Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN CITRA TUBUH

Oleh
Cristiyan
Ferosin
Verlinda Setiyaningrum 1707175
Wahyu Wiedy Aditantri 1707176

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2018
BAB I
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Gangguan citra rubuh adalah persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh
perubahan ukuran bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna, dan objek yang
sering kontak dengan tubuh. Sedangkan menurut stuart & Laraia (2005) gangguan
citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari
terhadap tubuhnya.
Gangguan tersebut diakibatkan kegagalan dalam penerimaan diri akibat adanya
persepsi yang negatif terhadap tubunya secara fisik. Persepsi tubuh secara fisik
berkaitan dengan bagaimana kita mempersepsikan diri kita secara fisik. Jadi dapat
disimpulkan bahwa gangguan citra tubuh adalah gangguan mempersepsikan
kekurangan dalam tubuhnya baik disadari maupun tidak disadari.
B. Faktor yang berhubungan
1. Faktor Predisposisi
a. Kehilangan/kerusakan anggota tubuh (anatomi dan fungsi)
b. Perubahan ukuran, bentuk, dan penampilan tubuh (akibat tumbuh kembang
atau penyakit)
c. Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur dan fungsi tubuh
d. Proses pengobatan, seperti radiasi dan kemoterapi
2. Faktor Presipitasi
a. Trauma
b. Transisi sehat-sakit
c. Penyakit
d. Perubahan fisiologis tubuh
C. Etiologi
1. Eksisi bedah atau gangguan bagian tubuh
2. Amputasi pembedahan atau traumatic
3. Luka bakar
4. Trauma wajah
5. Obesitas
6. Gangguan afektif : depresi, skizofrenia
7. Respon terhadap penuaan
D. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala gangguan citra tubuh diantaranya adalah
1. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah
2. Menolak bercermin
3. Tidak menerima perubahan tubuh yang terjadi/akan terjadi
4. Menolak penjelasan perubahan tubuh
5. Persepsi negatif pada tubuh
6. Tidak mau mendiskusikan keterbatasan atau cacat tubuh
7. Menolak usaha rehabilitasi
8. Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang
9. Mengungkapkan keputusasaan
10. Mengungkapkan ketakutan
E. Sumber Koping
1. Hubungan interpersonal dengan orang lain
2. Dukungan keluarga, teman dan masyarakat dan jaringan social
3. Bakat tertentu
4. Pekerjaan, penghasilan
5. Keyakinan diri yang positif
F. Pohon masalah
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian pada pasien gangguan citra tubuh dilakukan dengan wawancara dan
observasi. Tanda dan gejala gangguan citra tubuh yaitu
Data Obyektif (observasi) :
1. Perubahan dan hilangnya anggota tubuh, baik struktur, bentuk dan fungsi
2. Menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu
3. Menolak melihat bagian tubuh
4. Menolak menyentuh bagian tubuh
5. Aktivitas sosial turun
Data Subyektif : data subyektif biasanya didapatkan dari hasil wawancara, pasien
gangguan citra tubuh biasanya mengungkapkan
1. Penolakan terhadap
a. Perubahan anggota tubuh saat ini, misalnya tidak puas dengan hasil operasi
b. Anggota tubuh yang tidak berfungsi
c. Interaksi dengan orang lain
2. Perasaan tidak berdaya, tidak berharga dan keputusasaan
3. Keinginan yang terlalu tinggi pada anggota tubuh yang terganggu
4. Sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan yang terjadi
5. Merasa asing terhadap anggota tubuh yang hilang
B. Diangosa Keperawatan
Gangguan harga diri : harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh
C. Intervensi
Tujuan Umum : Klien menunjukkan peningkatan harga diri
Tujuan Khusus :
1. Klie dapat meningkatkan keterbukaan dan hubungan saling percaya
2. Klien mengidentifikasi perubahan yang terjadi pada tubuhnya
3. Klien dapat mengidentifikasi persepsi negatif pada tubuhnya
4. Klien dapat menerima realita perubahan struktur, bentuk atau fungsi tubuh
5. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki saat terjadi
perubahan pada tubuhnya
6. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan sesuai dengan kekurangan
yang dimiliki
7. Klien dapat menetapkan (merencanakan) kegiatan sesuai yang dimiliki
8. Klien melakukan tindakan sesuai dengan kondisi sakit dan kemampuan
9. Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada
10. Klien dapat melakukan tindakan pengembalian itegritas tubuh
Hasil yang diharapkan
1. Klien dapat menerapkan perubahan
2. Klien memiliki beberapa cara mengatasi perubahan yang terjadi
3. Klien beradaptasi dengan cara yang dipilih dan digunakan
Tindakan Keoerawatan pada pasien
1. Bina hubungan saling percaya
a. Salam terapeutik
b. Komunikasi terbuka, jujur dan empati
c. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien. Beri kesempatan untuk
mengungkapkan perasaan klien terhadap perubahan tubuh.
d. Lakukan kontrak untuk program arahan keperawatan atau pendapat kesehatan,
dukungan dan konseling
2. Diskusikan persepsi klien tentang citra tubuhnya, dulu dan saat ini, perasaan
tentang citra tubuhnya dan harapan tentang citra tubuhnya saat ini
3. Observasi ekspresi klien pada saat berbicara
4. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki (tubuh, intelektual,
keluarga) oleh klien diluar perubahan yang terjadi
5. Beri pujian terhadap aspek positif dan kemampuan yang masih dimiliki klien
6. Dorong klien untuk merawat diri dan berperan serta dalam asuhan keperawatan
secara bertahap
7. Libatkan klien pada kelompok klien dengan masalah gangguan citra tubuh
8. Tingkatkan dukungan keluarga terutama pasangan
9. Diskusikan cara-cara (booklet,leflet) sebagai sumber informasi yang dapat
dilakukan untuk mengurangi dampak perubahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh.
10. Dorong klien memilih cara yang sesuai bagi klien
11. Bantu klien melakukan cara yang dipilih
12. Bantu klien mengurangi perubahan citra tubuh. Misalnya protesa untuk bagian
tubuh bertemu tongkat
13. Rehabilitas bertahap bagi klien
Tindakan keperawatan terhadap keluarga
Tujuan umum : keluarga dapat membantu dalam meningkatkan kepercayaan diri klien
Tujuan khusus :
1. Keluarga dapat mengenal masalah gangguan cira tubuh
2. Keluarga mengetahui cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh
3. Keluarga mampu merawat pasien dengan gangguan citra tubuh
4. Keluarga mampu mengevaluasi kemampuan pasien dan memberikan pujian atas
keberhasilannya
Tindakan keperawatan yang dilakukan
1. Jelaskan dengan keluarga gangguan citra tubuh yang terjadi pada klien
2. Jelaskan pada keluarga cara mengatasi gangguan citra tubuh
3. Ajarkan kepada keluarga cara merawat klien
4. Menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pasien dirumah
5. Menfasilitasi interaksi dirumah
6. Melaksanakan kegiatan dirumah dan social
7. Memberikan pujian atas keberhasilan pasien
D. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan. Langkah selanjutnya adalah melakukan
evaluasi keperawatan. Keberhasilan tindakan keperawatan pada pasien dengan
gangguan citra tubuh terlihat dari kemampuan pasien untuk
1. Mengungkapkan persepsi tentang citra tubuhnya, dulu dan saat ini
2. Mengungkapkan perasaan tentang citra tubuhnya dan harapan tentang citra
tubuhnya saat ini
3. Meminta bantuan keluarga dan perawat untuk melihat dan menyentuh bagian
tubuh secara bertahap
4. Mendiskusikan aspek positif diri
5. Pasien meminta untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu
(misalnya membuatkan anus buatan dari kolostomi)
Kemampuan yang diharapkan dari keluarga
1. Keluarga membantu klien dalam melakukan aktivitas
2. Keluarga memberikan pujian pada pasien terhadap kemampuannya melakukan
aktivitas
DAFTAR ISI

Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa teori dan aplikasi. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Nurhalimah. (2016). Modul bahan ajar cetak keperawatan : Keperawatan Jiwa. Jakarta: Kementian
Kesehatan Republik Indonesia.

Yusuf, A., Fitriyasari PK, R., & Nihayati, H. (2015). Buku Ajar : Keprawatan kesehatan jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai