Anda di halaman 1dari 9

Nama : Rafli Ismiadi Wicaksono

NIM : D24180075
Praktikum ke 10
Kelompok : P2
Asisten Praktikum : 1. Nursaadah Syahro
Fitriyah
2. Bekti Astuti

ANALISIS TANIN

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI


PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN
BOGOR 2021
PENDAHULUAN

Latar belakang

Penyediaan dan kualitas hijauan sangat menentukan produktivitas dan


perkembangan ternak ruminansia. Jenis hijauan yang dapat diberikan kepada
ternak selain rumput-rumputan adalah tanaman leguminosa yang mempunyai
kandungan protein cukup tinggi sehingga dapat dipakai untuk memenuhi
kebutuhan gizi ternak. Pakan ternak jenis leguminosa kebanyakan mengandung
zat antinutrisi yaitu tanin karena tanin memiliki peranan penting dalam
melindungi perkecambahan, serangan jamur, serangga atau insekta dan cuaca
Tanin adalah salah satu zat antinutrisi ketika berjumlah banyak dalam tubuh
ternak. Tanin juga memiliki nilai positif ketika jumlahnya sedikit yang berada
pada tubuh ternak. Nilai positif tanin adalah dapat melapisi atau melindungi
protein sebagai salah satu kandungan yang terdapat pada pakan yang dikonsumsi.
Dengan demikian tanin dengan konsentrasi rendah akan meningkatkan protein
bypass pada organ pasca rumen karena mikroba rumen tidak mampu
mendegradasinya.
Anti nutrisi dalam kaonsentrasi tinggi mengakibatkan ternak
keracunan, namun anti nutrisi tidak sama dengan toxic. Ketika didalam tubuh
ternak terdapat konsentrasi antinutrisi yang tinggi makan zat antinutrisi tersebut
akan menyerang atau menghambat proses metabolisme. Namun ketika senyawa
toxic masuk kedalam tubuh ternak meskipun dalam konsentrasi rendah toxic
langsung akan menyerang sistem respirasi yang berdampak sangat fatal dalam
jangka waktu singkat. Sehingga sangat penting mengetahui kandungan nutrien
bahan pakan. .

Tujuan

Praktikum ini bertujuan menganalisis kadar tanin dalam bahan pakan yang
di berikan kepada ternak

MATERI DAN METODE

Materi

Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan beberapa alat. Alat yang


digunakan yaitu laptop dan bahan ajar. Bahan yang digunakan dalam praktikum
ini yaitu koneksi internet, artikel, dan jurnal. Alat dan bahan yang dibutuhkan
dalam praktikum analisis tannin yaitu tabung reaksi, kertas saring, vortex,
sentrifugasi, spektrofotometer, standar BSA, SDS-TEA, Buffer Asetat, FeCl3,
HCl, asam tanat, dan methanol.
Metode

Metode yang dilakukan pada pembuatan laporan ini disesuaikan dengan


pembelajaran yang dilakukan secara daring. Pembuatan laporan dilakukan dengan
beberapa tahapan, yaitu tahap pertama menonton video panduan praktikum dan
selanjutnya membaca panduan praktikum. Setelah itu, mencari infomasi mengenai
analisis tannin melalui internet untuk mendapatkan literatur yang berasal dari
jurnal maupun buku pendukung. Tahapan terakhir yaitu dari informasi yang telah
didapatkan ditulis dalam bentuk laporan praktikum.

Persiapan sampel
Sebanyak 200 mg teh yang telah disaring dan ditimbang, kemudian
dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Selanjutnya dilakukan ekstraksi dengan
penambahan methanol 50% sebanyak 10 ml selama 10 menit dengan
menggunakan vortex. Setelah itu disentrifuge dengan kecepatan 5000 rpm selama
5-10 menit atau 3000 rpm selama 15 menit. Kemudian sampel yang telaah
disentrifuge diambil sebanyak 1 ml dan ditambahkan standar BSA sebanyak 1 ml.
Dibiarkan selama 20 menit di ruang pendingin dengan suhu 5oC. Setelah itu
dilakukan sentrifugasi kembali selama 15 menit pada kecepatan 3000 rpm.
Setelah sentrifugasi yang kedua, cairannya dibuang dan endapannya dicuci
sebanyak 3 kali menggunakan buffer asetat pH 5 dengan cara meneteskan secara
perlahan melalui dinding tabung. Selanjutnya endapan tersebut dilarutkan dengan
4 ml SDS-TEA dan ditambahkan 1 ml larutan FeCl3 dalam HCl 0.01 M.
Campuran tersebut dihomogenkan dengan vortex lalu dibiarkan pada temperature
kamar. Serapannya diukur dengan menggunakan spektrofotometer pada Panjang
gelombang 510 nm.
Pembuatan larutan standar
Tahap pertama yaitu membuat larutan induk terlebih dahulu, dimana 50
mg asam tanat ditambahkan methanol absolut 1 mg/ml. Selanjutnya disiapkan 6
tabung reaksi, dimana masing-masing tabung ditambahkan larutan induk sebanyak
0,1,2,3,4, dan 5 ml kemudian dijadikan 10 ml. Larutan standar ini memiliki
konsentrasi 0, 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, dan 0.5 mg/ml. Setelah itu masing-masing dari
larutan standar tersebut dipipet sebanyak 1 ml kedalam tabung reaaksi dan
ditambahkan 1 ml larutan standar BSA (2 mg/ml). selanjutnya dilakukan cara
kerja yang sama terhadap sampel dan diinkubasi pada suhu 5oC selama 20 menit.
Warna yang dihasilkan adalah ungu kehitaman. Larutan standar ini juga
dispektrofotometer. Kemudian dihitung persen taninnya dengan rumus sebagai
berikut.

������ ����������� � � ��/��


% tannin = 200 ��
� 100%
HASIL DAN
PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 1 dibawah merupakan hasil analisis tannin dengan menggunakan


spektrofotometer didapatkan nilai absorbansi. Berikut merupakan tabel nilai
absorbansi.

Tabel 1 Nilai absorbansi dan konsentrasi


No Konsentrasi Absorbansi
1 0 0.0013
2 0.1 0.1314
3 0.2 0.2125
4 0.3 0.3211
5 0.4 0.4126
6 0.5 0.5301

Tabel 2 dibawah hasil analisis tanin beberapa sampel diantaranya yaitu


Indigofera, kaliandra, dan teh. Berikut merupakan tabel nilai absorbansi dan
konsentrasi tannin pada sampel.

Tabel 2 Nilai absorbansi dan konsentrasi tannin pada


sampel
No Sampel Absorbansi (A) Konsentrasi (mg/ % tannin
ml)
1 Indigofera 0.1368 0.1221 0.6107
2 Kaliandra 0.1569 0.1417 0.7085
3 Teh 1 0.4960 0.4717 2.3586
4 Teh 2 0.3873 0.3659 1.8297

Pembahasan

Antinutrisi adalah adalah senyawa alami atau sintetis yang mengganggu


penyerapan nutrisi. Studi nutrisi berfokus pada antinutrien yang biasa ditemukan
dalam sumber makanan dan minuman. Antinutrisi dapat berupa obat-obatan,
bahan kimia yang secara alami terjadi pada sumber makanan, protein, atau
konsumsi nutrisi yang berlebihan itu sendiri. Antinutrien dapat bekerja dengan
mengikat vitamin dan mineral, mencegah penyerapannya, atau menghambat enzim.
(Ekholm et al 2003). Tanin adalah kelompok polifenol yang larut dalam air
dengan berat molekul antara 500 - 3000 gr/mol. Tanin tnampu mengendapkan
alkaloid, gelatin dan protein lainnya, membentuk warna merah tua dengan kalium
ferrisianida dan amonia serta dapat diendapkan oleh garam-garam Cu, Pb dan
kalium kromat (atau 1% asam kromat) (Fajriati 2006). Menurut Parker (1993)
tanin diklasifikasikan dalam dua kelas, yaitu condensed tannin, yaitu tanin yang
dapat terkondensasi dan tidak dapat dihidrolisis kecuali dalam suasana asam.
Contoh: katekin, proantocyanidin hidrolisable tannin, yaitu tanin yang
terhidrolisis dalam air. Contoh: galotanin, caffetanin. Tanin atau lebih dikenal
dengan asam tanat, biasanya mengandung 10% H2O. Struktur kimia tanin adalah
kompleks dan tidak sama. Asam tanat tersusun 5-10 residu ester galat, sehingga
galotanin sebagai salah satu senyawa turunan tanin dikenal dengan nama asam
tanat. Tanin sendiri termasuk dalam golongan polifenol dan ester yang terbentuk
dalam katekin dan asam galat (galotanin). Sampel tanin, merupakan asam lemah
yang sifat reduktornya dipengaruhi oleh pH, sehingga diperlukan kondisi larutan
yang mengoptimalkan reaksi oksidasi tanin (Edward 1962).
Kandungan tanin dari tanaman pada iklim yang berbeda berpotensi untuk
meningkatkan suplai dan penyerapan protein tercerna. Tannin ternyata
mempunyai efek berbahaya untuk mikroba rumen. Namun pada bakteri yang
mampu mendegradasi tannin dapat berkembang biak dan dapat meningkatkan
jumlah bakteri yang toleran terhadap kandungan tannin pada pakan (Desmiaty et
al 2008).
Tanin juga mempunyai efek menguntungkan antara lain dapat melindungi
protein dari degradasi mikroba rumen (protein by pass) sehingga langsung dapat
diserap oleh usus halus. Protein yang berikatan dengan tannin tidak hanya protein
substrat tetapi juga protein mikroba. Kemampuan tannin untuk bereaksi dengan
protein menimbulkan masalah pada penyiapan enzim atau protein dari beberapa
tumbuhan. Kemampuan tannin dalam mengendapkan protein disebabkan adanya
sejumlah gugus fungsional yang dapat membentuk ikatan kompleks yang sangat
kuat dengan protein, sehingga dapat menghambat kerja beberapa enzim serta
menurunkan kecernaan protein dengan aktivitas enzimatik (Muslim 2014) tannin
akan mengikat protein dan tanin terutama tanin terkondensasi yang tidak dapat
dipecah oleh mikroorganisme rumen, sedangkan tannin terhidrolisa dapat dipecah
oleh mikroorganisme rumen (Makkar et al 1991)
BSA pada analisis tanin berfungsi sebagai pengikat dari molekul tanin,
seperti yang di lakukan oleh Sangkoso et al (2010) yang menggunakan BSA
sebagai pengikat tanin pada daun nangka. Methanol pada analisis tanin berfungsi
sebagai pemisah antara zat tanin pada bahan pakan dengan zat lainnya dan
penggunaan buffer asetat pada analisis tanin berfungsi sebagai pemurni tanin
setelah di lakukan pemisahan (Sari et al 2015).
Pada hasil di dapatkan kadar tanin tertinggi terdapat pada teh 1 dengan
nilai persentase tanin sebesar 2.3586 dan terendah ada pada kalinadra dengan
persentase tanin sebesar 0.6107, jika di lihat dari hasil perhitungan dan kurva
menunjukan persentase tanin berbanding lurus dengan dua hal yaitu nilai
absorbansi dan konsentrasi (mg/ml) dalam bahan pakan tersebut anin merupakan
senyawa aktif metabolit sekunder yang diketahui mempunyai beberapa khasiat
yaitu sebagai astringen, anti diare, anti bakteri dan antioksidan. Tanin merupakan
komponen zat organik yang sangat kompleks, terdiri dari senyawa fenolik yang
sukar dipisahkan dan sukar mengkristal, mengendapkan protein dari larutannya
dan bersenyawa dengan protein tersebut. Tanin memiliki peranan biologis yang
kompleks mulai dari pengendap protein hingga pengkhelat logam. Tanin juga
dapat berfungsi sebagai antioksidan biologis. Tidak selamanya zat antinutrisi
memberikan pengaruh negatif, konsumsi pakan yang mengandung tanin dapat
berpengaruh resisten pada kehidupan rumen terhadap parasit gastrointestinal
nematode.

SIMPULAN

Praktikum analisis tannin menggunakan beberapa sampel hijauan seperti


Indigofera, kaliandra, dan teh yang terbagi atas sampel teh 1 dan sampel teh 2.
Pada sampel Indigofera didapatkan persen tannin sebesar 0.6107%. Pada sampel
kaliandra didapatkan persen tannin sebesar 0.7085%. Pada sampel teh 1
didapatkan persen tannin sebesar 2.3586%. Pada sampel teh 2 didapatkan persen
tannin sebesar 1.8297%. Persen tannin terbesar terdapat pada sampel teh 1 dan
persen tannin terkecil terdapat pada sampel Indigofera. Kandungan tanin yang
tinggi pada tanaman pakan ternak dapat mempengaruhi penyerapan protein pada
ternak.

DAFTAR PUSTAKA
Desmiaty Y, Ratih H, Dewi MA, Agustin R. 2008. Penentuan jumlah tanin total
pada daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk) dan daun sambang darah
(Excoecaria bicolor Hassk.) secara kolorimetri dengan pereaksi biru prusia.
Ortocarpus. 8: 106-109.
Edward P. 1962. Pharmacognosy. New York(US): John Wiley and Sons Inc.
Ekholm P, Virkki L, Ylinen M, Johansson L. 2003. The effect of phytic acid and
some natural chelating agents on the solubility of mineral elements in oat
bran. Food Chemistry. 80 (2): 165–70. doi:10.1016/S0308-8146(02)00249-
2.
Fajriati I. 2006. Optimasi metode penentuan tanin (Analisis tanin secara
spektrofotometri dengan pereaksi Orto-Fenetrolin). Jurnal Kauni. 2(2):
108-120.
Makkar HPS, Shiddurajju P, Becker K. 2007. Plant Secondary Metabolites. New
Jersey(US): Humana Press
Muslim G, Sihombing JE, Fauziah S, Abrar A, Fariani A. 2014. Aktivitas
proporsi berbagai cairan rumen dalam mengatasi tannin dengan tehnik in
vitro. Jurnal Peternakan Sriwijaya. 3(1): 25-36.
Parker S. 1993. Endclopedta of Chemistry. New York(US): Me Graw Hill Book
Corporation.
Sangkoso W T, Yusiati L M, Bachrudin M, Mugiono. 2010. Optimalisasi
pengikatan tanin daun nangka dengan protein Bovide serum albumin.
Buletin Peternakan. 34 ( 3) : 134-158
Sari P P, Rita W S, Puspawati N M. 2015. Identifikasi dan uji aktivitas senyawa
tanin dari ekstrak daun trembesi (Samanea saman (jacg) merr) sebagai anti
bakteri Escheridia coli ( E.coli ). Jurnal Kimia.9 (1) : 27-34.
LAMPIRAN

Gambar 1 Kurva sampel larutan standar

Perhitungan % tannin
1. Indigofera
������ ����������� � � ��/��
% tannin = 200 ��
� 100%

10 � 0.1221 ��/��
= 200 ��
� 100%

= 0.6107%
2. Kaliandra
������ ����������� � � ��/��
% tannin = 200 ��
� 100%

10 � 0.1417 ��/��
= 200 ��
� 100%

= 0.7085%
3. Teh 1
������ ����������� � � ��/��
% tannin = 200 ��
� 100%

10 � 0.4717 ��/��
= 200 ��
� 100%

= 2.3586 %
4. Teh 2
������ ����������� � � ��/��
% tannin = 200 ��
� 100%

10 � 0.3659 ��/��
= 200 ��
� 100%
= 1.8297%

Anda mungkin juga menyukai