Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Iklim merupakan karakteristik cuaca pada suatu wilayah yang didasarkan
atas data yang terkumpul selama kurun waktu yang lama (sekitar 30
tahun). Klimatologiadalah Ilmu yang mempelajari tentang iklim. Menelaah
tentang karakteristik iklim antar wilayah. Kajiannya ditekankan pada aras
rata-rata dari unsur-unsur iklim yang menjadi ciri dari suatu
wilayah. Sedangakan cuaca adalah kondisi atmosfer yang dinamis, dan dapat
berubah-ubah dalam waktu yang singkat (dalam hari/jam).
Klimatologi pada dasarnya mempelajari peranan unsur-unsur cuaca atau
iklim baik skala global, regional maupun lokal atau setempat dalam kegiatan
pertanian. Batasan secara klasik menyatakan bahwa iklim adalah keadaan
rata-rata, ekstrim (maksimun dan minimum), frekuensi terjadinya nilai
tertentu dari unsur cuaca ataupun frekuensi dari tipe iklim (Guslim, 2009).
Iklim mengkaji dan membahas tentang pola tingkah laku cuaca pada
suatu tempat atau wilayah berulang selama waktu periode waktu yang
panjang. Sebagai suatu sistem, wilayah iklim cakupannya sangat luas mulai
dari skala planiter sampai pada skala lokal atau setempat merupakan kisaran
atmosfer secara bersambung. Kajiannya menyangkut berbagai aspek proses
pembentukan iklim (Sabaruddin, 2014).
Berdasarkan keterangan diatas, dilakukan praktikum Rumus Empiris
Dalam Perkiraan Anasir Iklim.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan praktikum kali ini yaitu untuk memperkirakan salah satu
data anasir iklim berdasarkan data meteorologi yang tersedia.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum


Iklim adalah karakteristik cuaca pada suatu wilayah yang didasarkan atas
data yang terkumpul selama kurun waktu yang lama (sekitar 30
tahun). Klimatologiadalah Ilmu yang mempelajari tentang iklim. Menelaah
tentang karakteristik iklim antar wilayah. Kajiannya ditekankan pada aras
rata-rata dari unsur-unsur iklim yang menjadi ciri dari suatu wilayah. Cuaca
pada dasarnya merupakan kondisi atmosfer yang dinamis yang kapan saja
bisa mengalami perubahan (Lakitan, 1994).
Dalam pengamatan data iklim, perlu diperhatikan tentang macam dan
kondisi alat, cara pencatatan, waktu pengamatan, dan tata letak atau lay out
alat-alat yang digunakan, sehingga dapat mewakili kondisi fisik lingkungan
(Suroso, 2006).
Dalam agroklimatologi terdapat beberapa peralatan yang digunakan
dalam proses mengetahui unsure-unsur iklim. Metode statistik dan persamaan
matematika dapat juga dimanfaatkan dalam agroklimatologi untuk
mempermudah dalam menelaah sifat-sifat iklim yang kompleks. Dengan
analisis statistik dan matematik data dapat disederhanakan, ciri-ciri unsur
iklim dapat dipelajari dan dianalisis sehingga mempermudah penelaahan
informasi yang terkandung dalam data (Guslim, 2009).
Setiap masalah dalam meteorologi dan klimatologi dapat dianalisis
dengan menggunakan suatu model dapat berupa konsepsi mental, hubungan
empirik atau kumpulan pernyataan-pernyataan matematik statistik. Model-
model dalam meteorologi umumnya dapat dikelompokkan dalam model-
model deterministik, parametrik, stokastik atau kombinasinya (Guslim,
2009).
Pembagian menjadi kelompok-kelompok tersebut tidak selalu
dapat dilakukan dengan tegas, kita dapat membayangkan model-model
sebagai tersusun dari berbagai komponen yang masing-masing seolah-olah

2
merupakan sebuah titik dalam suatu spectrum kontinu tipe yang satu hingga
stokastik murni pada ujung lain (Suroso, 2006).
Salah satu hal yang penting untuk memperkirakan unsure cuaca pada
satu wilayah yang mempunyai data terbatas adalah dengan menggunakan
rumus empiris. Rumus empiris ini biasanya digunakan pada satu wilayah
belum bisa mengelola data meteorologi yang mungkin dan bahkan terjadi di
lingkungan Kabupaten atau Kecamatan (Lakitan, 1994).
Oleh karena itu semua hubungan antar unsure cuaca yang satu dengan
yang lainnya adalah data yang sangat penting untuk memperkirakan salah
satu data meteorologi apabila data tersebut belum diamati (Guslim, 2009).

2.2 Anasir Iklim


Pengukuran suatu anasir iklim akan menghasilkan suatu data. Data hasil
pengukuran ini menggambarkan kondisi suatu anasir iklim pada waktu
dilakukannya pengukuran.Akan tetapi, data hasil pengukuran ini belum dapat
dimanfaatkan secara luas.Perlu diadakan suatu pengolahan atau analisis data
agar data hasil pengukuran tersebut memberikan nilai manfaat yang lebih dan
dapat dipahami dengan mudah. Jika melalui data hasil pengukuran akan
diketahui kondisi suatu anasir iklim pada waktu pengukuran dilakukan, maka
melalui analisis data klimatologi, akan diketahui dampak atau pengaruh yang
mungkin ditimbulkan kondisi anasir iklim yang demikian terhadap anasir
iklim lainnya atau terhadap anasir agronomis seperti produksi
(Transportation Research Board of the National Academies, 2013).
Metodestatistika merupakan teknik analisis data untuk sebuah persoalan
yang menyangkut dua peubah atau lebih yang ada atau diduga ada dalam
suatu pertautan tertentu yang disebut teknik analisis regresi dan analisis
korelasi.Regresi multipel adalah regresi yang melibatkan sebuah peubah tak
bebas dan dua atau lebih peubah bebas.Kemudian disusun analisis
korelasinya dalam bentuk korelasi multipel.Regresi merupakan bentuk
hubungan antara peubah respon (Y) dan peubah prediktor (X). Manfaat dari
analisis regresi adalah untuk mengetahui peramalan rata-rata peubah respon
berdasarkan peubah prediktor, perkiraan rerata untuk peubah respon untuk

3
setiap perubahan satuan prediktor termasuk jarak taksiran rata-rata dan
individu untuk peubah respon.Selain itu, jika hubungan antar peubah respon
dengan peubah prediktor memang ada maka untuk mengetahui ada atau
tidaknya kontribusi peubah prediktor terhadap peubah respon terdapat pada
bagian korelasi (r), harga r berkisar pada nilai -1 hingga 1.Koefisien korelasi
negatif memiliki hubungan dengan koefisien arah negatif.Sedangkan korelasi
positif memiliki hubungan dengan koefisien arah positif.Jika
nilai korelasinya nol maka koefisien arah nol atau dapat dikatakan jika antara
peubah respon dan peubah prediktor tidak memiliki hubungan (Sudjana,
1991).
Menurut Sosrodarsono (1978) ada cara memprediksi kemungkinan curah
hujan yaitu dengan melakukan banyak penyelidikan mengenai distribusi
curah hujan yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Cara distribusi normal
Cara ini digunakan untuk menyelesaikan atau menghitung distribusi normal
yang didapat dengan merubah variabel distribusi asimetris (X) ke dalam
logaritma atau ke dalam akar pangkat (n).
2. Cara kurva asimetris
Cara ini adalah cara yang langsung menggunakan kurva asimetris
kemungkinan kerapatan. Cara-cara yang digunakan adalah jenis distribusi
eksponensial dan distribusi harga ekstrem.
3. Cara yang manggunakan kombinasi cara 1 dan cara 2
Jumlah curah hujan tidak menunjukkan informasi yang dibutuhkan untuk
mengukur pengikisan dari badai hujan. Kekuatan yang digunakan di
permukaan tanah dengan setiap tetesan air hujan dapat diperlihatkan dengan
kekuatan yang meliputi badai hujan. Untuk menghitung nilai ini, informasi
yang harus tersedia adalah besar dan lamanya hujan badai, ukuran dan
kecepatan pada tiap tetesan hujan dan penyaluran ukuran tiap tetes. Dalam
daerah musim hujan, hujan harian biasanya jatuh selama satu badai,
kemudian hal ini dapat dianggap bahwa curah hujan bulanan dibagi dengan
jumlah hujan harian tiap bulan menghasilkan pengukuran yang layak dari

4
rata-rata jumlah hujan yang turun selama satu badai pada bagian bulan
tersebut (Linder, 1981).
Probabilitas dan prakiraan data curah hujan lebih praktis mendapatkan
perhatian, karena hal ini dapat mengubah hasil panen tanaman, permintaan
evaporasi dan tipe tanah. Pada faktanya periode dengan kalkulasinya
dibutuhkan untuk mengubah nilai kritik dari curah hujan dalam suatu
periode. Permasalahan yang ada seperti ketidaktepatan dalam perubahan
kalkulasi dengan jangka waktu yang pendek dan curah hujan yang rendah
(Jackson, 1984).

2.3 Macam-macam Anasir Iklim


Menurut Sabaruddin (2014), ada beberapa anasir pada iklim yaitu,
sebagai berikut beberapa anasir cuaca:
1. Radiasi Matahari
Radiasi yang dipancarkan matahari walaupun hanya sebagian kecil yang
diterima permukaan bumi merupakan sumber energi utama untuk proses-
proses fisika atmosfer. Proses-proses fisika atmosfer tersebut menentukan
keadaan cuaca dan iklim. Udara timbul karena adanya radiasi panas matahari
yang diterima bumi. Tingkat penerimaan panas oleh bumi dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain: Pertama sudut datang sinar matahari, yaitu sudut
yang dibentuk oleh permukaan bumi dengan arah datangnya sinar matahari.
Makin kecil sudut datang sinar matahari, semakin sedikit panas yang diterima
oleh bumi dibandingkan sudut yang datangnya tegak lurus. Kedua lama waktu
penyinaran matahari, makin lama matahari bersinar, semakin banyak panas
yang diterima bumi.Ketiga keadaan muka bumi (daratan dan lautan), daratan
cepat menerima panas dan cepat pula melepaskannya, sedangkan sifat lautan
kebalikan dari sifat daratan.Keempat banyak sedikitnya awan, ketebalan awan
mempengaruhi panas yang diterima bumi. Makin banyak atau makin tebal
awan, semakin sedikit panas yang diterima bumi.
2.Suhu Udara
Suhu atau temperatur udara adalah derajat panas dari aktivitas molekul
dalam atmosfer. Secara fisis suhu didefinisikan sebagai tingkat gerakan yang

5
berasal dari molekul benda, makin cepat gerakan molekulnya, makin tinggi
suhunya. Suhu dapat pula didefinisikan sebagai tingkat panas suatu
benda.Suhu di permukaan bumi makin rendah dengan bertambahnya lintang
dan juga makin rendah dengan bertambahnya ketinggian. Selain itu variasi
menurut tempat juga dipengaruhi oleh posisi daerah terhadap daratan dan
lautan serta keadaan unsur iklim. Di daerah tropika fluktuasi rata-rata suhu
harian relatif kecil sepanjang tahun.
3. Tekanan Udara
Udara di atmosfer terdiri dari sejumlah gas. Gas-gas ini menekan ke bawah
di permukaan bumi, memberikan kekuatan yang kita sebut tekanan atmosfer
atau tekanan udara. Tekanan udara bervariasi dari waktu ke waktu dan dari
tempat ke tempat. Makin tinggi suatu tempat, makin rendah tekanan
udaranya.Udara dingin lebih berat dari pada udara hangat. Pada saat tekanan
udara tinggi cuaca biasanya kering dan cerah. Sebaliknya, saat udara naik
menyebabkan terjadi daerah tekanan rendah, cuaca biasanya basah dan
berawan.Perubahan tekanan udara membuat angin bertiup membawa massa
udara. Udara biasanya bergerak dari daerah bertekanan tinggi kedaerah
bertekanan rendah, dan ini menghasilkan angin.
4. Angin
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan
juga karena adanya perbedaan tekanan udara disekitarnya. Angin bergerak
dari tempat bertekanan udara tinggi ke tempat bertekanan udara rendah.Angin
diberi nama dari mana ia bertiup, misalnya angin timur artinya angin yang
bertiup dari timur, angin selatan adalah angin yang bertiup dari selatan.
5. Kelembaban Udara
Kelembaban udara adalah kandungan uap air di udara yang terdiri dari
kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif), maupun defisit tekanan uap
air. Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air persatuan volume,
kelembaban relatif adalah membandungkan kandungan tekanan uap air aktual
dengan keadaan jenuhnya. Kelembaban udara umumnya lebih tinggi pada
malam hari. Kelembaban rata-rata harian atau bulanan di daerah tropika basah
seperti Indonesia relatif tetap umumnya RH > 60 persen.

6
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Rumus Empiris dalam Perkiraan Anasir Iklim ini dilaksanakan
pada hari Jumat, 28 Februari 2020 yang dimulai pada pukul 13.00-14.40
WIB. Bertempat di Laboratorium Bioteknologi Agroekoteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2 Alat yang Digunakan


Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu kalkulator dan alat tulis.
Sedangkan bahan yang digunakan yaitu kertas A4, data bulanan penyinaran
matahari, serta data dry bulb temperature dan wet bulb temperature

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Disiapkannya alat tulis dan kalkulator
2. Dijelaskan oleh asisten laboratorium mengenairumus empiris perkiraan
anasir iklim.
3. Dicatat apa yang dijelaskan oleh asisten laboratorium.
4. Dihitung prosentase lama penyinaran bulanan berdasarkan jumlah hari
hujan bulanan masing-masing bulan dengan menggunakan rumus
empirisnya.
5. Dihitung besarnya energy radiasi matahari pada masing-masing hari setiap
bulannya dengan menggunakan rumus empirisnya.
6. Dihitung tekanan uap air berdasarkan wet bulb dan dry bulb pada masing-
masing hari setiap bulannya dengan menggunakan rumus empirisnya.
7. Dicatat hasil perhitungan masing-masing dan dibuat hasil dalam bentuk
laporan.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Prosentase Lama Penyinaran Bulanan
Bulan Jumlah Hari Hujan % Penyinaran Hasil % Penyinaran
Pengamatan Perhitungan
Januari 25 45,9 33,75
Februari 19 43,1 47,25
Maret 18 59,5 49,5
April 11 60,0 65,25
Mei 4 63,9 81
Juni 2 61,9 85,5
Juli 1 64,9 87,75
Agustus 5 88,1 78,75
September 0 72,3 90
Oktober 14 46,9 58,5
November 18 45,3 49,5
Desember 19 57,8 47,25

Grafik 1. Perbandingan Prosentase Lama Penyinaran Bulanan

Perbandingan Lama Penyinaran


100
90
80
Lama Penyinaran

70
60
% Penyinaran Hasil
50 Pengamatan
40 Column1
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Bulan

Tabel 2. Energi Radiasi Matahari Bulan April


Tgl/ April Io a b n/N I
(Kal/cm2/hari)
1 869 0,230 0,480 0,98 608,6476
2 869 0,230 0,480 0,95 596,134
3 869 0,230 0,480 1,00 616,99

8
4 869 0,230 0,480 0,76 516,8812
5 869 0,230 0,480 0,50 408,43
6 869 0,230 0,480 0,50 408,43
7 869 0,230 0,480 0,90 575,278
8 869 0,230 0,480 0,75 512,71
9 869 0,230 0,480 0,80 533,566
10 869 0,230 0,480 0,90 575,278
11 869 0,230 0,480 1,00 616,99
12 869 0,230 0,480 0,90 575,278
13 869 0,230 0,480 0,90 575,278
14 869 0,230 0,480 0,75 512,71
15 869 0,230 0,480 0,20 283,294
16 869 0,230 0,480 0,70 491,854
17 869 0,230 0,480 0,85 554,422
18 869 0,230 0,480 0,70 491,854
19 869 0,230 0,480 0,90 575,278
20 869 0,230 0,480 0,70 491,854
21 869 0,230 0,480 0,90 575,278
22 869 0,230 0,480 0,70 491,854
23 869 0,230 0,480 0,75 512,71
24 869 0,230 0,480 1,00 616,99
25 869 0,230 0,480 1,00 616,99
26 869 0,230 0,480 0,85 554,422
27 869 0,230 0,480 1,00 616,99
28 869 0,230 0,480 1,00 616,99
29 869 0,230 0,480 0,80 533,566
30 869 0,230 0,480 0,50 616,99

Tabel 3. RH dari Tekanan Uap Berdasarkan Wb dan Db Bulan April


Tgl/ Ta (drj Tw (djr P Es Ed RH RH*
April Celsius Celsius) (mbar) (mbar) (mbar) (%)
)
1 25,3 21,2 1012,47 25.59 22.78 89.01 78
2 25,3 21,0 1012,47 25.27 22.33 89.36 78
3 25,4 21,1 1012,47 25.43 22.49 88.43 74
4 25,4 24,2 1012,47 30.39 29.57 97.30 80
5 26,6 23,8 1012,47 29.75 27.83 93.54 84
6 27,5 23,8 1012,47 29.75 27.21 91.46 80
7 27,6 25,0 1012,47 31.67 29.89 94.37 79
8 27,8 25,6 1012,47 32.63 31.12 95.37 81

9
9 28,4 25,0 1012,47 31.67 29.34 92.64 82
10 27,5 23,2 1012,47 28.79 25.84 89.75 86
11 26,8 23,4 1012,47 29.11 26.78 91.99 80
12 26,8 24,0 1012,47 30.07 28.15 93.61 82
13 27,5 25,2 1012,47 31.99 30.41 95.06 82
14 27,9 24,8 1012,47 31.35 29.22 93.20 80
15 26,8 23,0 1012,47 28.47 25.87 90.86 84
16 26,5 22,4 1012,47 27.51 24.70 89.78 82
17 25,9 20,8 1012,47 24.95 21.47 86.05 78
18 25,1 21,0 1012,47 25.27 22.47 88.91 78
19 25,7 22,0 1012,47 26.87 24.34 90.58 75
20 20,8 21,6 1012,47 26.23 26.67 86.42 76
21 26,5 24,2 1012,47 30.39 28.82 94.83 75
22 27,5 24,2 1012,47 30.39 28.13 92.56 79
23 27,6 23,0 1012,47 28.47 25.32 88.93 74
24 26,8 23,6 1012,47 29.43 27.24 92.55 75
25 27,3 24,4 1012,47 30.71 28.72 93.52 75
26 27,4 23,8 1012,47 29.75 27.28 91.69 75
27 27,0 23,8 1012,47 29.75 27.56 92.63 79
28 27,3 24,6 1012,47 31.03 29.18 94.03 79
29 27,6 24,0 1012,47 30.07 27.60 91.78 76
30 27,1 23,6 1012,47 29.43 27.03 91.84 75

Grafik 2. RH dari Tekanan Uap Berdasarkan Wb dan Db Bulan April

10
RH dari Tekanan Uap berdasarkan wb dan db
120
100

RH (Kelembaban)
80
60
RH (%)
40
RH*
20
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 2 1 2 3 2 5 2 7 29 3 1

Tanggal Pada Bulan April

4.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum yang sudah dilakukan, praktikan jadi mengetahui
kegunaan rumus empiris dalam dunia klimatologi maupun dalam
agroklimatologi. Rumus empiris merupakan salah satu hal yang penting yang
digunakan untuk memperkirakan unsure cuaca dari suatu wilayah yang
dimana wilayah tersebut tidak mempunyai alat-alat kliamtologi maupun
agroklimatologi.
Menurut Wibowo (2002), kegunaan rumus empiris ini merupakan salah
satu cara yang digunakan untuk mendapatkan data anasir iklim berdasarkan
data meteorologi yang sudah tersedia. Oleh karena itu hubungan antara cuaca
yang satu dengan cuaca yang lainnya sangat penting untuk memperkirakan
salah satu data meteorologi apabila data tersebut belum diamati. Selain itu,
menggunakan rumus empiris dapat mempermudahkan bagi para pengguna
data meteorologi yang tidak memiliki alat-alat klimatologi secara lengkap.
Data meteorologi yang didapatkan dari cara perhitungan menggunakan rumus
empiris merupakan data yang penting bagi para pengguana data meteorologi
yang tidak tersedia alat klimatologi yang lengkap. Ada beberapa rumus
empiris yang digunakan dalam kegiatan perkiraan anasir data, diantaranya
rumus empiris prosentase lama penyinaran bulanan berdasarkan jumlah hujan
bulanan. Rumus empiris ini digunakan untuk mengetahui penyinaran bulanan
berdasarkan jumlah hujan bulanan. Dengan rumus tersebut, kita jadi dapat
mengtahui lamanya penyinaran dalam satuan persen (%). Dengan

11
menggunakan rumus tersebut, kita dapat mengtahui berapa jumlah prosentase
lama penyinaran perhitungan matahari. Hasil yang didapatkan berbeda
prosentase penyinaran yang berdasarkan pengamatan. Perbedaan ini terjadi
karena kita hanya menggunakan acuan rumus sebagai penduga bahawa
prosentase lama penyinaran, sedangkan hasil pengamatan terbukti karena
dilalukan langsung dengan pengamatan dilapangan. Selian itu, faktor yang
mempengaruhi prosentase penyinaran perhitungan bisa dikarekan berbedanya
jumlah hari hujan pada masing-masing bulan.
Menurut Williams (1983), selain rumus empiris prosentase lama
penyinaran bulanan, ada pula rumus empiris yang digunakan yaitu, rumus
empiris untuk menentukan energy radiasi matahari. Rumus empiris ini
digunakan untuk menentukan energy radiasi matahari. Banyak stasiun
meteorologi yang hanya mencatat panjang penyinaran metahari dan radiasi
serta jumlah penyinaran mataharinya saja. Data hasil yang didapatkan
berbeda-beda karena dipengarahi oleh faktor berbedanya nilai yang jumlah
jam penyinaran matahari aktula dan panjang penyinrana matahari pada tiap
harinya. Ini jelas membuat hasil yang didapatkan berbeda. Selain itu faktor
yang mempengaruhi juga ada suhu udara. Jika suhu udara berbeda
dipermukaan berbeda maka akan membuat jam penyinaran dan jumlah
penyinaran semakin besar. Selian itu kelembaban juga dapat mempengaruhi
energy radiasi matahari.
Bukan hanya faktor yang sudah disebutkan diatas hasil perhitungan dan
hasil pengamatan berbeda, faktor lain yang mempengaruhi adalah data yang
kami gunakan dalam rumus empiris ini merupakan data yang digunakan
sebagai penduga untuk mengtahui hasilnya dengan menggunakan rumus
empiris tanpa melakukan pengamatan dilapangan. Sedangkan data yang
dihasilkan dari hasil pengamatan merupakan data yang benar-benar diperoleh
dari pengamatan dilapangan sehingga membuat hasil dari perhitungan dan
pengamatan berbeda.
Rumus empiris untuk mementukan tekana uap air berdasarkan wet bulb
dan dry bulb juga digunakan dalam perkiraan anasir iklim. Dengan rumus ini
kita dapat mengetahui tekana uap dalam perkiraan anasir iklim. Bisa

12
dikatakan jumlah wey bulb dan dry buld salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi pada tekanan uap air. Penggunaan rumus empiris yang
dilakukan pada saat praktikum kami hanya digunakan sebagai penduga atau
perhitungan saja sedangkan data hasil pengamatan merupakan merupakan
data yang didapatkan sesuai dengan yang terjadi dilapangan.
Satuan pada wet bulb dan dry bulb yaitu °C. Selain itu hasil pengamatan
berbeda juga dipengaruhi nilai yang dihasilkan dari tekakan udara, tekakan
uap jenuh, dan tekanan uap air diudara.

13
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Salah satu hal yang penting untuk memperkirakan unsur cuaca pada satu
wilayah yang mempunyai data terbatas adalah dengan menggunakan rumus
empiris. Rumus empiris ini biasanya digunakan pada satu wilayah belum bisa
mengelola data meteorology yang mungkin dan bahkan terjadi di lingkungan
Kabupaten atau Kecamatan. Rumus empiris yang digunakan dalam perikiraan
anasir iklim diantaranya adalah rumus empiris prosentase lama penyinaran
bulanan berdasrkan jumlah hari hujan bulanan, rumus empiris untuk
menentukan energy radiasi matahari, dan rumus untuk menentukan tekanan
uap air berdasarkan wet bulb dan dry bulb. Perbedaan hasil perhitungan
dengan hasil pengamatan bisa dikarena faktor pada tiap unsure rumus empiris
yang digunakan, dan bisa juga terjadi karena rumus yang kami gunakan adalah
hanya sebagai penduga seberapa besar hasil dari tiap perhitungan yang
didapatkan dengan menggunakan rumus empiris. Sedangkan hasil
pengamatan merupakan hasil yang benar-benar menggunakan rumus empiris
yang dibantu dengan data-data hasil pengamatan dilapangan sehingga berbeda
dengan hasil perhitungan tanpa melakukan pengamatan dilapangan.

5.2 Saran
Dalam praktikum kali ini mungkin untuk kakak-kakak asisten
laboraotorium harap tingkat kesabarannya harus ditingkatkan dalam
menghadapi praktikan yang melakukan praktikum tidak serius, karena
praktikum ini berada di penghujung minggu, ditambah jadwal praktikan yang
padat, praktikan memohon maaf atas ketidaksopanan atau ketidakseriusan
menjalani praktikumnya. Semangat untuk kita.

14
DAFTAR PUSTAKA

Guslim. 2009. Agroklimatologi. Medan: USU Press.


Jackson, I.J. 1984. Climate, Water, and Agriculture in Tropical. New York: John
Willey and Sons.
Lakitan, Benyamin. 1994 Dasar-dasar Klimatologi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Linder, Van der. 1981. An Input-Output Analysis with Respect to Water and It’s
Load for a Tropical Watershed. The Indonesia Journal of Geography. 11
(42): 19-39.
Sabaruddin. 2014. Agroklimatologi Aspek-aspek Klimatik untuk Sistem Budidaya
Tanaman. Bandung: Alfa Beta.
Sosrodarsono. S. 1978. Hidrologi untuk Pengairan. Bandung: PT. Pradnya
Paramita.
Sudjana.1991. Teknis Analisis Regresi dan Korelasi.Bandung: Tarsito.
Suroso. 2006. Analisis Curah Hujan untuk Membuat Kurva Intensity-Duration-
Frequency (IDF) di Kawasan Rawan Banjir Kabuaten Banyumas. Jurnal
Teknik Sipil. Vol. 3 No. 1. Purwakarta: Universitas Jendral Sudirman.
Transportation Research Board of The National Academies. 2013. Analytical
Procedures for Determining the Impacts of Reliability Mitigation Strategies.
National Academy of Sciences.
Wibowo, W. 2002. Perbandingan Hasil Klasifikasi Analisis Diskriminan dan
Regresi Logistik pada Pengklasifikasian Data Respon Biner. Kappa Jurnal
Sains. III (1): 36-37.
Williams, G. D. V. 1983. Agroclimatic Resource and Analysis An Example Using
A Index Derived and Applied for Canada. Agricultural Meteorological
Journal. XXVIII (1): 31-47.

15
16
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
praktikum Klimatologi Pertanian ini dengan baik. Laporan ini berisi tentang
“Rumus Empiris Dalam Perkiraan Anasir Iklim”.
Laporan ini saya selesaikan secara cepat dengan bantuan dan dukungan
berbagai pihak. Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
mendukung dalam pembuatan laporan ini, terutama kepada dosen pengampu yaitu
Ibu Sri Ritawati S.TP., M.Sc. serta asisten laboratorium yaitu saudari Ayunda
Mayadita Utami dan Meda Triramasari.
Dalam penyusunan laporan ini, saya menyadari bahwa hasil laporan
praktikum ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga saya selaku penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.
Semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat untuk saya
khususnya, dan untuk pembaca umum. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Serang, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Tujuan...................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................2
2.1. Tinjauan Umum ...................................................................................2
2.2. Anasir Iklim..........................................................................................3
2.3. Macam-macam Anasir Iklim................................................................5
BAB III METODE PRAKTIKUM....................................................................7
3.1 Waktu dan Tempat.................................................................................7
3.2 Alat dan Bahan.......................................................................................7
3.3 Cara Kerja..............................................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................8
4.1 Hasil........................................................................................................8
4.2 Pembahasan ...........................................................................................11
BAB V PENUTUP...............................................................................................14
5.1 Simpulan.................................................................................................14
5.2 Saran ......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15
LAMPIRAN.........................................................................................................

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Prosentase Lama Penyinaran Bulanan.......................................................8


Tabel 2. Energi Radiasi Matahari Bulan April.........................................................9
Tabel 3. RH dari Tekanan Uap Berdasarkan Wb dan Db Bulan April...................10

iii
DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Perbandingan Prosentase Lama Penyinaran............................................8


Grafik 2. RH dari Tekanan Uap Berdasarkan Wb dan Db Bulan April.................11

iv
LAPORAN PRAKTIKUM
KLIMATOLOGI PERTANIAN
“RUMUS EMPIRIS DALAM PERKIRAAN ANASIR IKLIM”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Klimatologi Pertanian

Disusun oleh :
Nama : Afan Gafar
NIM : 4442180063
Kelas : 4B
Kelompok : 4 (Empat)

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020

Anda mungkin juga menyukai