Memori Banding
Memori Banding
Atas
Putusan Pengadilan Negeri Banda Aceh
Nomor 74/Pdt.G/2018/PN.Bna
Tanggal 9 April 2019
Antara
Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Tinggi Banda Aceh
Di
Banda Aceh
Melalui Yth.
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Banda Aceh
Di
Banda Aceh
Dengan hormat,
Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya masing-masing sebagai Litigation Senior Specialist,
Para Litigation Specialist dan Para Litigation Staff berkedudukan di Jakarta Selatan, beralamat di
Wisma BCA Pondok Indah Lt. 2 Jalan Metro Pondok Indah No. 10 Jakarta 12310 dan memiliki
kantor cabang di Banda Aceh yang beralamat di Jl. Dr. Mohammad Hasan, No. 53-54, Desa
Page 1 of 15
Batoh, Kec. Lueng Bata, Kota Banda Aceh berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor
077/IV/2019/K-Leg/BCAF tanggal 16 April 2019 dengan ini hendak mengajukan Memori
Banding terhadap isi Putusan Pengadilan Negeri Banda Aceh Nomor 74/Pdt.G/2018/PN.Bna
yang diputus dalam sidang Musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Negeri Banda Aceh tanggal 5
April 2019 dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum tanggal 9 April 2019 yang amar
putusannya berbunyi sebagai berikut:
MENGADILI
A. DALAM KONPENSI
I. DALAM EKSEPSI
Merk : Mitsubishi
Model : Jeep
Page 2 of 15
Bahan Bakar : Solar
5. Menyatakan perbuatan Tergugat III Konpensi yang telah membuat Akta Fidusia
antara TergugatI Konpensi dengan Tergugat II Konpensi dengan jaminan BPKB
mobil milik Penggugat Konpensi tanpa seizin dan sepengetahuan Penggugat
Konpensi selaku pemilik mobil adalah perbuatan melawan hukum;
6. Menyatakan Akta Fidusia yaitu Akta Nomor 06, Tanggal 1 Juli 2015 tidak sah dan
tidak berkekuatan hukum;
7. Menyatakan buku BPKB Mobil Penggugat Konpensi adalah sah dan merupakan
hak Penggugat Konpensi seutuhnya;
Page 3 of 15
Konpensi lalai dalam menjalankan isi putusan dalam perkara ini yang dihitung sejak
putusan dalam perkara ini berkekuatan hukum tetap;
B. DALAM REKONPENSI
Bahwa terhadap putusan Pengadilan Negeri Banda Aceh Nomor 74/Pdt.G/2018/PN.Bna yang
diputus dalam sidang Musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Negeri Banda Aceh tanggal 5
April 2019 dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum tanggal 9 April 2019,
Pembanding telah menyatakan permohonan banding yang dituangkan dalam Akta
Pernyataan Permohonan Banding Nomor 74/Pdt.G/2018/PN.Bna tanggal 22 April 2019,
dimana Akta Pernyataan Permohonan Banding ini dimohonkan masih dalam tenggang
waktu yang ditentukan dalam Undang-undang dan saat ini Pembanding hendak mengajukan
Memori Banding atas Putusan Pengadilan Negeri Banda Aceh Nomor 74/Pdt.G/2018/PN.Bna
dimaksud, sehingga sudah sepatutnya Memori Banding dari Pembanding ini dapat diterima.
Page 4 of 15
Adapun alasan-alasan Pembanding di dalam mengajukan Memori Banding ini adalah pada
pokoknya sebagai berikut:
I. DALAM EKSEPSI
Majelis Hakim Tinggi yang terhormat, Judex Factie Pengadilan Negeri Banda Aceh dalam
mempertimbangkan hukum dan memutus perkara a-quo sesungguhnya telah keliru dan sangat
tidak adil. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa Terbanding (dahulu Penggugat) adalah bukan
sebagai pihak yang memiliki kapasitas menjadi Penggugat untuk menggugat Pembanding
(dahulu Tergugat II) sehingga menyebabkan gugatan a-quo error in persona. Adapun hal ini
didasarkan pada alasan-alasan sebagai berikut:
1. Pembanding dan Terbanding tidak memiliki hubungan hukum dan sesungguhnya tidak
terikat dalam suatu perikatan apapun. Oleh karena itu, tidak ada satu hal pun yang
dilakukan oleh Pembanding yang sesungguhnya melanggar hak-hak konstitusional
Terbanding. Pembanding dalam proses pemeriksaan perkara a-quo pada Pengadilan
Negeri Banda Aceh telah secara tegas menyampaikan hal tersebut dalam eksepsinya
tentang Error In Persona. Bahwa sesungguhnya hubungan hukum yang terjalin adalah
antara Pembanding dengan M.Rizal (dahulu Tergugat I Konpensi) sehingga Pembanding
bukanlah sebagai pihak yang dapat dijadikan sebagai Tergugat dalam Gugatan, semata-
mata karena tidak adanya hubungan hukum atau perikatan antara Terbanding (dahulu
Penggugat) dengan Pembanding (dahulu Tergugat II).
2. M.Yahya Harahap di dalam bukunya yang berjudul “Hukum Acara Perdata” (hal. 111-
136) mengatakan bahwa yang bertindak sebagai Penggugat haruslah orang yang benar-
benar memiliki kedudukan dan kapasitas yang tepat menurut hukum. Keliru dan salah
bertindak sebagai Penggugat mengakibatkan gugatan mengandung cacat formil. Cacat
formil yang timbul atas kekeliruan atau kesalahan bertindak sebagai Penggugat inilah
yang disebut dengan error in persona.
Page 5 of 15
3. Judex Factie Pengadilan Negeri Banda Aceh dalam memutus perkara a-quo, terkhusus
mengenai keberatan (eksepsi) Pembanding dahulu Tergugat II sehubungan dengan
Gugatan Salah Alamat (Error In Persona) telah menimbang bahwa “ berdasarkan
Yurisprudensi MA RI Nomor 305K/Sip/1971 tertanggal 16 Juni 1971 telah memberikan
kaidah hukum bahwa siapa saja orang-orang yang ditarik sebagai Tergugat adalah hak
sepenuhnya dari Penggugat.” Sehubungan dengan pertimbangan Judex Factie tersebut,
Pembanding sampaikan bahwa Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 305K/Sip/1971
tertanggal 16 Juni 1971 pada pokoknya menyatakan bahwa “Pengadilan Tinggi
Medan tanpa pemeriksaan ulang menetapkan Tergugat II”. Oleh karena itu,
dasar hukum tersebut sesungguhnya tidak dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan
hukum Judex Factie dalam memutus keberatan (eksepsi) Pembanding terkait dengan
gugatan salah alamat (error in persona). Ketidakmampuan Judex Factie dalam
memberikan pertimbangan hukum terkait dengan keberatan (eksepsi) Pembanding
dalam gugatan a-quo sepatutnya dipertimbangkan sebagai pengakuan dan/atau
pembenaran Judex Factie atas dalil Pembanding sehubungan dengan keberatan
(eksepsi) mengenai Gugatan Terbanding dahulu Penggugat.
Page 6 of 15
Berdasarkan adanya pernyataan dari pihak Showroom CV Banda Jaya Mobil, maka
sesungguhnya patut untuk dimasukan ke dalam gugatan Showroom CV Banda Jaya
Mobil sebagai pihak Tergugat, agar menjadi terang proses pemeriksaan perkara a-quo
terkhusus mengenai status kepemilikan Kendaraan a-quo, dikarenakan pembiayaan atas
pembelian Kendaraan yang dibeli oleh M.Rizal dengan menggunakan pembiayaan dari
Pembanding didasarkan salah satunya pada adanya pernyataan tertulis tersebut,
sehingga Pembanding tidak dapat dianggap telah melakukan perbuatan melawan hukum
semata-mata karena tidak melakukan pengecekan lebih lanjut mengenai status
kepemilikan Kendaraan, dimana sudah ada jelas-jelas pernyataan tertulis dari Showroom
CV Banda Jaya Mobil yang menyatakan bahwa Kendaraan adalah benar miliknya. Tidak
dimasukannya pihak Showroom CV Banda Jaya Mobil menjadi pihak dalam gugatan a-
quo jelas-jelas menjadikan gugatan kurang pihak. Judex Factie Pengadilan Negeri Banda
Aceh telah secara tidak teliti memeriksa perkara a-quo dengan menolak eksepsi
Pembanding (dahulu Tergugat II) tentang gugatan kurang pihak ini, sehingga
menyebabkan pemeriksaan terhadap gugatan a-quo menjadi tidak jelas dan tidak
terang.
2. Bahwa selama proses persidangan ditemukan fakta bahwa Terbanding (dahulu
Penggugat) melakukan pembelian Kendaraan dari Bonny Perdana. Akan tetapi, dalam
gugatan a-quo Bonny Perdana tidak dimasukan sebagai pihak yang akan diambil
keterangannya, sehingga atas dasar ini membuat gugatan a-quo menjadi sangat kanbur
dan berdampak pada pertimbangan hukum Judex Factie Pengadilan Negeri Banda Aceh
menjadi kabur dan/atau tidak jelas.
Berdasarkan point 1 dan 2 di atas, maka sudah sepatutnya gugatan Terbanding (dahulu
Penggugat) dinyatakan kurang pihak dan oleh karena itu patut untuk ditolak atau setidak-
tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima.
Page 7 of 15
I. Dengan merujuk pada Asas Hukum Audiatur Et Altera Pars atau Eines Mannes
Rede Ist Keines Mannes Redde, yang berarti bahwa dalam memberikan keputusan
hakim tidak boleh hanya berdasarkan keterangan salah satu pihak, kecuali jika ternyata
pihak Tergugat setelah dipanggil dengan patut sebanyak 2 (dua) kali berturut-turut
tidak hadir (purge) dan tidak memerintahkan wakilnya atau kuasa hukumnya serta tidak
mempergunakan haknya untuk didengar keterangannya, maka Pembanding (dahulu
Tergugat II) memohon kepada Majelis Hakim Tinggi yang terhormat untuk sekiranya
membatalkan putusan Judex Factie Pengadilan Negeri Banda Aceh No.
74/Pdt.G/2018/PN.Bna.
Adapun yang menjadi dasar Pembanding menyampaikan hal tersebut dilatar belakangi
dengan fakta hukum bahwa Judex Factie Pengadilan Negeri Banda Aceh sama sekali
tidak mempertimbangkan hal-hal berikut dalam pertimbangan hukumnya, yaitu:
a) Bahwa Perjanjian Pembiayaan Konsumen (Bukti TII.9) adalah perjanjian yang sah yang
dibuat antara Pembanding (dahulu Tergugat II) dengan M.Rizal (Tergugat I) karena
telah memenuhi segala unsur sebagaimana yang dimaksud dalam ketentuan Pasal 1320
KUH Perdata mengenai syarat-syarat sahnya suatu perjanjian. Bahwa dengan sahnya
Perjanjian Pembiayaan Konsumen (Bukti TII.9) karena telah memenuhi semua unsur
dalam Pasal 1320 KUH Perdata, menjadikan segala hak dan kewajiban yang timbul
berdasarkan Perjanjian Pembiayaan Konsumen berlaku sebagai undang-undang bagi
para pihak yang membuatnya, sebagaimana yang dimaksud dalam ketentuan Pasal
1338 KUH Perdata (Asas Hukum Pacta Sunt Servanda);
b) Bahwa Perjanjian Pembiayaan Konsumen (Bukti TII.9) sehubungan dengan adanya
proses pembiayaan yang diberikan oleh Pembanding sebagai lembaga yang
menyediakan fasilitas pembiayaan kepada M.Rizal (Tergugat I) karena adanya
pembelian atas Kendaraan dari M.Rizal (tergugat I) dari Showroom CV Banda Jaya
Mobil, sebagaimana yang dapat dibuktikan dengan Kuitansi Down Payment (Bukti
TII.6A);
c) Bahwa terhadap Kendaraan yang menjadi objek pembiayaan telah dilakukan
pembebanan jaminan fidusia (Bukti TII. 12 dan TII.13) sehingga sesungguhnya kepada
Page 8 of 15
Pembanding (dahulu Tergugat II) melekat hak dan kewajiban sebagai Penerima Fidusia
sebagaimana yang dimaksud dalam UU No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia;
d) Bahwa proses pembebanan jaminan fidusia atas Kendaraan sesungguhnya telah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga sudah
sepatutnya Pembanding (dahulu Tergugat II) dilindungi haknya sebagai Penerima
Fidusia sebagaimana yang termuat dalam UU Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan
Fidusia;
e) Bahwa selama proses persidangan, Pembanding (dahulu Tergugat II) telah
membuktikan adanya kehadiran dari Terbanding (dahulu Penggugat) saat dilakukan
survey Kendaraan, yang dibuktikan dengan adanya foto–foto yang mengabadikan hal
tersebut (Bukti TII.4B). Terhadap hal ini, Terbanding (dahulu Penggugat) tidak
mampu membantah sehingga sudah sepatutnya dianggap sebagai fakta
persidangan yang sepatutnya juga dipertimbangkan Judex Factie Pengadilan
Negeri Banda Aceh dalam memutus perkara a-quo. Akan tetapi, Judex Factie
Pengadilan Negeri Banda Aceh sama sekali tidak mempertimbangkan hal tersebut dan
terkesan mengabaikan adanya bukti yang tidak dapat disangkal oleh Terbanding (dahulu
Penggugat).
II. Judex Factie Pengadilan Negeri Banda Aceh dalam putusan perkara perdata nomor
74/Pdt.G/2018/PN.Bna halaman 37 (tiga puluh tujuh) paragraf ke-1 (satu) yang pada
intinya menyatakan: “Majelis Hakim menemukan fakta-fakta hukum yang tidak
dipertentangkan atau yang tidak disangkal, yang kesemuanya sama-sama telah diakui
para pihak, hal mana yang tidak perlu dibuktikan lagi sebagai berikut:
Bahwa pembebanan jaminan leasing tersebut tanpa sepengetahuan
Penggugat (sekarang Terbanding) – point ke-4 (empat).”
Dapat Pembanding sampaikan, bahwa Judex Factie Pengadilan Negeri Banda Aceh
telah salah dalam menimbang hukumnya. Hal ini didasarkan pada adanya fakta-
fakta hukum berikut yang dilewatkan oleh Judex Factie Pengadilan Negeri Banda Aceh
dalam menimbang hukumnya, antara lain:
a) Berdasarkan Perjanjian Pembiayaan Konsumen (Bukti TII.9) jangka waktu
pembiayaan adalah selama 36 (tiga puluh enam) kali. Proses pembiayaan
dilakukan sejak tanggal 1 Juli 2015 dan BPKB atas Kendaraan dikuasai oleh
Page 9 of 15
Pembanding (dahulu Tergugat II), dan pembayaran angsuran telah terlaksana
sebanyak 27 kali, dimana proses pembayaran terakhir dilakukan pada tanggal 25
Mei 2018, sebagaimana yang dapat dilihat dalam Jadwal Angsuran (Bukti
TII.14). Selama rentang waktu dari tanggal 1 Juli 2015 sampai dengan 25 Mei
2018 tersebut, yang jika dibulatkan hampir 3 tahun, tidak ada sekalipun keluhan
dari Terbanding (dahulu Penggugat) maupun dari pihak ketiga lainnya perihal
penguasaan (bezit) BPKB Kendaraan oleh Pembanding (dahulu Tergugat II) yang
ditujukan baik kepada Pembanding maupun kepada Sdr. Bonny Perdana. Dengan
melihat fakta bahwa selama kurang lebih 3 tahun penguasaan BPKB oleh
Pembanding (dahulu Tergugat II) karena adanya Perjanjian Pembiayaan
Konsumen (Bukti TII.9) tidak terdapat keluhan atau complaint dari Terbanding
(dahulu Penggugat) maupun pihak lainnya, maka sudah sepatutnya hal ini
dianggap sebagai bentuk persetujuan yang secara diam-diam diberikan.
Terhadap hal ini pun, Judex Factie Pengadilan Negeri Banda Aceh tidak
mempertimbangkan dalam pertimbangan hukumnya untuk memutus perkara a-
quo.
Dengan merujuk pada ketentuan dalam Pasal 1347 KUH Perdata dan Putusan
Mahkamah Agung Nomor 2178K/Pdt/2008 tentang persetujuan atau kesepakatan
diam-diam, maka sesungguhnya Terbanding (dahulu Penggugat) telah
mengetahui dan menyetujui adanya proses pembiayaan dengan jaminan berupa
Kendaraan yang dilakukan antara M.Rizal (dahulu Tergugat I) dengan
Pembanding (dahulu Tergugat II). Oleh karena itu, menjadi sangat aneh, ketika
dikemudian hari M.Rizal tidak lagi menjalankan kewajibannya kepada
Pembanding, kemudian Pembanding dengan cara yang patut menurut hukum
kemudian meminta M.Rizal untuk membayar kewajibannya barulah Terbanding
seolah-olah menyadari jikalau dokumen BPKB Kendaraan sementara dijadikan
jaminan oleh M.Rizal pada Pembanding (dahulu Tergugat II);
b) Adanya fakta bahwa Nomor Polisi telah dilakukan pergantian saat dilakukan
pembayaran pajak kendaraan tahun 2018 pada tanggal 6 Maret 2017 oleh
Terbanding (Bukti P.4). Sesungguhnya, dengan memperhatikan ketentuan di
dalam Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Sistem
Page 10 of 15
Administrasi Manunggal Satu Atap Kendaraan Bermotor, Pasal 10 huruf (b) maka
dibutuhkan dokumen BPKB Kendaraan yang sesungguhnya pada saat itu masih
dalam penguasaan Pembanding (dahulu Tergugat II) karena adanya Perjanjian
Pembiayaan Konsumen (Bukti TII.9). Bahwa dokumen BPKB Kendaraan
kemudian dapat dihadirkan oleh Pembanding (dahulu Tergugat II) saat agenda
pembuktian perkara a-quo pada Pengadilan Negeri Banda Aceh (lihat Bukti
TII.15), sehingga menjadi sangat aneh ketika kemudian Terbanding menyatakan
tidak mengetahui BPKB Kendaraan sementara dijaminkan pada Pembanding
(dahulu Tergugat II).
III. Menanggapi pertimbangan hukum Judex Factie Pengadilan Negeri Banda Aceh dalam
Putusan Pengadilan Negeri Banda Aceh No. 74/Pdt.G/2018/PN.Bna pada halaman 40
paragraf ke-5 (lima) yang menyatakan bahwa “Pembanding (dahulu Tergugat II) telah
secara tidak teliti melakukan pengecekan status Kendaraan yang akan dibiayai karena
tidak menanyakan kuitansi pembayaran atas Kendaraan dan tanpa melibatkan pihak
Terbanding (dahulu Penggugat) sebagai pemilik yang sah atas Kendaraan” , dapat
Pembanding (dahulu Tergugat II) sampaikan bahwa menjadi sangat aneh jika Judex
Factie Pengadilan Negeri Banda Aceh berpatokan kepada pembuktian asal-usul
kendaraan yang seakan-akan menjadi tanggung-jawab dari Pembanding (dahulu
Tergugat II). Dalam proses jual beli itu sendiri, penjual lah yang bertanggung-jawab
atas asal-usul barang yang dijualnya. Pembeli tidak perlu mengetahui darimana asal-
usul suatu barang yang akan dibelinya dengan kondisi proses jual beli tersebut
dilakukan dengan itikad baik, barang yang dijual belikan bukanlah barang yang dilarang
oleh undang-undang untuk diperjual belikan, dilakukan pada tempat yang lazim dalam
transaksi yakni para pedagang yang biasa memperdagangkan barang-barang sejenis,
Page 11 of 15
dilakukan secara terang (tidak sembunyi-sembunyi), harga barang yang dijual wajar
(sesuai harga pasar) dan pembeli tidak berpikir penjual bukanlah pemilik dari barang
yang dijual. Dalam hal ini Pembanding (dahulu Tergugat II) meyakini Showroom CV
Banda Jaya Mobil adalah sebagai pemilik dari Kendaraan a-quo yang hendak dijadikan
objek pembiayaan yang dijual dengan harga wajar, dilakukan tanpa sembunyi-
sembunyi, dan dapat membuktikan buku pemilikan dari kendaraan tersebut
dilatarbelakangi dengan dasar pemikiran bahwa Showroom CV Banda Jaya Mobil lah
yang menguasai Kendaraan dan Dokumen BPKB, dimana BPKB diserahkan oleh
Showroom CV Banda Jaya Mobil secara langsung (Bukti TII.11) dan adanya Surat
Pernyataan (Bukti TII.5) yang menyatakan bahwa Showroom CV Banda Jaya Mobil
adalah sebagai pemilik yah sah atas Kendaraan yang dikuasai dan hendak dijadikan
sebagai objek jaminan pada Pembanding (dahulu Tergugat II). Maka hal-hal tersebut
cukup menjadi dasar bagi Pembanding (dahulu Tergugat II) bahwa Kendaraan a-quo
bukanlah Kendaraan yang bermasalah.
IV. Judex Factie Pengadilan Negeri Banda Aceh telah menerbitkan Putusan Pengadilan
Negeri Banda Aceh No. 74/Pdt.G/2018/PN.Bna yang kontradiktif secara normatif. Hal ini
didasarkan pada amar putusan Pengadilan Negeri Banda Aceh No.
74/Pdt.G/2018/PN.Bna point (6), (8) dan (9).
Adapun bunyi amar putusan Pengadilan Negeri Banda Aceh Nomor
74/Pdt.G/2018/PN.Bna adalah sebagai berikut:
(6). Menyatakan Akta fidusia yaitu Akta Nomor 06 Tanggal 1 Juli 2015 tidak sah dan
tidak berkekuatan hukum;
(8). Menghukum Tergugat I Konpensi dan Tergugat II Konpensi untuk mengembalikan
Buku BPKB Mobil Penggugat kepada Penggugat Konpensi tanpa syarat dan tanpa ada
ikatan apapun dengan pihak ketiga lainnya;
(9). Menghukum Tergugat I Konpensi untuk bertanggung jawab atas pinjaman
Tergugat I Konpensi pada Tergugat II Konpensi sepenuhnya tanpa melibatkan
Penggugat Konpensi dan harta Penggugat Konpensi yaitu Buku BPKB mobil tersebut.
Page 12 of 15
Majelis Hakim Tinggi yang terhormat, sesungguhnya Judex Factie Pengadilan Negeri
Banda Aceh telah keliru dalam memeriksa dan memutus perkara gugatan a-quo dengan
menyatakan amar putusan sebagaimana disebut di atas.
Merujuk pada ketentuan dalam Pasal 4 UU No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan
Fidusia, maka Jaminan Fidusia merupakan perjanjian ikutan dari suatu
perjanjian pokok yang menimbulkan kewajiban bagi para pihak untuk
memenuhi suatu prestasi.
Sesungguhnya Akta Fidusia No. 06 tanggal 1 Juli 2015 (Bukti TII.12) yang diputus tidak
sah dan tidak berkekuatan hukum oleh Judex Factie Pengadilan Negeri Banda Aceh
merupakan turunan dari adanya perjanjian induk yaitu Perjanjian Pembiayaan
Konsumen (Bukti TII.9) yang sah karena telah memenuhi unsur-unsur sahnya perjanjian
sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1320 KUH Perdata. Oleh karena itu, menjadi
sangat kontradiktif ketika Judex Factie Pengadilan Negeri Banda Aceh kemudian
memutus Akta Fidusia No. 06 tanggal 1 Juli 2015 tidak sah dan tidak berkekuatan
hukum AKAN TETAPI Judex Factie Pengadilan Negeri Banda Aceh mengakui adanya
kewajiban dari Tergugat I Konpensi yang timbul berdasarkan Perjanjian Pembiayaan
Konsumen (Bukti TII.9) dan menghukum Tergugat I Konpensi untuk menyelesaikan
kewajiban pinjamannya tersebut kepada Pembanding (dahulu Tergugat II). Bahwa BPKB
Kendaraan yang diputus Judex Factie Pengadilan Negeri Banda Aceh adalah jaminan
karena adanya Perjanjian Pembiayaan Konsumen (Bukti TII.9) yang sah, sehingga jika
Pembanding (dahulu Tergugat II) dihukum untuk menyerahkan BPKB kepada
Terbanding (dahulu Penggugat) bukankah sudah sepatutnya Pembanding (dahulu
Tergugat II) juga wajib untuk menerima kewajiban yang timbul karena adanya
Perjanjian Pembiayaan Konsumen (Bukti TII.9) dengan menjadikan Kendaraan sebagai
jaminan???
Majelis Hakim Tinggi yang terhormat, mengacu pada uraian yang Pembanding sampaikan di
atas maka sesungguhnya tidak ada satupun tindakan yang dilakukan yang secara normatif
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu,
maka Pembanding mohon kepada Majelis Hakim Tinggi agar Putusan Pengadilan Negeri Banda
Aceh No. 74/Pdt.G/2018/PN.Bna dibatalkan.
Page 13 of 15
Berdasarkan uraian-uraian yang telah Pembanding sampaikan di atas tersebut, maka bersama
Memori Banding ini Pembanding memohon kepada Majelis Hakim Tinggi yang terhormat untuk
sekiranya dapat memutus:
MENGADILI
1. Menerima permohonan banding Pembanding atas putusan Pengadilan Negeri Banda
Aceh Nomor 74/Pdt.G/2018/PN.Bna tanggal 9 April 2019;
2. Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Banda Aceh No. 74/Pdt.G/2018/PN.Bna
tertanggal 9 April 2019;
MENGADILI SENDIRI
DALAM EKSEPSI
1. Menyatakan Terbanding merupakan pihak yang tidak berkapasitas sebagai Penggugat;
2. Menyatakan gugatan a-quo error in persona;
3. Menyatakan gugatan kurang pihak
DALAM KONPENSI
1. Menerima dalil-dalil Pembanding dahulu Tergugat II seluruhnya;
2. Menolak gugatan Terbanding dahulu Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya
menyatakan gugatan tidak dapat diterima;
3. Menyatakan Pembanding dahulu Tergugat II tidak melakukan Perbuatan Melawan
Hukum;
4. Menyatakan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Nomor 1111007001-PK-001 tanggal 1
Juli 2015 yang dibuat antara Pembanding dahulu Tergugat II dengan Turut Terbanding
I dahulu Tergugat I adalah sah dan mengikat sebagai undang-undang;
5. Menyatakan Akta Fidusia Nomor 06 tanggal 1 Juli 2015 dan Sertifikat Jaminan Fidusia
Nomor W1.00036513.AH.05.01 Tahun 2015 tanggal 8 Juli 2015 adalah sah dan
mengikat secara hukum;
6. Menghukum Terbanding dahulu Penggugat untuk membayar biaya perkara ini.
Atau apabila Majelis Hakim Tinggi berpendapat lain mohon agar dapat diputus yang seadil-
adilnya (ex aequo et bono).
Page 14 of 15
Demikian Memori Banding ini Pembanding sampaikan, atas perhatian Majelis Hakim Tinggi yang
terhormat, disampaikan terima kasih.
Hormat kami,
PT BCA Finance
Page 15 of 15