Anda di halaman 1dari 8

SELAYANG PANDANG

OPEN DEFECATION FREE (ODF) MENUJU SANITASI TOTAL BERBASIS


MASYARAKAT (STBM) DI KABUPATEN LOMBOK BARAT

A. PENDAHULUAN     
    1. Latar Belakang
Strategi nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah aksi terpadu
untuk menurunkan angka kejadian diare dan meningkatan higienitas dan kualitas kehidupan
masyarakat Indonesia. STBM merupakan aksi terpadu yang dapat mendukung tercapainya
Millenium Development Goals tahun 2015. Pemerintah Indonesia mencanangkan 20.000
desa dengan kegiatan STBM sampai dengan tahun 2014.
Dalam upaya meningkatkan kebutuhan sanitasi (demand) masyarakat terhadap sanitasi
dilakukan melalui perubahan perilaku higiene dan sanitasi masyarakat. Untuk merubah
perilaku ini digunakan 2 metode pendekatan yaitu metode promosi sanitasi menggunakan
materi komunikasi perubahan perilaku (Behaviour Change Communication/ BCC) dan
metode pemicuan menggunakan metode CLTS (Community Lead Total Sanitation)
Menjadikan perilaku buang Air Besar (BAB) dan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) 
yang benar menjadi budaya masyarakat sehingga menjadikan masyarakat Indonesia yang
lebih bermartabat. Dengan kesadaran tersebut dapat menciptakan masyarakat yang mandiri
dalam memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatannya sehingga angka kematian dan
penyebaran penyakit yang disebabkan oleh lingkungan dapat dikurangi.
Hal ini dilaksanakan karena dilatar belakangi oleh kegagalan pendekatan tradisional
dalam penyediaan infrastruktur sanitasi di pedesaan, dimana sebelumnya dengan :
·   Bantuan fisik fokus dan tolok ukur sukses selalu dilihat pada pembangunan  
    fisik Membangun ribuan MCK
·   Mendistribusikan jamban keluarga secara cuma-cuma dalam bentuk paket
    materi stimulan untuk konstruksi
·   Mendistribusikan uang kepada masyarakat dalam bentuk pinajam bergulir
       Ternyata tidak memberikan hasil yang maksimal, sehingga sampai dengan saat ini
       masih ada masalah untuk akses masyarakat terhadap sanitasi yang layak
Pemerintah Indonesia telah melakukan uji coba pendekatan CLTS sejak bulan Mei 2005 di
18 komunitas di 6 kabupaten di 6 Propinsi dengan karakteristik yang berbeda. Hasil uji coba
dinilai cukup menggembirakan karena membawa 159 komunitas terbebas dari open
defecation dan mengubah perilaku BAB 28 ribu rumah tangga. Dalam rangka mendorong
peningkatan akses sanitasi dan peningkatan perilaku hygiene yang berkesinambungan untuk
mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015, juga sebagai
implementasi dari kebijakan dan Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.
Dengan dilaksanakannya program STBM di Kabupaten Lombok Barat, diharapkan dapat
meningkatkan akses sarana sanitasi  yang improved dimana kondisi saat ini masih berada
pada angka 59,69% (Porm. 5 STBM, 2012)
 
   2. Tujuan
2.1.             Tujuan umum
       Tercapainya open defecation free (ODF) kabupaten  Lombok Barat tahun 2014
2.2.             Tujuan khusus
       1. Terbentuknya struktur lembaga
       2. Adanya komitmen pendanaan yang konsisten dan berkelanjutan
       3. Tersusunnya rencana strategi
       4. Terlaksananya kegiatan STBM secara bertahap menuju ODF 2014
  
   3. Analisa Akar Masalah
              Masyarakat pedesaan di beberapa wilayah di Kabupaten Lombok Barat sudah bertahun-
tahun mempunyai kebiasaan Buang Air Besar (BAB) di sungai, kebun, pantai, sawah
dll. Masyarakat mengatakan bahwa belum punya WC sehingga harus BAB di sungai, kebun,
pantai. Masyarakat juga mengatakan bahwa BAB di sungai dan kebun itu menyenangkan
karena sungai dan kebun yang ditempati BAB itu rindang, banyak pepohonannya
Masyarakat mengatakan tidak ada tempat lain untuk BAB sehingga masyarakat memilih
untuk BAB di sungai atau kebun.
              Masyarakat mulai datang ke sungai atau kebun sebelum Shubuh. BAB di sungai dan
kebun menjadi kebiasaan yang wajar bagi masyarakat. Tidak ada rasa malu ketika mereka
memperlihatkan bagian tubuhnya yang harusnya ditutupi. Bahkan di berbagai tempat
kebiasaan BAB telah difasilitasi. Mereka membangun tempat BAB dari
sesek/bambu. Disadari atau pun tidak mereka telah menurunkan kebiasaan buruk pada putra-
putrinya.
 
   4. Kesimpulan
              Dari analisa akar masalah yang ada dapat disimpulkan bahwa pada awal  pelaksanaan
program STBM kondisi masyarakat terutama pedesaan mayoritas :
       1. BAB di Jamban sehat bukan merupakan kebutuhan penting
       2. Rasa malu, takut sakit, rasa jijik belum ditumbuhkan secara optimal dan general
           dalam kelompok-kelompok potensial
       3. Pemangku kebijakan dalam peningkatan akses sanitasi masyarakat masih belum
           menyatu dalam persepsi dan gerak langkah
 
B. DATA DAN KEBIJAKAN
Data akses jamban tidak sehat dan OD dari masing-masing Puskesmas di breakdown dalam
“target tambahan akses ke jamban sehat tahun 2010-2014” sehingga ada tanggung jawab
Puskesmas untuk penambahan KK akses jamban sehat dengan sistem yang masyarakat
inginkan (arisan, dll), bisa juga ditargetkan tiap Puskesmas untuk meng ODF kan sekian
komunitas
 
Adapun bentuk kebijakan yang dilakukan adalah :
       1. Rapat koordinasi tingkat Kabupaten diselenggarakan dengan tujuan adanya komitmen
           pengambil kebijakan tingkat Kabupaten dalam mendukung program STBM.
           Hasil pertemuan adalah sinergi dengan program PPSP (Bappeda), PNPM Mandiri
(Bappeda), Sanimas, MCK & MCK+ (PU), Desa Siaga (seksi Promkes) dan Jumantik
(P2)
       2. Rapat Koordinasi Lintas Sektor Tingkat Kecamatan  diselenggarakan dengan tujuan
adanya komitmen pengambil kebijakan tingkat kecamatan. Adapun peserta dalam
kegiatan ini  adalah Camat, Sekcam, Kasi Humas, Kasi Pembangunan, Dinas Pendidikan
Kec, Depag, Muspika dan organisasi potensial misal PKK, PPAI, dll
       3. Stakeholder meeting bertujuan melakukan evaluasi hasil kegiatan yang sudah berjalan
       4. Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh tim fasilitator Kabupaten dan Puskesmas
           dengan tujuan monitoring dan evaluasi perkembangan pelaksanaan program di desa
           tentang progres akses jamban dengan sarana yang ada misal peta sosial, keaktifan komite
           dan verifikasi ODF komunitas dusun dan desa
 
 Indikator Out put
2009 2010 2011
No Uraian
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
1  Jumlah Komunitas STBM 30 30 250 184 1.285 1.097
 Jumlah Komunitas ODF (30%
2 7 7 75 84 386 186
komunitas STBM)
3  Jumlah Desa ODF - 5 - 7 - -
4  KK Akses ke Jamban Improve - 24.944 - 28.048 - 243.021
5  KK Akses ke Jamban Saharing - 7.933 - 4.124 - 34.182
 KK Akses ke OD (Open
6 - 4.940 - 6.486 - 63.882
Defecation)
7  Investasi Masyarakat - 134.756.000 - 1.361.500 - 3.264.303
 
      Progres :
- Peningkatan akses jamban sehat 14.072 KK dari 204.537 KK menjadi 218.609 KK,
- Peningkatan Jamban semi permanen 2.801 KK dari 30.926 KK menjadi 33.727 ,
- Peningkatan Jamban sharing 1.942 KK dari 34.821 KK menjadi 36.763 KK
- Penurunan KK OD 1.171 KK dari 62.602 KK menjadi 61.431 KK
- Peningkatan jumlah desa ODF sejumlah 5 desa dari 25 desa menjadi 30 desa
- Peningkatan dusun dipicu 188 dusun dan dusun ODF meningkat 21 dusun dari 1.097
dusun  
          menjadi 1.285 dusun
 
C.   PEMBERIAN REWARD
Kegiatan verifikasi  adalah proses memastikan status ODF suatu komunitas masyarakat yang
menyatakan bahwa secara kolektif mereka telah bebas perilaku BABS dan dalam rangka
mengendalikan dengan menjaga kebebasan nilai (independen) dan keobyektifan kegiatan
verifkasi adalah komunitas lain yang melakukan verifikasi dan ditetapkan suatu komposisi
tim verifikasi ODF untuk setiap tingkatan, baik komunitas (dusun), desa, Puskesmas atau
kecamatan
Pemberian hadiah bagi komunitas ODF yang sudah dinyatakan ODF oleh tim verifikator
dengan menggunakan panduan yang sudah disepakati bersama. Harapan dengan pemberian
hadiah ini dapat memacu semangat kompetisi antar komunitas dan memberikan penghargaan
bagi komunitas yang ODF untuk bergerak menuju sanitasi total
 
2009 2010 2011 Ket
No Kegiatan
T R T R T R
Pemberian reward bagi
1 10% - 40% 50 pt 60% 45 pt Belum
komunitas ODF
Pemberian bantuan tranpor Semua Semua Semua
2 - 90 20 Belum
komite komite komite komite
Pemberian bantuan jamban
3 10 - 20 - 30 - Belum
percontohan di desa ODF
Video,kipas, Video,
Mengadakan media cetak stiker, leaflet
34 34 34
4 & kerjasama dengan media - leaflet kalender,  Sudah
PKM PKM PKM
elektronik kalender,  Radio RIK,
Radio RIK poster
Prasasti Prasasti
Baliho, spanduk, papan, 34 34 ODF, 34 ODF, 
5 - Sudah
souvenir PKM PKM umbul2, PKM spanduk,
spanduk souvenir
 
D.   MONITORING
Pelaksanaan monitoring oleh masyarakat dipimpim tim namanya komite yang terdiri dari
Tokoh masyarakat, tokoh agama, pemimpin wilayah, mereka melakukan monitoring mandiri
terhadap masyarakat kelompok terkecil adalah komunitas (dusun)dengan pedoman
menggunakan peta sosial  yg memuat informasi letak geografi desa/dusun dan akses BAB
masyarakat.
Monitoring yang dilakukan oleh petugas Puskesmas dengan menggunakan blangko LB1
(akses jamban sehat )memberikan informasi KK akses jamban sehat, tidak sehat, dan sharing
(numpang) serta OD (BABS)
Monitoring yang dilakukan oleh Kabupaten adalah dengan melakukan kegiatan safari
bersama tim dan kegiatan kunjungan ke dusun, desa dan kecamatan dengan berpedoman
pada laporan LB1(akses jamban sehat)
 
2009 2010 2011
No Kegiatan Ket
T R T R T R
327 + 255 + 240 +
1 Pemicuan di komunitas belum 30 belum 50 belum - Sudah
ODF ODF ODF
2 Pemicuan di sekolah 15% - 20% 20 30% - Sudah
Pemberian reward bagi
3 10% - 40% 50 60% 45 pt Belum
komunitas ODF
Pemberian bantuan Semua Semua Semua
4 - 90 20 Belum
transport komite komite komite komite
Video,kipas, Video,
Mengadakan media cetak & stiker, leaflet
34 34 34
5 kerjasama dengan media - leaflet kalender,  Sudah
PKM PKM PKM
elektronik kalender,  Radio RIK,
Radio RIK poster
6 Baliho, spanduk, papan, 34 - 34 Prasasti 34 Prasasti Sudah
souvenir PKM PKM ODF, PKM ODF, 
umbul2, spanduk,
spanduk souvenir
30 90 40
7 Monitoring & evaluasi 1 x/bln 1 x/bln 1 x/bln Sudah
OH komunitas komunitas
 
 
Indikator Outcome & Benefit
No Uraian 2009 2010 2011
1 Kasus Penyakit Diare 21.932 19.496 15.635
2 Kasus Penyakit Kecacingan 16.387 15.211 12.826
3 Efisiensi Biaya Pengobatan Rp. 844.680.000 Rp. 1.137.000 Rp. 1.600.320.000
4 Estetika (keindahan) di komunitas ODF 7 komunitas 84 komunitas 230 komunitas
Pengetahuan, Sikap, Perilaku (PSP)
5 24.944 KK 28.046 KK 243.021 KK
untuk ber PHBS
 
E.   VERIFIKASI
Kegiatan verifikasi  adalah proses memastikan status ODF suatu komunitas masyarakat yang
menyatakan bahwa secara kolektif mereka telah bebas perilaku BABS dan dalam rangka
mengendalikan dengan menjaga kebebasan nilai (independen) dan keobyektifan kegiatan
verifkasi adalah komunitas lain yang melakukan verifikasi dan ditetapkan suatu komposisi
tim verifikasi ODF untuk setiap tingkatan, baik komunitas (dusun), desa, Puskesmas atau
kecamatan
Pemberian hadiah bagi komunitas ODF yang sudah dinyatakan ODF oleh tim verifikator
dengan menggunakan panduan yang sudah disepakati bersama. Harapan dengan pemberian
hadiah ini dapat memacu semangat kompetisi antar komunitas dan memberikan penghargaan
bagi komunitas yang ODF untuk bergerak menuju sanitasi total
 
F.   TINDAK LANJUT KEPADA YANG AKTIF DAN YANG TIDAK AKTIF
Arahan lebih lanjut terkait pemberian suppot kepada petugas sanitarian yang aktif dan
komunitas yang ODF dalam bentuk deklarasi ODF yang diberikan langsung oleh Bupati /
Wabub
Sanitarian yang tidak aktif?
Komunitas yang tidak bergerak dengan cara mendatangkan mahasiswa magang lapangan
untuk mengadakan  study analisa slanjutnya menyampaiakn kepada pimpinan wilayah pada
forum diskusi untuk selanjutnya ada RTL dalam bentuk lebih kongkrit yaitu pemicuan di
komunitas dan sekolah serta monitoring secara berjenjang dan berkelanjutan
 
G.   PEMANTAUAN PASCA ODF
Pemantuan pasca ODF dengan melakukan verifikasi ulang setiap 6 bulan sekali untuk
menjaga  tetap ODF dan diharapkan masyarakat meningkatkan kualitas ODF yaitu dari
masyarakat yang masih BABS di jamban numpang menjadi punya jamban sendiri dan dari
kualitas jamban yang masih belum permanen ke jamban permanen
 JADWAL ACARA
HARI PERTAMA : RABU 12 Oktober 2011
     
WAKTU KEGIATAN / MATERI NARA SUMBER/MODERATOR/FASILITATOR

08.00 - 08.30 Registrasi peserta Panitia

08.30 - 09.00 1. Laporan Ketua Panitia Kabid Dalkit dan PL Dikes Lombok Barat
  2. Pengarahan / Pembukaan Kepala Dinas Kesehatan Kab. Lobar
 
09.00 - 09.15 ISTIRAHAT
 
Dukungan kebijakan dan kelembagaan
Bappeda Propinsi NTB
09.15 - 10.15 sanitasi di NTB
10.15-11.15 Kondisi Sanitasi di NTB Dinas Kesehatan Prop. NTB
11.15 - 12.15 Kondisi Sanitasi Kab.Lombok Barat s/d 2010 Dinas Kesehatan Kab. Lobar
 
12.15 - 13.30 ISOMA
 
Dukungan pengembangan kewirausahaan
pemasaran sanitasi dalam mendukung Dinas Koperasi dan Pengusaha Kecil Prop.NTB
13.30 - 14.30 kegiatan pemasaran sanitasi
14.30 - 15.00 ISTIRAHAT (COFEE BREAK) Panitia
15.00 - 16.00 Pengalaman pelaksanaan CLTS / STBM Asyah Sanjaya (Pengusaha Karang Bayan)
HARI KEDUA : KAMIS 13 Oktober 2011
     
08.00 - 13.00 Briefing untuk kunjungan lapangan Panitia
Perjalanan Kunjungan Lapangan Ke Desa
 
Kr.Bayan
 
13.00 - 14.00 ISOMA
Panitia
14.00 - 15.00 1. Diskusi/tanya jawab dengan masyarakat Tim/Narasumber
15.00 - 15.30 ISTIRAHAT (COFEE BREAK) Panitia
15.30 - 18.00 Perjalanan Kembali Ke Hotel di Mataram Panitia
     

HARI KETIGA : JUMAT 14 Oktober 2011


     
08.00 - 08.30 Kompilasi Hasil Kunjungan Lapangan TIM/Narasumber
08.30 - 09.00 Penyusunan Rencana Tindak Lanjut Tim/Narasumber
09.00 - 10.30 Design Kegiatan,Suport/Dukungan Dana Tim/Narasumber
Kesepakatan-Kesepakatan Tim/Narasumber
ISTIRAHAT  
11.30 - 12.30 Penutupan Kepala Dinas Kesehatan Kab. Lombok Barat
     

Dinas Kesehatan Kab. Lombok Barat


Kabid Dalkit & PL
Dr. IGAR Astarini,M.Kes
NIP. 19660622 199603 2 001

Anda mungkin juga menyukai