PERCOBAAN II
OLEH
KELOMPOK :5
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
KENDARI
2014
KELARUTAN SEMU/TOTAL (APPERENT SOLUBILLITY)
A. TUJUAN PERCOBAAN
B. LANDASAN TEORI
ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunanya atau
bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Fase larutan dapat berwujud gas,
padatan ataupun cair. Komponen larutan terdiri dari pelarut (solvent) dan zat
terlarut (solute). Pelarut cair umunya umumnya adalah air (Romdoni, 2012).
antara lain melalui pembentukan garam, perubahan struktur internal kristal atau
formulasi suatu sediaan farmasi. Lebih dari 5% senyawa kimia baru yang
hidrofobik menjadi tidak efisien dengan rendahnya daya kelarutan, dimana akan
mengakibatkan kecilnya daya penitrasi obat tersebut dalam tubuh. Kelarutan suatu
zat berkhasiat yang kurang dari 1 mg/ml mempunyai tingkat disolusi yang kecil
karena kelarutan suatu obat dngan tingkat disolusi obat tersebut sangat berkaitan
Asam benzoat merupakan salah satu pengawet sintetik yang bekerja efektif
pada pH 2,5-4,0 sehingga banyak digunakan pada makanan atau minuman yang
bersifat asam. Salah satu bahan pengawet yang banyak digunakan adalah asam
benzoat. Asam benzoat lebih banyak digunakan dalam bentuk garamnya karena
kelarutannya lebih baik daripada bentuk asamnya. Benzoat dan turunannya dapt
menghancurkan sel-sel mikroba terutama kapang dan bekerja efektif pada pH 2,5-
4 sehingga banyak digunakan pada makanan atau minuman yang bersifat asam
Asam benzoat memiliki nama resmi acidum acid dengan rumus molekul
C7H6O2 dan berat molekul 122,12. Asam benzoat memiliki pemerian hablur halus
dan ringan, tidak berwarna dan tidak berbau. Asam benzoat larut dalam lebih
kurang 350 bagian air, dalm lebih kurang 3 bagian etanol (95%) P, dalam 8 bagian
1. ALAT
- Corong
- Filler
- Erlenmeyer 50 ml
- Kertas saring
- Pipet ukur
2. BAHAN
- Dipipet sebanyak 10 ml
- Dimasukan dalam erlenmeyer
- Ditambahkan asam benzoat masing-
masing 0,5 gr
- Digojog hingga sebagian larut
- Disaring menggunakan kertas saring
yang telah ditimbang
Residu
1. Tabel pengamatan:
Berat kertas
NO pH saring asam benzoat yang tidak larut (gr)
Awal Akhir (berat kertas saring akhir-awal)
1 3 0,6151 0,976 0,361
2 4 0,6047 0,949 0,344
3 5 0,6329 0,935 0,302
2. Analisis data:
Untuk pH 3
Untuk pH 4
Untuk pH 5
pH 3,0
massa 1
So= ×
mr asambenzoat v
0,139 1
¿ ×
122 0,25
= 0,004 M
pH 4,0
massa 1
So= ×
mr asambenzoat v
0,156 1
¿ ×
122 0,25
= 0,005 M
pH 5,0
massa 1
So= ×
mr asambenz oat v
0,198 1
¿ ×
122 0,25
= 0,006 M
Untuk pH 3,0
log( S−So)
= pH− pKa
So
(S−So)
=inv . log( pH− pKa)
So
= 0,004 M
Untuk pH 4,0
log( S−So)
= pH− pKa
So
(S−So)
=inv . log( pH− pKa)
So
= 0,008 M
Untuk pH 5,0
log( S−So)
= pH− pKa
So
(S−So)
=inv . log( pH− pKa)
So
= 0,045 M
NO pH A B C D E F
1 3 0,6151 0,5 1,1151 0,361 0,004 0,004
2 4 0,6047 0,5 1,1047 0,344 0,005 0,008
3 5 0,6329 0,5 1,1329 0,302 0,006 0,045
Keterangan:
Kelarutan adalah kadar jenuh solute dalam sejumlah solven pada suhu
tertentu yang menunjukan bahwa interaksi spontan atau lebih solute atau solven
dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut
Kelarutan bervariasi dari selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut,
kasus yang benar-benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi,
pengaruh pH. Zat aktif yang sering digunakan di dalam dunia pengobatan
umumnya adalah Zat organik yang bersifat asam lemah, dimana kelarutannya
seperti barbiturat dan sulfonamide dalam air akan bertambah dengan naiknya pH
karena terbentuk garam yang mudah larut dalam air. Sedangkan basa-basa organik
lemah seperti alkoholida dan anastetika lokal pada umumnya sukar larut dalam
air. Bila pH larutan diturunkan dengan penambahan asam kuat maka akan
terbentuk garam yang mudah larut dalam air. Pengaruh jenis zat pada kelarutan
juga menjadi faktor yang mempercepat kelarutan. Zat-zat dengan struktur kimia
yang mirip umumnya dapat saling bercampur dengan baik, sedangkan zat-zat
yang struktur kimianya berbeda umumnya kurang dapat saling bercampur (like
dissolves like). Senyawa yang bersifat polar akan mudah larut dalam pelarut
polar, sedangkan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam pelarut nonpolar.
umumnya berkurang pada temperatur yang lebih tinggi. Misalnya jika air
dipanaskan, maka timbul gelembung-gelembung gas yang keluar dari dalam air,
sehingga gas yang terlarut dalam air tersebut menjadi berkurang. Pengaruh
pengaruhnya kecil terhadap kelarutan zat cair atau padat. Kelarutan gas sebanding
dengan tekananpar tial gas itu. Menurut hokum Henry massa gas yang melarut
yang dilakukan oleh gas itu (tekanan partial), yang berada dalam kesetimbangan
Kelarutan semu adalah kelarutan yang secara kasat mata, zat terlarutnya telah
larut dalam pelarutnya. Namun ternyata masih ada zat yang tidak larut. Sampel
yang digunakan pada percobaan ini adalah asam benzoat yang merupakan asam
lemah. Asam benzoat digunakan karena asam benzoat tidak terionisasi sempurna
Analisis yang digunakan pada percobaan ini adalah analisis kuantitatif dengan
sebelum dan sesudah dilarutkannya asam benzoat dalam larutan dapar fosfat.
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh berat asam benzoat yang tidak larut dari
mengurangkan berat kertas saring akhir ( berat kertas saring dan sisa asam
Larutan dapar yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan dapar
salisilat, yang merupakan campuran dari Natrium Salisilat dan garamnya. Larutan
meskinpun ditambahakn sedikit asam atau basa. Pada percobaan ini juga
Perlakuan lain yang diberikan pada percobaan ini selain variasi pH adalah
yang digunakan, juga berkaitan dengan salah satu faktor yang mempercepat
kelarutan yaitu pengaruh jenis zat terlarut. Penggojokan juga dilakukan pada
percobaan ini. Ini bertujuan agar, zat terlarut dan pelarut dapat bercampur.
endapan atau sisa zat asam benzoat yang tidak larut yang nantinya akan
ditentukan beratnya. Pengeringan dilakukan agar, zat sisa atau endapan asam
benzoat dapat kering dari pelarutnya agar lebih memudahkan dalam menentukan
log ( S−So)
= pH− pKa. Dimana S adalah kelarutan semu, den So adalah
So
kelarutan instrinsik.
ini. Hasil yang diperoleh adalah pada pH 3, kelarutan zat adalah 0,004 M. Pada
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dilihat bahwa semakin besar konsentrasi
pH maka kelarutan zat juga akan semakin meningkat karena semakin banyak zat
yang terionisasi.
adalah untuk mengetahui atau menyesuaikan pH bahan obat yang masuk kedalam
yang berlainan.
G. KESIMPULAN
tinggi konsentrasi pH, maka kelarutan obat juga akan semakin meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Wati, W.I., Guntari, Any., 2012, Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol. 2, No.