Anda di halaman 1dari 12

INVENTARISASI CAPUNG DI TAMAN WISATA ALAM DAN CAGAR ALAM

PANGANDARAN, JAWA BARAT

Ziyadatu Rizqah

Abstrak
Pengamatan capung dilaksanakan pada tanggal 21-22 Mei 2015. Lokasi pengamatan
disekitar wilayah Cagar Alam Pangandaran khususnya di Cikamal dan Sungai Tadah
Angin. Metode yang digunakan adalah VES (Visual Encounter Survey). Alat yang
digunakan adalah kamera Nikon COOLPIX S01, kamera Samsung SM T-211,
insectnet, jangka sorong, mistar dan buku identifikasi. Diperoleh hasil sebanyak 40
ekor yang terdiri dari 7 jenis yaitu Pantala flavescent sebanyak 16 ekor, Orthetrum
sabina sebanyak 11 ekor, Brachythemis contaminata sebanyak 3 ekor,
Brachydiplax chalybea sebanyak 1 ekor, Rhynocypha fenestrate ♂ sebanyak 7 ekor
dan Euphaea variegata sebanyak 1 ekor, Neurothemis terminata sebanyak 1
ekor.Jenis capung yang paling banyak ditemukan adalah Pantala flavescent sebanyak
16 ekor dengan aktivitas paling sering yaitu terbang dan bertengger di daun atau
ranting pohon.

Kata kunci : Capung, Cagar Alam Pangandaran, Cikamal, Sungai Tadah Angin.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pangandaran merupakan objek wisata pantai yang memesona di bagian selatan
Jawa Barat. Secara administratif pantai Pangandaran terletak di Desa Pangandaran,
Kecamatan Pangandaran dan terletak di Kabupaten Ciamis. Secara geografis terletak
pada108º40' BT dan 7º43' LS dengan geomorfologi bergelombang dan datar
berbentuk seperti tanjung yang menjorok ke laut. Topografi kawasan ini mulai dari
landai sampai berbukit kecil dengan ketinggian tempat rata-rata 100 meter di atas
permukaan laut. Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, Pangandaran termasuk tipe
iklim B dengan curah hujan rata-rata per tahun 3.196 mm, suhu udara antara 80 - 90 %.
Flora yang terdapat sekitar 80 % merupakan vegetasi hutan sekunder tertua dan
sisanya hutan primer.
Keistimewaan dari Pantai Pangandaran adalah kita dapat melihat terbit dan
tenggelamnya matahari dari satu lokasi yang sama. Di Kawasan Pangandaran, tidak
hanya merupakan kawasan pantai, tapi juga terdapat kawasan Hutan Wisata dalam
bentuk Taman Wisata Alam dan Cagar Alam seluas 530 Ha. Di Cagar Alam
pangandaran tepatnya di padang pengembalaan Cikamal yang merupakan areal
padang rumput dan semak seluas 20 ha sebagai habitat rusa, burung, dan berbagai
jenis serangga misalnya capung.
Capung banyak dijumpai di tempat-tempat terbuka yang tidak jauh dari
lingkungan perairan dengan intensitas sinar matahari yang cukup, dan suhu yang
hangat berkisar 27,2⁰C. Menurut ilmu taksonomi, capung diklasifikasikan sebagai
kingdom Animalia, dengan filum Arthropoda, kelas Insekta, ordo Odonata dan subordo
Anisoptera dan Zygoptera. Jumlah capung yang melimpah terutama terdapat di
kawasan tropis seperti Indonesia karena di kawasan ini terdapat berbagai macam
habitat. Di Indonesia terdapat sekitar 750 jenis capung. 1
Capung yang sehari-hari dapat dilihat sekitar lingkungan kita ternyata banyak
membantu manusia. Sepanjang hidupnya yang rata-rata setahun, seekor capung
memangsa ribuan serangga yang merugikan seperti nyamuk dan lalat. Selanjutnya
dikemukakan oleh para ahli bahwa capung sering terlihat di daerah terbuka, terutama

1
Susanti, S. 1998. Mengenal Capung. Hal. 70. Bogor : Puslitbang Biologi-LIPI.
dikawasan perairan dimana mereka dapat berbiak dan berburu makanan. Sebagian
besar capung senang hinggap pada pucuk, rerumputan, pohon, perdu dan lain-lain
yang tumbuh disekitar kolam, sungai atau parit. Dini hari atau sore hari capung kadang-
kadang mudah diamati.2
Capung dapat digunakan sebagai indicator kualitas air dan pencemaran
lingkungan. Hal ini dikarenakan capung memiliki 2 habitat : air dan udara. Selain itu,
capung juga berperan sebagai serangga predator, baik dalam bentuk nimfa maupun
dewasa, dan memangsa berbagai jenis serangga serta organisme lain termasuk hama
tanaman padi. Serangga penerbang ulung ini termasuk salah satu keanekaragaman
hayati di Indonesia, oleh karena itu harus dilestarikan keberadaannya. Masih sedikit
informasi tentang capung yang ada di Pangandaran oleh karena itu perlu diadakan
suatu pengamatan di lokasi tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis capung di Taman Wisata Alam dan Cagar Alam Pangandaran,
Jawa Barat?

2. Berapa banyak jumlah jenis capung di Taman Wisata Alam dan Cagar Alam
Pangandaran, Jawa Barat?

C. Tujuan
1. Untuk mengidentifikasi jenis capung yang terdapat di Taman Wisata Alam dan
Cagar Alam Pangandaran, Jawa Barat

2. Untuk mengetahui jumlah jenis capung yang terdapat di Taman Wisata Alam dan
Cagar Alam Pangandaran, Jawa Barat

METODE PENELITIAN
2
Paskal Sukandar. 2015. Panduan Kuliah Kerja Lapangan Di Taman Wisata / Cagar Alam Pangandaran
20-24 Mei 2015.Hal. 22. Jakarta: Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UHAMKA.
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di dua wilayah yaitu Cikamal dan Sungai Tadah
Angin,Cagar Alam Pangandaran, Jawa Barat.

B. Waktu Penelitian
Pengambilan data dilakukan selama dua hari yaitu pada tanggal 21-22 Mei 2015.
Hari pertama pengamatan dilakukan pada pagi hari mulai pukul 07.00-11.00 WIB
dan pada sore hari mulai pukul 14.00-17.00 WIB sedangkan pada hari kedua
pengamatan dilakukan pukul 14.00-17.00 WIB.

C. Alat dan Bahan:


1. Kamera digital
2. Insectnet
3. Jangka sorong
4. Tongkat/bamboo
5. Tabulasi data
6. Jam tangan
7. Papan Jalan
8. Plastik es 1 kg
9. Buku identifikasi
10. ATK

D. Prosedur Kerja :

1. Menentukan lokasi pengambilan data / jalur observasi

2. Mengukur data fisik lokasi penelitian berupa kecepatan angin, suhu, cuaca
dan kelembaban.
3. Menangkap beberapa capung dengan menggunakan insectnet
4. Menyimpan beberapa capung yang telah ditangkap di dalam plastik
berukuran 1 kg untuk diidentifikasi
5. Mengidentifikasi capung yang sudah ditangkap dengan menggunakan buku
identifikasi capung, kemudian melepaskannya kembali ke alam
6. Mengambil gambar capung yang telah ditangkap dengan menggunakan
kamera digital untuk dijadikan sebagai dokumentasi
7. Mengolah data hasil pengamatan

Hasil Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan, diperoleh sebanyak 40 ekor capung yang terdiri
dari 7 jenis capung. Dapat dilihat pada tabel berikut:

Tempat
No Nama Family Jumla Keterangan
Spesies Cikama Tadah h
l Angin
1 Pantala Libellulidae 16 16 Panjang abdomen
flavescent 29-35 mm, panjang
sayap 28-41 mm,
Sayap belakang
jauh lebih besar
daripada sayap
depan, pangkal
sayap belakang
melekuk, tubuh
berwarna kuning.
Berkembang biak
baik pada air yang
lambat maupun air
yang tidak
mengalir.
Aktivitas:
Terbang, istirahat,
dan di batang
pohon.
2 Orthretum Libellulidae 11 11 Panjang abdomen
sabina 30-36 mm, panjang
sayap 30-36 mm,
tubuh berwarna
hijau totol hitam,
sayap transparan.
Aktivitas:
Terbang, hinggap
di daun, ranting
dan rumput,
sedang makan.
3 Brachydiplax Libellulidae 1 1 Panjang abdomen
chalybea 21-25 mm, panjang
sayap 26-30 mm.
tubuh jantan
berwarna biru
keputih-putihan,
ujung abdomen
berwarna
kehitaman.
Aktivitas:
Terbang, istirahat,
hinggap di ranting.
4 Brachythemis Libellulidae 3 3 Panjang Abdomen
contaminata 12-21mm, panjang
sayap 20-25 mm,
tubuh agak pendek,
sayap transparan,
warna sayap pada
jantan bening
kecoklatan. Jenis
ini tidak pernah
terlihat jauh dari
bdan perairan.
Aktivitas:
Terbang diatas air.
5 Rhinocypha Chlorocyphyda 7 7 Panjang tubuh
fenestrate ♂ e 28mm, panjang
sayap 24mm,
Tubuh mengkilap
dengan warna
coklat kopi, Sayap
berwarna cokelat
bermotif seperti
renda, Cepalla
sebagian berwarna
pink.
Aktivitas:
Hinggap di batang
pohon, daun
bandotan
(Ageratum
conyzoides), dan
batu.
6 Neurothermis Libellulidae 1 1 Tubuh berwarna
terminata merah hati dan
juga hampir
mewarnai
sayapnya, Hinggap
diatas dahan atau
daun pada waktu
matahari cerah,
Tubuhnya besar,
Ketika hinggap
posisi sayapnya
terlentang,
Menyukai air yang
tenang untuk
berkembang biak.
Aktivitas:
Hinggap diranting
dan daun.
7 Euphae Euphaeidae 1 1 Tubuh berwarna
variegate hitam dengan
warna sayap
hampir hitam,
bagian tengah
pada sayap
berwarna ungu
metalik, ketika
hinggap posisi
sayap mengatup.
Aktivitas:
Hinggap di batu.
Jumlah 40

Pada tabel 1 dapat dilihat jenis capung yang didapat, Pantala flavescent terlihat
lebih banyak jumlahnya dibanding jenis yang lain yang ada di Cikamal dan Tadah
angin.

Pembahasan
Dari hasil penelitian yang dilakukan, ditemukan 40 ekor capung dari 7 jenis
capung yang terdapat di Cikamal dan Tadah angin Pangandaran, Jawa Barat. Capung
yang ditemukan di Cikamal 29 ekor dan di Tadah Angin ditemukan 11 ekor. Jenis
capung yang paling banyak di temukan adalah Pantala flavescent sebanyak 16 ekor di
Cikamal dan Orthretum Sabina sebanyak 11 ekor di cikamal. Selain itu, di Cikamal
ditemukan capung jenis Branchydiplax chalybea sebanyak 1 ekor. Di Tadah Angin
paling banyak ditemukan capung jenis Rhinocypha fenestrate ♂ sebanyak 7 ekor.
Adapula jenis Branchythermis contamina sebanyak 3 ekor, jenis Neurothermis
terminate sebanyak 1 ekor dan jenis Euphae variegate sebanyak 1 ekor. Banyaknya
capung jenis Pantala flavescent diduga karena capung Pantala flavescent memiliki
kemampuan beradaptasi dengan baik. Karena kemampuannya beradaptasi pada
musim kemarau, serangga ini dapat hidup di hampir semua negara.
Perbedaan antara capung jantan dan capung betina dari segi morfologinya
adalah terletak pada ukuran tubuh, warna tubuh, dan embelan. Capung betina memiliki
ukuran tubuh sedikit lebih besar dibandingkan jantan, warna tubuh yang cenderung
lebih kusam, tidak mencolok dan hampir sama antar spesies. Sementara sang jantan
memiliki warna yang lebih mencolok dan lebih banyak ragamnya. Embelan juga dapat
dilihat sebagai pembeda jenis kelamin capung. Embelan pada capung jantan memiliki
bentuk mirip capit untuk mencengkram leher betina disaat kopulasi atau tandem.Selain
itu, pada perut ruas kedua bawah, terdapat alat reproduksi sekunder.

Aktivitas yang paling banyak dijumpai adalah terbang dan bertengger. Capung
bertengger untuk beristirahat atau mencari makanan. Posisi sayap pada asaat
bertengger berbeda-beda ada yang melebarkan dan ada yang mengatupkan
sayapnya. Pengatupan sayap capung dimaksudkan untuk mengurangi intensitas panas
cahaya matahari pada tubuhnya. Aktivitas terbang pada capung dikarenakan capung
tidak mempunyai kemampuan untuk berjalan, kaki yang dimiliki berfungsi untuk
menopang tubuh saat hinggap dan memegang makanannya (khusus sepasang kaki
depan). Satu-satunya cara capung untuk berpindah tempat yaitu dengan terbang
menggunakan kedua pasang sayapnya. Saat capung terbang posisi kaki dilipat ke
bagian ventral tubuhnya, untuk mengurangi hambatan saat capung terbang, sehingga
keseimbangan tubuhnya lebih terjaga.

Untuk mengetahui frekuensi capung yang ditemukan oleh kelompok kami dapat
dilihat berdasarkan diagram berikut ini :
Pantala flavescent
Orthretum sabina
Brachydiplax chalybea
Branchythemis contamina
Rhynocypha fenestrata ♂
Euphae variegate
Neurothemis terminata

Diskusi
1. Jenis capung apa yang paling banyak dijumpai?
Jawab: Jenis capung yang paling banyak adalah Pantala flavescent.

2. Aktivitas apa saja yang terlihat pada capung yang diamati?


Jawab: Capung paling sering dijumpai pada aktivitas bertengger dan terbang.

3. Jenis pohon apa saja yang sering dihinggapi oleh capung?


Jawab: tumbuhan bandotan (Ageratum conyzoides) yang dekat dengan sumber
air.

4. Apakah ada capung yang sedang bertelur atau kawin?


Jawab: Pada pengamatan yang dilakukan tidak ditemukan capung yang sedang
bertelur atau kawin.

KESIMPULAN
Pada pengamatan yang telah dilakukan ditemukan 7 jenis capung di sekitar
wilayah Cikamal dan Tadah Angin yaitu Pantala flavescent sebanyak 16 ekor,
Orthretum Sabina sebanyak 11 ekor,Branchydiplax chalybea sebanyak 1 ekor,
Branchythermis contamina sebanyak 3 ekor, Rhinocypha fenestrate ♂ sebanyak 7 ekor,
Neurothermis terminate sebanyak 1 ekor dan Euphae variegate sebanyak 1 ekor.
Dengan aktivitas yang paling banyak dijumpai yaitu terbang dan hinggap di ranting
pohon.

DAFTAR PUSTAKA
Sukandar, Paskal. 2015. Panduan Kuliah Kerja Lapangan Di Taman Wisata / Cagar
Alam Pangandaran 20-24 Mei 2015. Jakarta: Program Studi Pendidikan Biologi FKIP
UHAMKA.
Susanti, S. 1998. Mengenal Capung. Bogor:Puslitbang Biologi-LIPI.

LAMPIRAN

Rhynocypha fenestrate ♂ Orthretum Sabina


Brachydiplax chalibea Euphae variegate

Brachythemis contamina Pantala flavescent

Pengukuran panjang tubuh Branchythermis


Pengukuran panjang tubuh
contamina
Rhynocypha Fenestrata

Anda mungkin juga menyukai