Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 6

“Perolehan,Penggunaan,dan Pencatatan Aktiva Tetap


Berwujud”

Dosen Pengampu :Drs.H.Abdul Rijal, M.Si.


Mata Kuliah :Akuntansi Keuangan

Oleh :
Rafly Hasanuddin (1992142100)
Afifah (1992142117)
Kelas : D
Prodi :Akuntansi S1

Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Makassar
2020/2021
Pengertian
Aktiva tetap merupakan aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam
produksi atau penyedian barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan administratif, dan diharapkan untuk digunakan lebih dari satu priode. Menurut
difinisi tersebut, suatu aktiva tergolong sebagai aktiva tetap jika dia memiliki tiga
karektristik secara simultan.Pertama, memiliki wujud fisik seperti tanah, bangunan, dan
peralatan. Kedua,digunakan untuk memproduksi ataumenyediakan barang/jasa,
disewakan kepada pihak lain atau untuk tujuan administratif. Mesin pabrik merupakan
contoh aktiva yang digunakan untuk memproduksi barang sehingga dapat terkatagori
sebagai aktiva tetap.Ketiga, memiliki umur manfaat lebih dari satu priode akuntansi. 2

Aktiva tetap berwujud merupakan salah satu bagian dari harta (assets) perusahaan
yang dapat menunjang kegiatan operasional perusahaan dimana besar kecilnya suatu
perusahaan atau kuat tidaknya suatu perusahaan antara lain dapat dilihat dari aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan tersebut.

Aktiva tetap berwujud merupakan aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif
permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Istilah relatif
permanen menunjukkan sifat dimana aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam
jangka waktu yang relatif cukup lama.  

Aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat mempunyai
macam-macam bentuk seperti tanah, bangunan, mesin-mesin, dan alat-alat, kendaraan,
dan lain-lain. Dari macam aktiva tetap berwujud untuk tujuan akuntansi dilakukan
pengelempokan yakni :

1.      Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan,
pertanian, dan peternakan

2.      Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunannya
bisa diganti dengan aktiva yang sejenisnya, misalnya bangunan, mesin, alat-alat,
mebel, kendaraan, dan lain-lain

3.      Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya
tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya sumber-sumber alam seperti
pertambangan, hutan, dan lain-lain
Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas tidak dilakukan penyusutan terhadap harga
perolehannya, sedangkan aktiva tetap yang terbatas umurnya dilakukan penyusutan harga
perolehannya.

 Pengeluaran-pengeluaran Modal dan Pendapatan

Perlakuan akuntansi terhadap pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan


perolehan dan penggunaan aktiva tetap dapat dibagi menjadi dua yaitu :

1.      Pengeluaran modal (Capital Expenditures) yakni, pengeluaran-pengeluaran untuk


memperoleh suatu manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi

2.      Pengeluaran pendapatan (Revenue Expenditures) yakni, pengeluaran-pengeluaran


yang bersangkutan. Oleh karena itu pengeluaran-pengeluaran seperti ini dicatat dalam
rekening biaya.Jadi dasar pertimbangan dalam pencatatan pengeluaran-pengeluaran
untuk aktiva tetap adalah berapa lama manfaat pengeluaran tersebut dapat dirasakan,
hanya satu periode atau lebih dari satu periode akuntansi.

Harga Perolehan Aktiva Tetap Berwujud

Untuk menentukan besarnya harga perolehan suatu aktiva, berlaku prinsip yang
menyatakan bahwa semua pengeluaran yang terjadi sejak pembelian sampai aktiva itu
siap dipakai harus dikapitalisasi. Jenis aktiva bermacam-macam, oleh karena itu masing-
masing jenis mempunyai masalah-masalah khusus yaitu :

1.      Tanah

Tanah yang dimiliki dan digunakan sebagai tempat berdirinya perusahaan dicatat dala
rekening tanah. Harga perolehan tanah terdiri dari berbagai elemen seperti :

a.       harga beli

b.      komisi pembelian

c.       biaya balik nama

d.      biaya penelitian tanah

e.       iuran-iuran (pajak-pajak) selama tanah belum dipakai

f.       biaya merobohkan bangunan lama


g.      biaya peralatan tanah, pembersihan dan pembagian

h.      pajak-pajak yang jadi beban pembeli pada waktu pembelian tanah

2.      Bangunan

Gedung yang diperoleh dari pembelian, harga perolehannya harus dialokasikan pada
tanah dan gedung. Biaya yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan gedung adalah :

a.       Harga beli

b.      Biaya perbaikan sebelum gedung itu dipakai

c.       Komisi pembelian

d.      Biaya balik nama

e.       Pajak-pajak yang menjadi tanggungan pembeli pada waktu pembelian.

3.      Mesin dan Alat-alat

Yang merupakan harga perolehan mesin dan alat-alat adalah :

a.       Harga beli

b.      Pajak-pajak yang menjadi beban pembeli

c.       Biaya angkut

d.      Asuransi selama dalam perjalanan

e.       Biaya pemasangan

f.       Biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa percobaan mesin

4.      Alat-alat Kerja

Alat-alat kerja yang dimiliki bisa berupa alat-alat untuk mesin atau alat-alat tangan
seperti drei, pukul besi, dan lain-lain. Karena harga perolehannya relatif kecil maka
biasanya alat-alat ini tidak didepresiasi tetapi diperlakukan seperti :
1.      Pada waktu pembelian dikapitalisasin, kemudian setiap akhir periode dihitung fisiknya,
selisihnya dicatat sebagai biaya untuk periode itu dan rekening alat-alat kerja di kredit

2.      Dikapitalisasi sebagai aktiva dengan jumlah tertentu dan dianggap sebagai persediaan
normal, kemudian setiap kali pembelian baru dibebankan sebagai biaya

5.      Pattern dan Dies (Cetakan-cetakan)

Cetakan-cetakan yang dipakai untuk produksi dalam beberapa periode dicatat dalam
rekening aktiva tetap dan didepresiasi selama umur ekonomisnya.

6.      Perabot dan Alat-alat Kantor

Pembelian atau pembuatan alat-alat ini harus dipisah-pisahkan untuk fungsi-fungsi


produksi, penjualan, dan administrasi, sehingga deprisiasinya dapat dibebankan pada
masing-masing fungsi tersebut. Yang termasuk harga perolehan perabot atau alat-alat
kantor adalah harga beli, biaya angkut, dan pajak-pajak yang menjadi tanggungan
pembeli

7.      Kendaraan

Seperti halnya perabot, maka kendaraan yang dimiliki juga harus dipisahkan untuk
setiap fungsi yang berbeda. Yang termasuk harga perolehan kendaraan adalah harga
faktur, biaya balik nama, dan biaya angkut.

8.      Tempat Barang yang Dapat Dikembalikan (Returnable Container)

Yang termasuk dalam tempat barang yang dapat dikembalikan (Returnable


Container) adalah barang-barang yang dipakai sebagai tempat dari produk yang dijual
seperti botol, drum, tangki, dan lain-lain. Apabila tempat barang itu bisa dikembalikan
maka harga jual tidak termasuk harga tempat barang tersebut. Contoh mengenai
pencatatan tempat barang :

Studi Kasus

Misalnya pabrik makanan A menjual minuman sebanyak 1,000 botol dengan harga
jual per botol Rp. 100,00. Uang tanggungan botol sebesar 50,00 per botol. Jurnal untuk
mencatat penjualan tersebut yakni :
Piutang                                                Rp. 75.000.00

            Penjualan                                                         Rp. 50.000.00

            Cadangan tempat barang                                Rp. 25.000.00

Perhitungan :

Harga jual                    : Rp. 100,00 x 1.000   = Rp. 100.000.00

Tanggungan botol       : Rp. 50,00 x 1.000     = Rp.   50.000.00

                                                                                                   Rp. 150.000.00

Dalam hal penjualan dengan tunai maka uang tanggungan yang diterima di kredit kan
ke rekening uang tanggungan botol. Pengembalian botol-botol tersebut ke perusahaan
dicatat dengan jurnal sebagai berikut :

Cadangan tempat barang        Rp. 50.000.00

            Piutang (kas)                                       Rp. 50.000.00

Apabila tempat barang tidak dikembalikan maka uang tanggungan botol ini menjadi
milik perusahaan. Bila pembeli belum membayar uang tanggungan botol maka pembeli
harus melunasinya. Uang tanggungan botol yang dibebankan pada pembeli mungkin
sebesar harga perolehan botol atau mungkin lebih besar. Misalnya harga perolehan botol
sebesar Rp. 50.00 per botol, jika pembeli tidak mengembalikan botol dalam maka jurnal
yang dibuat adalah :

Kas                              Rp. 50.000.00

Piutang                                    Rp. 50.000.00

Jurnal diatas dibuat dalam hal pembeli belum membayar uang tanggungan botol pada
saat membeli minuman. Jika uang tanggungan botol sudah dibayar maka jurnal di atas
tidak perlu dibuat. Tempat barang (botol) yang tidak dikembalikan dihapuskan dan
rekening tempat barang dengan jurnal sebagai berikut :

Cadangan tempat barang                    Rp. 50.000.00


Tempat barang                                                Rp. 50.000

Cara-cara Perolehan Aktiva Tetap

Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, dimana masing-masing cara
perolehan akan mempengaruhi penentuan harga perolehan. Masing-masing perolehan
antara lain :

1.      Pembelian tunai

Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam buku-buku
dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan. Dalam jumlah uang yang dikeluarkan
untuk memperoleh aktiva tetap termasuk harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan
agar aktiva tetap tersebut siap untuk dipakai, seperti biaya angkut, premi asuransi dalam
perjalanan, biaya balik nama, biaya pemasangan, dan biaya percobaan.

2.      Pembelian secara lumpsum atau gabungan

Apabila dalam suatu pembelian diperoleh lebih dari satu macam aktiva tetap maka
harga perolehan harus dialokasikan pada masing-masing aktiva tetap. Menurut PSAK no
16 :

“harga perolehan dari setiap aktiva yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan
mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar setiap
aktiva yang bersangkutan”.

Perolehan Melalui Pertukaran

1.         Ditukar dengan surat-surat berharga

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi
perusahaan, dicatat dalam buku sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan
sebagai penukar. Kadang-kadang harga pasar surat berharga dan aktiva tetap yang ditukar
kedua-duanya tidak diketahui, dalam keadaan seperti ini nilai pertukaran ditentukan oleh
keputusan pimpinan perusahaan. Nilai pertukaran ini dipakai sebagai dasar pencatatan
harga perolehan aktiva tetap dan ilai-nilai surat-surat berharga yang dikeluarkan.
Pertukaran aktiva tetap dengan saham atau obligasi perusahaan akan dicatat dalam
rekening modal saham atau utang obligasi sebesar nilai nominalnya, selisih nilai
pertukaran dengan nilai nominal dicatat dalam rekening agio/disagio.
Studi Kasus

Misalnya PT X menukar sebuah mesin dengan 1.000 lembar saham biasa, noninal
@Rp. 10.000.00. Pada saat pertukaran, harga pasar saham sebesar Rp. 11.000.00 per
lembar. Pertukaran dengan mesin dengan saham ini dicatat engan jurnal :

Mesin                                      Rp. 11.000.000

            Modal saham biasa                              Rp. 10.000.00

            Agio saham                                         Rp. 1.000.000

Apabila dalam pertukaran ini perusahaan menambah dengan uang maka harga
perolehan mesin adalah jumlah uang yang dibayarkan ditambah dengan harga pasar surat
berharga yang dijadikan penukar.

2.      Ditukar Dengan aktiva Tetap yang Lain

Banyak pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara menukar, atau sering disebut
dengan “tukar tambah”, dimana aktiva lama digunakan untuk membayar harga aktiva
baru, baik seluruhnya atau sebagian dan kekurangannya dibayar tunai. Ada masalah  yang
timbul bila harga pasar aktiva lama maupun baru tidak dapat ditentukan. Dalam hal ini
nilai buku aktiva lama akan digunakan sebagai dasar pencatatan pertukaran tersebut.
Selain masalah tersebut, masalah lainnya adalah pengakuan rugi atau laba yang timbul
karena adanya pertukaran aktiva tetap tersebut. Pembicaraan mengenai masalah rugi atau
laba pertukaran akan dipisahkan menjadi dua yaitu :

a.                   Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis

Pertukaran aktiva tetap tidak sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang sifat dan
fungsinya tidak sama seperti misalnya pertukaran tanah dengan mesin-mesin, tanah
dengan gedung, dan lain-lain.

b.                   Pertukaran aktiva tetap sejenis

Pertukaran aktiva tetap sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang sifat dan
fungsinya sama seperti pertukaran mesin  produksi merek A dengan merek B. Dalam
hubungannya dengan aktiva tetap yang sejenis PSAK no 16 menyatakan bahwa laba atau
rugi yang timbul akibat perbedaan nilai wajar aktiva tetap yang diperoleh dengan yang
diserahkan tidak boleh diakui, sehingga selisihnya akan digunakan untuk mengkoreksi
nilai wajar aktiva yang diperoleh

3.      Pembelian Angsuran

Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan
aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran baik jelas
dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan tersendiri, harus dikeluarkan dari harga
perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga

4.      Diperoleh dari Hadiah atau Donasi

Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah atau donasi pencatatanya bisa dilakukan
menyimpang dari prinsip harga perolehan. Apbila aktiva dicatat sebesar biaya yang sudah
dikeluarkan, maka hal ini akan menyebabkan jumlah aktiva aktiva dan modal terlalu
kecil, juga beban depresiasi menjadi terlalu kecil. Untuk mengatasi keadaan ini maka
aktiva yang diterima sebagai hadiah dicatat sebesar harga pasarnya. Misalnya PT Y
menerima hadiah berupa tanah dan gedung yang dinilai sebagai berikut :

Studi Kasus

Tanah              Rp. 2.500.000,00

Gedung           Rp. 4.000.000,00

                        Rp. 6.500.000,00

Jurnal yang dibuat oleh PT Y untuk mencatat hadiah yang diterima adalah sebagai berikut

Tanah                                      Rp. 2.500.000,00

Gedung                                   Rp. 4.000.000,00

            Modal – Hadiah                                  Rp. 6.500.000,00

Apabila dalam penerimaan hadiah tersebut PT Y mengeluarkan biaya sebesar Rp.


100.000,00 maka modal hadiah akan dikredit dengan jumlah Rp. 6.400.000,00.

Jurnal untuk mencatat penerimaan hadiah tersebut adalah sebagai berikut :

Tanah                                      Rp. 2.500.000,00

Gedung                                   Rp. 4.000.000,00

            Modal – Hadiah                                  Rp. 6.400.000,00


            Kas                                                      Rp.    100.000,00

5.      Aktiva yang Dibuat Sendiri

Dalam pembuatan aktiva, semua biaya yang dapat dibebankan langsung seperti bahan,
upah langsung dan factory overhead langsung tidak menimbulkan masalah dalam
menentukan harga pokok aktiva yang dibuat. Tetapi biaya factory overhead tidak
langsung menimbulkan pertanyaan, berapa besar yang harus dialokasikan kepada aktiva
yang dikerjakan itu. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk membebankan
biaya factory overhead yaitu:

a.       Kenaikan biaya factory overhead yang dibebankan pada aktiva yang dibuat

b.      Biaya factory overhead dialokasikan dengan tarif kepada pembuatan aktiva dan


produksi

Apabila dilakukan dengan cara pertama maka harga pokok aktiva yang dibuat adalah
semua biaya-biaya langsung untuk membuat aktiva itu ditambah dengan kenaikan
biaya factory overhead. Sedangkan dengan cara yang kedua harga pokok aktiva
merupakan jumlah semua biaya langsung ditambah dengan tarif yang menjadi beban
aktiva yang dibuat itu.

Biaya-biaya Selama Masa Penggunaan Aktiva Tetap

Aktifa tetap yang dimiliki dan digunakan dalam usaha perusahaan akan memerlukan
pengeluaran-pengeluaran yang tujuannya adalah agar dapat memenuhi kebutuhan
perusahaan. Pengeluaran-pengeluaran tersebut dapat dikelompokkan menjadi :

1.      Reparasi dan Pemeliharaan

Biaya reparasi dapat merupakan biaya yang jumlahnya kecil jika reparasinnya biasa,
jumlahnya cukup besar jika reparasinya besar. Kenyataanya, sering terjadi biaya reparasi
dan pemeliharaan yang sulit dipisah-pisahkan, sehingga dalam akuntansi dipakai satu
rekening untuk mencatat biaya reparasi dan pemeliharaan. Karena biaya reparasi dan
pemeliharaan itu sering terjadi (berulang-ulang), dapat disimpulkan bahwa manfaat
biaya-biaya tersebut hanya dalam periode terjadinya, sehingga dapat dicatat sebagai biaya
(pengeluaran pendapatan). Ada dua cara untuk mencatat biaya reparasi besar yaitu :
a.       Menambah harga perolehan aktiva tetap, apabila biaya ini dikeluarkan untuk
menaikkan nilai kegunaan aktiva dan tidak menambah umurnya

b.      Mengurangi akumulasi depresiasi, apabila biaya ini dikeluarkan untuk memperpanjang


umur aktiva tetap dan mungkin juga nilai residunya.

2.      Penggantian

Pengganian merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengganti aktiva atau suatu
bagian aktiva dengan unit yang baru yang tipenya sama, misalnya penggantian dinamo
mesin. Penggantian bagian-bagian aktiva yang biayanya kecil diperlakukan dengan cara
yang sama seperti reparasi kecil. Apabila bagian-bagian yang diganti itu biayanya cukup
besar, maka harga perolehan bagian itu dihapuskan dari rekening aktiva dan diganti
dengan harga perolehan yang baru. Misalnya mesin harga perolehannya Rp.
10.000.000,00 sesudah didepresiasi 70%, sebuah suku cadang yang diperkirakan harga
perolehannya sebesar 20% dari harga perolehan mesin diganti dengan suku cadang yang
baru, harganya Rp. 3.000.000,00. Jurnal untuk mencatat penggantian suku cadang
tersebut sebagai berikut :

Studi Kasus

Akumulasi depresiasi – Mesin      Rp. 1.400.000,00

Rugi penggantian suku cadang     Rp.    600.000,00

      Mesin                                                              Rp. 2.000.000,00

Perhitungan :

Harga perolehan suku cadang yang diganti :

20% x Rp.10.000.000,00                                      = Rp. 2.000.000,00

Akumulasi depresiasi : 70% x Rp.2000.000,00    = Rp. 1.400.000,00

Rugi besar nilai buku suku cadang tersebut          = Rp.    600.000,00

Pemasangan suku cadang yang baru dicatat dengan jurnal sebagai berikut :

Mesin                    Rp. 3.000.000,00

      Kas                                          Rp. 3.000.000,00
Perhitungan depresiasi sesudah adanya penggantian suku cadang di atas menjadi berubah.

3.      Perbaikan (Betterment/Improvement)

Perbaikan adalah penggantian suatu aktiva dengan aktiva baru untuk memperoleh
kegunaan yang lebih besar. Perbaikan yang biayanya kecil dapat diperlakukan seperti
reparasi biasa, tetapi perbaikan yang memakan biaya yang besar dicatat sebagai aktiva
baru.

4.      Penambahan (Addition)

Penambahan adalah memperbesar atau memperluas fasilitas suatu aktiva seperti


penambahan ruang dalam bangunan, ruang parkir dan lain-lain. Akhir-akhir ini sering
terdapat tambahan mesin yang dipasang dalam pabrik untuk menghilangkan
(mengurangi) pencemaran. Apabila alat tambahan itu dipasang menjadi satu dengan
mesin maka biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan memasang alat itu
merupakan suatu penambahan.

5.      Penyusunan Kembali aktiva Tetap (Rearrangement)

Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam penyusunan kembali aktiva atau perubahan


route produksi, atau untuk mengurangi biaya produksi, jika jumlahnya cukup berarti dan
manfaat penyusunan kembali itu akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi maka
harus dikapitalisasi.

Anda mungkin juga menyukai