Anda di halaman 1dari 4

PENETAPAN KADAR NIPAGIN (Methylparaben) PADA SABUN MANDI CAIR

SECARA SPEKTOFOTOMETRI UV-VIS

Kosmetik merupakan bahan atau sediaan yang dimasudkan untuk digunakan pada bagian
luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar), atau gigi
dan membran mukosa mulut, terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah
penampilan, dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada
kondisi baik. Ada dua jenis kosmetik, kosmetik dekoratif dan kosmetik perawatan. Kosmetik
dekoratif yaitu untuk merias dan menutup cacat pada kulit, sehingga menghasilkan penampilan
yang lebih menarik serta menimbulkan efek psikologis yang baik, seperti percaya diri.
Sedangkan kosmetik perawatan kulit (skin-care cosmetics) yaitu kosmetik untuk keperluan
merawat kebersihan kulit dan kesehatan kulit. Salah satu jenis kosmetik perawatan kulit yaitu
kosmetik untuk kebersihan kulit (cleanser).
Pengawet merupakan bahan tambahan yang biasanya digunakan dalam sediaan kosmetik
yang berfungsi menahun laju pertumbuhan bakteri dan jamur yang dapat mengakibatkan
kosmetik mudah rusak. Pengawet yang sering digunakan disabun mandi nipagin
(methylparaben). Bahan Kosmetik yaitu kadar pengawet nipagin (methylparaben) pada sabun
mandi adalah 0,4% dan digunakan sebagai preservative atau pengawet. Apabila lebih dari
0,4% dapat mengakibatkan iritasi kulit dan reaksi alergi (BPOM, 2011). ada beberapa efek
negatif kesehatan dari zat pengawet methylparaben yang digunakan secara berlebihan yang
mengakibatkan Alergi bagi sebagian orang yang sensitif terhadap methylparaben. Orang yang
alergi paraben bisa mengalami efek toksik dermatitis dan iritasi kulit bila mengalami kontak
langsung dengan zat pengawet tersebut.

Pengujian kadar nipagin pada sabun mandi dilakukan dua tahap yaitu dengan
Kromatografi Lapis Tipis untuk pemisahan dan identifikasi Penetapan kadar dengan
menggunakan metode Spektrofotometri. Kelebihan dari metode kromatografi lapis tipis dapat
dihasilkannya pemisahan yang lebih sempurna, kepekaannya yang lebih tinggi dan dapat
dilaksanakan lebih cepat serta membutuhkan penyerap dan cuplikan dalam jumlah yang
sedikit noda-noda yang terpisahkan dilokalisir pada plat seperti lembaran kertas. Alat dan
bahan yang sering digunakan adalah erlenmayer 250 ml, beaker glass 250 ml, tangas air,
Syringe, kertas saring, batang pengaduk, chamber dan tutup chamber labu ukur, lampu UV
254 nm, spektrofotometri uv vis Specord 200, kuvet, pipet ukur 5 ml, pipet ukur 25 ml dan
bahan yang digunakan berupa bahan pengawet seperti Nipagin (methyl paraben) Asam
klorida 4 M Paraffin cair Metanol Natrium sulfat anhidrat Silika gel GF 254 Asam asetat
glasial Toluen.
Cara kerjanya yaitu Larutan uji (larutan A). Sejumlah 55 g cuplikan ditimbang seksama
kemudian ditambah 1,25 ml asam klorida 4 M 1,25 ml asam klorida
4 M, 2,50 ml paraffin cair 25 ml metanol dan sedikit natrium sulfat anhidrat. Kemudian
dipanaskan di atas tangas air sampai meleleh sambil diaduk campuran dibiarkan memisah dan
beningan dipisahkan.
Larutan baku (larutan B). Sejumlah 25 mg Nipagin (methyl paraben) yang ditimbang
seksama dan dilarutkan dalam 25 ml metanoL,

Larutan uji ditambah baku Sejumlah 55 gr cuplikan ditimbang seksama ditambah 25


mg nipagin ditambah 1,25 ml asam klorida 4 M ditambah 2,50 ml parafin cair, ditambah 25 ml
Metanol dan sedikit natrium sulfat anhidrat, dipanaskan di atas tangas air sampai meleleh
sambil diaduk, campuran dibiarkan memisah dan beningan dipisahkan, masukan ke dalam
erlenmeyer 250 ml.
Pemisahan Larutan A dan B ditotolkan terpisah dan dilakukan kromatografi lapis tipis
sebagai berikut, Fase diam dengan menggunakan Silika gel GF 254, Fase gerak nya Toluen 80
ml, dan asam asetat glasial 20 ml, Penjenuhan dilakukan dengan kertas saring dan Volume
penotolan Larutan A dan B masing-masing ditotolkan 25 ul dengan Jarak rambat 15cm,
kemudian Penampak bercak menggunakan Cahaya ultraviolet 254 nm.

Kadar rata-rata Nipagin Hasil perhitungan kadar Nipagin dengan Spektrofotometri


UV- Vis

Sampel Ulangan Serapan Rerata Persyaratan Kesimpulan


(A) Sampel (%) (%)
1 0,2607 MS
A 0,17 0,02-0,40
2 0,1609 MS
1 0,2825 MS
B 0,19 0,02-0,40
2 0,1737 MS
1 0,1758 MS
C 0,15 0,02-0,40
2 0,1598 MS
Penambahan asam klorida 4M bertujuan untuk menambah kelarutan sampel dan
melelehkan dari lemak pada sabun mandi tersebut, sedangkan parafin cair berfungsi sebagai
pelicin. Penambahan metanol bertujuan untuk melarutkan nipagin dalam sabun mandi.
Panaskan diatas tangas air aduk hingga meleleh kemudian angkat kemudian disaring dan ambil
larutan beningnya. Penyaringan bertujuan untuk menyaring kemungkinan adanya partikel-
partikel kecil yang ikut terbawa sehingga dapat mempengaruhi proses pemisahan, larutan yang
didapat dari penyaringan ini digunakan sebagai larutan uji atau larutan sampel.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua fase yaitu fase gerak dan fase diam.
Fase diam berfungsi sebagai pemisah yang menahan atau menarik salah satu senyawa untuk
dipisahkan dari campurannya dan fase geraknya 80 ml : 20 ml yaitu, Toluen : Asam asetat
glacial. Berdasarkan hasil deteksi dengan menggunakan sinar UV 254 nm dan Rf Kromatografi
Lapis Tipis dari ketiga sampel sabun mandi yang terdiri dari sampel A, B dan C dapat
disimpulkan bahwa sampel sabun mandi positif mengandung nipagin yaitu terdapat atau
timbul bercak dengan warna ungu yang sama pada sampel, kontol positif dan baku
pembanding dilihat pada hasil dari deteksi dibawah sinar UV 254 nm. Dan pada jarak rambat
yang tidak jauh berbeda yaitu sampel A 0,02 sampel B 0,02 dan sampel C 0,03 .Dari hasil
data tersebut dapat dilanjutkan kepenelitian selanjutnya yaitu penetapan kadar nipagin dengan
menggunakan metode Spektrofotometri UV Vis. Sebelum dilakukan penetapan kadar, terlebih
dahulu dilakukan pengerokan bercak pada Kromatografi Lapis Tipis. Kemudian hasil kerokan
dilarutkan dengan metanol, pengerjaan tersebut dilakukan dengan mencari panjang
gelombang antara 225 – 300 nm.

Panjang gelombang maksimum nipagin yang diperoleh yaitu 259 nm, dari panjang
gelombang tersebut kemudian dilakukan pengukuran serapan sampel dengan dua kali
pengulangan. Serapan yang pertama yaitu sampel A 0,2607 dan pengulangan sampel A 0,1609
kemudian serapan yang kedua sampel B diperoleh hasil 0,2825 dan pengulangan sampel B
dengan hasil serapan 0,1737 kemudian yang ketiga serapan sampel C diperoleh hasil 0,1758
dan pengulangan sampel C 0,1598. Data yang diperoleh tersebut kemudian dilakukan
perhitungan kadar nipagin. Kadar rata-rata nipagin yang diperoleh yaitu sampel A 0,17%,
sampel B 0,19% dan sampel C 0,15%. Menunjukkan bahwa kadar nipagin dalam sabun mandi
cair masih memenuhi persyaratan yang ditentukanBPOM No: HK.00.05.42.1018 yaitu tidak
kurang dari 0,02% dan tidak lebih dari 0,4 %. Sehingga sabun mandi tersebut aman dari
bahaya pengawet nipagin (methyl paraben).

Anda mungkin juga menyukai