Anda di halaman 1dari 1

Pengaruh gender gender dan ketidakadilan gender terhadap pengalaman sekolah siswa

Gender adalah peran dalam kehidupan yang bisa dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan. Peran ini
tidak ada hubungannya sama sekali oleh tanda-tanda biologis yang dibawa manusia sejak lahir. Gender
lebih cenderung mengacu pada anggapan yang berlaku pada masyarakat tentang aktivitas-aktivitas dan
sikap-sikap (sifat dan perilaku) yang boleh atau tidak boleh dilakukan oleh laki-laki atau perempuan
(Yaqin, 2005). Riset lintas-budaya menunjukan bahwa peran gender merupakan hal pertama yang
dipelajari individu dan bahwa semua masyarakat memperlakukan laki-laki berbeda dari wanita. Karena
itu, perilaku peran gender atau peran jenis kelamin adalah perilaku yang dipelajari. Perilaku yang
dianggap sebagai perilaku alami bagi masing-masing gender lebih banyak didasarkan pada keyakinan
budaya daripada keniscayaan biologis (Slavin, 2011).

Apakah laki-laki dan wanita berpikir dan belajar secara berbeda?


Walaupun terdapat banyak bukti tentang perbedaan temperamen dan kepribadian antara anak laki-laki
dan anak perempuan, ada begitu banyak perdebatan tentang perbedaan kecerdasan dan pencapaian.
Hal terpenting yang perlu diingat belum ada seorangpun peneliti yang bertanggung jawab pernah
menyatakan bahwa setiap perbedaan wanita laki-laki pada setiap ukuran kemampuan intelektual adalah
besar jika dibandingkan dengan jumlah keragaman pada masing-masing jenis kelamin. Dengan kata lain
dalam bidang dimana perbedaan gender yang sesungguhnya ditemukan sekalipun, perbedaan ini
ditemukan begitu kecil dan sangat beragam sehingga perbedaan ini mempunyai hanya sedikit
konsekuensi praktis.
Ringkasan 20 studi besar oleh Kim (2001) menemukan bahwa laki-laki memperoleh nilai yang lebih baik
daripada wanita dalam matematika, sedangkan kebalikannya berlaku untuk ujian bahasa inggris.
Herannya laki-laki memperoleh nilai yang lebih baik dalam ujian pilihan ganda tetapi tidak demikian
dalam format ujian lain. penyebab terpenting ialah bahwa wanita dalam masyarakat amerika secara
tradisional telah dihambat untuk memelajari matematika dan karena itu mengambil jauh lebih sedikit
matakuliah matematika dari pada laki-laki.
Pada umumnya studi menemukan bahwa laki-laki memperoleh nilai yang lebih tinggi daripada wanita
dalam ujian pengetahuan umum, penalaran, mekanis, dan rotasi mental. Wanita memperoleh nilai yang
lebih tinggi dalam pengukuran bahasa termasuk penilaian bahasa dan menulis (strand, deary dan smith,
2006) dan dalam tugas yang meminta perhatian dan perencanaan (warrick & naglieri, 1993). Tidak ada
perbedaan laki-laki dan wanita dalam kemampuan verbal umum, kemampuan aritmatika, penalaran
abstrak, visualisasi ruang, atau rentang (fennema et al., 1998; friedman, 1995; Halpern & lamay, 2000).
Oleh sebab itu, tidak bisa dikatakan apakah laki-laki dan perempuan memiliki persamaan ataupun
perbedaan kecerdasan dan pencapaian kemampuan intelektual.

Anda mungkin juga menyukai