Anda di halaman 1dari 4

Alif Putra Aulia

XI IPA 2 / 01

 Artikel 1

Eksploitasi Flora dan Fauna di Indonesia

Kali ini saya akan membahas tentang "Eksploitasi Flora dan Fauna di Indonesia". Sebelum
membahas lebih lanjut, mari kita kenali apa itu eksploitasi? Eksploitasi (bahasa Inggris:
exploitation) yang berarti politik pemanfaatan yang secara sewenang-wenang atau terlalu
berlebihan terhadap sesuatu subyek eksploitasi hanya untuk kepentingan ekonomi semata-
mata tanpa mempertimbangan rasa kepatutan, keadilan serta kompensasi kesejahteraan
[source: Wikipedia].

Sesuai dengan judulnya, Indonesia ini banyak sekali memiliki kekayaan alam, mulai dari
pemandangannya, flora maupun fauna. Seperti foto-foto dibawah ini.

Namun banyak sekali pihak-pihak yang merasa hal ini merupakan "keuntungan pribadi" yang
akan menyebabkan kerugian bagi negara Indonesia. Seperti berita berikut.

Sebanyak 24 kakatua jambul kuning gagal diselundupkan ke Surabaya melalui Pelabuhan


Tanjung Perak Surabaya, setelah polisi dari Polres Pelabuhan Tanjungperak Surabaya
mencurigai pelaku yang baru turun dari kapal KM Tidar jurusan Papua-Makassar-Surabaya-
Jakarta, pada Senin (04/05/2015). 
Kasubbag Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya AKP Lily Djafar mengatakan,
penangkapan pelaku penyelundupan kakatua ini setelah petugas kepolisian mendapati
penumpang yang membawa 2 ekor burung yaitu kakatua jambul kuning dan bayan hijau,
dengan dimasukkan ke dalam botol air mineral. Setelah diinterogasi dan dilakukan pencarian,
akhirnya ditemukan 22 ekor lainnya di atas kapal dalam kondisi di masukkan dalam botol air
mineral. 
“Waktu kami tangkap ada yang hidup dan ada yang setengah mati, mungkin karena
perjalanan 5 hari dari Papua dan Maluku Utara dan burung-burung itu disekap dalam botol air
mineral,” kata Lily kepada Mongabay-Indonesia.

Banyak sekali pihak-pihak yang tidak mengerti pentingnya menyelamatkan populasi flora
dan fauna di Indonesia, banyak sekali dampak negatif dalam eksploitasi flora dan
faunasebagai berikut:

1. Hancurnya keseimbangan ekosistem


2. Hilangnya species penting dalam ekosistem
3. Punahnya flora dan fauna
Demikian dampak negativenya dan masih banyak lagi, mungkin saat ini kita belum
merasakannya namun yang akan merasakan imbasnya adalah generasi-generasi berikutnya.
Mari katakan "STOP EKSPLOITASI PADA FLORA DAN FAUNA INDONESIA" tetap
lindungi kekayaan Indonesia yang merupakan aset bangsa.

Sumber : http://amtadin.blogspot.com/2016/01/eksploitasi-flora-dan-fauna-di-indonesia.html
 Artikel 2
Walhi : Eksploitasi Hutan Berlebihan Paksa Harimau Keluar dari Habitat

Petugas berusaha memadamkan kebakaran yang terjadi di kawasan hutan di Desa Kayu Areh, Kertapati
Palembang, Sumatera Selatan, Minggu, (18/8/2019). Kebakaran dan kerusakan hutan telah memaksa satwa liar
seperti harimau keluar dari habitat. (Foto: Antara/Ahmad Rizki Prabu)

PALEMBANG, SATUHARAPAN.COM – Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup


Indonesia (Walhi) Sumatera Selatan M Hairul Sobri, menyebut eksploitasi hutan secara
berlebihan sebagai penyebab utama harimau keluar dari habitat serta masuk ke permukiman
dan menyerang warga.

"Eksploitasi hutan berlebihan untuk kepentingan perkebunan, pertambangan, dan


kepentingan lain, mengakibatkan rusaknya habitat, tempat tinggal dan berkembang biak
harimau dan hewan lainnya, sehingga binatang buas itu keluar habitat dan menyerang
manusia," katanya di Palembang, Jumat (24/1).

Dalam tiga bulan terakhir, Walhi mencatat lebih dari 20 kasus harimau menyerang manusia
di wilayah Sumatera Selatan, yakni di Pagaralam, Lahat, Empat Lawang, Muara Enim, Musi
Rawas Utara, Musi Banyuasin, dan Ogan Komering Ulu.

Fakta tersebut, menurut Hairul, menuntut pemerintah daerah dan instansi terkait segera
bertindak untuk mencegah eksploitasi hutan, yang menyebabkan kerusakan habitat satwa liar.

"Jangan sampai dibiarkan penebangan liar, pengembangan perkebunan, dan kegiatan


pemanfaatan hutan secara berlebihan yang dapat merusak habitat, karena binatang buas bisa
keluar dari habitatnya, dan mengganggu kehidupan manusia seperti yang mulai terjadi di
sejumlah kabupaten/kota Sumsel dalam beberapa bulan terakhir," katanya.
Selain itu, ia melanjutkan, eksploitasi hutan secara berlebihan juga bisa menimbulkan
bencana ekologis yang mengakibatkan kerugian besar. Penyebab banjir dan tanah longsor
yang terjadi selama Januari hingga Juni 2019, dan kebakaran hutan dan lahan yang
berlangsung Juli sampai Oktober 2019, tidak lepas dari kerusakan hutan dan lingkungan.

Hairul mengatakan, konflik satwa liar dengan manusia dan bencana ekologis berkepanjangan
merupakan dampak akumulasi kerusakan akibat kesalahan dalam pemanfaatan dan
pengelolaan sumber daya alam, di wilayah Sumatera Selatan. (Ant)

Sumber : http://www.satuharapan.com/read-detail/read/walhi-eksploitasi-hutan-berlebihan-
paksa-harimau-keluar-dari-habitat

Anda mungkin juga menyukai