Anda di halaman 1dari 6

Perbedaan sistem ekonomi, politik, hukum dan keberagaman budaya di tiap negara menjadi

pertimbangan bagi pelaku Bisnis Internasional untuk meluaskan jejaring usaha mereka dalam era
ekonomi kreatif. Dalam era teknologi digital dan internet dalam masa sekarang ini perlu
mempertimbangkan teknologi informasi global di masa new normal ini. Jelaskan implikasi
perbedaan sistem tersebut untuk mengetahui bisnis yang tepat tersebut bagi pebisbnis dalam
bisnis/perdagangan internasional.

Jawaban:

Suatu negara mungkin akan berupaya mengajak negara kedua untuk mengubah kebijakan yang
tidak diinginkan dengan menerapkan sanksi- larangan perdagangan dengan negara tersebut.
Sanksi dapat mengambil berbagai bentuk,misalnya :
 
larangan akses ke barang-barang tertentu.
Pembekuan asset, Pemberlakuan tarif yang berbeda, Pemboikotan barang-barang negara tersebut,

Contohnya:

 PBB mengembargo semua perdagangan dengan Irak setelah invasi Irak ke Kuwait pada
tahun 1990.
 Pemerintah AS memaksa bank HSBC untuk membayar denda sebesar $ 1,9 milyar atas
kesalahan operasionalnya yang telah memfasilitasi transaksi para gembong narkotika di
Meksiko untuk melakukan pencucian uang.
 Ketika terjadi pergantian kekuasaan disuatu negara dan pemerintah baru berorientasi
komunis maka bisa saja mereka memutuskan untuk memindahkan kepemilikan sumber daya
sektor swasta ke sektor pemerintah, suatu proses yang dikenal sebagai nasionalisasi

Perusahaan yang mendirikan pengoperasiannya diluar perbatasan negara asalnya mempengaruhi


dan dipengaruhi oleh lingkungan politik, ekonomi, sosial dan budaya negara tujuan tempat
perusahaan tersebut menjalankan usahanya.
 
Ø  Ekonomi dan Politik
Perusahaan-perusahaan multinasional mempengaruhi setiap perekonomian lokal dimana
perusahaan tersebut bersaing dan beroperasi, membayar pajak, menyerap tenaga kerja,
bermitra dengan perusahaan lokal dan dampak positif lainnya.

Ø  Budaya
Perusahaan-perusahaan multinasional juga dapat mempunyai pengaruh besar terhadap budaya
yang menjadi tempatnya beroperasi. Perusahaan yang professional dan memilik budaya kerja
unggul akan menaikkan standar hidup lokal. Sementara dari sisi output, mereka
memperkenalkan produk dan jasa baru yang sebelumnya tidak tersedia . Mereka juga
berkontribusi dalam mengembangkan budaya baru berupa norma, standar, dan perilaku yang
baru.

SISTEM HUKUM
Sistem hukum sangat besar pengaruhnya terhadap bisnis internasional. Maksud dari sistem
hukum adalah aturan atau hukum yang mengatur perilaku, bagaimana hukum ditetapkan, dan
bagaimana tanggapan atas pengaduan didapatkan. Sistem hukum berbeda antara negara yang
satu dan lainnya. Perbedaan sistem hukum ini akan berpengaruh terhadap daya tarik investasi
negara tersebut.
Perbedaan sistem hukum antarnegara sangat bervariasi, dalam hal ini hanya diangkat tiga isu
penting dalam sistem legal. Pertama, bagaimana sistem legal menjamin hak milik (kekayaan)
pribadi, seperti hak paten, copyrights, dan trademark. Kedua, bagaimana hukum menjamin
keamanan produk dan tanggung jawab produk. Ketiga, bagaimana perbedaan kontrak hukum
antarnegara.
1. Hak Milik Pribadi (Property Rights)
Property rights adalah hak yang dimiliki oleh pemilik sumber daya untuk menyimpan atau
menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga menghasilkan keuntungan. Setiap negara
memiliki perbedaan yang signifikan dalam memberi proteksi terhadap hak milik pribadi ini
melalui hukum yang diterapkannya. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya, banyak negara tidak
menerapkan hukum tersebut sehingga hak milik pribadi tidak terproteksi. Ada dua tindakan yang
dapat melanggar hak milik perorangan, yaitu aksi dividu (private action) dan aksi publik (public
action).
Private action, yaitu hak milik pribadi dapat hilang karena adanya pencurian, pembajakan,
pemerasan oleh individu atau kelompok (dalam bahasa kriminal sering dikenal dengan istilah
mafia). Berbagai macam aksi tersebut hampir di semua negara di dunia terjadi, hanya kadar,
cara, dan keseriusan penanggulannya yang berbeda-beda di setiap negara. Public action, yaitu
hak milik pribadi juga dapat hilang karena adanya public action. Aksi ini dilakukan oleh public
official, seperti politikus dan birokrat pemerintah. Pemerintah dapat merampas hak milik pribadi
melalui sistem penarikan pajak, biaya izin/lisensi yang tinggi, dan mengambil alih perusahaan
milik individu/kelompok secara paksa..

2. Proteksi terhadap Kekayaan Intelektual (HAKI)


Kekayaan intelektual adalah kekayaan yang dihasilkan dari penggunaan
kepintaran/intelektualitas. Misalnya, software komputer dan formula kim untuk menciptakan
obat baru. Ada beberapa instrumen hukum yang dapat digunakan untuk melindungi kekayaan
intelektual sebagai berikut.

a. Paten, yaitu suatu penganugerahan kepada penemu dari pemerintah atas hasil penemuannya.
Pemerintah memberikan hak eksklusif kepada penemu untuk memproduksi, menggunakan, dan
menjual hasil temuannya.
b. Copyrights, yaitu hak eksklusif dari penulis buku, komposer, artis, dan penerbit buku untuk
memublikasikan dan menjual hasil karyanya.
c. Trademark adalah desain dan nama yang resmi dan terdaftar sebagai merek dagang.
Proteksi terhadap kekayaan intelektual berbeda pada masing-masing negara. Meskipun banyak
negara memiliki aturan hukum mengenai kekayaan intelektual, dalam pelaksanaannya hal itu
belum berjalan secara optimal Beberapa negara yang paling banyak melakukan pelanggaran
terhadap hak dan kekayaan intelektual adalah Cina dan Thailand.
Dalam menyikapi lemahnya proteksi terhadap kekayaan intelektual, beberapa organisasi dunia,
seperti GATT dan WTO, telah membuat kesepakatan dan resolusi kepada anggotanya untuk
mendorong dilaksanakannya hukum yang dapat menjamin terproteksinya hak kekayaan
intelektual.
3. Product Safety and Product Liability
Untuk menjamin kenyamanan dari penggunaan sebuah produk, dibuatlah aturan hukum
mengenai product safety dan product liability. Aturan hukum mengenai product safety berisi
standar-standar yang harus dimiliki/terdapal pada sebuah produk. Product liability merupakan
tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh perusahaan apabila produk dari hasil perusahaan
tersebut mengakibatkan efek negatif kepada penggunanya (keracunan, kematian, dan efek negatif
lainnya). Ada dua aturan hukum dalam product liability, yaitu hukum perdata berupa denda dan
hukum pidana berupa hukuman penjara. Gugatan terhadap product liabililty lebih banyak terjadi
di negara-negara industri maju. Amerika Serikat adalah negara yang paling banyak
mengeluarkan biaya untuk memenuhi tuntutan product liability, yaitu sebesar 2,4% dari produk
domestik bruto. Karena itu, apabila dilihat dari aspek ini, AS dinilai tidak memiliki competitive
advantage.

4. Hukum Kontrak (Contract Law)


Kontrak adalah dokumen yang memerinci syarat-syarat terjadinya suatu transaksi dan
menjelaskan secara detail hak dan kewajiban dari pihak-pihak yang melakukan kontrak.
Sementara itu, hukum kontrak adalah seperangkat aturan hukum yang mengharuskan
dijalankannya suatu kontrak. Masing masing negara memiliki perbedaan dalam menyusun
hukum kontrak. Perbedaan tersebut diakibatkan oleh adanya perbedaan dalam tradisi hukum
(legal tradition).

Ada dua bentuk tradisi hukum yang ditemukan di dunia pada saat ini. Pertama, common law
system. Sistem ini disusun beberapa tahun yang lalu di Inggris dan saat ini ditemukan di
beberapa negara bekas koloni Inggris dan AS. Common law disusun berdasarkan tradisi,
preseden. dan kebiasaan. Ketika pengadilan menafsirkan common law, ketiga karakteristik
tersebut dijadikan acuan. Kedua, civil law system. Sistem ini disusun berdasarkan seperangkat
hukum yang sangat teperinci dan diorganisasi dalam kitab undang-undang hukum. Kitab undang-
undang hukum tersebut dijadikan pedoman yang harus ditaati dalam melakukan transaksi bisnis.
Ketika pengadilan menafsirkan civil law, kitab undang undang hukum tersebut dijadikan acuan.
Hampir lebih dari 80 negara, termasuk Jerman, Prancis, dan Rusia, menjalankan sistem ini
(Rusdin, 2002).

Sistem hukum nasional sangat berkaitan dengan alasan sejarah, budaya. politik, dan agama.
Peraturan hukum, peranan pengacara, hak untuk melakukan penilaian kembali, dan tentu saja
hukum itu sendiri berbeda di masing-masing negara. Di AS contohnya, pada saat ekonomi
mengalami guncangan, perusahaan dapat memberhentikan karyawan dengan uang pesangon
yang sedikit. Di Belgia, jika perusahaan ingin memberhentikan karyawannya, perusahaan
tersebut harus menyediakan uang pesangon sebesar liga bulan gaji jika pekerja itu telah bekerja
selama dua tahun sampai lima tahun.

BUDAYA
Dua tema atau isu sentral tentang sistem budaya masyarakat/bangsa sebagai berikut. dalam suatu.
1) Kinerja bisnis internasional yang sukses memerlukan cross culture literacy. Maksudnya,
bagaimana memahami dan mengatasi perbedaan perbedaan budaya antar dan dalam suatu
bangsa/negara karena dapat memengaruhi praktik-praktik bisnis internasional.
2) Adanya hubungan nyata antarbudaya dan biaya-biaya yang ditimbulkan dalam praktik bisnis
pada suatu bangsa/negara. Faktor-faktor budaya ini dapat membantu perusahaan-perusahaan
mencapai keunggulan kompetitif dalam perekonomian atau bisnis internasional. Hal ini karena
bangsa atau perusahaan yang warga negaranya atau anggotanya yang memiliki kompetisi budaya
tinggi dalam kesamaan segala hal akan memperoleh keuntungan dalam persaingan. Tuntutan dari
gerakan yang terus mengarah ke pasar global dan perdagangan lintas perbatasan yang semakin
berkembang menyebabkan terbentuknya berbagai kemajuan teknologi yang mengagumkan di
bidang komunikasi dan transportasi Maka itu, kebudayaan-kebudayaan dunia semakin
berinteraksi satu sama lain (Farid Elashmawi dan Philip R. Harris, 1998).

Sebaliknya, faktor budaya ini dapat juga menaikkan biaya atau kegagalan dalam bekerja sama.
Perhatikan contoh berikut ini.
1) Beberapa ahli berpendapat bahwa faktor budaya di Jepang membantu beberapa
perusahaan mencapai keunggulan kompetitif dengan biaya rendah (lower cost) dalam
bisnisnya.
2) Beberapa perusahaan di Inggris mengalami kesulitan dalam hal kerja sama antara pihak
manajemen dan pekerja-pekerja. Hal ini disebabkan adanya konflik antarkelas (status
sosial) dalam sejarah Inggris. Seringnya konflik ini mencerminkan tingginya tingkat
perselisihan industri sehingga akan meningkatkan biaya-biaya secara relatif dibandingkan
dengan Swiss, Norwegia, Jerman, atau Jepang tempat latar belakang konflik kelas dapat
dicegah.
3) Kegagalan dalam usaha joint venture biasanya bukan karena kekurangan uang atau
teknologi, melainkan karena perbedaan budaya yang tidak dimengerti (kesalahpahaman)
satu sama lainnya terhadap nilai-nilai orang, perusahaan, atau bangsa.

Sumber Referensi: BMP ADBI4432/3SKS/MODUL 4

Anda mungkin juga menyukai