Anda di halaman 1dari 18

UJI AFEKSI

B. Uji Afeksi
1
Metode uji afelsi adatah metode yang digunakan untuk mengukur
sikap subjektif konsumen terhadap produk berdasarkan sifat-sifat
sensori. Hasil yang diperoteh adatah penerirnaan (diterima atau ditotak),
kesukaan (tingkat suka atau tidak suka), dan pitihan (pitih satu dari yang
tain) terhadap produk. Yang pertu ditekankan dalam uji afeksi adatah
bahwa pitihan (preferensi) tidak sama dengan penerimaan, bisa jadi
panetis lebih memitih contoh A dibanding contoh B, akan tetapi kedua
contoh tidak dapat diterima.
Terdapat tiga metode yang dapat ditakukan datam penyajian
contoh pada ujiafeki, yaitu monodic, sequential monadic, dan penyajian
berpasangan (paired presentation). Pada monadic, semua contoh
disajikan datam satu waktu. Pada seguential monadic, contoh disajikan
datam rangkaian untuk diujikan pada waktu yang sama. Sementara itu,
pada penyajian berpasangan, contoh yang disajikan sebanyak dua buah
atau satu pasang pada satu waktu yang sama.
nrjuan utama uji afeksi adatah untuk mengetahui respon individu
berupa penerimaan ataupun kesukaan dari konsumen terhadap produk
yang sudah ada, produk yang baru, ataupun karakteristik khusus dari
produkyang diuji. Uji afeksi tidak hanya digunakan oteh produsen pangan,
tetapi juga oteh penyedia jasa seperti rumah sakit dan bank.
Uji afeksi dapat bersifat kuatitatif dan kuantitatif. Uii afeksi
kuatitatif digunakan untuk mengukur respon subjektif dari sebuah
contoh oteh konsumen sesuai karakteristik sensori produk dengan cara
rembuat konsumen menyampaikan apa yang dirasakannya datam sebuah
wawancara atau diskusi ketompok. Pada uji kuatitatif, moderator ataupun
pe'tflawancara akan berinteraki secara tangfung dengan konsumen
(panetis), sehingga pewawancara atau moderator harus betajar cara
*au metode investigasi, teknik untuk tampit netra[, cara meringkas
-rta metaporkan secara jetas, dan memiliki keahtian menjaga ketompok
dskusi agar tetap dinamis. Metode kuatitatif dapat diapLikasikan pada
siluasi:
a. Untuk mengetahui dan memahami kebutuhan konsumen yang tidak
dapat diekpresikan (contoh: mengapa orang membel,i susu berkatsium
tinggi padaha[ menu sehari-hari sudah cukup memenuhi kebutuhan
katsium?). Metode ini berguna untuk mengidentifikasi kecenderungan
atau tren peritaku konsumen dan produk yang digunakan.
2
b. Untuk memperkirakan respon awal konsumen terhadap konsep atau
prototipe produk. Ketika pembuat produk ingin mengetahui apakah
konsepnya diterima atau sebatiknya yaitu bermasatah, maka uji
kuatitatif memungkinkan konsumen untuk berdiskusi secara terbuka
mengenai konsep dan atau prototipe produk. Hasil yang diperoteh
dapat membantu penetiti untuk memahami reaki awal konsumen
terhadap konsep atau prototipe produk, sehingga dimungkinkan
langsung dilakukannya penyesuaian-penyesuaian pada titik ini.
c. Untuk mengajarkan konsumen cara bagaimana mendeskripsikan
atribut sensori baik itu konsep, prototipe, ataupun produk komersiat.
Uji kuatitatif dapat membuat konsumen untuk mendiskusikan atribut
produk secara terbuka menggunakan bahasa mereka sendiri.
d. Untuk mengajarkan mengenai peritaku konsumen berkenaan dengan
produk. Ketika pembuat produk ingin mengetahui bagaimana
konsumen akhirnya memutuskan menggunakan suatu produk atau
bagaimana respon konsumen terhadap cara pemakaian produk.
Uji afeksi kuantitatif berguna untuk mengetahui respon konsumen
datam sebuah ketompok besar (50 sampai beberapa ratus orang) dengan
pertanyaan mengenai penerimaan, kesukaan, atribut sensori, dan tain-
[ain. Metode afeksi kuantitatif dapat diaptikasikan pada situasi:
a. Untuk mengetahui penerimaan atau kesukaan produk dengan
melfbatkan panetis yang merupakan konsumen yang mewakili poputasi
pengguna Produk.
b. untuk mengetahui penerimaan atau kesukaan panetis terhadap
karakteristi[ sensori produk seperti aroma, ftavor, tekstur,
penampitan, dan lain-tain. Dengan mempetajari karakter produk
maka akan diperoteh informasi mengenai faktor yang mempengaruhi
penerimaan atau kesukaan keseturuhan konsumen.
c. Untuk mengukur respon konsumen terhadap atribut sensori tertentu
yang spesifil dari produk dengan menggunakan skala intensitas atau
hedonik sehingga menghasitkan data yang dapat dihubungkan dengan
ratinghedonik dan data anatisis deskripsi'
Jenis Uji Kuantitatif 3
Uji afeki kuantitatif dapat diktasifikasikan menjadi dua kategori
berdasarkan tugas utama uji, yaitu:
Tugas Uji dan jenis Pertanyaan
Memitih Uji kesukaan Produk mana yang Anda pitih?
Produk mana yang tebih Anda sukai?
Me-rating Uji penerimaan Seberapa besar Anda menyukai
produk?

. Seberapa besar Anda menerima


produk?

setain pertanyaan di atas, umumnyd digunakan puta pertanyaan


sekunder seperti atasan konsumen untuk menyukai atau menerima suatu
produk.
lndustri makanan dan minuman berkembang sangat pesat. Produk
makanan dan minuman yang beredar di masyarakat jumtah dan jenisnya
sudah sangat banyak. Ada makanan dan minuman yang dipasarkan pada
semua kalangan konsumen dari konsumen ketas bawah sampai konsumen
kelas atas, terdapat juga jenis makanan dan minuman yang hanya
disediakan atau dipasarkan untuk katangan konsumen tertentu. Dijumpai
jenis makanan atau minuman yang mirip bentuk, kemasan, dan cita
rasanya, tetapi memitiki perbedaan yang sangat besar dari segi harga. Hat
ini tentunya akan menyebabkan tanda tanya mengapa harganya berbeda?
Satah satu yang berperan di sini adatah kemampuan perusahaan untuk
menciptakan citra yang metekat pada mereknya.
Jika produsen berani mengambit keputusan bahwa produknya
diperuntukkan hanya pada konsumen tertentu, berarti industri sudah
harus mempunyai gamlaran yang akurat tentang harapan dari caton
kosumen atau konsumen tentang produk yang diinginkan. Keinginan
konsumen dapat diketahui dengan survei konsumen, untuk mengetahui
apa kebutuhannya dan apa keinginannya, sebab antara kebutuhan dengan
keinginan dan kemampuan yang ada pada konsumen tidak setatu sejatin.
Satah satu cara mengetahui keinginan konsumen akan produk makanan
dan minuman dapat ditakukan dengan uji kesukaan. Dengan uji ini dapat
diperoteh informasi yang representatif tentang kesukaan konsumen.
Jika konsumen tetah memutuskan menyukai suatu produk, artinya
tetah terjadi kesetarasan antara kebutuhan, keinginan dan kemampuan
yang dimitiki konsumen. Sebab kesukaan tidak begitu saja terjadi, tetapi
biasanya metatui proses berulang kati dan membutuhkan waktu. Jika
produsen metakukan secara langsung pada konsumen untuk mengetahui
apakah produknya disukai atau tidak, biayanya sangat mahat. Jawaban
untuk itu adatah uji laboratorium metatui uji kesukaan terhadap produk
dengan menggunakan wakil dari konsumen. Siapa mereka? iatah orang-
orang yang memitiki kemampuan tebih datam hal penerimaan atau
penotakan suatu produk berdasarkan kesan subjektifnya.
4
Uji afeksi terdiri dari uji penerimaan (acceptance test) dan
uji kesukaan (preference test). Uji penerimaan menyangkut penilaian
seseorang akan suatu sifat atau kuatitas suatu bahan yang menyebabkan
orang menyenangi. Jika pada uji pembedaan panetis mengemukakan
kesan akan adanya perbedaan tanpa disertai kesan senang atau tidak
maka pada uji pemitihan panetis mengemukakan tanggapan pribadi,
yaitu kesan yang berhubungan dengan kesukaan atau tanggapan senang
atau tidaknya terhadap sifat sensori atau kuatitas yang dinitai. Misatnya,
kesan gurih dan renyah pada krupuk, kesan hatus pada permukaan kertas
adatah berhubungan dengan sifat-sifat yang disenangi. Sebatiknya, rasa
hambar, tertatu asin, dan tiat pada daging berkaitan dengan sifat-sifat
yang tidak disukai.
Uji penerimaan tebih subjektif daripada uji pembedaan. Karena
sifatnya yang sangat subjektif itu beberapa panetis yang mempunyai
kecenderungan ekstrim senang atau benci terhadap suatu komoditas
atau bahan tidak dapat digunakan untuk metakukan uji penerimaan. Akan
tetapi panetis orang ekstrim ini mungkin masih dapat digunakan untuk
menitai dengan uji pembedaan. Jika pada uji pembedaan dikehendaki
panetis yang peka, pada uji penerimaan dapat ditakukan menggunakan
panetis yang betum berpengalaman sekatipun. Pada uji penerimaan tidak
ada contoh pembanding atau contoh baku. Jika pada uji pembedaan
panetis diwajibkan mengingat-ingat contoh pembanding, maka pada
uji penerimaan justru panetis ditarang mengingat atau membandingkan
dengan contoh yang diuji sebetumnya. Tanggapan harus diberikan segera
dan secara spontan, bahkan tanggapan yang sudah diberikan tidak boteh
ditarik kembati meskipun kemudian timbul keraguan. Tanggapan senang
atau suka adatah sangat pribadi karena itu kesan seseorang tak dapat
digunakan sebagai petunjuk tentang penerimaan dari sesuatu komoditas.
Tujuan uji penerimaan adatah mengetahui apakah suatu komoditas atau
suatu sifat sensorik tertentu dapat diterima oteh masyarakat. Karena
itu tanggapan senang atau suka harus puta diperoteh dari seketompok
orang yang dapat mewakiti pendapat umum atau mewakiti suatu poputasi
masyarakat tertentu. Datam ketompok uji penerimaan ini termasuk uji
kesukaan, uji mutu hedonik, dan uji mutu skatar.
1. Uji Kesukaan (Uji Hedonik)
5
uji kesukaan disebut juga uji hedonik, ditakukan apabita
uji didesain untuk memitih satu froduk di antara produk tain secara
langsung. uji ini dapat diaptikasikan pada saat pengembangan produk
atau pembandingan produkdengan produk pesaing. Ujikepukain
meminta
panelis untuk harus memitih satu pitihan di antira
V.nE tain. tulaka itu,
produk yang tidak dipitih dapat menunjukkan bahwa
disukai ataupun tidak disukai.
iroduk tersebut

Panelis dimintakan tanggapan pribadinya tentang kesukaan


atau sebatiknya (ketidakukaan). Di samping pinetis ,",ig"rukakan
tanggapan senang, suka atau kebatikannya; mereka juga ,"ni"rukakan
tingkat kesukaannya. Tingkat-tingkat keiukaan ini disebut skat-a hedonik.
Misatnya, datam hal "suka" dapat mempunyai skata hedonik
seperti:
amat sangat ryF: sangat suka, suka, dah agak suka. sebatiknya, jit<a
tanggapan itu "tidak suka" dapat mempunyaiit<ata hedonik
seperti suka
dan agak suka, terdapat tanggapannya yani disebut sebagai neirat, yaitu
bukan suka tetapi juga bukan tidak iuki (ieither tike nor dislike).
Skata hedonik dapat direntangkan atau diciutkan menurut
rentangan skata yang dikehendakinya. Skata hedonik dapat juga
diubah
menjadi skata numerik dengan angka mutu menurut tingkal kesukaan.
Dengan data numerik ini dapat ditakukan anatisis secara pirametrik.

Ketika penetiti ingin menentukan status afeki sebuah produk,


misatnya seberapa besar kesukaan konsumen terhadap produk,
maki
uji penerimaan dapat digunakan. produk dibandingkan alngin produk
lain yang tebih baik atau tebih disukai. Bisa juga tengan
pesaing. Kemudian, digunakan skata hedonik untuk iroduk dari
menuniut t"n tingkat
penerimaan atau tingkat ketidakterimaan, atau tingkat
[esukaan atau
ketidaksukaan.
skor penerimaan retatif juga dapat menunjukkan kesukaan,
contoh dengan skor tertinggi berarti teUitr disukai. nasit yang pating
bail
diperoteh dari skata yan g sei mbang, yaitu yan g j umtah ny.!"nj
ii, misatnya
skata 1-3, 1-5, 1-7, dan 1-9. Uji penerimaan pada aas-"rnv"
memitiki
kemiripan dengan uji pembedaan, hanya saia pada uji penerir."n
atribut
yang digunakan adatah penerimaan atau kesukaan.
tontoh skata hedonik
yang bisa digunakan adatah sebagai. berikut.
Penggunaan skata hedonik pada prakteknya dapat digunakan
6
untuk mengetahui perbedaan, sehingga uji hedonik sering digunakan
untuk menitai secara organoteptik komoditas sejenis atau produk
pengembangan. Uji hedonik banyak digunakan untuk menitai produk
akhir. Data yang diperoleh dari hasit uji hedonik biasanya dianatisis
menggunakan ANOVA (Analisls of Yariancel dan jika ada perbedaan
digunakan uji lanjut seperti Duncan. Anatisis juga dapat ditakukan dengan
menghitung frekuensi atau jumtah (persentase) panetis yang memilih
ska[a kesukaan tertentu. Untuk menyimputkan hasitnya dapat ditakukan
dengan metode Perbandingan Eksponensiat (MPE) .

2. Uii Mutu Hedonik


Berbeda dengan uli kesukaan, uji mutu hedonik tidak menyatakan
suka atau tidak suka metainkan menyatakan kesan tentang baik atau
buruk. Kesan baik-buruk ini disebut kesan mutu hedonik. Oteh karena
itu, beberapa ahti memasukkan uji mutu hedonik ke datam uji hedonik.
Kesan mutu hedonik tebih spesifik dari pada sekedar kesan suka atau
tidak suka. Mutu hedonik dapat bersifat umum, yaitu baik atau buruk dan
bersifat spesifik seperti empuk-keras untuk daging, pulen-keras untuk
nasi, renyah untuk mentimun.

3. Uji Mutu Skalar


Rentangan skata hedonik berkisar dari ektrim baik sampai
ke ekstrim jelek. Skata hedonik pada uji mutu hedonik sesuai dengan
tingkat mutu hedonik. Juml,ah tingkat skata juga bervariasi tergantung
dari rentangan mutu yang diinginkan dan sensitivitas antarskaLa. Skati
hedonik untuk uji mutu hedonik dapat berarah satu dan berarah dua.
Seperti hatnya pada uji kesukaan pada uji mutu hedonik, data penitaiaan
dapat ditransformasi datam skata numerik dan setanjutnya dapat dianatisis
statistik untuk i nterprestasinya
Tabel 13. Jenis Uji dan Cara penyajian Uji Kesukaan
7

i;iajti;ill;i€ii:i:;*

Contoh Kasus Uji Kesukaan (paired preferencel


Perbaikan Mutu Produk Selai Kacang
Datam rangka merespon keinginan konsumen, yaitu produk
setai kacang yang tebih enak dengan rasa kacang yang iebih terasa,
maka produsen metakukan proyek perbaikan produk yang menghasitkan
prototipe produk setai kacang. Prototipe setai kacang ini kemudian diuji
dengan uji pembeda dengan atribut rasa kacang dan dihasitkan bahwa
prototipe memitiki rasa kacang yang paLing terasa. Divisi Marketing ingin
metakukan konfirmasi apakah prototipe yang dihasil,kan tebih disukai
dibandingkan produk setai kacang yang sudah ada, sehingga diharapkan
dapat meningkatkan votume penjuatan.
Uji ini menggunakan contoh prototipe setai kacang yang sudah
dikembangkan menjadi setai yang rasa kacangnya tebih teiaia, iebagai
bentuk respon produsen terhadap keinginan konsumen. panetis yang
ditibatkan sebanyak 100 orang yang merupakan konsumen setai kacang.
Panetis diminta mendatangi lokasi uji di mana mereka akan menerima
dua contoh sekaligus, setengah akan menerima contoh dengan pola A-
B, setengah lagi B-A. semua contoh diberi kode dengan tiga digft angka
acak. Panetis diminta untuk memilih di antara dua contoh tersebut.
Hipotesisnya adalah Hr: kesukaan untuk produk dengan rasa kacang yang
tebih terasa (prototipe) < 50% dan H": kesukaan terhadap prototipe >
50%.
8
Metode uji yang digunakan adatah metode paired comparison,
diperoteh- sebanyak 62 dari 100 orang menyukai prototipe, sehingga
berdasarkan tabet pada Lampiran 1 disimputkan bahwa ada signifikansi
tingkat keiukaan prototipe dibandingkan produk yang sudah ada.
lnterpretasi' hasit yang diperoteh adatah bahwa produk yang baru
dapat dipasarkan dengan labet pada kemasan "Rasa kacangnya tebih
terasa!!!".

Contoh Kasus Uji Hedonik


Pengembangan Produk Minuman lsotonik Rasa Buah
Perusahaan CV "Pangan Makmur Sejahtera" adatah perusahaan
yang memproduki minuman isotonik berenergi. Dalam rangka
mengembangkan usahanya, perusahaan ini ingin mencoba menghasitkan
produk minuman isotonik dengan rasa buah, yaitu strawberry dan jeruk
nipis. Untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap produk
barunya, pihak perusahaan metakukan uji hedonik terhadap tiga contoh
produk, yaitu rasa original,istrawbe;rry, dan jeruk nipis. Kode contoh
untuk rasa original adalah 815, strawberry adatah 558, dan jeruk nipis
adatah 384.
Contoh uji hedonik disajikan secara acak dan datam memberikan
penitaian panetis tidak boteh mengutang-utang penitaian atau
membanding-bandingkan contoh yang disajikan. Untuk satu panetis yang
tidak tertatih, sebaiknya contoh disajikan satu-persatu sehingga panetis
tidak.akan membanding-bandingkan satu contoh dengan yang lainnya.
Penitaian terhadap uj'i hedonik harus ditakukan secara spontan. Skata
penitaian yang digunakan bisa 6, 7, atau 9 skata. Pada pengujian ini,
digunakan skata penitaian dengan 9 skala.
Berikut ini adatah contoh formulir untuk uji kesukaan.
9
Tanggal
Nama Panelis
Jenis Contoh Minuman isotonik
Instnrksi Nyatakan penilaian anda dan berikan tanda ({) pada
pernyataan yang sesuai dengan penilaian Saudara

Kode Contoh
Penilaian
81s 558 384
1. Amat sangat tidak suka
2. Sangat tidak suka
3. Tidak suka
4. Agak tidak suka
5. Netral
6. Agak strka
7. Suka
8. Sangat strka
9. Amat sangat suka

Cara Analisis Uji Hedonik


a. Hasil uji hedonik ditabutasikan datam suatu tabet, untuk kemudian
ditakukan anatisis dengan ANOVA (Anotysis of Yariance) dan uji tanjut
dengan Duncan's filultiple Test
b. Hasit yang tetah diperoteh dari uji hedonik ditabutasikan dan dihitung
total pertakuan (Yi.), totat ketompok (y.j), totat umum (y..), dan
dihitung pula I\2 untuk setiap pertakuan dan kelompok
c. Kemudian ditakukan analisis varian untuk membedakan contoh yang
satu dengan contoh yang lainnya.

Contoh Analisis
Uji hedonik ditakukan pada 3 rasa minuman isotonik, berikut
adalah hasitnya.
Tabet 14. Hasil Penilaian Kesukaan Produk Minuman lsotonik 10

Berdasarkan data-data pada Tabel 14 di atas, kemudian ditakukan


anatisis sidik ragam untuk mengetahui nyata atau tidaknya perbedaan
antarpertakuan.
Faktor Koreki (FK) Totat2 11
Jumtah ketompok x Jumtah pertakuan

29V
20x3

1470,15
JK Totat jumtah kuadrat - FK
1759 - 1470.15.
289,95
JK contoh (Jumtah kuadrat total tiap contoh /
Jumtah panetis) - FK
= ((1452 + 852 + 6V) I 201 - 1470,15
= 166,80
JK panetis = (Jumtah kuadrat total tiap panetis /
Jumtah contoh) - FK
= (192 + 152 + ... +1421 I 3l - 1470, 15
= 45,52
JK error = JK total - JK contoh - JK panetis
= 288, 85 - 166,8 - 45, Sz
= 76,53

Ditakukan tabutasi datam daftar anatisis varian seperti ditunjukkan


pada Tabel 15 berikut.

Tabel 15. DaftarAnatisis varian contoh Minuman lsotonik


Nitai F*,,n. (41 ,99"*) kemudian dibandingkan dengan F,*, (Lampiran
4 dan 5) yang beriritai 5,18 pada 1% dan 3,23 pada 5%. Ternyata nitai Fn,,un,
selalu tebih besar (bahkan jauh tebih besar) dari Foo.. sehingga dapat
disimputkan bahwa ada perbedaan sangat nyata (**) antar perlakuan.
12
Untuk mengetahui pertakuan mana yang sama atau tebih dari
yang lain mernertukan anatisis tebih lanjut terhadap perlakuan tersebut.
Sementara untuk hasi[ analisis sidik ragam yang memberikan hasit tidak
berbeda nyata, tidak perlu ditakukan anatisis lanjutan. Analisis yang biasa
ditakukan adatah Uji Duncan seperti dijetaskan sebagai berikut ini.
a. Langkah 1

Dihitung sebuah parameter Standar Error Rata-rata


Standar error =

=rl@
= 01317
b. Langkah 2
Berdasarkan Lampiran 6 pada skata tingkat nyata 5% dengan
derajat bebas galat (db error) = 38 = 40 diperoteh LSR = Ranges x Standar
Error Rata-rata).
Tabel 1'6. Nitai F dan F Tabe[ Hasil Uji Duncan Minuman lsotonik

c. Langkah 3
Nitai rata-rata penilaian tiap jenis minuman isotonik diurutkan,
kemudian setisihnya dibandingkan LSR yang sesuai. Bita yang dibandingkan
merupakan dua nitai tengah yang berdekatan maka digunakan nitai LSR
dengan p =2. Jadi, p menyatakan jum[ah nitai tengah yang dibandingkan.
Dua nitai tengah dinyatakan sama apabita setisihnya tebih kecil dari nitai
LSR-nya dan nitai yang sama tersebut diberikan tanda garis bawah.
Tabel 17. Perballinpan signifikansi Antarpertakuan
Minuman tsotonik 13

.Dengan demikian, dapat disimputkan bahwa tingkat


panetis terhadap minuman isotonik B iama
kesukaan
dengan
C, namun minuman isotonik A berbedi dengan'ke?ua
,ffirin
isotonik
minumin isotonik
yang [ain. Setain itu, dapat puta disimputkln
Uanwi ,inrr"n isotonik
A tebih disukai daripada minuman isotonik B dan C. Minuman
isotonik
A mempunvai penitaian yang pating tinggi
ti,zsi, di ';;;; semakin
linggi tingkat penilaian, maki minuman isotonik akan semakin disukai.
Berdasarkan anatisis statistik yang ditakukan,
dapat ditari[ kesimputan
bahwa minuman isotonik yang
rjating disukai o[eh panetis aaitan minuman
isotonik dengan rasa jeruk nipis.
setain uji
Hedonik, dikenat puta Uji Mutu Hedonik. uji Mutu
Hedonik yang tebih spesifik untuk suatu jenishutu
tertentu. Uji Hedonik
biasanya bertujuan mengetahui respon
ianetis terhadap sifat mutu yang
Lmymr misatnya warna, aroma, tekstur; dan rasa, sedangkan uji Mutu
Hedonik ingin mengetahui respon terhadap sifat-siiat prodfu
y.ng tebih
spesifik, misatnya rasa buah datam permeni sifat putin.ii,
prro pada
lasi, sifat gurih pada kerupuk, ketezatan dari daging panggang; dan [ain-
tain.

Contoh Kasus Uji Hedonik


Formulasi sabun Transparan dari wrgin coconutor,
(vco)
Datam uji
lni panetis diminta mengungkapkan tanggapan
tentang tingkat kesukaan dan ketidakukaannyalerhad'ap produk
sabun
transparan berbahan baku vco (20%, zz%, iqxl dengan'penambahan
surfaktan dietanot amida (DEA) pada konsenira si
1%, zi aai 3% lsoraya,
2w71. Panetis diminta untuk menitai transparinsi, tekstur, pembusaan,
kesan kesat dikutit setetah penggunaannya, dan
aroma. Uji Hedonik ini
metibatkan 30 panetis semi tertatih dan henggunafan
skata hedonik 1-
5, yaitu: 1 = sangat tid-ak suka, 2 tidak sur<i,
= 3 = biasa, 4 =suka, dan
5 = sdrgilt suka. pengolahan data pada p"ngrji.n
ini hanya berdasarkan
frekuensi dengan anggapan bahwa data'yan!
tiperoteh merupatan data
kualitatif.
Ke su kaan te r hadap tr ansparansi 14
Penitaian terhadap kesukaan transparansi dilakukan dengan cara
metihat secara visual dan menitai tingkat transparansi dari sabun yang
dihasitkan tanpa dihasitkan secara statistik. Tingkat kesukaan yang pating
tinggi mewakiti transparansi yang pating disukai oleh panetis. Sebanyak
57% dan panetis menyatakan kesukaan (skala 4-5) terhadap transparansi
sabun yang dihasitkan dengan pertakuan konsentrasi YCO 22% dan DEA
1%. Transparansi sabun yarig dihasitkan dari pertakuan VCO 22% dan DEA
2% disukai oteh 50% panelis, sementara VCO 20% dan DEA 2% disukai 47%.
Dapat disimputkan bahwa sabun transparan dengan konsentrasi VCO 22%
dan DEA 1% tebih banyak disukai oteh panetis

Kesu kaan terhadap Warna


Penitaian terhadap kesukaan warna ditakukan dengan cara
mengamati warna dari sabun yang dihasitkan. Tingkat kesukaan yang
pating tinggi mewakiti warna yang pating disukai oteh panelis. Dengan
menghitung persentasi panetis yang menyukai produk seperti pada
pengujian sebetumnya, maka dapat disimputkan bahwa sabun transparan
dengan perlakuan konsentrasi YCO 24% dan DEA 2% tebih banyak disukai
oteh konsumen dengan persentasi sebesar 87%.

Kesukaan terhadap Pembusaan


Penitaian terhadap kesukaan pembusaan dengan cara mencobanya
untuk mencuci tangan dan menitai banyaknya busa dari sabun yang
dihasitkan. Tingkat kesukaan yang pating tinggi mewakili banyak busa
yang pating disukai oteh panetis. Persentasi panetis yang menyatakan
kesukaan sabun dari pertakuan YCO 24% dan DEA 3% adatah 80% dan
merupakan jumtah tertinggi dibanding pertakuan [ain. Contoh penyajian
data penitaian panetis dapat ditihat pada Gambar 18.
15
70

60
s^.
;50
E40
6
:30
o
Ezo
?10
0
A1B1 A1B2 A1B3 pcB1 /cB2 A2B3 A3B1 A3B2 A3B3
Perlakuan

Gambar 18. Penilaian Panetis terhadap Pembusaan Sabun Transparan


Keterangan:

A181 vco20% DEAl % A2B3 YCO 22%DE,.3 %


A182 vco 20 % DE 2% A381 vco 24%Dl.'l.1 %
4183 vco20%DEA3% 4382 vco 24%DEA?%
A2B1 vco 22 %DE,.l% A383 YCO24%DEA3%
MBz vco 22%DE 2%
Kesukaan terhadap Kesan Kesat

Penitaian terhadqp kesukaan kesan kesat ditakukan dengan cara


mencobanya dan merasakan kesan kesat setelah pemakaiair Aari sabun .

transparan yang dihasitkan. Tingkat kesukaan yang pating tinggi mewakil,i


kesan kesat yang paling disukai panetis. panetis yang menyatakan
kesukaan tertinggi sebesar 73% terhadap kesan kesat sabun dengan VCO
20% dan DEA 3%, sehingga dapat disimputkan bahwa sabun transparan
dengan formutasi ini tebih banyak disukai. Kesan kesat dipengaruhi oteh
banyak.busa pada sabun transparan yang dihasitkan.

Kesukaan te rhadap Aroma

Penitaian terhadap aroma dilakukan dengan cara mencium


aroma dari sabun transparan yang dihasitkan. Tingkat kesukaan yang
pating tinggi mewakili bau yang pating disukai oteh panetis. panelis
menyatakan kesukaan paling banyak pada perlakuan vco 22?6 dan DEA 3%
dengan kesukaan sebesar 6ff1, sehingga dapat disimputkan bahwa sabun
transparan dengan formulasi ini tebih banyak disukai oleh panelis.
lvletode Perbandingan Ekponensial (ilPE) 16
Metode Perbandingan Ekponensial merupakan satafr satu teknik
pengambitan keputusan untuk menentukan peringkat dari beberapa
atternatif keputrsan berdasarkan beberapa kriteria keputusan. MPE ini
menggunakan.asumsi dasar bahwa pengambi[ keputusan harus mampu
menentukan tingkat nilai kriteria keputusan dan tingkat nitai atternatif
keputusan terhadap setiap kriteria keputusan, yang merupakan penitaian
subjektif berdasarkan intuisi, data riset, obseryasi, wawancara, atau
pengetahuan umum mengenai kriteria tersebut.
Tahap-tahap penerapan MPE adatah sebagai berikut.
. a. Menentukan alternatif-atternatif keputusan
b. Menentukan kriteria-kriteria penilaian alternatif
c. Menentukan tingkat nitai (ratingl setiap kriteria keputusan
d. Menentukan tingkat nitai setiap atternatif keputusan terhadap setiap
kriteria keputusan
e. Menghitung skor total setiap atternatif keputusan
f. Membuat peringkat atternatif keputusan
Tahap-tahap tersebut disusun datam suatu matriks keputusan
untuk menghitung skor dan peringkat dari setiap pitihan seperti pada
Tabet 18.

Tabet 18. Bentuk Matrik Keputusan dengan MPE

Formulasi Perhitungan Skor pada MPE


Skor Atternatif (i) = (R,i)

\ : Tingkat nitai alternatif ke-i pada kriteria ke-j


tr : Tingkat nilai kriteria ke-j
Pemitihan produk terbaik ditakukan dengan cara pembobotan
yang didasarkan pada hasit anatisis fisikokimia dan uji hedonik. Untuk
anatisis sifat fisikokimia metiputi aspek jumtah asim lemak, fraksi
tak tersabunkan, nitai pH, dan stabitisasi emutsi. uji organoteptik
metiputi transparansi, pembusaan, tekstur, kesan kesit, din aroma.
Untuk menentukan pertakuan terbaik maka pada setiap parameter
Uji Fisikokimia dan Uji Hedonik diberikan skata 1-5 berdasarkan nitai
kepentingannya. Semakin penting parameter tersebut maka nil.ai yang
diberikan semakin besar. Nitai kepentingan kemudian dibobotkan k;
datam persen. Nitai kepentingan setiap parameter ditentukan atas
pertimbangan-pertimbangan yang dapat ditihat pada Tabet 19.
17
Nitai hasil anatisis dari setiap parameter uji fisikokimia dan uji
hedonik diurutkan berdasarkan urutan terbaik. Peringkat terbaik diberi
nitai 3, terbaik kedua 2, dan terbaik ketiga 1. Nitai totat akhir diperoteh
dari akumutasi perkatian antara nitai peringkat dikatikan dengan bobot
setiap parameter kesukaan. Nitai totaI kemudian diurutkin hingga
diperoteh pertakuan terbaik. Berdasarkan hasit pembobotan secara
subjektif maka diperoLeh sabun transparan dengan konsentrasi VCNO
22% dan konsentrasi DEA'!% (pertakuan A2B1) sebagai pertakuan terbaik
dengan karakteristik sensori berupa transparansi il%,' pembusa an 57%,
tekstur 30%, kesan kesat 67%, dan aroma 37%.

Tabel 19. Penitaian Kepentingan Setiap Uji Hedonik


18

Anda mungkin juga menyukai