Makalah Kuliner II Kel. 4 Gizi 5
Makalah Kuliner II Kel. 4 Gizi 5
OLEH:
NAMA : VIRA YUNIAR J. PAUTE
SRI DELVI K. MAHMUD
FARID BUHARI
ING CRISTILLA DAMOPOLII
KELOMPOK : 4 (EMPAT)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat dan
kesehatan, sehingga kelompok kami, diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan
makalah tentang “ Sejarah Menu, Tradisi Dan Budaya Menyajikan Menu, Makna Menu Dan
Manfaat Menu Khas Gorontalo Di Tinjau Dari Aspek Gizi”
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Sejarah makanan pokok khas gorontalo
Makanan khas merupakan salah satu karya budaya masyarakat. Semua manusia
memerlukan makanan untuk bertahan hidup, siapa pun dia, dari mana asalnya, berapapun
umurnya, dan dalam keadaan sehat ataupun sakit. Oleh karena itu, makanan merupakan
kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.
Pada dasarnya makanan dipengaruhi oleh ketersediaan bahan mentah dari alam
sekitar, sehingga setiap daerah memiliki ciri khas makanannya masing- masing.
Misalnya, makanan di daerah pegunungan dengan di daerah pesisir pantai. Daerah
pegunungan memiliki ketersediaan bahan makanan berupa variasi jenis tumbuhan yang
dominan, sebaliknya di daerah pantai ketersediaan bahan makanan lebih dominan dengan
variasi ikan (Haryono, 2013).
Gorontalo memiliki makanan tradisional yang mempunyai nilai gizi yang sangat
tinggi, baik karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral (contoh pada binthe
biluhuta, pilitode, ilahe, kua bugis, tiliaya, dll (Arifasno Napu, 2008).
Gorontalo juga memiliki kue tradisional, warisan budaya yang banyak dinikmati,
namun rentan dilupakan, padahal kue tradisional itu perlu dijaga dan dilestarikan. Apalagi
dengan menjamurnya makanan-makanan ringan dari luar negeri, yang sangat disukai
masyarakat modern kini. Salah satu karya masyarakat yang dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga, yang jika dikembangkan lebih
baik lagi dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Gorontalo.
Kue khas Gorontalo terdiri dari beberapa jenis yaitu, kue dumalo, dodol pocong, Wapili,
Apangi, kolombengi.
B. Rumusan masalah
Menjelaskan tentang sejarah menu makanan khas gorontalo, tradisi dan budaya yang
menyajikan menu tersebut, makna menu tersebut, dan manfaat menu tersebut di tinjau
dari aspek gizi dan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Makanan pokok khas gorontalo
Sejarah Nasi kuning
Nasi kuning berasal dari pulau Jawa. Warna kuning pada nasi berasal dari pewarna alami
sehingga dijamin aman dikonsumsi. Pewarna alami yang digunakan supaya nasi kuning
berwarna kuning adalah kunyit. Agama Hindu mempercayai bahwa dewa dewi banyak yang
tinggal di gunung. Di pulau Jawa banyak terdapat gunung baik gunung yang berapi maupun
tidak. Masyarakat kerajaan hindu membuat nasi kuning berbentuk kerucut untuk
mengungkapkan rasa terima kasih dan untuk memohon keselamatan kepada dewa dewi.
Walaupun nasi kuning berasal dari masyarakat yang beragama Hindu, saat kerajaan Islam
mulai muncul di tanah Jawa, masyarakat di pulau Jawa tetap membuat tumpeng untuk
mengungkapkan rasa syukur. Ketika agama Islam muncul di pulau Jawa, tumpeng digunakan
sebagai ungkapan rasa syukur dan memohon keselamatan kepada Tuhan.
Nasi kuning merupakan makanan khas Indonesia yang dimasak dengan menggunakan kunyit.
Tentu Anda sudah tidak asing dengan makanan ini karena makanan ini sudah sering
terdengar di telinga. Makanan ini juga bisa dikatakan sebagai makanan yang turun temurun
untuk melengkapi acara yang sakral ataupun resmi. Makanan yang berasal dari tradisi
masyarakat Nusantara ini menjadi satu ciri khas kuliner adat Jawa, bukan hanya jawa tetapi
adat gorontalo yang masih banyak dikonsumsi sampai saat ini. Berbicara tentang makanan ini
umumnya disajikan dengan model tumpengan biasanya ditemani oleh berbagai macam lauk
pauk tradisonal.
Nasi kuning gorontalo identik muncul saat ada acara seperti ulang tahun, acara pernikahan,
peresmian, upacara pembukaan. Untuk penyajiannya nasi kuning kerap dibentuk jadi kerucut,
menggunakan cetakan. "Nasi kuning asli Gorontalo itu hanya pakai laksa (bihun), lalu diberi
taburan ikan tongkol goreng yang disuwir.
Nasi kuning memiliki makna tersendiri bagi masyarakat gorontalo, Warna kuning pada nasi
kuning ternyata melambangkan kemakmuran, kesejahteraan, dan kekayaan. Selain itu, lauk
pauk yang sering dijumpai seperti telur rebus utuh, urap, dan ikan teri juga memiliki
filosofinya sendiri. Telur rebus melambangkan pentingnya perencanaan dan etika dalam
bekerja, sementara.