Anda di halaman 1dari 10

BUFFER DAN KAPASITAS BUFFER

A. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan praktikum ini adalah memperkenalkan cara pembuatan buffer, dan

penentuan pH larutan, serta penetapan kapasitasnya.

B. LANDASAN TEORI

Larutan penyangga atau larutan buffer merupakan suatu asam/basa lemah

yang dapat mempertahankan pH pada penambahan sedikit asam atau basa, Suatu

larutan yang bertahan terhadap perubahan pH, bila suatu asam atau basa

ditambahkan dalam jumlah yang relatif sedikit disebut larutan buffer (dapar)

(Rima, 2012)

Larutan memiliki kemampuan untuk mempertahankan pH bila ditambahkan

asam ataupun basa. Larutan buffer terdiri dari asam lemah (HA) dan basa

konjugasinya (A-) (Muliawari, dkk., 2012)

Kuatnya sifat penyangga atau buffer menyebabkan adanya penambahan atau

perubahan sifat asam atau basa pada larutan namun tidak begitu nyata terlihat. Hal

tersebut dapat diamati pada sepanjang rentang pH dimana nilai perubahan pH

tidak begitu signifikan (Setiawan,2010).

Larutan penyangga mempunyai zat terlarut yang bersifat sebagai penyangga.

Penyangga memiliki komponen asam dan basa. Komponen asam mengatasi

kenaikan pH sedangkan komponen basa mengatasi penurunan pH. Asam dan basa

ini merupakan pasangan konjugasi (Pajri, 2012).


Asam asetat dengan konsentrasi yang relatif tinggi memiliki kapasitas buffer

yang lebih besar yang artinya dengan semakin banyak tersedianya ion asetat, maka

mendorong ion H+ untuk berikatan dengan ion asetat sehingga penurunan pH

akibat ion H+ tidak terjadi (Santoso dan kurniawan., 2011)

Larutan buffer asetat dapat dibuat dengan melarutkan natrium asetat trihidrat

dan asam asetat gracial. Dan ditambahkan aqua DM dengan ml tertentu (Liyana

dan sugiarto, 2011).

Larutan buffer yang lebih asam lebih sukar membentuk lapisan selaput pasif

pada percobaan tertentu. Pembentukan selaput pasif dipermudah dan diperlebar

rentang potensialnya dengan kenaikan pH. Peningkatan suhu menyebabkan awal

terbentuknya selaput pasif bergeser ke pH yang lebih tinggi (Bundjali dkk., 2004).
C. ALAT DAN BAHAN

1. ALAT

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :

 Buret

 Botol semprot

 Corong

 Erlenmeyer 250ml

 Filler

 Gelas ukur 100ml

 Labu takar 250ml

 Pipet tetes

 Pipet ukur 10ml

 Satif dan klem

2. BAHAN

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:

 Asam Salisilat

 Aquades

 Indikator pp

 NaOH
URAIAN BAHAN

1. Asam salisilat

Nama resmi : Acidum Salicylicum

Rumus molekul : C7H6O3

Berat molekul : 138,12gr

Pemerian : hablur ringan tidak berwarna atau putih; hampir tidak

berbau; rasa agak manis dan tajam.

Kelarutan : larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian

etanol(95%)

Kegunaan : keratolitikum, anti fungsi

2. Aquades

Nama resmi : Aqua Destillata

Rumus molekul : H2O

Berat molekul : 18,02gr

Pemerian : cairan jernih;tidak berasa;tidak berbau

3. Natrium Hidroksida

Nama resmi : Natrii Hydroxydum

Rumus molekul : NaOH

Berat molekul :40,00gr

Pemerian : bentuk batang; masa hablur; kering; keras

Kelarutan : larut dalm air dan etanol(95%) P


D. PROSEDUR KERJA

NaOH 0,1 M

- Dipipet 10ml

- Diencerkan dalam 100ml aquades

- Dimasukan dalam buret

Asam Salisilat

- Dipipet 10ml

- Diencerkan dalam 100ml aquades

- Dimasukan dalam erlenmeyer

- Ditambahkan 3 tetes indikator pp

- Dititrasi dengan NaOH

HASIL PENGAMATAN........?
E. PEMBAHASAN

Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang terdiri dari asam

dan basa konjugasi yang pH-nya dipertahankan tidak berubah walaupun dengan

penambahan ion-ion OH- atau H+. Kapasitas buffer adalah parameter kuantitatif

larutan dalam mempertahankan ph.

Buffer hanya menglami perubahan pada penambahan sedikit asam atau basa.

Bufeer terdiri dari 2 yaitu larutan Penyangga asam yaitu larutan yang dapat

mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Larutan penyangga asam terdiri
-
dari asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (A ). Larutan ini dapat dibuat

dengan mencampurkan larutan asam lemah dengan garamnya. Dan larutan

penyangga basa yang dapat mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7).

Larutan penyangga basa terdiri dari basa lemah (B) dan asam konjugasinya BH+

Buffer yang digunakan pada praktikum ini adalah buffer asetat yang dibuat

dengan cara Larutan asam asetat 0,1 N dicampurkan dengan larutan natrium asetat

0,1 N dengan perbandingan yang telah di tentukan,setelah tercampur

homogen,diukur pH larutan buffer dengan pH meter kemudian di catat hasilnya

dalam lembar pengamatan lalu di bandingan pH buffer hasil pengamatan dengan

harga pH buffer hasil perhitungan secara matematis.

Prinsip kerja larutan buffer dalam mempertahankan ph adalah akibat pengaruh

ion yang sama. Hal ini terjadi karena terjadi reaksi bolak-balik antar senyawa

sehingga dapat mempertahankan ph.


Dalam menentukan ph suata larutan dilakukan dengan cara titrasi dngan

penambahna indikator. Indikator yang paling sering digunakan adalah indikator

Fenolftalein. Fenolftalein jernih dan tidak berwarna di dalam larutan asam dan

akan berwarna merah muda di dalam larutan basa.

Larutan penyangga ini berfungsi untuk analisis kimia, biokimia, bakteriologi,

zat warna, fotografi, dan industri kulit. Dalam bidang biokimia, kultur jaringan dan

bakteri mengalami proses yang sangat sensitif terhadap perubahan pH. Darah

dalam tubuh manusia mempunyai kisaran pH 7,35 sampai 7,45, dan apabila pH

darah manusia di atas 7,8 akan menyebabkan organ tubuh manusia dapat rusak,

sehingga harus dijaga kisaran pHnya dengan larutan penyangga.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979, farmakope Indonesia jilid III, Departemen Kesehatan republik

Indonesia .

Aprianti, Rima., 2012, http://rymha-aprhyanthy.blogspot.com/2012/04/buffer-dan-

kapasitas-buffer.html

Liyana D.E., Sugiarso, drajot., 2010, optimalisi pH buffer dan konsentrasi larutan

pereduksi natrium tiosulfat(Na2S2O3) dan timah II klorida(SnCl 2)dalam

penentuan kadar besi secara sprektrofotometri uv-vis, prosending tugas

akhir.

Mauliwari, Intan, 2012, http://alipanca5.blogspot.com/2012/07/pembuatan-

buffer.html

Pajri, Muhammad, 2012,

http://muhammadpajri1991.blogspot.com/2012/12/pembuatan-buffer-asetat.html

Santoso R.W., Kurniawan B.A., 2011, pengaruh konsentrasi CH3COOH terhadap

karakterisasi korosi baja BS970 di lingkungan CO2, jurnal teknik

material dan metalurgi.

Surdia., Liang O.B., Ariwahjoedi., 2004, konstruksi diagram potensial pH untuk

baja karbon dalam buffer asetat secara potensiodinamik eksprimental,

jurnal matematika dan sains, vol. 9 No. 4.

Setiawan, Budi, 2010, interaksi radiocesium dengan host rock dibawah pengaruh

pH dan kekuatan ion larutan, jurnal teknologi pengelolaan limbah, vol.

13 No. 1.
PRAKTIKUM FARMASI FISIK I

PERCOBAAN V

BUFFER DAN KAPASITAS BUFFER

OLEH

NAMA : CICILIA RESA

NIM : F1F2 13 017

KELAS : REGULER SORE

KELOMPOK : 5

ASISTEN : WD. SITTI ZUBAYDAH S.Si., M.Sc

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2014

Anda mungkin juga menyukai