Anda di halaman 1dari 2

TUGAS MATA KULIAH

HUKUM PERENCANAAN DAN OTONOMI DAERAH

DOSEN PENGAMPU:
DR. ZEN ZANIBAR MZ, S.H., M.H.

JUDUL:

HUKUM PERENCANAAN DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN


BERKELANJUTAN DALAM KONTEKS OTONOMI DAERAH

PENYUSUN:
FATHONI
NIM 02013681924011

PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU HUKUM


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2020
I. PENDAHULUAN
Pada dasarnya, perencanaan dimaksudkan untuk menentukan arah dan tujuan
sesuatu serta bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Hukum perencanaan
kemudian disusun untuk memastikan prosedur, substansi, dan kewenangan tentang
pihak mana yang akan menyusun perencanaan dan pihak yang melaksanakan
rencana tersebut. Dalam konteks pembangunan, kemudian disusun perencanaan
pembangunan yang berjenjang mulai dari pemerintah pusat (nasional), pemerintah
provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.
Dokumen perencanaan pembangunan disinkronkan dengan dokumen
perencanaan lain, misalnya dokumen perencanaan tata ruang wilayah (RTRW).
Pada dasarnya, proses perencanaan dimulai dengan menghitung potensi yang ada
(wilayah, penduduk, pendapatan, dsb), kemudian menentukan arah dan tujuan yang
hendak dicapai, dan berdasarkan kedua hal tersebut kemudian potensi yang ada
digunakan semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai
dengan prosedur yang terukur. Dengan demikian, dapat diramal (forecast) kapan
tujuan tersebut akan tercapai dalam kurun waktu tertentu.
Salah satu komponen perencanaan pembangunan adalah perhitungan tentang
dampak pembangunan terhadap lingkungan. Kelestarian alam pada dasarnya harus
dipertahankan untuk kepentingan kehidupan manusia. Pertanyaannya, mengapa
diperlukan perencanaan pembangunan yang berorientasi terhadap lingkungan?

II. PEMBAHASAN
Paradigma tentang keberlanjutan lingkungan dimulai dari kesadaran bahwa
potensi alam sangat terbatas dan kemampuan alam untuk menampung pencemaran
semakin berkurang. Dalam ilmu hukum lingkungan, hal ini yang disebut dengan
daya dukung (DD) dan daya tampung lingkungan (DT). DD dan DL ini yang
nantinya akan dijadikan indikator dalam perencanaan pembangunan yang
memperhitungkan kelestarian lingkungan. Pembangunan yang niscaya akan
menimbulkan pencemaran pada akhirnya akan membuat DD dan DT menurun.
Pemerintah harus sudah menyusun perencanaan pembangunan dengan
memperhitungkan DD dan DT lingkungan. Pembangunan yang diselenggarakan
oleh semua pihak (pemerintah maupun swasta) harus berpedoman pada
perencanaan pembangunan. Instrumen yang dibangun oleh pemerintah adalah
instrumen perizinan. Jika rencana pembangunan dan/atau kegiatan tidak sesuai
dengan RTRW atau perencanaan pembangunan, maka izinnya tidak dapat
diberikan. Dalam hukum perencanaan, penegakan terhadap dokumen perencanaan
biasanya bersifat preventif, yaitu mencegah agar rencana usaha dan/atau kegiatan
tidak bertentangan dengan dokumen perencanaan yang sudah diundangkan
sebelumnya. Penaatan ini harus konsisten demi menjaga kelestarian alam dan
pembangunan yang berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai