5 Makalah Hub Antara Sains-Agama
5 Makalah Hub Antara Sains-Agama
MAKALAH
Disusun oleh:
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan
karunia -Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hubungan Antara Sains dan
Agama Dalam Ilmu Filsafat” dengan tepat waktu. Dalam makalah ini kami membahas
mengenai hal – hal yang berkaitan dengan ilmu sains dengan agama. Pembahasan ini sangat
penting untuk dipelajari, karena kita sebagai kaum yang paham sedikit banyaknya ilmu sains
harus diimbangi dengan ilmu agama agar mampu menelaah ilmu dengan berlandaskan
agama.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu dan rekan tim
kelompok yang dapat bekerja sama dengan baik. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh
dari kata sempurna.Oleh karena itu, kami mengharapakan kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun sebagai perbaikan dalam pembuatan makalah kami selanjutnya.
Tim penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sains dan agama merupakan dua entitas yang berbeda, namun keduanya sama-
sama memiliki peranan sangat penting dalam kehidupan manusia. Sains dan islam
merupakan bidang ilmu pengetahuan yang memiliki cara pandang yang berbeda
dalam menyikapi kehidupan masa kini. Namun disamping perbedaan teresebut masih
ada hubungan timbal-balik yang sangat dahsyat apabila diantara sains dan islam
diintegrasikan dengan pola yang baik. Dengan lahirnya agama, menjadikan umat
manusia memiliki iman yang menjadikan hidupnya lebih terarah, berkat agama pula
telah menjadikan manusia lebih beretika, bermoral dan beradab. Sementara sains yang
memberikan banyak pengetahuan kepada manusia, dengan semakin berkembangnya
sains akan memajukan dunia dengan berbagai penemuan yang gemilang serta
memberikan kemudahan fasilitas yang sangat menunjang keberlangsungan hidup
manusia.
Agama dan ilmu sangatlah saling terkait karena orang yang banyak ilmunya
apabila tanpa di topang oleh agama semua ilmu tidak akan membawa kemaslahatan
umat, sebagai contoh negara- negara maju yang sangat gigih mendalami ilmu dan
teknologi, tetapi sering menjadi sumber pemicu terjadinya peperangan, begitupun
juga orang yang sangat sibuk dengan belajar agama ,tetapi tidak mau menggali ilmu
dan pengetahuan alam disekitar kita , maka akan mengalami kemunduran , sedangkan
untuk mencapai kebahgiaaan akhirat haruslah banyak berbut/beribadah dalam hal
untuk kemajuaan umat, apa jadinya apabila semua umat berkutik di ritualitas saja, ini
adalah suatu pertanyaan gambaran yang menyedihkan.
Seperti halnya dengan ilmu dan filsafat, agama tidak hanya untuk agama,
melainkan untuk diterapkan dalam kehidupan dengan segala aspeknya. Pengetahuan
dan kebenaran agama yang berisikan kepercayaan dan nilai- nilai dalam kehidupan,
dapat dijadikan sumber dalam menentukan tujuan dan pandangan hidup manusia, dan
sampai kepada perilaku manusia itu sendiri.
Wilayah ilmu berbeda dengan wilayah agama. Jangankan ilmu, akal saja tidak
sanggup mengadili agama. Para ulama sekalipun, meski mereka meyakini kebenaran
yang dianut tetapi tetap tidak berani mengklaim kebenaran yang dianutnya, oleh
karena itu mereka selalu menutup pendapatnya dengan kalimat wallohu a`lamu
bissawab, bahwa hanya allahlah yang lebih tahu mana yang benar. Agama
berhubungan dengan tuhan, ilmu berhubungan dengan alam, agama membersihkan
hati, ilmu mencerdaskan otak, agama diterima dengan iman, ilmu diterima dengan
logika.
Meski demikian, dalam sejarah manusia, ilmu dan agama selalu tarik menarik
dan berinteraksi satu sama lain. Terkadang antara keduanya akur, bekerjasama atau
sama-sama kerja, terkadang saling menyerang dan menghakimi sebagai sesat, agama
memandang ilmu sebagai sesat, ataupun sebaliknya. Namun, hubungan agama dan
sains bukanlah polemik yang baru-baru saja menggulir dalam dunia keilmuwan.
Konflik ini telah ada sejak beberapa abad yang lalu. Sejak pertengahan abad ke-15
agama dan sains adalah dua esensi yang sangat berbeda dan bertentangan. Bagaimana
sekarang ini hubungan antara agama dan sains? Kemudian bagaimana dengan islam
dalam memandang sains? Dalam makalah ini akan dijelaskan secara lebih rinci
mengenai hubungan agama dengan sains, khususnya islam dalam memandang sains.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan agama dan sains ?
2. Bagaimana hubungan antara sains dengan agama?
3. Apa saja ciri – ciri dan manfaat agama ataupun sains?
4. Bagaimana tipologi antara agama dengan sains?
5. Bagaimana pandangan islam mengenai sains?
6. Siapa saja tokoh dibidang ilmu sains yang berpengaruh terhadap perkembangan
ilmu agama?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian agama dan sains
2. Mengetahui hubungan antara ilmu sains dengan agama
3. Mengetahui ciri ciri dan manfaat agama ataupun sains
4. Mengetahui tipologi antara agama dengan sains
5. Mengetahui pandagan islam mengenai sains
6. Mengetahui tokoh atau ilmuan sains yang berpengaruh terhadap perkembangan
ilmu agama
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Agama
Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia agama merupakan Sistem atau
kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut juga dewa atau nama lainnya. Sebagian
orang apabila ditanya tentang agama maka jawabannya adalah pegangan hidup yang
dianutnya yang memberikan kedamaian. Indonesia merupakan negara pluralitas dan
salah satunya dalam hal agama. Terdapat lebih dari 5 agama atau kepercayaan yang
dianut oleh masyarakat indonesia antara lain, Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha,
Konghucu, serta kepercayaan masyarakak (Animisme dan Dinamisme).
Pengertian tentang agama sangatlah banyak, namun Harun Nasution
mendefinisikan agama sebagai berikut:
1. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus
dipatuhiPengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia.
2. Mengikatkan diri pada suatu bentuka hidup yang mengandung pengakuan pada
suatu sumber yang berada diluar diri manusia yang mempengaruhi perbuatan-
perbuatan manusia.
3. Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu.
4. Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari kekuatan gaib.
5. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada
kekuatan yang gaib.
6. Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemahdan pesrasaan
takut terhadap kekuatan misteriusyang terdapat dalam alam sekitar manusia.
7. Ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul.
Dapat disimpulkan, agama adalah suatu sistem kepercayaan kepada Tuhan yang
dianut oleh sekelompok manusia dengan selalu mengadakan interaksi dengan-Nya.
Pokok pembahasan yang dibahas dalam agama adalah eksistensi Tuhan, manusia,
serta hubungan antara manusia dengan Tuhan. Agama memang mengandung arti
ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan ini mempunyai penagruh
besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Ikatan itu berasal dari suatu
kekuatan yang lebih tinngi dari manusia.
Aktivitas agama itu sendiri mencakup kepada: ketaatan dan kecintaan terhadap
Tuhan, penerimaan wahyu yang supranatural, kepercayaan kepada jiwa, kebaktian,
pemisahan antara yang sakral dengan profane pengorbanan, perasaan diosa dan
menyesal serta pencarian keselamatan. Agama tidak hanya sekedar agama, melainkan
untuk diterapkan daam kehidupan dan segala aspeknya.
Ciri-ciri sains menurut Melsen (1994) yang dikutip oleh Sudjana (2008 : 4-5) dalam
buku yang sama antara lain ;
1. Secara metode, harus mencapai suatu keseluruhan logika dan teori yang berlaku
2. Harus tanpa pamrih
3. Universalisme
4. Objektifitas
5. Intersubjektifitas
6. Progresif
E. Manfaat Sains
Dalam kehidupan manusia sians diidentikan dengan penelitian-penelitian yang
memberikan manfaat yang sangat besar dalam kehidupan manusia itu sendiri. Karena
dengan adanya sains membuat peradaban manusia menjadi lebih maju. Dengan
munculnya teknologi membuat manusia ingin lebih mengembangkan adanya
teknologi tersebut dengan mengadakan penelitian-penelitian demi kelangsungan
hidup manusia yang lebih baik.
F. Sains dan Agama
Sains dan agama, merupakan dua entitas yang sama-sama telah mewarnai
sejarah kehidupan umat manusia. Sebab, keduanya telah berperan penting dalam
membangun peradaban. Dengan lahirnya agama,tidak saja telah menjadikan umat
manusia memiliki iman,tapi hal lain yang tidak bisa dipandang sebelah mata adalah
terbangunnya manusia yang beretika, bermoral dan beradab yang menjadi pandangan
hidup bagi manusia dalam menjalani hidup di dunia.
Sementara sains dengan puncak perkembangan yang telah dicapai, juga telah
menjadikan kemajuan dunia dengan berbagai penemuanyanggemilang.Tetapi,
sepanjang sejarah ke hidupan umat manusia itu pula, hubungan sains dan agama tak
bisa dikata selalu harmonis. Dalam hal ini akan dibahas lebih lanjut mengenai
persamaan dan perbedaan sain dan agama.
1. Persamaan Agama dan Sains
Antara sains dan agama tentunya terdapat persamaan-persamaan diantaranya
keduanya merupakan sumber atau wadah kebenaran (obyektifitas) atau bentuk
pengetahuan. Sains bertujuan mencari kebenaran tentang mikrokosmos (manusia),
makrokosmos (alam), dan eksistensi Tuhan atau Allah. Dan agama bertujuan
untuk kebahagiaan ummat manusia di dunia akhirat dengan menunjukkan
kebenaran asasi dan mutlak itu. Baik itu mengenai manusia alam maupun Tuhan
atau Allah itu sendiri.
2. Perbedaan karakteristik agama dan sains
4 Sifat tertutup,
terbuka, mengungkapkan,
menginformasikan,
mereformasi
menjelaskan
Contoh kasus dalam hubungan konflik ini adalah hukuman yang diberikan
oleh gereja Katolik terhadap Galileo Galilei atas aspek pemikirannya yang
dianggap menentang gereja. Demikian pula penolakan gereja Katolik terhadap
teori evolusi Darwin pada abad ke-19.
Identifikasinya adalah bahwa yang riil yaitu dapat diukur dan dirumuskan
dengan hubungan matematis. Mereka juga berasumsi bahwa metode ilmiah
merupakan satu-satunya sumber pengetahuan yang dapat dipercaya dan dipaham.
Pada akhirnya, penganut paham ini cenderung memaksakan otoritas sains ke
bidang-bidang di luar sains. Sedangkan agama, bagi kalangan saintis barat
dianggap subyektif, tertutup dan sangat sulit berubah. Keyakinan terhadap agama
juga tidak dapat diterima karena bukanlah data publik yang dapat diuji dengan
percobaan dan kriteria sebagaimana halnya sains. Agama tidak lebih dari cerita-
cerita mitologi dan legenda sehingga ada kaitannya sama sekali dengan sains.
Barbour menanggapi hal ini dengan argumen bahwa mereka keliru apabila
melanggengkan dilema tentang keharusan memilih antara sains dan agama.
Kepercayaan agama menawarkan kerangka makna yang lebih luas dalam
kehidupan. Sedangkan sains tidak dapat mengungkap rentang yang luas dari
pengalaman manusia atau mengartikulasikan kemungkinan-kemungkinan bagi
tranformasi hidup manusia sebagaimana yang dipersaksikan oleh agama. (Ian G.
Barbour, 2005:224).
Jelaslah bahwa pertentangan yang terjadi di dunia barat sejak abad lalu
sesungguhnya disebabkan oleh cara pandang yang keliru terhadap hakikat sains
dan agama. Tugas manusia adalah untuk merubah argumentasi mereka, selama
ilmu pengetahuan dan teknologi yang mereka kembangkan itu bertentangan
dengan agama. Sains dan agama mempengaruhi manusia dengan kemuliaan Sang
Pencipta dan mempengaruhi perhatian manusia secara langsung pada kemegahan
alam fisik ciptaan-Nya. Keduanya tidak saling bertolak belakang, karena
keduanya merupakan ungkapan kebenaran.
2. Independensi
Tidak semua saintis memilih sikap konflik dalam menghadapi sains dan
agama. Ada sebagian yang menganut independensi, dengan memisahkan sains dan
agama dalam dua wilayah yang berbeda. Masing-masing mengakui keabsahan
eksisitensi atas yang lain antara sains dan agama. Baik agama maupun sains
dianggap mempunyai kebenaran sendiri-sendiri yang terpisah satu sama lain,
sehingga bisa hidup berdampingan dengan damai (Armahedi Mahzar, 2004:212).
Pemisahan wilayah ini dapat berdasarkan masalah yang dikaji, domain yang
dirujuk, dan metode yang digunakan. Mereka berpandangan bahwa sains
berhubungan dengan fakta, dan agama mencakup nilai-nilai. Dua domain yang
terpisah ini kemudian ditinjau dengan perbedaan bahasa dan fungsi masing-
masing.
Analisis bahasa menekankan bahwa bahasa ilmiah berfungsi untuk
melalukan prediksi dan kontrol. Sains hanya mengeksplorasi masalah terbatas
pada fenemona alam, tidak untuk melaksanakan fungsi selain itu. Sedangkan
bahasa agama berfungsi memberikan seperangkat pedoman, menawarkan jalan
hidup dan mengarahkan pengalaman religius personal dengan praktek ritual dan
tradisi keagamaan. Bagi kaum agamawan yang menganut pandangan
independensi ini, menganggap bahwa Tuhanlah yang merupakan sumber-sumber
nilai, baik alam nyata maupun gaib. Hanya agama yang dapat mengetahuinya
melalui keimanan. Sedangkan sains hanya berhubungan dengan alam nyata saja.
Walaupun interpretasi ini sedikit berbeda dengan kaum ilmuwan, akan tetapi
pandangan independensi ini tetap menjamin kedamaian antara sains dan agama.
3. Dialog
Pandangan ini menawarkan hubungan antara sains dan agama dengan
interaksi yang lebih konstruktif daripada pandangan konflik dan independensi.
Diakui bahwa antara sains dan agama terdapat kesamaan yang bisa didialogkan,
bahkan bisa saling mendukung satu sama lain. Dialog yang dilakukan dalam
membandingkan sains dan agama adalah menekankan kemiripan dalam prediksi
metode dan konsep. Salah satu bentuk dialognya adalah dengan membandingkan
metode sanins dan agama yang dapat menunjukkan kesamaan dan perbedaan.
4. Integrasi
2. Al-Khawarizmi (780-850)
Al- Khawarij ialah seorang ilmuan muslim yang ahli di bidang
matematika,yang pertama kali menemukan penomoran 1-10 dan juga menemukan
konsep aljabar dan logaritma.
4. Ibnu Al Nahis
Seorang ilmuan dari damakus yang berkontribusi besar dalam bidang
medis,ia ilmuan pertama kali yang mengungkapkan teori pembuluh darah kapiler.
Dari penjabaran materi mengenai hubungan antara sains dan agama, dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Agama adalah suatu sistem kepercayaan yang datangnya dari Tuhan harus
diterima dengan keyakinan, kebenaran disini akan menjadi rujukan bagi
kebenaran-kebenaran yang lain.
2. Agama dan ilmu sangatlah saling terkait karena orang yang banyak ilmunya
apabila tanpa di topang oleh agama semua ilmu tidak akan membawa
kemaslahatan umat
3. Sains dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mencari
kebanaran berdasarkan fakta atau fenomena alam.
4. Sains dan agama merupakan dua entitas yang berbeda, namun keduanya sama-
sama memiliki peranan sangat penting dalam kehidupan manusia
5. Agama dan Sains tidak selamanya berada dalam pertentangan dan
ketidaksesuaian. Banyak ilmuwan yang berusaha mencari hubungan antara
keduanya.
6. Ian G. Barbour mencoba memetakan hubungan sains dan agama melalui Tipologi
Sains dan agama. Tipologi ini terdiri dari empat macam pandangan, yaitu:
Konflik, Independensi, Dialog, dan Integrasi.
7. John Haught juga ikut memetakan hubungan sains dan agama. Tipologinya terdiri
dari empat macam pandangan yaitu : konflik, kontras, kontak dan konfirmasi.
8. Islam adalah agama yang sangat menganjurkan umatnya untuk mengerahkan
segala kemampuannya dalam menggunakan akalnya serta memikirkan segala apa
yang ada di alam semesta ini.
9. Al-Qur’an bukanlah kitab sains, tetapi segala pengetahuan tentang sains
hendaknya dirujukkan kedalam Al-Qur’an. Al-Qur’an secara eksplisit telah
menerangkan tentang segala apa yang ada dan terjadi dibumi ini dan dengan sains
lah kita membuktikannya
10. Beberapa perintis yang membuka jalan baru bagi perkembangan sains modern ini
di antaranya adalah Nicolaus Copernicus, Johannes Kepler, dan Galileo Galilei
11. Beberapa tokoh atau ilmuan dibidang sains sebelum zaman modern antara lain
Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, Jabir Ibn-Hayyan, Ibnu Al Nahis dan Ummar
Khayyam.
DAFTAR PUSTAKA
Bakar, Osman. Tauhid dan Sains: Esai-esai tentang Sejarah dan Filsafat Sains Islam terj.
Yuliani Liputo (Bandung: Pustaka Hidayah, 1991), 73.
Bagir,Zainal Abidin. “Bagaimana ‘Mengintegrasikan Ilmu dan Agama” dalam Zainal Abidin
Bagir, et.al., Integrasi Ilmu dan Agama: Interpretasi dan Aksi (Bandung: Penerbit Mizan,
2005), 20.
Barbour, Ian G. 2000. When Science Meets Religion. HarperSan-Francisco, New York:
HarperSan-Fracisco.
Mahzar, Armahedi, “Integrasi Sains dan Agama: Model dan Metodologi”, dalam Zainal
Abidin Bagir, dkk (eds.), Integrasi Ilmu dan Agama: Interpretasi dan Aksi. Bandung: MMU,2