunya pertimbangkan transplantasi
Syndrome (BSS). Meskipun mungkin tidak sumsum tulang.13 Faktor koagulasi
mudah untuk mendiagnosa dan rekombinan VIIA telah disetujui oleh FDA
membedakan diantara banyaknya pada bulan Juli 2011 sebagai pengobatan
gangguan perdarahan lainnya, normalnya perdarahan dan manajemen perioperatif
aglutinasi trombosit terhadap ristocetin dan pada pasien dengan GT refrakter terhadap
normalnya ukuran trombosit pada pasien platelet transfusi, dengan atau tanpa
ini jelas mengesampingkan BSS. antibodi untuk trombosit.14
Trombositopenia yang diturunkan Rekombinan faktor VIIa (rFVIIa)
dieliminasi dengan diperoleh jumlah telah berhasil digunakan dalam kasus-
trombosit yang normal pada pasien ini kasus disfungsi platelet dan merupakan
(348 x 103/µL). parameter koagulasi yang pendekatan alternatif untuk penghentian
normal menyingkirkan gangguan yang awal perdarahan, terutama untuk penderita
e-ISSN:2540-8321 p-ISSN 2540-8313 URL: http.\\ojs.unud.co.id\index.php\eum Volume 48 Nomor 2 Mei 2017

dengan antibodi dan/atau sejarah transfusi Glanzmann’s’s thrombasthenia adalah


berulang.14,15 Obat ini sering digunakan gangguan perdarahan yang langka. Hal ini
dan dikombinasikan dengan agen anti- terutama ditemukan di sejumlah populasi
fibrinolitik. Namun obat rFVIIa harganya yang menikah dengan kerabat dekat.
masih cukup mahal, membuatnya menjadi Pasien biasanya datang dengan mudah
pilihan yang sulit di negara-negara memar dan pendarahan dari epistaksis
berkembang.15 ataupun gusi. Pasien memiliki jumlah
Mekanisme yang tepat dari aksi trombosit normal tetapi tes agregasi
rekombinan faktor VIIa dalam mencapai platelet yang abnormal. Glanzmann’s
hemostasis di GT tidak sepenuhnya trombastenia bersifat autosomal resesif dan
dipahami. FVIIa memainkan peran kunci mungkin timbul dari sejumlah mutasi yang
dalam inisiasi hemostasis. Bahkan, mempengaruhi GPIIb, GPIIIa, dan/atau
menurut model cell based dari koagulasi GPIIb/IIIa kompleks. Pengobatan suportif
cederanya dinding pembuluh darah, faktor adalah cara terbaik untuk perawatan, dan
jaringan (TF) yang terpapar dengan perdarahan dikelola dengan transfusi
sirkulasi darah akan membentuk TF-FVIIa trombosit. Tatalaksana yang tepat akan
kompleks yang akan membentuk sel TF- membuat GT memiliki prognosis yang
bearing, di mana mereka mengaktifkan sangat baik.
faktor X (FXa), yang akan mengarahkan
terjadinya konversi protrombin menjadi Daftar Pustaka
thrombin. Terbatasnya jumlah trombin 1. Bellucci S, Damaj G, Boval B. Bone
yang terbentuk kemudian mengaktifkan marrow transplantation in severe
kofaktor V, VIII dan XI, serta trombosit Glanzmann’s thrombasthenia with
yang akan terakumulasi pada lokasi antiplatelet alloimmunization. Bone
cedera.16 Marr Trans. 2007;25:327-30.
Dosis rFVIIa untuk terapi GT tidak 2. Blickstein D, Dardik R, Rosenthal E,
efektif bila dosis rendah (90 mcg / kg), tapi Lavah J, Molad Y, Inbal A. Acquired
sangat baik dengan peningkatan dosis thrombasthenia due to inhibitory effect
sampai 120 mcg/kg. Studi lebih lanjut of glycoprotein IIbIIIa autoantibodies.
diperlukan untuk menjelaskan mekanisme IMA J. 2014;16:307-10.
aktivasi trombosit baru terjadi pada rFVIIa 3. Berlocher WC, Zeltzer PM.
dosis tinggi.17 Glanzmann’s thrombasthenia:
Obat-obatan yang mempengaruhi prevention of bleeding complication
fungsi trombosit, seperti OAINS atau using microfibrillar collagen and oral
aspirin, harus dihindari. Imunisasi untuk stints. Pediatric Dentistry.
hepatitis B harus diberikan karena risiko 2013;4(4):343-6.
infeksi sering terjadi pada transfusi.5 4. Nurden AT. Glanzmann’s
Umumnya dengan perawatan suportif yang thrombasthenia. Orphanet J Rare Dis.
agresif, pasien GT memiliki prognosis 2006;1:10-2.
yang baik. Seperti kebanyakan gangguan 5. di Minno G, Zotz RB, d'Oiron R,
trombosit lainnya, prognosis buruk paling Bindslev N, di Minno MN, Poon MC.
sering dikaitkan dengan pasca trauma atau The international prospective
perdarahan pascaoperasi yang tidak Glanzmann’s Thrombasthenia
terduga.7 Registry: treatment modalities and
outcomes in non-surgical bleeding
Ringkasan episodes in Glanzmann’s
Telah dilaporkan seorang Seorang thrombasthenia patients.
pria, berusia 44 tahun, agama Hindu, suku Haematologica. 2015;100:1031–7.
Bali yang didiagnosis dengan kecurigaan 6. Borhany M, Fatima H, Naz A, Patel H,
Glanzmann’s thrombasthenia (GT). Shamsi T. Pattern of bleeding and
e-ISSN:2540-8321 p-ISSN 2540-8313 URL: http.\\ojs.unud.co.id\index.php\eum Volume 48 Nomor 2 Mei 2017

response to therapy in Glanzmann’s 14. Poon MC. FactorVIIa. Dalam:


thrombasthenia. Hemoph J. Michelson AD, editor. Platelets. Edisi
2012;18:423–5. ke-3. NewYork: Academic Press;
7. Sebastiano C, Bromberg M, Breen K, 2012. h. 211-14.
Hurford MT. Glanzmann’s 15. Poon MC, D'Oiron R, Von Depka M,
thrombasthenia: report of a case and Khair K, Negrier C, Karafoulidou A.
review of the literature. Int J Clin Exp International Data Collection on
Pathol. 2010;3(4):443-7. Recombinant Factor VIIa and
8. Dinkar AD, Satoskar SK, Gothwal A. Congenital Platelet Disorders Study
Glanzmann’s thrombasthenia: a case Group: Prophylactic and therapeutic
report and review. J of Indian academy recombinant factor VIIa administration
of oral medicine and radiology. to patients with Glanzmann’s
2011;23(3):396-8. thrombasthenia: results of an
9. Varkey I, Rai K, Hedge AM, Vijaya international survey. J Thromb
MS, Oommen VI. Clinical Haemost. 2014;2:1096–103.
management of glanzmann’s 16. Weeterings C, De Groot PG,
thrombasthenia: a case report. Jdt Adelmeijer J, Lisman T. The
tums. 2014;11:243-7. glycoprotein Ib-IX-V complex
10. Nurden AT, Fiore M, Nurden P, Pillois contributes to tissue factor–
X. Glanzmann’s thrombasthenia: a independent thrombin generation by
review of ITGA2B and ITGB3 defects recombinant factor VIIa on the
with emphasis on variants, phenotypic activated platelet surface. Blood.
variability, and mouse models. Blood. 2008;112:3227–33.
2011;118:5996–6005. 17. Patel NR, Modi M, Asari DL, Maskati
11. Ruiz C, Liu CY, Sun QH, Sigaud-Fiks O, Jani UJ. Glanzmann’s
M, Fressinaud E, Muller JY. A point- thrombasthenia – a rare autosomal
mutation in the cysteine-rich domain of recessive bleeding disorder. IJSR.
glycoprotein (GP) IIIa results in the 2015;4(10):443-5.
expression of a GPIIb-IIIa
(alphaIIbbeta3) integrin receptor
locked in a high-affinity state and a
Glanzmann’s thrombasthenia-like
phenotype. Blood. 2011;98:2432–41.
12. Nurden AT, George JN. Inherited
abnormalities of the platelet
membrane: Glanzmann’s
thrombasthenia, Bernard- Soulier
syndrome, and other disorders. Dalam:
Colman RW, Marder VJ, Clowes AW,
George JN, Goldhaber SZ, editor.
Hemostasis and Thrombosis, Basic
Principles and Clinical Practice. Edisi
ke-4. Philadelphia: Lippincott,
Williams & Wilkins; 2010. h. 987–
1010.
13. Vamvakas EC, Blajchman MA. Blood
still kills: six strategies to further
reduce allogeneic blood transfusion–
related mortality. Transfus Med Rev.
2010;24:77–124.

Anda mungkin juga menyukai