Anda di halaman 1dari 12

KOEFISIEN PARTISI

A. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan

kloroform terhadap fase air.

B. LANDASAN TEORI

Koefisien partisi (partion coefficient), K didefinisikan sebagai perbandingan

antara fraksi berat solute dalam fase ekstrak, dibagi menjadi fase berat solute

dalam pada keadaan setimbang (Kusmiyatun, 2008).

Penentuan koefisien partisi dari suatu senyawa obat hasil isolasi dari tanaman

obat atau hasil sintesis cukup penting dilakukan untuk keperluan karaktionisasi

dan prediksi aktivitas biologis senyawa tersebut. Parameter P didefinisikan

sebagai rasio konsentrasi obat pada pelarut n-oktanol dan air. Pada mulanya, p

harus ditentukan secara eksperimen dan kemudian diketahui bahwa P secara

empiris dapat dihitung dengan jumlah kontribusi dari fragmen-fragmen penyusun

struktur senyawa kimia tersebut (Tahir,2010).

Hubungan antara [ X ] sed dan [ X ] air akan linier, bila koefisien determinasi (R2)

mendekati 1. Notasi X menggambarkan konsentarsi ion, [ X ] sed merupakan

konsentarsi ion dalam sedimen (mg/L), sedangkan [ X ] air merupakan konsentarsi

ion dalam sedimen (mg/kg), dan merupakan koefisien partisi antara fase padat dan

cair (Suseno, 2011).

Hidrofobisitas suatu pelarut dapat dinyatakan secara kuantitatif dengan

berbagai parameter antara lain dengan nilai logaritma koefisien partisi. Nilai P
diberi batasan sebagai koefisien partisi suatu pelarut pada suatu sistem dua fase

yang terdiri dari 1-oktanol dan air (Hariyadi, 1996).

Pada ekstraksi solven, pembagian solut antara dua cairan yang tidak saling

larut memberikan banyak kemungkinan yang menatik bagi pemisahan-pemisahan

secraa analitik. Dari pelarut yang digunakan salah satunya dalah air, oleh karena

itu, koefisien partisi dalam hal ini secara nyata dipengaruhi oleh sifat kimia

pelarut kedua. Pelarut kedua yang sering digunakan adalah eter, kloroform, dan

hidrokarbon (Mirzayanti, 2011 ).

Ektraksi adalah penyarian zat-zat berhasiat atau zat-zat aktif dari bagian

tanaman obat, hwean, dan beberapa jenis ikan termasuk biota laut. Zat-zat aktif

terdapat dalam sel, namun sel tanaman dan hewan berbeda, demikian pula

ketebalannya , sehingga diperlukan metode ektraksi dengan pelarut tertentu dalam

mengektraksinya (Harbone, 1987). Ekstraksi menggunakan pelarut air dilakukan

dengan menggunakan tiga metode yaitu maserasi, perlokasi, dan pemanasan

(Cornelia, dkk, 2005).


C. ALAT DAN BAHAN

1. ALAT

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :

- Buret

- Corong pisah

- Erlenmeyer

- Filler

- Gelas kimia

- Pipet volume

- Statif dan klem

- Sendok tanduk

- Timbangan analitik

2. BAHAN

Bahan – bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :

- Alkohol

- Asam salisilat

- Kloroform

- NaOH
D. PROSEDUR KERJA

Asam salisilat

- Ditimbang sebanyak 0,5 gr

- Dimasukan dalam gelas kimia 10 ml

- Dirambahkan 20 ml alkohol 70 %

- Dimasukan dalam corong pisah

- Ditambahkan 25 ml kloroform

Hasil pengamatan

Air hasil campuran dengan kloroform

- Diambil 5 ml

- Dimasukan dalam erlenmeyer

- Ditambahkan 3 tetes indikator

phenolphtalein

- Dititrasi dengan NaOH

Hasil pengamatan
E. HASIL PENGAMATAN

1. TABEL HASIL PENGAMATAN

PERLAKUAN HASIL
Asam salisilat + 20 ml alkohol + 25 Terbentuk dua lapisan
ml klroform digojog dan
didiamkan
5 ml lapisan kloroform + 3 tetes NaOH 0,7 ml
indikator PP dititrasi
dengan NaOH

2. PERHITUNGAN

 Sebelum dilakukan titrasi

gr 1000
M= ×
Mr v

0,05 1000
= ×
138 20

= 0,018 M

 Sesudah dilakukan titrasi

M 1 V 1=¿ M 2 V 2

0,1 .0,7=¿ M .5 ml

0,02=¿ M .5 ml

0,07
M=
5

M= 0,014 M
F. PEMBAHASAN

Koefisien partisi adalah suatu perbandingan kadar obat dalam fase lipoid dan

fase air setelah dicapai kesetimbangan. Koefisien partisi menjadi penting untuk

diketahui dalam dunia farmasi karena kecepatan absorbsi suatu obat sangat

dipengaruhi oleh koefisien partisinya. Obat-obat yang mudah larut dalam lipid,

mudah diabsorbsi sehingga koefisien partisinya juga besar. Sebaliknya, obat-obat

yang sukar larut dalam lipida sukar pula untuk diabsorbsi sehingga koefisien

partisinya kecil.

Pengujian koefisien partisi pada percobaan ini dilakukan dengan melihat

bagaimana pengaruh penambahan kloroform terhadap fase air. Asam salisilat

adalah sampel yang digunakan pada percobaan ini. Langkah pertama yang

dilakukan adalah dengan menimbang asam salisilat sebanyak 0,05 gr yang

kemudian dilarutkan dengan menggunakan air. Selanjutnya campuran tadi

dimasukan kedalam corong pisah dan ditambahkan kloroform. Setelah itu

dilakukan penggojokan dan didiamkan. Penggojokan tersebut mengakibatkan

sebagian asam salisilat yang tadinya terlarut dalam air, berpindah kekloroform,

sehingga fase asam salisilat di kloroform akan bertambah, dan fase asam salisilat

dalam air akan berkurang.

Campuran asam salisilat, air, dan kloroform dalam corong pisah tersebut

kemudian membentuk dua lapisan terpisah. Lapisan atas adalah air, dan lapisan

bawahnya adalah kloroform. Proses pemabahan kloroform dalam campuran

sampel dan air juga dapat dikatakan proses ekstraksi. Terbentuknya dua lapisan

dalam campuran tersebut dikarenakan adanya perbedaan berat jenis air dan
kloroform. Dimana berat jenis air lebih ringan dari pada kloroform sehingga air

berada pada lapisan atas. Selain itu, prinsipnya sendiri adalah like dissoloved like,

dimana senyawa atau zat yang strukturnya menyerupai akan saling melarutkan.

Namun karena struktur antara air dan kloroform berbeda, maka keduanya tidak

saling melarutkan satu sama lain.

Seberapa banyak asam salisilat yang berpindah dari air ke kloroform

tergantung apada koefisien partisinya. Semakin banyak asam salisilat yang

berpindah ke kloroform, maka koefisien partisinya semakin besar. Begitu pula

sebaliknya, semakin sedikit asam salisilat yang berpindah dari air ke kloroform,

maka koefisien partisinya juga kecil.

Besarnya koefisien partisi dapat diketahui dengan menggunakan rumus:

[ asam salisilat dikloroform ]

[ asam salisilat diair ]

Pengujian berpindahnya asam salisilat pada percobaan ini dilakukan dengan

cara titrasi. Air yang telah terpisah dengan kloroform dalam corong pisah diambil

sebanyak 5 ml kemudian dititrasi dengan menggunakan NaOH. Dalam proses

titrasi ini juga digunakan indikator phenolphtalein untuk memudahkan dalam

penentuan titik akhir titrasi. Titrasi dihentikan jika telah didapatkan larutan

berwarna merah muda yang menandakan telah tercapai titik akhir titrasi dan titik

akhir eukivalen dimana mol asam dan mol basah telah habis bereaksi.

Hasil perhitungan yang diperoleh sebelum dilakukan titrasi adalah 0,018 M,

namun setelah dilakukan titrasi hasil perhitungannya adalah 0,014 M. Hal ini

menadakan jika benar sebagian asam salisilat yang tadinya terlarut dalam air,
telah berpindah sebagian ke kloroform. Hal ini juga membuktikan bahwa

penambahan kloroform pada fase air mempengaruhi koefien partisi asam salisilat.
G. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah pengaruh

penambahan kloroform terhadap konsentarsi asam salisilat dalam air

mengakibatkan sebagian asam salisilat berpindah ke fase kloroform.


DAFTAR PUSTAKA

Haryadi, P., 1996, Katalisis Enzimatis Dalam Pelarut Organik, Jurnal Ilmu dan
Teknologi Pangan, vol. 1, no. 1.

Harbone, 1987, Metode Ekstraksi, www.fitokimiaumi.wordpress.com

Mirzayanti, Y.W., 2011, Pemurnian Gliserol dari Proses Transesterifikasi Minyak


Jarak dengan Katalis Sodium Hidroksida

Kasmiyatun, N., dan Jos, B., 2008, Ekstraksi Asam Sitrat dan Asam Oksalat :
Pengaruh Trioctylamine sebagai Extracting Power dalam Berbagai Solven
Campuran Terhadap Koefisien Distribusi, Reaktor, vol. 12, no. 2.

Suseno, H.P., 2011, Model Adsorpsi mn+2, cd+2 dan hg+2 dalam Sistem Air-
Sedimen di Sepanjang Sungai Code Yogyakarta, Jurnal Teknologi, vol. 4,
no.2.

Tahir, Iqmal, 2010, Komparasi Nilai Koefisien Partisi Teoritik Berbagai Senyawa
Obat dengan Metoda Hancsh-leo Metoda Rekker dan Penggunaan
Program ClogP.
PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

PERCOBAAN III

KOEFISIEN PARTISI

OLEH

NAMA : CICILIA RESA

NIM : F1F2 13 017

KELAS : REGULER SORE

KELOMPOK :5

ASISTEN : SARLAN, S.Si

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2014

Anda mungkin juga menyukai