Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENGGUNAKAN POSSESIVEPRONOMEN BAHASA JERMAN

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENGGUNAKAN POSSESIVEPRONOMEN


BAHASA JERMAN

Sri Meragnes Sitanggang1, Syarifah Fatimah2 dan Syukur Saud3


Jurusan Bahasa Asing, Fakultas Bahasa dan Sastra
Universitas Negeri Makassar

Email: sri.meragnes@yahoo.co.id1

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi tentang kesalahan siswa kelas
XI SMAN 8 Makassar dalam menggunakan Possesivpronomen. Jenis penelitan ini adalah
deskriptif kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan tes menulis karangan dalam bahasa
Jerman. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis kesalahan yang dikemukakan
oleh Ellis. Hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-rata kesalahan Possesivpronomen dalam
karangan sederhana siswa adalah 50% yang berada pada kategori tinggi. Kesalahan penggunaan
Possesivpronomen yang dimaksud dalam hal ini terdiri dari dua aspek diantaranya
kesalahan penggunaan Possesivpronomen dalam bentuk Nominativ yaitu 71,07% dan dalam
bentuk Akkusativ yaitu 28,92%. Faktor penyebab munculnya kesalahan tersebut adalah faktor
performansi dan kompetensi.

Kata Kunci: Kesalahan Berbahasa, Possesivepronomen, Bahasa Jerman.

ABSTRACT

This study aims to obtain data and information about student error in using Possesivpronomen.
This type of research is descriptive qualitative. Data collection is done by writing essay writing
in German. The analytical method used is the error analysis method proposed by Ellis. The
result of data analysis shows that the average of Possesivpronomen error in the student's simple
essay is 50% which is in the high category. Errors of Possesivpronomen in question consists of
two aspects such as misuse of Possesivpronomen in the form of Nominativ is 71,07% and in the
form of Akkusativ that is 28,92%. Factors causing the error is a factor of performance and
competence.

Keywords: Error Analysis, Possesivepronomen, German Language.

yang dipelajari di Indonesia diantaranya


PENDAHULUAN
adalah bahasa daerah sebagai bahasa ibu,
Bahasa sebagai alat interaksi manusia bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
memiliki peranan yang penting dalam dan bahasa asing sebagai bahasa
kehidupan sehingga harus dipelajari secara internasional. Sementara itu, alasan mengapa
lebih mendalam baik di lingkungan bahasa asing harus dipelajari di sekolah
pendidikan formal dan nonformal. Bahasa

28 |Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 2 No.1 Maret 2018
ANALISIS KESALAHAN DALAM MENGGUNAKAN POSSESIVEPRONOMEN BAHASA JERMAN

adalah untuk mengembangkan kemampuan bahasa (Grammatik) yang baik dan benar juga
berkomunikasi menggunakan bahasa lain, sangat diperlukan. Tanpa penguasaan tata
agar dapat berkomunikasi dengan orang yang bahasa yang baik dan benar, para pembelajar
berasal dari luar negeri dan mempersiapkan bahasa yang sedang mempelajari bahasa
diri untuk bersaing di era globalisasi ini. tersebut akan kesulitan dalam berbicara dan
Kemampuan berbahasa asing juga menulis.
bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan Dalam mempelajari tata bahasa
melalui uraian atau penjelasan semata-mata. (Grammatik) khususnya tata bahasa Jerman
Siswa tidak dapat memperoleh keterampilan dibutuhkan usaha dan kerja keras serta rasa
berbahasa hanya dengan duduk ingin tahu yang tinggi supaya dapat mengusai
mendengarkan penjelasan dari guru dan tata bahasa tersebut, karena setiap tata bahasa
mencatat, namun, dibutuhkan usaha dan (Grammatik) memiliki aturan atau kaidah
keterampilan lain. Mengingat pentingnya masing-masing.
bahasa sebagai alat komunikasi, maka dalam Dalam pembelajaran bahasa Jerman
proses pembelajaran bahasa juga harus ada beberapa aspek tata bahasa (Grammatik)
diarahkan pada tercapainya keterampilan yang merupakan dasar dalam membuat
berkomunikasi baik secara lisan atau tertulis sebuah kalimat diantaranya konjugasi kata
dalam hal pemahaman dan penggunaannya kerja (Konjugation), kata ganti orang
(Romadloni dkk, 2017; Yusri dkk, 2018). (Personalpronomen), kata ganti kepunyaan
Bahasa Jerman sebagai mata pelajaran (Possesivpronomen), dan lain-lain. Kata ganti
telah diajarkan di sekolah-sekolah di kepunyaan (Possesivpronomen) merupakan
Indonesia pada jenjang pendidikan menengah salah satu aspek yang paling sulit untuk
seperti SMA. Hal ini merupakan wujud dipahami oleh siswa. Hal ini didukung
kesadaran pentingnya penguasaan bahasa dengan adanya sebuah observasi yang
asing, khususnya bahasa Jerman yang dilakukan terhadap siswa kelas XI IPA dan
digunakan sebagai bahasa internasional. kelas XI IPS di SMAN 8 Makassar pada
Sebagaimana dengan pembelajaran bahasa tanggal 29 September 2016 bahwa siswa
asing lainnya, pembelajaran bahasa Jerman masih mengalami kesulitan dalam
juga terdiri atas empat kompetensi berbahasa. menggunakan kata ganti kepunyaan
Keempat kompetensi tersebut ditunjang oleh (Possesivpronomen). Hal ini dapat diketahui
dua aspek penting lainnya yaitu kosakata dari hasil tugas yang dikerjakan oleh siswa
(Wortschatz) dan tata bahasa (Grammatik), yang menunjukkan hanya 20% dari 30 siswa
keduanya merupakan dasar dalam yang dapat menyelesaikan tugas dengan
penguasaan keterampilan berbahasa. Setiap benar.
aspek ini memiliki hubungan yang erat antara Terjadinya kesalahan berbahasa di
satu keterampilan dengan keterampilan kalangan siswa yang sedang belajar bahasa
lainnya. terutama belajar bahasa sasaran, merupakan
Penguasaan kosakata (Wortschatz) fenomena yang mendorong para pengajar
merupakan suatu kewajiban bagi para bahasa untuk mempelajari kesalahan
pembelajar bahasa, akan tetapi bukan hanya berbahasa. Dari studi kesalahan berbahasa itu
memperluas penguasaan kosakata dapat diketahui bahwa proses terjadinya
(Wortschatz) saja, namun penguasaan tata kesalahan berbahasa berhubungan erat

29 |Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 2 No.1 Maret 2018
ANALISIS KESALAHAN DALAM MENGGUNAKAN POSSESIVEPRONOMEN BAHASA JERMAN

dengan proses belajar bahasa sasaran secara sistematik kesalahan-kesalahan yang


sehingga untuk memahami proses terjadinya dilakukan oleh siswa yang sedang
kesalahan berbahasa terutama di kalangan mempelajari bahasa asing atau bahasa kedua
siswa yang sedang belajar bahasa, diperlukan dengan menggunakan teori atau prosedur
pemahaman tentang tata bahasa (Grammatik). linguistik.
Penelitian ini diperkuat oleh hasil Azis (2007:74) mengemukakan
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya bahwa analisis kesalahan adalah segala
oleh Anggreani (2012:3) menunjukkan bahwa bentuk kesalahan dalam bahasa atau tidak
kemampuan menggunakan possesive sesuai dengan kaidah penggunaan bahasa
pronomen siswa kelas XI SMA Negeri 1 yang baik dan benar yang harus diperbaiki
Makassar berada pada kategori rendah yaitu atau dikoreksi agar penggunaannya lebih baik
43,41 %. Selain itu, Hasil penelitian oleh dan benar. Veijonen (2008:15) menjelaskan
Ismail (2012:43) menunjukkan bahwa bahwa kesalahan adalah sebuah
kemampuan menggunakan possesive penyimpangan sistem bahasa seperti tata
pronomen dalam kalimat bahasa Jerman bahasa, penggunaan kata dan aturan
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tinambung berbahasa.
Kabupaten Polman adalah belum memadai Dari beberapa pendapat di atas, dapat
yakni hanya 49,03 %. Hal yang sama juga ditarik kesimpulan bahwa analisis kesalahan
diteliti oleh Nasrianti (2014:38) yang adalah pengkajian segala aspek kesalahan
menunjukkan bahwa kemampuan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang
menggunakan Possesivpronomen dalam dilakukan oleh siswa yang sedang
bahasa Jerman siswa kelas XII IPS SMA mempelajari bahasa asing dan hasil analisis
Negeri 1 Alla Kabupaten Enrekang berada kesalahan tersebut dapat digunakan sebagai
pada kategori cukup yakni ; 69,53 %. dasar dalam memperbaiki komponen proses
belajar bahasa asing berikutnya.
HAKIKAT ANALISIS KESALAHAN
Tujuan analisis kesalahan juga
Pembelajaran bahasa pada dasarnya dikemukakan oleh Tarigan (2011:61-62)
adalah proses mempelajari Bahasa (Jufri, yaitu: (1) menentukan urutan penyajian hal-
2007; Jufri, 2017). Dalam mempelajari hal yang diajarkan dalam kelas dan buku teks,
bahasa tentu tidak luput dari kesalahan. misalnya urutan mudah-sulit; (2) menentukan
Analisis kesalahan adalah pengkajian segala urutan jenjang relatif penekanan, dan latihan
aspek kesalahan. Hastuti (2003:73) berbagai hal bahan yang diajarkan. (3)
mengemukakan bahwa analisis kesalahan merencanakan latihan dan pengajaran
adalah proses didasarkan pada analisis orang remedial; (4) memilih hal-hal bagi pengujian
yang sedang belajar dengan suatu objek yang kemahiran siswa. Tarigan (2011:69)
jelas. Adapun objek yang dimaksud dalam mengatakan bahwa tujuan analisis kesalahan
penelitian ini merupakan siswa yang bersifat aplikatif, yakni memperbaiki dan
mempelajari bahasa Jerman. mengurangi kesalahan berbahasa para siswa.
Crystal dalam Ayuningsih (2012:5) Tujuan tersebut ternyata mengabaikan hal
mengemukakan bahwa analisis kesalahan yang penting, yakni penyusunan atau
adalah suatu teknik untuk mengidentifikasi, pengembangan teori penjelasan mengenai
mengklasifikasi, dan menginterpretasikan performansi siswa. Padahal, tujuan analisis

30 |Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 2 No.1 Maret 2018
ANALISIS KESALAHAN DALAM MENGGUNAKAN POSSESIVEPRONOMEN BAHASA JERMAN

kesalahan tidak hanya bersifat aplikatif tetapi kesalahan melalui penyeleksian, pengurutan,
juga bersifat teoritis. Dari beberapa beberapa dan penggabungan. Hasil modifikasi tersebut
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa diambil inti sarinya sebagai berikut:
tujuan analisis kesalahan adalah untuk mengumpulkan data, mengidentifikasi dan
memberikan informasi kepada guru atau mengklasifikasi kesalahan, memperingkat
pengajar bahasa mengenai kekurangan dalam kesalahan, menjelaskan kesalahan,
proses pembelajaran yang sudah ada, memprakirakan atau memprediksi daerah
pengajaran dan latihan yang telah dilakukan, atau hal kebahasaan yang rawan, dan
merencanakan program pengajaran remedial mengoreksi kesalahan. Dari beberapa
serta dapat mengetahui aspek-aspek pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
kebahasaan yang belum dikuasai oleh siswa. langkah-langkah dalam menganalisis
Langkah-langkah dalam menganalisis kesalahan yaitu pengumpulan sampel,
kesalahan merupakan salah satu bagian yang pengidentifikasian kesalahan, penjelasan
penting dari analisis kesalahan itu sendiri. Hal kesalahan, pengklasifikasian kesalahan, dan
ini bertujuan agar proses analisis tersusun pengevaluasian kesalahan.
secara sistematis dan terarah. Analisis
METODE PENELITIAN
kesalahan mempunyai tujuan yang sangat
baik. Azis (2007:55) mengungkapkan bahwa Penelitian ini merupakan penelitian
tujuan analisis kesalahan berbahasa yaitu (1) deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif
menentukan urutan penyajian butir-butir yang kualitatif adalah metode penelitian yang
diajarkan dalam kelas atau buku teks, berlandaskan filsafat postpositivisme,
misalnya urutan mudah-sukar; (2) digunakan untuk meneliti pola kondisi objek
menentukan urutan jenjang relatif penekanan, yang alamiah dimana peneliti adalah
penjelasan dan latihan berbagai butir yang instrumen kunci, teknik pengambilan data
diajarkan; (3) merencanakan latihan dan dilakukan secara tringulasi (gabungan),
pengajaran; (4) memilih butir pengujian analisis data bersifat induktif (kualitatif) dan
kemahiran siswa. hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
Analisis kesalahan berbahasa adalah makna dari pada generalisasi (Sugiyono,
suatu prosedur kerja, sehingga dalam 2014:9). Hal yang dideskripsikan dalam
menganalisis kesalahan tersebut penelitian ini yaitu kesalahan penggunaan
membutuhkan langkah-langkah yang Possesivpronomen dalam karangan sederhana
sistematis agar hasil yang diperoleh dari siswa kelas XI SMA Negeri 8 Makassar.
analisis kesalahan tersebut memberikan Variabel yang digunakan dalam
manfaat dalam proses pembelajaran bahasa. penelitian ini adalah variabel tunggal yakni
Ellis dalam Tarigan (2011:60) menjelaskan kesalahan penggunaan Possesivpronomen
bahwa langkah-langkah untuk menganalisis dalam Nominativ dan Akkusativ. Kesalahan
kesalahan meliputi pengumpulan sampel, yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu
pengidentifikasian kesalahan, penjelasan ketepatan penggunaan Possesivpronomen
kesalahan, pengklasifikasian kesalahan dan sesuai dengan Genus (Maskulin, Feminin,
pengevaluasian kesalahan. Neutral) dan jenis Plural. Populasi dalam
Tarigan (2011:63) menjelaskan penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI
tentang langkah-langkah kerja baru analisis IPA SMA Negeri 8 Makassar yang berjumlah

31 |Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 2 No.1 Maret 2018
ANALISIS KESALAHAN DALAM MENGGUNAKAN POSSESIVEPRONOMEN BAHASA JERMAN

204 orang terbagi menjadi 6 kelas. Sampel akan memaparkannya secara keseluruhan
dalam penelitian ini yaitu lembar kerja siswa dengan mengklasifikasikan dan menghitung
kelas XI IPA 1 yang berjumlah 34 orang. berdasarkan klasifikasi jenis kesalahan
Peneliti menggunakan teknik secara acak Possesivpronomen, yaitu kesalahan
(random sampling) dalam pengambilan Possesivpronomen im Nominativ dan
sampel data. Akkusativ.
Data dalam penelitian ini adalah Berdasarkan hasil analisis, dapat
karangan sederhana yang dibuat oleh siswa diketahui bahwa jumlah kesalahan yang
yang menggunakan Possesivpronomen. dilakukan oleh siswa sebanyak 121
Instrumen yang digunakan adalah tes kesalahan. Kesalahan-kesalahan tersebut
mengarang. Siswa diberikan tugas untuk terdiri atas kesalahan-kesalahan penggunaan
membuat sebuah karangan sederhana. Possesivpronomen dalam bentuk Nominativ
Peneliti telah memberikan beberapa kata dan kesalahan-kesalahan penggunaan
kunci sebagai alat bantu bagi siswa untuk Possesivpronomen dalam bentuk Akkusativ.
membentuk beberapa kalimat sehingga Dari kedua klasifikasi kesalahan tersebut,
menjadi sebuah karangan sederhana Data kesalahan-kesalahan penggunaan
dalam penelitian ini dianalisis dengan Possesivpronomen dalam bentuk Nominativ
menggunakan metode analisis kesalahan mempunyai frekuensi tertinggi yaitu 86
yang dikemukakan oleh Ellis dalam Tarigan kesalahan dengan persentasi 71,07% dari
(2011:60). keseluruhan kesalahan-kesalahan
penggunaan Possesivpronomen yang dibuat
HASIL DAN PEMBAHASAN
siswa. Selanjutnya terdapat kesalahan-
Data yang diuraikan berikut ini yaitu kesalahan penggunaan Possesivpronomen
data kesalahan siswa dalam ketepatan dalam bentuk Akkusativ sebanyak 35
menggunakan kata ganti kepunyaan kesalahan atau 28,92% dari keseluruhan
(Possesivpronomen) yang terdapat dalam kesalahan penggunaan Possesivpronomen
karangan sederhana yakni dengan dalam bentuk Akkusativ yang dibuat siswa.
memperhatikan ketepatan penggunaan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Possesivpronomen sesuai dengan Genus frekuensi kesalahan penggunaan
dalam bentuk Maskulin, Feminin, Neutral dan Possesivpronomen dalam bentuk Nominativ
Plural serta kesalahan-kesalahan tersebut yang terdapat pada karangan sederhana
dilihat dari kesalahan pemberian akhiran yang bahasa Jerman siswa berjumlah 86 kesalahan.
benar dan sesuai dengan Artikel (kata Kesalahan penggunaan Possesivpronomen
sandang) yang mengikuti kata benda jenis dalam bentuk Feminin merupakan kesalahan
Maskulin, Feminin, dan Neutral serta Plural yang paling banyak muncul dalam karangan
dalam bentuk Nominativ maupun Akkusativ. sederhana siswa yakni dengan jumlah 31
Hasil dalam penelitian ini adalah (25,61%) kesalahan. Kesalahan penggunaan
sebuah karangan sederhana dengan judul Possesivpronomen dalam bentuk Maskulin
“Die Familie”. Sebelum hasil penelitian merupakan kesalahan paling banyak kedua
berupa kesalahan-kesalahan penggunaan dengan jumlah 29 (24,79%). Kesalahan
Possesivpronomen dipaparkan sesuai dengan penggunaan Possesivpronomen dalam bentuk
jenis kesalahannya, terlebih dahulu peneliti Plural dengan jumlah 21 (17,35%)

32 |Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 2 No.1 Maret 2018
ANALISIS KESALAHAN DALAM MENGGUNAKAN POSSESIVEPRONOMEN BAHASA JERMAN

merupakan kesalahan ketiga paling banyak 28,92% dari keseluruhan penggunaan


dalam karangan sederhana siswa dan Possesivpronomen.
kesalahan penggunaan Possesivpronomen Munculnya kesalahan penggunaan
dalam bentuk Neutral sebanyak 5 (3,30%) Possesivpronomen yang terdapat pada
merupakan kesalahan paling sedikit yang karangan siswa disebabkan oleh faktor
terdapat dalam karangan sederhana siswa. performansi dan faktor kompetensi. Faktor
Hasil penelitian menunjukkan bahwa performansi adalah faktor yang disebabkan
frekuensi kesalahan penggunaan karena performa siswa dalam mengarang.
Possesivpronomen dalam bentuk Akkusativ Performa yang dimaksud adalah kondisi
yang terdapat pada karangan sederhana emosional siswa dalam mengarang.
bahasa Jerman siswa berjumlah 35 (28,92%) Sedangkan faktor kompetensi adalah
kesalahan. Kesalahan penggunaan ketidaktahuan siswa tentang kaidah-kaidah
Possesivpronomen dalam bentuk Feminin dan atau aturan dalam bahasa Jerman terutama
Plural sebanyak 1 (0,82%) merupakan dalam kasus Nominativ dan Akkusativ.
kesalahan paling sedikit yang terdapat dalam
DAFTAR PUSTAKA
karangan sederhana siswa. Kesalahan
penggunaan Possesivpronomen dalam bentuk Ayuningsih, Faridhotun Dwi. 2012. Analisis
Maskulin sebanyak 3 (2,47%) merupakan Kesalahan Berbahasa pada Penulisan
kesalahan kedua paling sedikit yang terdapat Pengalaman Pribadi Siswa Kelas X A
dalam karangan sederhana siswa. Sementara SMK Batik 2 Surakarta, Surakarta.
itu, kesalahan paling banyak yaitu berjumlah Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu
30 (24,79%) dikarenakan siswa tidak Pendidikan Universitas
menggunakan Possesivpronomen dalam Muhammadiyah Jakarta. (Online)
bentuk Akkusativ. Sedangkan pada petunjuk Diakses pada tanggal 19 Januari 2017
soal telah diperintahkan untuk menggunakan pada Pukul 14:02 WITA.
Possesivpronomen dalam bentuk Nominativ Azis, Abdul. 2009. Menulis Lanjut. Garut:
dan Akkusativ. YAF Garut Jawa Barat.
Hastuti, Sri. 2003. Sekitar Analisis Kesalahan
KESIMPULAN Berbahasa Indonesia. Yogyakarta:
Berdasarkan hasil analisis data, dapat Gema Widya.
disimpulkan bahwa rata-rata kesalahan Jufri, J. 2007. Metode Penelitian Bahasa.
penggunaan Possesivpronomen pada Sastra dan Budaya.
karangan bahasa Jerman siswa kelas XI IPA 1 Jufri, J., 2017. Strategi Pembelajaran Bahasa.
SMA Negeri 8 Makassar adalah 50%. Jumlah Nasrianti, 2014. Kemampuan menggunakan
keseluruhan kesalahan yang dilakukan oleh Possesivpronomen dalam Bahasa
siswa adalah 121 kesalahan yang berada pada Jerman Siswa Kelas XII IPS SMA N
kategori tinggi. Adapun kesalahan 1Alla Kabupaten Enrekang. Makassar.
penggunaan Possesivpronomen dalam bentuk Skripsi. FBS UNM.
Nominativ berada pada kategori tinggi sekali Romadloni, A., & Mantasiah, R. Intercultural
yaitu 86 kesalahan atau 71,07%. Sedangkan approach in foreign language learning
kesalahan dalam bentuk Akkusativ berada to improve students’ motivation. Senior
pada kategori cukup yaitu 35 kesalahan atau Editors, 61.

33 |Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 2 No.1 Maret 2018
ANALISIS KESALAHAN DALAM MENGGUNAKAN POSSESIVEPRONOMEN BAHASA JERMAN

Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis.


Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Percetakan Angkasa.
Bandung: Penerbit Alfabeta. Yusri, Y., Mantasiah, R., & Jufri, J. 2018. The
Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. Use Of Two Stay Two Stray Model in
2011. Pengajaran Analisis Kesalahan English Teaching to Increase Student’s
Berbahasa. Bandung: Penerbit Learning Outcome. Journal Of
Angkasa Bandung. Advanced English Studies, 1(1), 39-43.

34 |Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 2 No.1 Maret 2018

Anda mungkin juga menyukai