Akuntansi Manajemen Lanjutan - RMK Kelompok 4
Akuntansi Manajemen Lanjutan - RMK Kelompok 4
Kelompok 4:
Ainun Namira Putri Harisma – A014202009
Wisnu Mahardika R – A014202010
BAB XII
SISTEM PENGENDALIAN STRATEJIK TERINTREGRASI
Dalam modul sebelumnya, telab dijelaskan mengenai konsep four levers of control
sebagai salab satu cara untuk membuat orang-orang bekerja sesuai dengan apa
yang diinginkan perusabaan. Salab satu elemen dalam/our levers of control adalab
diagnostic control system, dimana perusabaan mempergunakan control system
tersebut untuk memonitor perkembangan pelaksanaan strateji dan pencapaian
tujuan perusabaan secara keseluruban. Salab satu alat yang dapat dipergunakan
sebagai diagnostic control system adalab balanced sccorecard.
Perspektif pelanggan pada intinya berisi customer value proposition, yaitu apa
yang dijanjikan perusabaan pada pelanggannya, agar pelanggan tersebut
mau membeli produk dari perusabaan. Harapannya, jika customer value
proposition tersebut memang disukai pelanggan, maka produk atau jasa yang
dibasilkan perusabaan akan dibeli oleb pelanggan, yang menyebabkan tujuan
stratejik yang terdapat pada perspektif keuangan (terutama pada growth
strategy), dapat tercapai.
Seperti yang terlibat dalam template strategy maps, customer value
proposition dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Atribut produk atau jasa yang dibasilkan perusabaan (product/service
attributes)
2. Membangun bubungan dengan pelanggan (relationship)
3. Membangun persepsi pelanggan (image)
Dalam product/service attributes, yang dijanjikan pada pelanggan antara lain
berupa:
1. Harga (Price), salab satu cara yang paling mudab dilakukan untuk menarik
pembeli adalab dengan menjual barang atau jasa dengan barga yang murab.
Hal ini biasanya, namun tidak selalu, diterapkan perusabaan-perusabaan
yang menerapkan strateji cost leadership. Perusabaan ini berusaba untuk
menekan biaya produksi, dan puas dengan marjin yang rendab, namun
mengbarapkan tingkat perputaran {turnover) yang tinggi. Sebaliknya, jika
perusabaan menerapkan strateji differensiasi, maka perusabaan biasanya
akan menawarkan produk atau jasa dengan barga yang lebib tinggi pada
calon pembeli. Hal ini juga tidak mejadi masalab, selama barga tersebut
masib wajar {reasonable). Misalkan pelanggan pesawat Garuda Indonesia
mau membayar tiket penerbangan yang lebib mabal, karena strateji Garuda
yang berbeda dengan low cost carrier lainnya, dalam bal ini Garuda lebib
menekankan pada ketepatan waktu {on-time).
2. Kualitas (Quality), faktor ini juga merupakan salab satu elemen yang
membuat pelanggan membeli produk dari perusabaan. Walaupun
perusabaan menerapkan strateji cost leadership, produk atau jasa yang
dibasilkan perusabaan barus memenubi standar minimal yang diinginkan oleb
calion pembeli atau pelanggan perusabaan. Misalkan, untuk pesawat low cost
carrier, salab satu kualitas yang barus dijaga adalab tingkat keselamatan.
3. Ketersediaan (Availability), dalam bal ini, perusabaan menjanjikan
kemudaban pelanggan untuk memperoleb barang atau jasa yang dibasilkan
perusabaan. Elemen ini penting sekali bagi produk yang disebut sebagai
search goods. Produk kategori ini biasanya tidak memiliki konsumen yang
loyal, mereka cenderung untuk mencoba sesuatu yang baru, karena tidak ada
konsekuensi yang terlalu merugikan dari eksperimentasi yang mereka
lakukan. Contobnya adalab minyak goreng. Konsumen minyak goreng
biasanya tidak akan terlalu loyal pada suatu merek tertentu, sebingga jika
merek yang diinginkan tidak tersedia, maka kemungkinan besar kosumen
tidak akan mencari merek yang mereka ingini di toko lain, namun mengambil
merek yang berbeda. Karena itu elemen availability merupakan bal yang
penting bagi produsen minyak goreng.
4. Piliban (Selection), selera konsumen semakin beragam, sebingga salab
satu cara untuk menarik calon pembeli adalab dengan memberikan piliban
yang beragam. Contobnya adalab perusabaan es krim yang memberikan rasa
yang bervariasi pada calon pembelinya, ataupun juga Garuda Indonesia yang
memberikan banyak piliban penerbangan untuk tujuan Surabaya dalam satu
barinya.
5. Fitur (Functionality), pada beberapa perusabaan tertentu, terutama
perusabaan yang memproduksi barang-barang elektronik, elemen fitur
(functionality) menjadi bal yang penting. Semakin lengkap fitur dari suatu
produk, misalnya telpon genggam, maka semakin bayak pembeli yang
menginginkan produk tersebut.
Dalam konsep Balanced Scorecard, terdapat empat kelompok proses internal yang
dapat dilakukan perusabaan, yaitu:
Proses inovasi, terutama dikaitkan untuk mncapai customer value proposition yang
terkait dengan functionality. Functionality, seperti fitur-fitur yang terdapat pada
telepon genggam atau produk-produk elektronik lainnya mengbaruskan perusabaan
untuk terus menerus menjaga proses inovasi agar dapat memberikan produk dengan
fitur terkini yang dikebendaki oleb calon pembeli. Ada empat sub proses penitng
dalam proses inovasi ini, yaitu:
Proses-proses yang akan dilakukan perusabaan dalam bal ini biasanya terkait
dengan:
1. Lingkungan
3. Pegawai
4. Komunitas
Balanced scorecard yang terkait dengan proses ini akan lebih banyak dibabas pada
modul mengenai biaya lingkungan.
Perspektif ini mengukur kesiapan sumber daya yang dimiliki oleb perusabaan dalam
menjalankan kegiatan- kegiatan yang merupakan tujuan stratejik dalam perspektif
internal bisnis. Kesiapan sumberdaya yang dimiliki perusabaan tersebut dapat dilibat
dari tiga sisi, yaitu:
Tolok ukur yang dipakai untuk mengukur kesiapan sumberdaya manusia yang
dimiliki perusabaan adalab buman capital readiness. Untuk mengbitung tolok ukur ini
ada beberapa langkab yang barus dilakukan, yaitu: