Anda di halaman 1dari 4

Nama : Andika Ramadhanna, A.Md.

T
Angkatan :5
NDH : 19
Instansi : Kabupaten Aceh Jaya
Nama Mentor : Rahmat Fuadi, ST. MT
Jabatan Mentor : Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat

A. Identifikasi Isu
1. Kurangnya Implementasi Kawasan Bebas Rokok di Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Aceh Jaya.
2. Kurang Optimalnya Penggunaan Alat Tulis Kantor di Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Kabupaten Aceh Jaya.
3. Kurang Optimalnya Kapasitas Ruas Jalan Teuku Umar Calang.

Isu Terpilh
U S G Total Isu Terpilih
No Pokok Bahasan Isu Identifikasi
(dari USG)
Isu
1 Kurangnya Implementasi Kawasan
Bebas Rokok di Kantor Dinas Observasi 5 5 5 15
Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Aceh Jaya
2 Kurang Optimalnya Penggunaan
Alat Tulis Kantor di Dinas Observasi 3 4 4 11
Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Kabupaten Aceh Jaya.
3 Kurang Optimalnya Kapasitas Ruas
Jalan Teuku Umar Calang. Observasi 4 4 5 13

Keterangan :
Dari ketiga kriteria isu yang mendapatkan ranking tiga besar tersebut kemudian
dilakukan analisis lanjutan yaitu analisis kualitas isu dengan alat USG.
USG (Kualitas Isu):

1. Urgency : Seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan


ditindaklanjuti.
2. Seriousness : Seberapa serius isu itu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan.
3. Growth : Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani sebagaimana mestinya.

Penilaian secara USG dilakukan dengan menggunakan nilai dengan rentang


nilai 1 sampai dengan 5, semakin tinggi nilai menunjukkan bahwa isu tersebut sangat urgen
dan sangat serius untuk segera ditangani.
Berdasarkan skala nilai 1-5 “USG”
Urgent (U) Seriously (S) Growth (G)
5 = Sangat mendesak 5 = Sangat serius 5 = Sangat berdampak
4 = Mendesak 4 = Serius 4 = Berdampak
3 = Cukup mendesak 3 = Cukup serius 3 = Cukup berdampak
2 = Tidak mendesak 2 = Tidak serius 2 = Tidak berdampak
1 = Sangat tidak mendesak 1 = Sangat tidak serius 1 = Sangat tidak berdampak

Hasil analisis Isu menggunakan alat analisis USG diatas, Isu yang mendapatkan ranking
tertinggi adalah Isu final dan menjadi isu yang perlu dilakukan pemecahan masalahnya,
yaitu :

“Kurangnya Implementasi Kawasan Bebas Rokok di Kantor Dinas PUPR Aceh Jaya.”

B. Perumusan dan Penetapan Isu

UNIT KERJA : DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


ISU YANG Kurangnya Implementasi Kawasan Bebas Rokok di Kantor
:
DIANGKAT Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Aceh Jaya
LATAR BELAKANG : Penerapan Kawasan Tanpa Rokok merupakan upaya dari
pemerintah untuk melindungi dan menjaminn hak setiap orang
untuk menghirup udara bersih tanpa paparan asap rokok.
Kabupaten Aceh Jaya telah menerapkan PerBup Nomor 22
Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa
Rokok(KTR) yang mengatur tentang area atau ruangan yang
dinyatakan dilranag untuk kegiatan merokok. Kawasan Tanpa
Rokok ini merupakan amanah dari undang-undang RI no.36
tahun 2009 tentang Kesehatan dan diatur melalui Pedoman
Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok (Peraturan Bersama
Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri
No.188/MENKES/PB/I/2011 dan No. 7 tahun 2011).
Salah satu area yang dinyatakan dilarang merokok,
memproduksi, menjual, mengiklankan dan mempromosikan
rokok adalah kantor pemerintah/tempat kerja. Tempat kerja
dituntut senyaman mungkin untuk bekerja sehingga dapat
meningkatkan kualitas pekerjaan. Beberapa bagian di
Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya sendiri khususnya di Dinas
Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Kabupaten Aceh
Jaya telah diinformasikan larangan merokok, tetapi beberapa
staff belum mengindahkan peraturan yang berlaku sehingga
menyebabkan suasana ruangan tercemar oleh polusi asap
rokok sehingga mengganggu orang sekitarnya. Kebanyakan
orang membutuhkan lingkungan yang bersih, sehat, dan segar
dan sebaiknya pada setiap kantor memiliki kawasan bebas
merokok dan seharusnya sampah merokok di buang pada
tempatnya.
IDENTIFIKASI ISU PENYEBAB MASALAH
1. Kurangnya pemahaman dan kesadaran tentang bahaya
rokok.
2. Kurangnya kepatuhan tentang Kawasan Tanpa Rokok
(KTR).
:
3. Belum adanya kawasan khusus bebas merokok.
4. Belum memiliki sistem pengaduan tentang Kawasan Tanpa
Rokok (KTR).
5. Belum diterapkan sanksi tegas terhadap bagi setiap oarang
yang merokok di lingkungan kerja.
DAMPAK 1. Tercemarnya udara segar di lingkungan kerja yang dapat
berdampak pada kesehatan dan kinerja pekerja.
2. Meningkatnya penyakit yang ditimbulkan oleh rokok.
3. Menurunkan produktivitas kerja pekerja lain yang
  merupakan perokok pasif.
4. Meningkatnya jumlah perokok aktif.
5. Sangat mengganggu kenyamanan orang sekitar.
6. Disamping itu, dengan tidak membeli rokok, kita dapat
menabung lebih banyak.
SOLUSI : Membuat penetapan Kawasan khusus bebas merokok, dengan
syarat:
1. Merupakan ruang terbuka/ruang memiliki sirkulasi udara
yang baik.
2. Terpisah dari gedung/tempat/ruang utama dan ruang lain
yang digunakan untuk beraktivitas
3. Jauh dari pintu masuk dan keluar.
4. Jauh dari tempat orang berlalu-lalang.
5. Membuat komite pengawasan/pengaduan.

C. Diagram Fish Bone

ISU AKTUAL INSTANSI

FISH BONE DIAGRAM

FISH BONE
DIAGRAM
Kurangnya Implementasi Kawasan Bebas Rokok di Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Aceh
Jaya
PENYEBAB AKIBAT

Manusia Sistem
Belum adanya sistem
Kurang k p engaduan dan
esadaran dalam pengawasan Implementasi
diri pribadi Kawasan Bebas
Rokok di Kantor
Dinas Pekerjaan
Umum dan
Perumahan
Rakyat Aceh Jaya

Prosedur s anksi
Belum adanya tegas sehingga
kawasan bebas menimbulkan efek jera
asp rokok

Fasilitas Prosedur

Anda mungkin juga menyukai