Anda di halaman 1dari 50

BAB 1: Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat penting, yaitu Bahasa nasional dan
Bahasa negara. Sebagai Bahasa nasional, fungsi Bahasa nasional diantaranya sebagai
lambang kebanggan nasional, lambang identitas nasional, alat pemersatu suku bangsa, dan
alat perhubungan antar budaya. Fungsi ini sebelumnya sudah ditegaskan di dalam bulir ketiga
ikrar sumpah pemuda 1928 yang berbunyi "Kami putra dan putri Indonesia menunjung
Bahasa persatuan, Bahasa Indonesia". Ikrar ketiga dalam sumpah pemuda bertekad untuk
memuliahkan Bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia. Ini berarti Bahasa Indonesia
merupakan Bahasa persatuan yang kedudukannya berada diatas Bahasa-bahasa daerah.

Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa negara yang dikukuhkan sehari setelah
kemerdekaan RI atau seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Dasar 1945. Pada bab
XV paal 36 menegaskan bahwa Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia. Fungsi Bahasa
Indonesia sebagai Bahasa negara sendiri yaitu sebagai Bahasa kenegaraan, sebagai Bahasa
pengantar Pendidikan, sebagai Bahasa dalam perencanaan pembangunan, dan juga sebagai
Bahasa pengembangan budaya dan iptek.

Bahasa yang dipakai untuk menyampaikan informasi factual atau proposional itu disebut
Bahasa transaksional. Bahasa transaksional dianggap bahwa penyampaian informasi yang
yang efektif dan digunakan sebagai penyampai informasi yang mengandung pesan dalam
penggunaannya. Disampaikan dengan lugas dan sesuai dengan makna yang ingin
disampaikan tidak menimbulkan multitafsir terhadap ungkapan tersebut.

Sebagaian besar interaksi manusia sehari-hari ditandai dengan pemakaian Bahasa.


Pemakaian Bahasa untuk memantabkan dan memlihara hubungan-hubungan social untuk
merundingkan relasi-relasi peran peran, solidaritas orang-orang sebaya dan tukar menukar
giliran percakapan merupakan definisi dari Bahasa interaksional. Sebagai contoh terdapat dua
orang yang kedinginan saat diluar. Salah satu orang membuka percakapan "dingin sekali
malam ini". Ujaran tersebut bukan sebagai pemberi informasi, melainkan dituju untuk
membuka percakapan diantar dua orang tersebut supaya tidak canggung dan bersahabat.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi Bahasa transaksional
dan Bahasa interaksional yaitu, jika sebuah ujaran atau tulisan bermaksud menyampaikan
informasi yang factual maka bisa disebut sebaga Bahasa transaksional. Jika sebuah ujaran
atau tulisan bermaksud untuk menjalin komunikasi atau sekedar basa-basi maka dapat disebut
sebgaai Bahasa interaksional.
BAB 2 : Bahasa Baku dan Non Baku
A. Pengertian Bahasa Baku

menurut Halim (1980) mengatakan bahwa bahasa baku adalah ragam bahasa yang
dilembagakan dan diakui oleh sebagian masyarakat, dipakai sebagai ragam resmi dan sebagai
kerangka rujukan norma bahasa dan penggunaannya.

Kodifikasi kebahasaan dikaitkan dengan masalah bahasa menurut situasi pemakai


dan pemakaian bahasa. Kodifikasi ini akan menghasilkan ragam bahasa. Perbedaan ragam
bahasa itu akan tampak dalam pemakaian bahasa lisan dan tulis. Dengan demikian kodifikasi
kebahasaan bahasa baku akan tampak dalam pemakaian bahasa baku.

Bahasa baku atau bahasa standar itu harus diterima bagi masyarakat bahasa.
Penerimaan ini sebagai kelanjutan kodifikasi bahasa baku. Dengan penerimaan ini bahasa
baku mempunyai kekuatan untuk mempersatukan dan menyimbolkan masyarakat bahasa
baku. Bahasa baku itu difungsikan atau dipakai sebagai model atau acuan oleh masyarakat
secara luas. Acuan itu dijadikan ukuran yang disepakati secara umum tentang kode bahasa
dan pemakaian bahasa di dalam situasi tertentu atau pemakaian bahasa tertentu

a) Adapun pengertian bahasa baku dan fungsi bahasa baku, ialah :

1. Pengertian Bahasa Indonesia Baku

Bahasa Indonesia baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang bentuk
bahasanya telah dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau dipakai sebagai
model oleh masyarakat Indonesia secara luas.

2. Fungsi Bahasa Baku

Bahasa Indonesia baku mempunyai empat fungsi, yaitu :

a. pemersatu,

b. penanda kepribadian,

c. penambah wibawa

B. Ciri-ciri Bahasa Baku

Ciri-ciri bahasa Indonesia baku dan bahasa Indonesia non baku telah dibuat oleh para
pakar bahasa dan pengajaran bahasa Indonesia. Mereka itu antara lain Harimurti
Kridalaksana, Anton M. Moeliono, dan Suwito.

Ciri-ciri bahasa Indonesia dan bahasa Indonesia non baku itu dibeberkan di bawah ini
setelah merangkum ciri-ciri yang ditentukan atau yang telah dibuat oleh para pakar
tersebut.Ciri-ciri Bahasa Indonesia Baku sebagai berikut:
a) Pelafalan sebagai bagian fonologi bahasa Indonesia baku adalah pelafalan
yang relatif bebas atau sedikit diwarnai bahasa daerah atau dialek. Misalnya:

- kata / keterampilan /diucapkan / ketrampilan

- kata / kalau/ diucapkan / kalo

- kata / masjid / diucapkan / mesjid

- kata / aktivitas / diucapkan / aktifitas

- kata / apotek / diucapkan / apotik

b) Bentuk kata yang berawalan me- dan ber- dan lain-lain sebagai bagian
morfologi bahasa indonesia baku ditulis dan diucapkan secara jelas dan tetap
didalam kata. Misalnya:
- Banjir menyerang kampung yang banyak penduduknya itu.
- Hamid sedang bergembira karena nilai IPKnya tinggi
- Terjadi hujan deras yang menyebabkan terjadinya banjir
- Desy sedang bersedih karena kucing kesayangannya hilang
- Lia dan teman temannya mendaki gunung
c) Konjungsi sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara
jelas dan tetap di dalam kalimat. Misalnya:
- Sampai dengan hari ini ia tidak percaya kepada siapa pun, karena semua
di anggapnya penipu.
- Rayhan menjalankan aktivitas setiap hari
- Kadir sangat terampil dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
- Kalimantan utara adalah provinsi termuda di indonesia.
- Anak-anak itu sedang asyik bermain
d) Partikel –kah, -lah dan -–pun sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia baku
ditulis secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya:
- Bacalah buku itu sampai selesai!
- Apakah kamu sudah mengerjakan tuga ?
- siapakah yang akan bertanggung jawab akan kejadian ini?
- Walaupun tidak di suruh belajar, saya akan tetap belajar.
- Pergilah kamu sekarang, sebelum hujan turun !
- Lakukanlah sesuai dengan keinginanmu
e) Preposisi atau kata dengan sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia baku
dituliskan secara jelas dan tetap dalam kalimat. Misalnya:
- Saya bertemu dengan adiknya kemarin.
- Ia marah sekali kepada orang itu.
- direktur sedang bertemu dengan klien.
- Mereka terlalu sayang kepada orang tersebut.
- Buku itu ia berikan kepada Nindi
f) Bentuk kata ulang atau reduplikasi sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia
baku ditulis secara jelas dan tetap sesuai dengan fungsi dan tempatnya di
dalam kalimat. Misalnya:
- Mereka-mereka itu harus diawasi setiap saat.
- Semua negara-negara melaksanakan pembangunan ekonomi
- Kita akan mendaki gunung-gunung tersebut
- Ibu-ibu sedang melakukan kegiatan pengajian
- Anak itu sedang bermain-main dengan temannya
g) Kata ganti atau polaritas tutur sapa sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia
baku ditulis secara jelas dan tetap dalam kalimat. Misalnya:
- Saya – anda bisa bekerja sama di dalam pekerjaan ini.
- Aku – engkau sama-sama berkepentingan tentang problem itu.
- Saya – Saudara memang harus bisa berpengertian yang sama.
- Saya – anda termasuk siwa yang berprestasi
- Aku – kamu harus memilih apa yang terbaik untuk kita.
h) Pola kelompok kata kerja aspek + agen + kata kerja sebagai bagian kalimat
bahasa Indonesia baku ditulis dan diucapkan secara jelas dan tetap di dalam
kalimat. Misalnya:
- Surat Anda sudah saya baca.
- Kiriman buku sudah dia terima.
- Buku itu sudah kamu berikan.
- Tugas yang kamu berikan sudah saya kerjakan
- Kiriman kue anda sudah saya makan.
i) Konstruksi atau bentuk sintesis sebagai bagian kalimat bahasa Indonesia baku
ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat. Misalnya:
- Saudaranya
- Dikomentari
- Mengotori
- Mengkritik
j) Fungsi gramatikal (subyek, predikat, obyek sebagai bagian kalimat bahasa
Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap dalam kalimat.
Misalnya:
- Kepala Kantor pergi keluar negeri.
- Rumah orang itu bagus
- Ani pergi ke perpustakaan.
- Siswa pergi ke sekolah
- Bupati pergi dinas keluar daerah
k) Struktur kalimat baik tunggal maupun majemuk ditulis atau diucapkan secara
jelas dan tetap sebagai bagian kalimat bahasa Indonesia baku di dalam
kalimat. Misalnya:
- Mereka sedang mengikuti perkuliahan dasar-dasar Akuntansi I. Sebelum
analisis data dilakukannya, dia mengumpulkan data secara sungguh-sungguh.
- Mereka memakan makanan itu dengan cepat.
- Nana pergi ke sekolah sedangkan Andi tinggal di rumah.
- Setelah membersihkan pekarangan rumah, kemudian dia membakar
sampah.
- Walaupun dia sangat kaya, hidupnya sederhana.
l) Kosakata sebagai bagian semantik bahasa Indonesia baku ditulis atau
diucapkan secara jelas dan tetap dalam kalimat. Misalnya:
- Mengapa
- Tetapi
- Bagaimana
- Memberitahukan
- Hari ini,
m) Ejaan resmi sebagai bagian bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan
tetap baik kata, kalimat maupun tanda-tanda baca sesuai dengan Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan.
n) Peristilahan baku sebagai bagian bahasa Indonesia baku dipakai sesuai dengan
Pedoman Peristilahan Penulisan Istilah yang dikeluarkan oleh Pemerintah
melalui Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

A. Pengertian Bahasa Tidak Baku

Istilah bahasa nonbaku ini terjemahan dari “nonstandard language”. Istilah bahasa nonstandar
ini sering disinonimkan dengan istilah “ragam subbaku”, “bahasa nonstandar”, “ragam
takbaku”, bahasa tidak baku”, “ragam nonstandar”.

menurut Suharianto bahwa bahasa nonstandar atau bahasa tidak baku adalah salah satu
variasi bahasa yang tetap hidup dan berkembang sesuai dengan fungsinya, yaitu dalam
pemakaian bahasa tidak resmi.

menurut Alwasilah bahwa bahasa tidak baku adalah bentuk bahasa yang biasa memakai kata-
kata atau ungkapan, struktur kalimat, ejaan dan pengucapan yang tidak biasa dipakai oleh
mereka yang berpendidikan

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, jelas bahwa bahasa nonstandar adalah ragam yang
berkode bahasa yang berbeda dengan kode bahasa baku, dan dipergunakan di lingkungan
tidak resmi.

Bahasa Indonesia tidak baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang tidak
dikodifikasi, tidak diterima dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia secara
luas, tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus.

Bahasa non baku juga memiliki ciri khas yaitu:

1. walaupun terkesan berbeda dengan bahasa baku, tetapi memiliki arti yang sama.

2. dapat terpengaruh oleh perkembangan zaman.

3. dapat terpengaruh oleh bahasa asing.

4. digunakan pada situasi santai/tidak resmi.


BAB 3 : Pemakaian Huruf Kapital(Besar)
Huruf Kapital disebut juga Huruf Besar. Huruf kapital adalah huruf yang berukuran dan
berbentuk khusus ( lebih besar dari huruf biasa ), biasanya digunakan sebagai huruf pertama
dari kata pertama dalam kalimat, huruf pertama nama diri, dan sebagainya.

Apa itu huruf kapital?, menurut KBBI, huruf kapital atau huruf besar adalah huruf yang
berukuran dan berbentuk khusus (lebih besar daripada huruf biasa), biasanya digunakan
sebagai huruf pertama dari kata pertama dalam kalimat, huruf pertama nama diri dan
sebagainya, seperti A, B, C, D, E. Penggunaan huruf kapital harus sesuai dengan pedoman
umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.

Penggunaan Huruf Kapital dan Contoh

1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

Contoh:
Dia menangis.
Apa yang dia kerjakan?

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

Misalnya:
Adik bertanya, “Kapan kita bertamasya.”
“Besok lusa,” kata Ibu, “paman akan berangkat.”

3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.

Contoh:
Allah Islam
Yang Mahakuasa Qur‟an
Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya.

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan,
dan keagamaan yang diikuti nama orang.

Contoh:
Sultan Hasanuddin Nabi Ibrahim
Haji Samsul

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya:
Tahun ini ayah akan naik haji.

5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama
instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Presiden Soekarno Gubernur Aceh
Perdana Mentri Iran

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak
diikuti nama orang, atau nama tempat.
Contoh:
Siapa nama gubernur yang baru dilantik itu?

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.

Contoh:
Amir Nasution
Anisa Subandono
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama
jenis atau satuan ukuran. Misalnya:
3 ampere
10 volt

7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, bangsa dan
bahasa.

Misalnya:
bangsa Indonesia bahasa Indonesia
suku Sunda negara Indonesia

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang
dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
mengindonesiakan bahasa asing
keinggris-inggrisan

8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan
peristiwa besar.

Misalnya:
bulan Agustus hari raya Idul Fitri
Perang Dunia II hari Kamis
tahun Hijriyah
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai
sebagai nama. Misalnya:
Perlombaan senjata membawa resiko perang dunia.

9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.

Misalnya:
Asia Tenggara Lembah Baliem
Sungai Lusi Bukit Barisan
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur
nama diri. Misalnya:
berlayar ke teluk
mandi di kali
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai
nama jenis. Misalnya:
garam inggris gula jawa
jambu bangkok pisang ambon

10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi kecuali kata dan

Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara,
lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi.
Misanya:
beberapa badan hukum menurut undang-undang yang berlaku
menjadi sebuah republik
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang
terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, dan dokumen resmi.
Contoh:
Perserikatan Bangsa-Bangsa Undang-Undang Dasar 45
Rancangan Undang-Undang Kepegawaian

12. huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur
kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan,
kecuali kata di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.

Misalnya:
Saya telah membeli buku Burung-Burung Manyar.
Soni meminjam buku Dari Ave Maria ke Jalana Lain ke Roma.
Anisa membeli surat kabar Kompas.

13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat,
dan sapaan.

Misalnya:
Dr. Doktor
M.A. Master of Arts
S.H. Sarjana Sastra
Sdr. Saudara
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan
seperti bapak, ibu, kakak, saudara, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan
dan pengacuan.

Misalnya:
“Kapan Bapak Berangkat?” tanya Anisa.
Surat Saudara sudah saya terima.
Besok Paman akan datang.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang
tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.

Misalnya:
Sudahkan Anda tahu?
Surat Anda telah kami terima.

Huruf Kapital dipakai sebagai:

1. Huruf pertama kata pada awal kalimat.

Contoh:
Petani memanen padi yang sudah tua.
Siapakah presiden kita?
Cepat kerjakan!

2. Huruf pertama petikan langsung.

Contoh:
Adik bertanya, “Kapan kita berangkat?”
“Besok pagi,” kata Ibu,”sekalian ke rumah kakek.”
“Kemarin kamu ke rumah Imas,” tanya Dodi.

3. Huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab
suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Contoh:
Biksu sedang membaca Kitab Weda.
Pendeta membaca ayat-ayat suci dari Alkitab.
Tuhan akan menunjukkan jalan pada hamba-Nya.

4. Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti
nama orang.

Contoh:
Sultan HB IX.
Haji Agus Salim.
Tengku Muhammad Hasan.
Nabi Ibrahim.

5. Huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang
dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.

Contoh:
Wakil Presiden Jussuf Kalla.
Jendral Sutanto.
Gubernur Tangerang.
Sekretaris Jendral Departemen Pertanian.

6. Huruf pertama unsur-unsur nama orang.

Contoh:
Amir Hamzah
Halim Perdanakusumah
Wage Rudolf Supratman

7. Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.

Contoh:
bangsa Indonesia
suku Batak
bahasa Perancis

8. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.

Contoh:
tahun Hijriah
tarikh Masehi
September
Sabtu
hari Natal
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

9. Huruf pertama nama geografi.


Contoh:
Asia Tenggara, Bukit Barisan, Cirebon, Danau Sentani, Gunung Bromo, Jalan Asia-Afrika.

10. Huruf pertama singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.

Contoh:
Dr. = Doktor
Prof. = Profesor
Tn. = Tuan
Ny. = Nyonya
S.H. = Sarjana Hukum

11. Huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi. (Termasuk unsur bentuk ulang sempurna)

Contoh:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Keputusan Presiden
Undang-Undang Dasar 45
Perserikatan Bangsa-Bangsa

12. Huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul
karangan.

Contoh:
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Dia adalah agen majalah Angkasa.

13.Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan.

Contoh:
“Kapan Bapak berangkat?”tanya Anto
Adik bertanya, “Itu apa Bu?”
Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.

14. Huruf pertama kata ganti Anda.

Surat Anda telah kami terima.


Silahkan Anda masuk.
BAB 4 : Pemakaian Tanda Baca
Pengertian Tanda Baca

Tanda baca yaitu simbo dalam bahasa, simbol bahasa tersebut mempunyai beberapa bentuk
dengan fungsi masing-masing. Suatu kalimat tidak lengkap jika tidak ada tanda bacanya.

Definisi lain dari tanda baca adalah simbol yang tidak berkaitan dengan fenom (suara) atau
kata dan frasa di sebuah bahasa, tetapi mempunyai peranan dalam menunjukkan struktur
organisasi suatu tulisan, serta intonasi dan jeda yang bisa diamati sewaktu pembacaan.

Aturan tanda baca tidak sama antar bahasa, lokasi, waktu dan terus mengalami
perkembangan. Terdapat aspek tanda baca yakni suatu gaya khusus yang karenanya
bergantung terhadap pilihan penulis.

Fungsi Tanda Baca

Suatu tanda baca tentu memiliki kegunaan atau fungsi yang dijelaskan berikut ini:

 Untuk mengatur jeda ketika seseorang membaca suatu kalimat.

 Untuk mengatur intonasi dalam pembacaan suatu kalimat.

 Untuk memberi penegasan kalimat (seperti kalimat tanya, kalimat perintah dan lain
sebagainya)

 Untuk menggambarkan struktur kata atau kalimat yang ada dalam sebuah tulisan.

 Untuk menunjukkan tata kata yang ada di dalam suatu tulisan.

Jenis-Jenis dan Contoh Penggunaan Tanda Baca

Dibawah ini adalah beberapa jenis tanda baca serta penggunaanya, yaitu:

Tanda Titik (.)

Tanda titik mempunyai fungsi sesuai dengan letak tanda titik tersebut berada, pemakaian
tanda titik (.) antara lain adalah:

 Di akhir kalimat atau tulisan yang berupa bukan suatu seruan atau pernyataan.

 Di belakang angka atau hurug yang ada dalam bagan, daftar dan juga ikhtisar.

 Sebagai pemisah angka pada jam, menit dan detik yang menjelaskan waktu.

 Di daftar pustaka, letak tanda titik ini berada pada nama penulis dan judul tulisan
yang berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.

 Sebagai pemisah bilangan ribuan atau kelipatannya.

Contoh Penggunaan Tanda Baca Titik


 Kakaknya seorang Tentara.

 Reni tiba pukul 13.05 (13 lewat 5 menit)

Tanda titik dipakai pada akhir judul kerangka karangan , judul tabel dan lain sebagainya;
sebagai pemisah bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menjelaskan jumlah; serta di
akhir alamat pengirim dan tanggal surat serta nama dan alamat penerima surat.

Tanda Koma (,)

Tanda baca koma memiliki aturan yaitu sebagai berikut:

 Menjadi pemisah kaliat setara dengan kalimat setara setelahnya.

 Dipakai diantara unsur dalam perincian atau pembilangan

 Menjadi pemisah anak kalimat dari induk kalimat, jika anak kalimat mendahului
induk kalimatnya.

 Dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang ada pada awal
kalimat. Dan juga didalamnya “oleh karena itu”, “jadi”, , “lagi pula, “meskipun
begitu”, “akan tetapi”, dan lain sebagainya.

 Menjadi kata pemisah seperti “o”, “ya”, “wah” “aduh” dan lain sebagainya dari kata
lain yang terdapat pada kalimat.

 Menjadi pemisah petikan langsung dari bagian lain dari kalimat

 Dipakai antara nama dan alamat; bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal dan nama
tempat dan wilayah atau negara yang ditulis secara urut.

 Dipakai untuk menjelaskan bagian nama yang dibalik susunannya dalam penulisan
daftar pustaka.

 Dipaka antara nama orang dan gelar akademik yang menempel untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga serta marga.

 Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.

Contoh Penggunaan Tanda Baca, antara lain:

 Ayah membeli sepeda, buku dan tas.

 Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.

Tanda Titik Koma (;)

Tanda titik koma digunakan pada kalimat antara lain yakni:

 Menjadi pemisah di bagian kalimat yang sejenis dan setara.


 Menjadi pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara dalam kalimat
majemuk.

Contoh Penggunaan Tanda Baca Titik Koma (;) antara lain:

 Sudah terlanjur datang; Andi belum ada dirumah.

 Nimas mencuci sepeda; Nila mencuci piring; Nindi mengepel lantai.

Tanda Titik Dua (:)

Pemakaian tanda titik dua pada suatu kalimat antara lain:

 Dipakai untuk setelah kata atau ungkatap yang membutuhkan pemerian.

 Dipakai di antara jilid atau nomor dan halaman, diantara surat dan ayat dalam kitab
suci, di antara juudl dan anak judul sebuah karangan, dan juga nama kota dan penerbit
buku acuan dalam karangan.

 Dipakai dalam teks drama setelah kata yang menggambarkan pelaku dalam
percakapan.

 Dipakai diakhir pernyataan lengkap apabila diikuti rangkaian atau pemerian.

Contoh Penggunaan Tanda Baca Titik Dua, antara lain:

 Nama: Andre Setiadi

 Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.

Tanda Hubung (-)

Pemakaian tanda hubung dalam tulisan antara lain yakni:

 Dipakai untuk menjadi penghubung suku kata dasar atau kata yang memiliki himbuan
yang terpisah oleh pergantian baris.

 Dipakai untuk menyambungkan unsur kata ulang.

 Dipakai unutk menghubungkan hurud dari kata yang dieja satu-satu dan bagian
tanggal

 Dipakai untuk merangkai satu kata dengan kata selanjutnya atau sebelumnya yang
diawali dengan huruf kapital, kata atau huruf dengan angka dan angka dengan
kata/huruf.

 Dipakai merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

Contoh Penggunaan Tanda Hubung dalam tulisan, antara lain:

 24-03-18
 Besok kita akan pergi jalan-jalan ke desa.

 Mimim menjadi peringkat ke-2 di kelasnya

Tanda Pisah (–)

Pemakain tanda pisah, antara lain yakni

 Sebagai pembatas penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan di luar
bangun kalimat

 Untuk memberi penegasan terdapatnya keterangan aposisi atau keterangan yang lain
menjadikan kalimat lebih jelas

 Dipakai di antara dua bilangan atau kata dengan arti “sampai dengan” atau “sampai
ke”

Contoh Penggunaan Tanda Pisah antara lain:

 Doni bekerja di kantor itu mulai Januari 2016 – Maret 2017

Tanda Elipsis (…)

Pemakaian tanda elipsis yakni dipakai dalam kalimat atau dialog yang terputus-putus dan
untuk memberikan petunjuk bahwa dalam suatu kalimat atau naskah terdapat bagian yang
dihilangkan.

Contoh Penggunaan Tanda Elipsis yakni:

 Aku ingin….liburan, bagaimana kalau kita berangkat minggu ini.

 ….kemudian dia akan pulang ke rumahnya.

Tanda Tanya (?)

Pemakaian tanda tangan adalah diakhir suatu kalimat tanya dan dalam kurung untuk
menyatakan bagian kalimat yang disangsikan kebenarannya.

Contoh Penggunaan Tanda Tanya adalah:

 Ia dilahiran di tahun 2000 (?). Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

 Apakah jurusanmu?

Tanda Seru (!)

Pemakaiann tanda seru adalah pada akhir kalimat perintah, diakhir ungkapan atau pernyataan
yang memberi gambaran kesungguhan, ketidakpercayaan, ketakjuban maupun rasa emosi
yang kuat.

Contoh Penggunaan Tanda Seru antara lain:


 Hebat!

 Semangat!

 Segera selesaikan tugasmu!

 Diam!

Tanda Kurung ((…))

Pemakaian tanda kurung yakni untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan; untuk
mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan integral pokok pembicaraan; untuk
mengapit angka atau huru yang merinci suatu urutan keterangan; dan juga mengapit huruf
atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.

Contoh Penggunaan Tanda Kurung yakni:

 Dilaksanakan sesuai dengan GBHN (Garis Besar Haluan Negara)

 Tabel itu (tabel 2.1) menjelaskan tentang perbedaan antara hewan karnivora,
herbivora dan omnivora.

Tanda Kurung Siku ([…])

Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi
atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Umumnya tanda ini
dipakai untuk menyatakan bahwa terdapat kesalahan dalam naskah asli; dan juga mengapit
keterangan dalam kalimat penjelas yang telah bertanda kurung.

Contoh Penggunaan Tanda Kurung Siku yakni:

 Perbedaan kedua proses ini (persamaannya dibicarakan dalam Bab II [lihat halaman
30-35]) perlu diceritakan kembali di sini.

 Permaisuri itu me[l]hat raja dibunuh.

Tanda Petik (“…”)

Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang bersumber dari pembicaraan dan
naskah atau bahan tertulis lainnya; mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang
dipakai dalam kalimat, dan juga mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.

Contoh Penggunaan Tanda Petik antara lain:

Dia dikenal dengan julukan “si pahit lidah”

“aku tidak mengenai dia”, kata Indri.

Tanda Petik Tunggal („…‟)


Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan dan juga
mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau uangkapan asing.

Contoh Penggunaan Tanda Petik Tunggal antara lain:

 „tok,tok,tok‟ pintunya sudah diketuk tapi tidak ada orang yang membuka.

 Beautiful berarti „cantik‟

Tanda Garis Miring (/)

Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada kalimat dan penandaan masa satu
tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim dan juga sebagai pengganti kata atau dan tiap.

Contoh Penggunaan Tanda Garis Miring antara lain:

 Motor itu melaju kecepatan 100 Km/jam

 No. 17/PK/2018 Jalan Merdeka III/10 Masa Bakti 2018/2019 Tahun Ajaran
2018/2019.

Tanda Penyingkat atau Apostrof („)

Secara umum, tanda penyingkat dipakai untuk menggambarkan penghilangan bagian kata
atau bagian angka tahun.

Contoh Penggunaan Tanda Penyingkat antara lain:

 UUD ‟45 (‟45 menunjukkan tahun 1945)

 Walau ke ujung dunia kau „kan ku cari („kan menunjukkan kata akan)
BAB 5 : Penulisan Kata
A. PENGERTIAN PENULISAN KATA

Penulisan kata terdiri dari dua kata yaitu “penulisan” dan “kata”.Penulisan adalah proses,
cara, perbuatan menulis atau menulis, sedangkan kata adalah unsur bahasa yang diucapkan
atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat
digunakan dalam berbahasa.

Dari pengertian perkata diatas, dapat disimpulkan bahwa penulisan kata adalah proses atau
cara menulis yang mepertimbangkan unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan sebagai
wujud kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa sesuai ejaan
yang disempurnakan.

B. PEDOMAN UMUM PENULISAN KATA

Menurut buku pedoman mata kuliah Pengembangan Kepribadian Bahasa Indonesia,


penulisan kata dikelompokkan menjadi 11 yaitu :

1. Kata Dasar

Kata dasar merupakan Kata yang berupa kata dasar ditulis terpisah dari unsur yang
lain.. Contohnya : Bapak minum kopi.

2. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Contoh :
dicabut, menambal, pegangan.

a) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata Pendapat imbuhan (awalan atau
akhiran), ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikutiataumendahuluinya.

Contoh : bertahan-tahan , berpuasdiri.

b) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata mendapat imbuhan (awalan


dan akhiran sekaligus) unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.

Contoh : perkembangbiakan ,keputusasaan.

c) Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai sebagai kombinasi, gabungan
kata ditulis serangkai.

Contoh : geologi, tataniaga, geofisika.

3. Bentuk ulang

Bentuk ulang di tulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Contoh : duduk-
duduk, hujan-hujan.

4. Gabungan kata
a. Gabungan kata yang biasa disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-
unsurnya ditulis terpisah.Contoh : duta besar, orang tua, ibu kota, sepak bola.

b. Gabungan kata yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan
menggunakan tanda hubung. Contoh : anak-istri saya.

c. Gabungan kata yang sudah dianggap satu kata ditulis serangkai.Contoh :


tanggungjawab, tigaserangkai, kerjabakti.

5. Kata ganti –ku, kau-, -mu, -nya

Ditulis serangkai dengan kata yang mengikuti dan mendahuluinya. Contoh: bajuku, kau
ambil, laptopmu, miliknya.

6. Kata depan di, ke, dan dari

Ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh : di kampus, ke mesjid, dari
rumah.

7. Kata si dan sang

Ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.Contoh : si pemberani, sang pujangga.

8. Partikel

a. Partike –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.Contoh
: bacalah buku ini!, siapakah pelaku penikaman minggu lalu?,

b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.Contoh : apa pun yang
terjadi aku kan tetap menanti dan mencintai dirimu.

c. Partikel per ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahuluinya atau
mengikutinya.Contoh : hari hallowen dirayakan per 31 oktober.

9. Singkatan

Bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.

a. Singkatan nama orang, gelar, jabatan, diikuti dengan tanda titik.Contoh : Dr. Ir.
HARYADI atau Dr. Ir. Haryadi, dr. USMAN atau dr. Usman.

b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi
,dan dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital dan
tidak menggunakan tanda titik.Contoh : MA (MahkamahAgung), KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi)

c. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Contoh :
dst., dll., dkk.
d. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, danmatauangtidak di
ikutitandatitik. Contoh : Na (Natrium), ons, L (Liter), m, kg, USD.

10. Akronim

Singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.

a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata
ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Contoh : PBB (PerserikatanBangsa-Bangsa), UN (United Nations).

b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata
dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.Contoh : UNHALU (Universitas
Haluleo), UNICEF (United Nations International Children Education Fund).

c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata,
ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf
kecil.
Contoh : panwaslu.

11. Angka dan lambang bilangan

Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor dan untuk
menyatakan,ukuran,panjang, berat, dan isi.

a. Penulisan lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua
kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara
berurutan seperti perincian.

Contoh : lima belas, tujuhpuluh, 1945-an.

b. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.

Contoh : Dua, Belasan, Puluhan.


BAB 6 : Kalimat Efektif
1. Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pembaca atau pendengar seperti yang ada pada pikiran penulis
atau pembicara.

Ciri Ciri Kalimat Efektif

Beberapa ciri kalimat efektif yang kami kumpulkan, diantaranya:

 Memakai diksi yang tepat.

 Mempunyai unsur pokok atau penting, minimal Subjek Predikat (SP).

 Taat kepada tata aturan ejaan yang disempurnakan (EYD) yang berlaku.

 Melakukan penekanan ide pokok.

 Mengacu kepada penghematan penggunaan kata.

 Memakai kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.

 Memakai variasi struktur kalimat.

 Memakai kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan
sistematis.

 Mewujudkan koherensi yang baik dan kompak.

 Memperhatikan pararelisme.

 Merupakan komunikasi yang berharkat.

 Diwarnai kehematan.

 Didasarkan pada pilihan kata yang baik.

Syarat Kalimat Efektif

Ada 6 syarat atau prinsip yang harus terpenuhi agar bisa tertulis kalimat yang efektif, apa
saja? dibawah ini:

1. Kesatuan

Menurut Amran Tasai dan Arifin, kesatuan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan)
dan struktur bahasa yang digunakan. Kesatuan gagasan kalimat ini diperlihatkan oleh
kesepadanan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.

Ciri-ciri yang kesatuan:


a. Adanya subjek dan predikat yang jelas.

Hindari menggunakan kata depan (di, ke, sebagai, dll) sebelum subjek.

Contoh kalimat kesatuan:

 Di rumah adat para petua mendiskusikan masalah kejahatan yang terjadi. (Salah)

 Para tetua adat mendiskusikan masalah kejahatan yang terjadi di rumah adat. (Benar)

b. Tidak terdapat subjek ganda

Misalnya:

 Pembangunan jalan itu kami dibantu oleh warga desa. (Salah)

 Dalam membangun jalan itu, kami dibantu oleh warga desa. (Benar)

c. Tidak menggunakan kata penghubung intrakalimat dalam kalimat tunggal

Misalnya:

 Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama
(Salah)

 Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara
pertama. (Benar)

d. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang

Misalnya:

 Bahasa Indonesa yang berasal dari bahasa Melayu.(Salah)

 Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.(Benar)

2. Kehematan

Menurut Finoza, kehematan adalah usaha menghindari pemakaian kata yang tidak perlu.
Hemat disini berarti tidak menggunakan kata-kata mubazir, tidak menjamakkan kata yang
sudah berbentuk jamak, dan tidak mengulang subjek. Dengan menghemat kata, kalimat
menjadi padat dan berisi.

Contoh kalimat kehematan:

 Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke pesta itu. (Salah)

 Karena tidak diundang, dia tidak datang ke pesta itu. (Benar)

 Presiden SBY menghadiri Rapin ABRI hari Senin (Salah)

 Presiden SBY menghadiri rapat ABRI Senin itu. (Benar)


 Dia hanya membawa badannya saja (Salah)

 Dia membawa badannya saja / Dia hanya membawa badannya. (Benar)

 Para tamu-tamu (Salah)

 Para tamu/ Tamu-tamu. (Benar)

3. Keparalelan

Menurut Amran Tasai dan Arifin, keparalelan merupakan kesamaan bentuk yang digunakan
dalam kalimat itu.

Maksudnya yaitu jika pada kata pertama berbentuk verba, maka kata kedua juga harus
berbentuk verba.

Contoh kalimat keparalelan:

 Sang tutor menjelaskan, memaparkan, dan penerapan sebuah aplikasi pada para
praktikan. (Salah)

 Sang tutor menjelaskan, memaparkan, dan menerapkan sebuah aplikasi pada para
praktikan. (Benar).

4. Kelogisan

Menurut Arifin dan Amran Tasai, kelogisan adalah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal
dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.

Contoh kalimat efektif kelogisan:

 Waktu dan tempat kami persilahkan. (Salah)


 Bapak dosen kami persilahkan. (Benar)

5. Kepaduan (Koherensi)

Menurut Finoza, koherensi adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur
pembentukan kalimat.

Merupakan syarat dari kalimat efektif agar diharapakan nantinya setiap informasi yang
diterima tidak terpecah-pecah.

Ciri-ciri di contoh koherensi dibawah ini yaitu koherensi yang rusak karena tempat kata
dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat.

Misalnya:

 Ikan memakan adik tadi pagi (Salah)

 Adik memakan ikan tadi pagi (Benar)


Selain itu, satu contoh lagi koherensi yang rusak karena menyisipkan sebuah kata seperti
daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Contoh kalimat kepaduan:

 Mereka membahas daripada kehendak rakyat. (Salah)

 Mereka membahas kehendak rakyat. (Benar)

6. Ketepatan

Menurut Finoza, ketepatan adalah kesesuaian atau kecocokan pemakaian unsur-unsur yang
membentuk suatu kalimat sehingga tercipta pengertian yang bulat dan pasti.

Contoh kalimat ketepatan, misalnya dibawah ini tentang kesalahan dalam penggunaan tanda
koma:

 Sidik lupa bagaimana cara melukis, mengecat dan berjahitan. (Salah)


 Sidik lupa bagaimana cara melukis, mengecat, dan menjahit.(Benar)

Contoh Kalimat Efektif dalam Paragraf


Saya ini adalah mahasiswa Universitas Gajah Mada, kebetulan saya kontrak rumah di daerah
Stasiun Tugu. Jadi untuk pergi kuliah saya harus menggunakan transportasi umum yaitu,
Trans Jogja.Selain saya, Banyak para mahasiswa Gajah Mada yang tinggal di daerah Stasiun
Tugu yang menggunakan fasilitas Trans Jogja sebagai sarana transportasi.

Contoh kalimat yang sudah dibenarkan sehingga menjadi kalimat efektif:

Saya adalah mahasiswa Universitas Gajah Mada. Saya kontrak rumah di daerah Stasiun
Tugu. Untuk pergi kuliah, saya menggunakan transportasi umum yaitu, Trans Jogja.Selain
saya, banyak mahasiswa Gajah Mada yang tinggal di Stasiun Tugu menggunakan fasilitas
Trans Jogja sebagai sarana transportasi.
BAB 7 : Paragraf
A. PENGERTIAN PARAGRAF
Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana
cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain
alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam
(geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf
berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.

B. SYARAT PARAGRAF YANG BAIK


Di setiap paragraf harus memuat dua bagian penting, yakni :
1) Kalimat Pokok
Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya
berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam
bentuk kalimat penjelas.
2) Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian
dari kalimat pokok suatu paragraf.
Bagian-Bagian Paragraf yang Baik :
a. Terdapat ide atau gagasan yang menarik dan diperlukan untuk merangkai keseluruhan
tulisan
b. Kalimat yang satu dengan yang lain saling berkaitan dan berhubungan dengan wajar.

C. PENGEMBANGAN PARAGRAF
Dalam sebuah karya tulis paragraf dapat dikembangkan dengan berbagai macam-macam
cara. Cara-cara yang digunakan dalam pengembangan paragraf antara lain, sebagai berikut :
1) Klasifikasi
Pengembangan paragraf dengan cara mengklasifikasikan dan mengelompokkan masalah yang
dikemukakan.
2) Definisi
Suatu model pengembangan paragraf yang dilakukan dengan cara memberikan definisi atau
pengertian terhadap masalah yang sedang di bahas.
3) Anologi
Suatu bentuk perbandingan dengan cara menyamakan dua hal yang berbeda.
4) Contoh
Suatu jenis pengembangan paragraf yang dilakukan dengan cara memberikan beberapa
contoh sebagai penjelas gagasan yang dikemukakan. Pengembangan paragraf dengan
menyertakan contoh lebih tepat digunkan dalam menjelaskan masalah yang sifatnya abstrak
atau masalah lain yang sifatnya sangat umum.
5) Fakta
Pengembangan dengan fakta merupakan suatu jenis pengembangan paragraf yang dilakukan
dengan cara menyertakan sejumlah fakta atau bukti - bukti untuk memperkuat pendapat yang
di kemukakan.
D. JENIS – JENIS PARARAF
Terdapat empat jenis paragraf yang biasa ditemukan yaitu :
1. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utama berada di awal paragraf. Seperti
menyatakan dari hal yang umum atau luas ke khal yang khusus. Contohnya seperti berikut :
Ada beberapa penyebab kemacetan di Jakarta. Pertama, jumlah kendaraan yang banyak tidak
seimbang dengan luas jalan. Kedua, kedisiplinan pengendara kendaraan sangat minim.
Ketiga, banyak tempat yang memunculkan gangguan lalu lintas, misalnya pasar, rel kereta
api, pedagang kaki lima, banjir, dan sebagainya. Keempat, kurang tegasnya petugas yang
berwenang dalam mengatur lalu lintas serta menindak para pelanggar lalu lintas.
2. Paragraf Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada di akhir paragraf. Dan
menyatakan dari hal yang khusus dahulu baru ke hal yang umum.contoh paragrafnya seperti
berikut :
Dosen menguasai materi kuliah yang akan di ajarkan dengan baik. Mahasiswa belajar dalam
suasana pembelajaran yang kondusif. Proses pembelajaran aktif dan partisipatif. Ujian atau
evaluasi belajar dilaksanakan sebagai pengukuran tingkat penyerapan siswa. Hal-hal di atas
merupakan indikasi menuju keberhasilan pembelajaran di kelas.
3. Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah paragraf yang kalimat utamanya berada di awal dan ditegaskan
kembali pada akhir paragraf. Dan dinyatakan dari hal yang umum ke hal yang khusus dan
ditegaskan kembali pada hal yang umum.contoh paragrafnya seperti berikut :
Bahasa sangat penting dalam kehidupan kita. Untuk berkomunikasi kita menggunakan
bahasa. Untuk bekerja sama kita menggunakan bahasa. Untuk mewarisi dan mewariskan
kebudayaan, kita memerlukan bahasa. Sekali lagi, betapa pentingnya bahasa bagi kehidupan
kita.
4. Paragraf Naratif
Paragraf naratif adalah paragraf yang semua kalimatnya itu terintegrasi dengan baik,
mengambarkan pikiran yang terdapat dalam paragraf tersebut. Semua kalimat merupakan
satu kesatuan isi dan satu kalimat pun tidak boleh sumbang. Contoh paragrafnya seperti
berikut :
Seseorang sedang menyapu sambil menembang. Pak Mo mengumpulkan daun-daun kering di
sudut halaman. Esok hari pekerjaan yang sama menghadang di tempat yang sama. Daundaun
jatuh dan Pak Mo menyapunya lagi. Begitulah rupanya hakikat dari hidup, selalu menuntut
dibersih-bersihkan karena sampah dapat datang setiap saat, setiap desah nafas.
BAB 8 : Esai
Pengertian Esai

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian Esai adalah karangan prosa yang
membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya.

Pengertian Esai menurut Soetomo adalah Esai sebagai suatu karangan pendek berdasarkan
cara pandang seseorang dalam menyikapi suatu masalah. Dengan pengertian lain esai adalah
karya tulis dalam bentuk opini atau pendapat seseorang terhadap sebuah permasalahan yang
sedang banyak dibicarakan atau menarik perhatian penulis esai. Esai serupa dengan tajuk
rencana di sebuah surat kabar, namun sedikit berbeda. Apabila tajuk rencana hanya dapat
ditulis oleh kepala editor, esai bisa dutulis oleh siapa saja.

Ciri-Ciri Esai

Pada umumnya suatu karya bisa digolongkan ke dalam esai yakni jika mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:

1. Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindarkan penggunaan


bahasa dan ungkapan figuratif.

2. Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.

3. Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan gaya
yang khas, yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain.

4. Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik dari
objek dan subjek yang hendak ditulis. Penulis memilih aspek tertentu saja untuk
disampaikan kepada para pembaca.

5. Memenuhi kebutuhan penulisan. Walaupun esai adalah tulisan yang tidak utuh,
namun harus memiliki kesatuan, dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai dari
pendahuluan, pengembangan sampai ke pengakhiran. Di dalamnya terdapat koherensi
dan kesimpulan yang logis. Penulis harus mengemukakan argumennya dan tidak
membiarkan pembaca tergantung di awang-awang.

6. Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal, yang membedakan esai dengan jenis
karya sastra yang lain adalah ciri personal. Ciri personal dalam penulisan esai adalah
pengungkapan penulis sendiri tentang kediriannya, pandangannya, sikapnya,
pikirannya, dan dugaannya kepada pembaca.

Jenis-Jenis Esai

Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis esai, terdiri atas:

 Esai Deskriptif
Esai jenis ini dapat meluliskan subjek atau objek apa saja yang dapat menarik perhatian
pengarang. Ia bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi dan sebagainya.

 Esai Tajuk

Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan majalah. Esai ini mempunyai satu fungsi
khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap surat kabar/majalah tersebut terhadap
satu topik dan isyu dalam masyarakat. Dengan Esai tajuk, surat kabar tersebut membentuk
opini pembaca. Tajuk surat kabar tidak perlu disertai dengan nama penulis.

 Esai Cukilan Watak

Esai ini memperbolehkan seorang penulis membeberkan beberapa segi dari kehidupan
individual seseorang kepada para pembaca. Lewat cukilan watak itu pembaca dapat
mengetahui sikap penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan. Disini penulis tidak
menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagian-bagian yang utama dari kehidupan dan watak
pribadi tersebut.

 Esai Pribadi

Hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi esai pribadi ditulis sendiri oleh pribadi
tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis akan menyatakan “Saya adalah saya. Saya akan
menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan saya tentang hidup”. Ia membuka
tabir tentang dirinya sendiri.

 Esai Reflektif

Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada serius. Penulis mengungkapkan dengan
dalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa topik yang penting berhubungan dengan
hidup, misalnya kematian, politik, pendidikan, dan hakikat manusiawi. Esai ini ditujukan
kepada para cendekiawan.

 Esai Kritik

Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni, misalnya, lukisan, tarian,
pahat, patung, teater, kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis tentang seni tradisional, pekerjaan
seorang seniman pada masa lampau, tentang seni kontemporer. Esai ini membangkitkan
kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni. Kritik yang
menyangkut karya sastra disebut kritik sastra.
Struktur Esai

Untuk menulis esai yang baik, terdapat susunan atau struktur dari eai yang harus diperhatikan
penulis. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pendahuluan

Di dalam pendahuluan, kita dapat mengungkapkan topic atau tema yang akan dibahas dalam
keseluruhan esai. Unsur-unsur yang ada di dalam pendahuluan adalah latar belakang dan
pendapat pribadi penulis mengenai tema yang akan dibahas secara lebih jelas dan detil pada
bagian selanjutnya. Pendahuluan menjadi pengantar pembaca untuk memahami topic yang
akan dibahas sehingga pembaca lebih mudah menelaah isi esai.

2. Isi/Pembahasan

Isi atau pembahasan adalah bagian dari esai yang menjelaskan tema/topic tulisan secara lebih
detil. Di dalam isi, penulis menjabarkan pendapatnya secara kronologis atau urut sesuai
dengan ide yang disusun dalam kerangka sehingga esai menjadi koheren.

3. Kesimpulan/Penutup

Kesimpulan adalah bagian terakhir dalam esai. dal Bagian ini berisi kalimat yang merangkum
atau menyimpulkan apa yang sudah disampaikan di pendahuluan dan pembahasan.
Kesimpulan tidak boleh melebar ke topik lain.

Langkah Pembuatan Esai

Berikut ini terdapat beberapa langkah pembuatan esai, terdiri atas:

 Menentukan tema atau topi. Menentukan tema atau topik yang ingin dibicarakan
dalam sebuah esai dan dituangkan menjadi sebuah gagasan pokok berupa satu kalimat
lengkap, dimana gagasan pokok merupakan pandangan atau pendirian mengenai topik
yang dipilih.

 Membuat outline atau garis besar ide-ide yang akan dibahas. Tujuan dari pembuatan
outline adalah meletakkan ide-ide tentang topik anda dalam naskah dalam sebuah
format yang terorganisir. Kemudian tuliskan garis besar ide anda tentang topik yang
anda maksud

 Menuliskan pendapat kita sebagai penulisnya dengan kalimat yang singkat dan jelas.
 Menulis tubuh esai. Dimulai dengan memilah poin-poin penting yang akan dibahas,
kemudian buatlah beberapa subtema pembahasan agar lebih memudahkan pembaca
untuk memahami maksud dari gagasan kita sebagai penulisnya, selanjutnya kita harus
mengembangkan subtema yang telah kita buat sebelumnya.
 Membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan.
 Menuliskan kesimpulan. Ini penting karena untuk membentuk opini pembaca kita
harus memberikan kesimpulan pendapat dari gagasan kita sebagai penulisnya. Karena
memang tugas penulis esai adalah seperti itu. Berbeda dengan penulis berita di media
massa yang seharusnya (memang) bersikap netral.
BAB 9 : Makalah
Pengertian Makalah

Makalah ialah suatu karya tulis ilmiah yang membahas suatu tema tertentu yang mencakup di
dalam ruang lingkup permasalahan. Atau juga makalah bisa di artikan sebagai karya tulis
yang membahas suatu permasalahan sebagai hasil dari suatu kajian pustaka atau dilapangan.
Dan pada umumnya makalah selalu membahas tentang permasalahan dengan analisis yang
sangatlah objektif, dan juga biasanya makalah juga selalu dibuat oleh para pelajar maupun
mahasiswa.

Ciri-Ciri Makalah

Adapun ciri-ciri dari makalah yang diantaranya sebagai berikut ini:

 Merupakan hasil laporan pelaksanaan kegiatan di lapangan tentang suatu permasalahn


yang terjadi.

 Mendemostrasikan pemahaman teori maupun kemampuan untuk menerapkan


prosedur-prosedur yang ada kaitannya dengan permasalahan.

 Untuk menunjukkan kemampuan tentang pemahaman teori maupun sumber-sumber


yang digunakan untuk menyusun makalah.

 Dan untuk mendemontrasikan kemampuan dalam menyusun berbagai macam sumber


informasi untuk menyelesaikan permasalahan.

Fungsi Makalah

Dibawah ini terdapat empat (4) fungsi dari makalah, antara lain:

1. Makalah dibuat untuk melatih penulis agar mampu menyusun karya ilmiah secara
benar dan cermat, sehingga menjadi semakin menarik dan mudah untuk dicerna oleh
pembacanya.
2. Memperluas wawasan dan pengetahuan bagi penulisnya.
3. Memberikan sumbangan pemikiran baik berupa konsep teoris maupun konsep praktis.
4. Memberikan manfaat bagi perkembangan konsep keilmuan maupun pemecahan
masalah.

Jenis-Jenis Makalah

. Berdasarkan sifatnya makalah dibagi menjadi 3 jenis yang diantaranya yaitu:

1. Makalah Induktif

Merupakan makalah yang disusun atau ditulis berdasarkan data-data empiris yang sifatnya
objektif, berdasarkan apa yang sudah didapatkan di lapangan dan tetap relevan dengan
permasalahan yang dibahas.
2. Makalah Deduktif

Merupakan makalah yang didasarkan pada kajian-kajian yang teoritis dan juga relevan
dengan permasalahan yang dibahasnya.

3. Makalah Campuran

Merupakan makalah gabungan antara makalah induktif dan deduktif, jadi makalah ini ditulis
berdasarkan kajian-kajian teoritis dan data-data empiris, adapun beberapa jenis makalah
campuran diantaranya seperti:

1. Makalah kerja

2. Makalah ilmiah

3. Makalah kajian

4. Makalah tanggapa

5. Makalah posisi

6. Makalah analisis

Susunan Makalah

Dibawah ini terdapat empat (4) susunan dari makalah, antara lain:

1. Judul

Nama yang dipakai untuk buku, skripsi, makalah atau bab yang di dalamnya dapat
menyiratkan secara pendek isi atau maksud.

2. Pendahuluan

Pada bagian ini dikemukakan persoalan yang akan dibahas (latar belakang masalah, masalah,
prosedur pemecahan masalah dan sistematika uraian.

3. Isi

Mendemonstrasikan kemampuannya dalam menjawab masalah yang diajukan. Bagian ini


boleh saja terdiri atas lebih dari satu bagian.

4. Kesimpulan

Bagian ini merupakan kesimpulan dan bukan ringkasanan isi. Kesimpulan adalah makna
yang diberikan penulis terhadap hasil diskusi/uraian yang telah dibuatnya pada bagian isi.
Dalam mengambil kesimpulan tersebut, penulis makalah harus mengacu kembali ke
permasalahan yang diajukan dalam bagian pendahuluan.
Tujuan Penulisan Makalah

Suatu makalah dibuat untuk mengevaluasi hasil kerja kita untuk dijadikan acuan dan
diintervenkasikan di muka umum agar bisa dipahami dan bisa disebar luaskan agar bisa
berguna bagi orang lain.

Dengan makalah kita bisa memberikan gambaran tentang hasil kerja kita beserta contoh-
contohnya dan solusi dari masalah yang kita hadapi agar dpt menyelesaikan suatu pekerjaan
dengan cepat dan tepat sasaran,

jadi makalah akan bisa lebih berguna lagi kalau dari hasil kajian-kajian kita selama ini
ternyata bisa memberikan kepastian bagi orang lain sehingga bisa menimbulkan gagasan baru
atau semangat bekerja yang lebih tinggi bagi orang lain.

Manfaat Dari Menyusun Atau Menulis Makalah

Beberapa manfaat yang bisa didapatkan dalam menyusun suatu makalah yang diantaranya
seperti:

 Kita dapat belajar untuk memahami masalah yang ada dan mencari solusinya.

 Dapat membuka pikiran untuk memahami permasalahan yang akan dicarikan


solusinya.

 Dapat menerapkan wawasan atau ilmu pengetahuan yang sudah dipelajari untuk
menyelesaikan permasalahan dilapangan.
BAB 10 : Proposal
Pengertian Proposal

Pengertian Proposal adalah bentuk pengajuan, permohonan, penawaran baik itu berupa ide,
gagasan, pemikiran maupun rencana kepada pihak lain untuk mendapatkan dukungan, baik
itu sifatnya izin, persetujuan, dana dan lain lain (Hariwijaya 2005).

Kata Proposal berasal dari bahasa Inggris to propose yang artinya mengajukan. Sehingga
proposal dapat juga didefinisikan sebagai bentuk pengajuan kepada pihak lain tentang
rencana program, kegiatan atau usaha yang akan dilakukan.

Proposal adalah sebuah rancangan kerja yang disusun sebelum suatu kegiatan dilaksanakan,
ia harus bersifat menarik dan meyakinkan agar pembaca proposal tertarik terhadap tujuan
yang diajukan.

Pengertian Proposal Menurut Para Ahli

 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Proposal adalah rencana yang dituangkan
dalam bentuk rancangan kerja.

 Menurut Rieefky proposal adalah sebuah rancangan kegiatan yang ditulis dalam
bentuk standar dan formal. Penulisan proposal tersebut merupakan suatu langkah
penggabungan dari berbagai tahap-tahap perencanaan sebelumnya.

 Menurut Ainia Prihantini (2015) Proposal adalah rencana kerja yang dituangkan
dalam bentuk rancangan kerja yang bertujuan untuk mengatahui garis besar rencana
kerja yang akan dilaksanakan.

Tujuan Proposal
Semua jenis proposal memiliki satu tujuan sama, yaitu untuk menyampaikan suatu rencana
kegiatan secara rinci, sehingga kegiatan tersebut dapat diterima, mendapatkan dukungan dan
izin pelaksanaan atau mendapatkan dukungan dana.

Tujuan setiap proposal berbeda-beda tergantung jenis proposal yang dibuat, anda dapat
melihatnya pada sub “Jenis Jenis Proposal”, Namun setidaknya berikut ini adalah beberapa
tujuan pembuatan proposal;

 Untuk mendapatkan dukungan dalam bentuk pendanaan suatu kegiatan oleh pihak
sponsor, masyarakat ataupun donatur lain. (Misal acara kegiatan 17 Agustus, bazar,
pembangunan sarana umum dan kegiatan-kegiatan lain)
 Untuk melakukan penawaran kerja sama bisnis. Proposal dibuat oleh pemilik bisnis
untuk diajukan pada pihak investor agar mau mendanai bisnis yang akan atau sedang
dijalankan dengan sistem dan pembagian hasil tertentu.
 Untuk mendapatkan persetujuan/izin suatu riset atau penelitian.
 Untuk melakukan tender atau lelang pada proyek-proyek pemerintah ataupun swasta.
Jenis Jenis Proposal
Apabila ditinjau dari tujuan dan isinya, jenis-jenis proposal dapat dibedakan menjadi proposal
bisnis, proposal kegiatan, proposal proyek, dan proposal penelitian.

1. Proposal Kegiatan

Proposal ini adalah proposal yang diajukan dalam rangka melaksanakan sebuah kegiatan.
Proposal kegiatan ini sangat bermanfaat karena membantu tersusunnya rencana program
kegiatan yang akan diselenggarakan serta susunan kepanitiaan.

Selain itu, proposal kegiatan juga membantu pihak yang dituju, seperti donatur atau sponsor,
agar mengetahui detail acara yang akan diadakan sehingga dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi mereka.

Contoh proposal kegiatan antara lain sebagai berikut:

 Proposal lomba dalam rangka memperingati HUT RI

 Proposal pertunjukan seni budaya

 Proposal permohonan dana kegiatan sekolah

 Proposal penyelenggaran bazar di sekolah

2. Proposal Bisnis

Dari namanya, tentu Anda sudah dapat menebak bahwa proposal bisnis adalah proposal yang
berhubungan dengan rencana kerja dan dunia bisnis, baik yang dilakukan secara individu
maupun kelompok.

Proposal bisnis dibuat untuk memberikan gambaran mengenai usaha yang akan dijalankan
yang kemudian akan ditunjukkan kepada investor atau pihak lain yang akan diajak bekerja
sama.

Berikut adalah beberapa contoh proposal bisnis:

 Proposal pengajuan kerja sama antarperusahaan

 Proposal pendirian tempat usaha

 Proposal pengajuan tender atau lelang

3. Proposal Penelitian

Proposal ini umunya digunakan dalam bidang akademis. Proposal penelitian diajukan untuk
melakukan suatu riset atau penelitian dan ditujukan kepada lembaga atau organisasi di mana
penelitian tersebut akan dilaksanakan.

Proposal penelitian biasanya dibuat dalam bentuk penelitian kualitatif, penelitian kuantitatif,
atau penelitian pengembangan.
Berikut adalah beberapa contoh proposal penelitian:

 Proposal Penelitian Skripsi

 Proposal Penelitian untuk Menulis Tesis

 Proposal Penelitian Riset Pengembangan

4. Proposal Proyek

Proposal ini adalah proposal yang masih ada kaitannya dengan dunia bisnis. Yang
membedakannya adalah proposal bisnis berkaitan dengan dunia usaha, seperti UKM dan
perusahaan perorangan.

Sedangkan, proposal proyek merupakan proposal bisnis yang berisi tentang proyek
pembangunan atau pengadaan. Proposal proyek biasanya juga ditemukan di dalam
pemerintahan.

Contoh Proposal Proyek

 Proposal Pengadaan Alat Belajar,

 Proposal Proyek pembangunan Jalan

 Proposal Proyek Pendirian Gedung Baru

Selain diklasifikasikan berdasarkan tujuannya, proposal juga dapat dikelompokkan


berdasarkan formatnya. Berikut adalah jenis-jenis proposal berdasarkan formatnya.

 Proposal Formal adalah jenis proposal baku atau resmi yang mengandung tiga
bagian utama, yaitu pendahuluan, isi proposal, serta data pelengkap.

 Proposal Semi-formal adalah proposal yang tidak memiliki struktur yang lengkap
seperti halnya proposal formal. Akan tetapi, proposal ini masih menggunakan bentuk
baku.

 Proposal Non-formal adalah proposal yang tidak terlalu baku dan resmi. Pada
umumnya, penyampaian proposal ini dalam bentuk memorandum atau surat.

Ciri Ciri Proposal

Proposal memiliki beberapa ciri yang dapat dikenali, berikut ini adalah ciri ciri yang ada
dalam suatu proposal;

1. Proposal berisi ringkasan kegiatan atau penelitian yang akan dilakukan. Maka dari itu,
di dalam proposal, akan ditemukan detail rencana yang akan dilaksanakan, seperti
latar belakang, tujuan, jadwal kegiatan, dan teknis pelaksanaannya.
2. Proposal dibuat dengan singkat, padat, dan jelas tanpa bertele-tele agar donatur atau
pihak yang dituju langsung paham tentang poin-poin penting yang tuliskan.

3. Ada pihak yang mengajukan proposal, yaitu panitia kegiatan, peneliti, atau pelaku
usaha bergantung pada jenis proposal tersebut.

4. Ada pihak yang dituju, yaitu pihak yang memiliki otoritas perizinan, pihak sponsor,
atau donatur yang akan memberikan bantuan dana.

5. Biasanya menggunakan bahasa yang baku.

6. Disusun secara sistematis dan memiliki struktur penulisan yang baku. Proposal
penelitian terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, teknis
pelaksanaan, dan penutup. Sedangkan, proposal kegiatan terdiri dari nama kegiatan,
tema, latar belakang, tujuan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, susunan panitia, anggaran
dana, dan penutup.

7. Terdapat gambaran dari suatu kegiatan secara umum yang berfungsi agar pihak
pembaca tau gambaran utuh dari kegiatan yang akan dilaksanakan.

8. Mempunyai kekuatan yang bersifat persuasif, yaitu dapat meyakinkan seseorang agar
melakukan sesuatu yang diharapkan oleh pihak yang mengajukan pada waktu
sekarang serta yang akan datang.

9. Disusun sebelum rencana kerja, sehingga penerima dapat mengetahui gambaran


secara keseluruhan dari kegiatan yang akan disetujuinya.

10. Memiliki sasaran dan tujuan yang jelas agar proposal dapat diterima dan disetujui
oleh pihak yang memiliki otoritas perizinan atau pemberi sponsor.

Struktur Proposal
Salah satu ciri proposal adalah disusun secara sistematis mengikuti struktur penulisan yang
baku. Maka dari itu, mengetahui struktur proposal merupakan hal yang sangat
penting. Berikut adalah struktur proposal atau kadang juga disebut Unsur unsur proposal;

 Halaman Judul

Bagian ini berisi judul kegiatan, lokasi, waktu penyelenggaan serta pihak yang memiliki
inisiatif merencanakan kegiatan.

 Latar Belakang

Pada bagian ini, Anda harus menyertakan alasan mengapa kegiatan atau penelitian ini
dilakukan. Anda juga harus mencantumkan hal apa yang melandasi terselenggaranya acara
tersebut. .

 Tujuan atau Manfaat Kegiatan


Bagian ini berisi maksud atau manfaat yang akan didapatkan dari acara yang
diselenggarakan, tujuan ditulis minimal satu poin atau lebih. Setiap poin ditulis dari tujuan
paling penting kemudian mengerucut ke poin-poin yang dianggap kurang penting.

 Penyelenggara

Bagian ini berisi keterangan tentang pihak penyelenggara kegiatan atau kelompok yang akan
melakukan acara. di bagian ini bisa ditampilkan nomor kontak panitia yang dapat pembaca
hubungi.

 Nama dan Tema Kegiatan

Nama kegiatan merupakan nama yang akan digunakan untuk kegiatan tersebut. Tema
kegiatan ditulis agar agenda kegiatan menjadi terarah.

 Bentuk Kegiatan

Bentuk kegiatan merupakan rincian susunan kegiatan yang akan dilakukan. Seluruh kegiatan
harus dicantumkan dalam proposal agar instansi yang akan dituju dapat mengetahuinya.
Maksud dan tujuan setiap kegiatan juga harus dijelaskan.

 Peserta Kegiatan

Peserta kegiatan berisi pihak yang akan mengikuti dan mendapat keuntungan dari acara.

 Jadwal dan lokasi kegiatan

Beruoa urutan susunan acara, termasuk hari, tanggal, waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan

 Susunan Panitia

Bagian ini berisi detail susunan panitia yang telah dibentuk dan disepakati oleh pihak
penyelenggara acara. Bagian ini penting agar pembaca tahu dengan siapa-siapa saja mereka
akan bekerja sama.

 Rencana anggaran atau Biaya Kegiatan

Estimasi anggaran adalah jumlah alokasi total dana yang akan digunakan. Rencana anggaran
dana ini meliputi administrasi, perlengkapan, piala, konsumsi, panggung, dan lain-lain.
Anggaran dana tersebut ditulis secara detail beserta nominalnya.

 Penutup

Bagian ini berisi kalimat atau paragraf yang menyatakan harapan agar pihak-pihak terkait
mendukung terselenggaranya acara.

 Penawaran Kerja Sama


Bagian ini berisi bentuk penawaran kerjasama pada pihak sponsor. Kita misalnya
menawarkan pemasangan baner, logo, audio atau apapun yang menjadi ciri khas atau
identitas perusahaan.

 13. Tempat, Tanggal, Tanda Tangan dan Nama.

Bagian ini terdiri dari tempat dan tanggal dibuatnya proposal. tanda tangan penanggung
jawab proposal dan juga nama lengkap atau nama terang dari penanggung jawab kegiatan.
Ketiganya dibuat berurutan secara sejajar.
BAB 11 : Skripsi
Skripsi

Skripsi adalah puncak dari program Sarjana. Skripsi dilakukan dalam bentuk proyek
penelitian dalam suatu departemen. Hal ini merupakan kesempatan untuk mempraktikkan
pengetahuan yang dipelajari selama proses pendidikan di perguruan tinggi. Skripsi digunakan
untuk menilai inisiatif mahasiswa dan kemampuan mereka untuk merencanakan, melaporkan,
dan mempresentasikan proyek.

Mahasiswa bekerja secara mandiri pada skripsi di bawah bimbingan dosen yang disebut
dengan dosen pembimbing atau dikalangan mahasiswa menyebutnya dengan istilah dosbing.
Umumnya dosen pembimbing berjumlah dua orang, yang dikenal dengan istilah dosen
pembimbng I dan dosen pembimbing II.

Saat menulis skripsi, mahasiswa memiliki kesempatan untuk menguji inovasi sambil
merumuskan dan memecahkan masalah praktis. Studi-studi yang mendukung proses skripsi
sebenarnya berbeda dari satu fakultas dengan fakultas lainnya.

Kursus semacam itu mencakup dasar-dasar penelitian ilmiah, akuisisi data, statistik, metode
penelitian, dan penulisan akademis. Selain itu, beberapa fakultas juga menyediakan kerja
kelompok untuk persiapan proses skripsi.

Pengertian Skripsi

Skripsi merujuk pada karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan yang berisi hasil
penelitian sarjana mengenai pembahsan suatu fenomena atau permasalahan dalam suatu
bidang ilmu dengan berdasa kepada kaidah-kaiah yang berlaku. Kaidah-kaidah tersebut
biasanya berbeda dari perguruan tnggi satu dengan perguruan tinggi lain, namun secara
umum kaidah-kaidah dasarnya sama.

Skripsi merupakan istilah yang digunakan di Indonesia yang ditujukan pada karya
ilmiah wajib yang disusun oleh mahasiswa digunakan sebagai persyaratan gelar akademis
atau kualifikasi profesional yang menyajikan penelitian dan temuan penulis yang bertujuan
untuk melatih mahasiswa menerapkan pengetahuan melalui suatu pemecahan masalah yang
berkaitan dengan bidang ilmunya.

Pegertian Skripsi Menurut Para Ahli

Adapun definisi skripsi menurur para ahli, antara lain:

1. Drs. Jarwanto (1992), Skripsi adalah sebagai sebuah karya ilmiah yang disusun oleh
seorang mahasiswa program sarjana dari hasil-hasil penelitiannya atas dasar analisis
data primer dan teknik analisis data sekunder.

2. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Skripsi ialah sebagai karya ilmiah yang wajib
ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan dalam menyelesaikan
pendidikan akademisnya.
Ciri Skripsi

Skripsi memiliki beberapa karakteristik, antara lain:

1. Sebagai salah satu dari ciri karya ilmiah maka dalam skripsi diperlukan metode ilmiah
dalam penyusunan dan penelitiannya.

2. Hasil penelitian dikaji didasarkan pada suatu permasalahan atau fenomena yang ada
dan relevan dengan penelitian-penelitian yang dlakukan sebelumnya.

3. Pemecahan masalah dalam skripsi sesuai dengan bidang keilmuan yang telah digeluti.

4. Ditulis sesuai dengan rambu-rambu penelitian atau kepenulisan skripsi yang dibuat
setiap prguruan tinggi.

5. Ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku, kecuali dalam bidang ilmu keahlian
tertentu ditulis dengan menggunakan Bahasa Inggris.

6. Pembahan dari skrispi disusun berdasarkan hasil penelitian atau observasi di


lapangan.

7. Dalam kepenulisannya dibimbing oleh dosen yang disebut sebgai dosen pembimbing.

8. Karya yang ditulis merupakan karya asli bukan asil dari plagiat, sehingga dalam hal
ini sering perguruan tinggi menggunakan alat untuk mengecek plagiarism seperti
misalnya turnitin.

Jenis Skripsi

Skripsi sebagai bagian dari karya ilmiah. Ditinjau dari segi metode penelitian yang
diguankan, skripsi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, antara lain:

1. Kuantitatif

Sugiyono (2015) menjelaskan penelitian kuantitaif merupakan penelitian yang berlandaskan


pada filsafat positivism yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel dan teknik
pengambilan tertentu, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan istrumen penelitian
dan teknik analisisnya bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.

Karena data bersifat angka-angaka maka alat pengolah data yang digunakan biasanya adalah
SPSS, Excel, minitab, dan lain sebagainya.

2. Kualitatif

Skripsi kualitatif merupakan skripsi yang jenis metode penelitiannya berlandaskan pada
filsafat post-positivisme, digunakan untuk meneliti suatu objek alamiah, dimana penelitian
sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secaara purposive dan
snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan).
Adapun untuk analiss data bersifat induktif dari penelitian kualitatif dan hasil penelitian lebih
menekankan makna daripada generalisasi.

3. PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki


pembelajaran di kelas atau untuk meningkatkan mutu pembelajaran.Sehingga dibutuhkan
pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas dengan merefleksikan diri sebagai upaya
untuk memecahkan permasalahan tersebut dengan berbagai tindakan yang tertencana dan
nayata untuk menganalisis setiap pengaruh perlakuan tersebut.Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) umumnya dilakukan oleh mahaiswa kependidikan, karena biasanya subjek dari
penelitian ini adalah siswa.

1. Pengembangan (Research and Development/ RnD)

Penelitian RnD ini sangat jarang digunakan untuk setingkat sarjana, karena biasanya
digunakan untuk menyusun tesis ataupeun disertasi. Meskipun begitu ada juga mahasiswa S1
yang menggunakan RnD. Secara umum RnD merupakan metode penelitian yang digunakan
untuk tujuan menghasilkan suatu produk dan menguji keefektifan dari produk tersebut.

Tujuan Skripsi

Tujuan yang diperoleh dari manfaat penulisan skripsi adalah sebagai berikut:

- Memberikan pemahaman mahasiswa tentang bagaimana berpikir imiah dan logis


mengenai suatu fenomena tertentu dan menyajikannya secara terstruktur dan
sistematis.
- Memadukan ketrampilan dan pengetahuan penulis dalam memahami,
menggambarkan, menganalisis dan emnjelaskan permasalahan dan pemecahan
masalah sesuai dengan bidang keilmuan yang di ambil.
- Skripsi sebagai syarat untuk mendapatkan gelar akademik sarjana dari perguruan
tinggi baik Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ataupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS)

Cara Menulis Skripsi

Proses penyusunan skripsi berbeda dari perguruan tinggi satu dnegan perguruan tinggi lain,
namun secara umum kaidah-kaidah yang diacu hampir sama, anatara lain adalah sebagai
berikut:

 Pengajuan judul skripsi

Dalam pengajuan judul skripsi mahasiswa biasanya menentukan topik penelitian dan mencari
penelitian-penelitian pendukungnya. Dalam hal ini biasanya disusun dalam bentuk mini
proposal yang secara garis besar berisi tentang judul, latar belakang, rumusan masalah,
tujuan, variable, metode, dan teknik analisis.

 Pengajuan proposal skripsi


Proposal skripsi disusun setelah judul telah disetujui oleh dosen pembimbing I dan dosen
pembimbing II. Proposal skripsi dibagi menjad 3 bab, yang masing-masaing adalah sebagai
berikut:

 Bab I
Terdiri atas:
1.Latar belakang. Latar belakang berisi tentang sejarah atau peristiwa yang terjadi
pada objek yang akan diteliti, namun peristiwa itu menyimpang dari standar
keilmuan ataupun aturan, juga mengenai alasan mengapa peneliti perlu menliskan
hal tersebut.
2.Identifikasi masalah. Semua masalah pada objek penelitian baik yang diteliti
ataupun yang tidak. Tunjukkan hubunan masalah satu dengan yang lain, umumnya
merupakan variable dependen.
3.Pembatasan Masalah. Pembatasan masalah perlu karena keterbatasan waktu,
tenaga, biaya dan teori agar penelitian lebih mendalam.
4.Rumusan Masalah. Rumusan masalah dinyatakan dnegan kalimat tanya, jelas
dan spesifik. Dapat berupa deskrisptif, komparatif ataupun asosiatif.
5.Tujuan Penelitian. Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang akan Isi dan
rumusan tujuan penelitian mengacu pada rumusan masalah.
6.Manfaat Penelitian. Manfaat penelitian menyatakan bahwa penelitian terhadap
masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan. Manfaat penelitian dapat
dikaitkan dengan hal-ha1 yang bersifat teoretis, yaitu berkenaan dengan
pengembangan ilmu dan yang bersifat praktis, yaitu berkenaan dengan pemecahan
masalah aktual.
 Bab II
Terdiri atas:
1.Kajian pustaka. Kajian pustaka mencakup kajian terhadap teori-teori dan hasil-
hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah yang diteliti. Bahan kajian
pustaka dapat diambil dari berbagai sumber seperti jurnal penelitian, skripsi, tesis,
disertasi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar, terbitan-
terbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain.
2.Kerangka Berpikir. Kerangka berpikir merupakan argumentasi logis untuk
sampai pada penemuan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.
Kerangka berpikir berguna untuk mengintegrasikan teori-teori dan hasil penelitian
yang terpisah-pisah menjadi satu rangkaian utuh dengan menggunakan logika
deduktif yang mengarah pada penemuan jawaban sementara yang disebut hipotesi
yang umumnya disajikan dalam bentuk narasi dan bagan.
3.Hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara atas masalah yang sedang diteliti
dan disampaikan dalam kalimat pernyataan. Hipotesis disusun berdasarkan teori-
teori yang telah dikaji, dengan kerangka berpikir tertentu.
 Bab III
Terdiri atas:
1.Tempat dan waktu penelitian. Tempat penelitian diungkapkan secara spesifik.
Waktu penelitian diperhitungkan mulai konsultasi pengajuan judul dan proposal
sampai dengan penulisan laporan hasil penelitian selesai.
2/Desain penelitian. Rancangan atau desain penelitian memaparkan hubungan
antarvariabel yang akan diteliti.
3.Populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel. Populasi beserta
karakteristiknya harus disebutkan. Teknik sampling yang dipakai harus sesuai
dengan karakteristik populasi penelitian. Populasi dan teknik sampling yang
ditulis dalam laporan hanya populasi dan teknik sampling yang benar-benar
diterapkan dalam penelitian itu.
4.Teknik pengumpulan data. Pada pengumpulan data disampaikan teknik/cara
memperoleh data serta instrumen atau alat ukur yang digunakan untuk
memperoleh data semua variabel penelitian (variabel terikat dan variabel bebas).
5.Tekik analisis data. Pada bagian ini disampaikan teknik analisis yang digunakan
untuk mengolah data yang telah dikumpulkan. Teknik analisis data ini
berhubungan erat dengan rancangan penelitian dan hipotesis yang diajukan.
6.Prosedur penelitian. Pada bagian ini diuraikan proses pelaksanaan penelitian
dari penelitian pendahuluan, pengembangan instrumen, pengumpulan data,
sampau pada penulisan laporan.

 Seminar proposal skripsi

Seminar proposal dilakukan setelah mendapat persetujuan dari kedua pembimbing, dalam hal
ini mahasiswa mempresentasikan proposalnya yang terdiri dari 3 bab seperti yang telah
dijelaskan diatas. Selain dosen pembimbing juga terdapat dosen penguji atau yang sering
disebut dengan validator.

 Penelitian

Setelah mahasiswa melakukan seminar proposal kemudian mengajukan izin penelitian atau
pengumpulan data apabila melibatkan institusi atau lemabga lain. Pengumpulan data
didasarkan pada instrumen yang telah dibuat. Setelah data diperoleh, data tersebut dianalisis
untuk selanjutnya menuliska Bab IV yang merupakan bagian Hasil dan Pembahasan, serta
menuliskan Bab V yang berisi kesimpulan, saran, dan implikasi.

 Ujian skripsi

Ujian skrsp meruapakan langkah ketika penelitian telah selesai dan hasil penelitian tersebut
dianalisis kemudian disusun pembahasan. Ujian skrispsi dilakukan dengan cara mahasiswa
memperesentasikan hasil karya ilmiahnya kepada dosen pembimbing dan juga dosen penguji
(sidang tugas akhir).

 Revisi
Setetelah hasil ujian diterima dengan revisi maka mahasiswa segera melakukan revisi sesuai
dengan masukan baik dosen pembimbing ataupun penguji.
BAB 12 : Penulisan Daftar Pustaka
Pengertian Daftar Pustaka

Daftar pustaka adalah sebuah daftar berisi tentang semua buku atau tulisan ilmiah dan telah
menjadi rujukan untuk melakukan penelitian. Artinya jika sedang menulis karya
ilmiah seperti artikel, jurnal, buku, makalah atau presentasi perlu disertakan daftar pustaka
atau harus mencantumkan sumber rujukan penelitian.

Daftar pustaka juga dapat diartikan sebagai suatu daftar yang berisi judul buku, artikel, jurnal
atau bahan tulisan yang berkaitan dengan karya ilmiah.

Pencantuman judul buku di dalam daftar pustaka atau di akhir karya ilmiah sangat berkaitan
dengat pengutipan tulisan buku. Kutipan ini berarti meminjam kalimat atau pendapat dari
orang lain, sehingga perlu dicantumkan judul buku pada daftar pustaka.

Apabila terdapat karya ilmiah namun tidak mencantumkan sumber rujukan satupun, bisa
dipastikan bahwa karya ilmiah tersebut tidak valid atau tidak dapat dipercaya keasliannya.
Daftar pustaka sendiri memiliki nama lain yakni sumber pustaka, referensi, rujukan dan
pranala.

Fungsi Daftar Pustaka

Daftar pustaka memiliki beberapa fungsi dan berikut di antaranya:

 Membuat sebuah tulisan dan juga informasi yang ada di dalam karya ilmiah bukan
hasil dari pemikiran penulis sendiri, melainkan terdapat hasil pemikiran orang lain
juga.

 Memberikan sumber informasi yang telah ditulis kepada para pembaca, sehingga ke
depannya dapat ditelusuri lebih lanjut jika ingin memperoleh informasi lebih lengkap.

 Menghargai dan memberikan apresiasi kepada penulis sumber informasi, sehingga


karya ilmiah tersebut dapat diselesaikan.

Ciri-Ciri Daftar Pustaka

Daftar pustaka memiliki beberapa ciri-ciri tertentu, antara lain:

 Diperoleh dari suatu sumber bacaan tertentu seperti buku, majalah, makalah, koran,
internet, jurnal, karya ilmiah dan lainnya.

 Terdapat nama pengarang atau suatu lembaga.

 Mempunyai identitas buku seperti judul, tahun terbit, nomor cetakan atau edisi, nama
penerbit, dan tempat penerbitan.

Struktur Daftar Pustaka


Penulisan daftar pustaka terdapat struktur yang harus dipenuhi yang dikenal sebagai unsur,
agar daftar pustaka yang dibuat tidak terjadi kesalahan. Unsur tersebut sebagai berikut:

 Nama penulis atau pengarang, orang yang membuat sumber informasi yang dikutip.

 Judul buku dan judul artikel.

 Data-data publikasi buku yang berisi tahun terbit, penerbit, tempat penerbitan, dan
edisinya jika ada.

Teknik Membuat Daftar Pustaka

Adapun ketentuan umum yang harus diperhatikan dalam membuat daftar pustaka, antara lain:

1. Hanya mencantumkan sumber referensi atau rujukan yang disebutkan pada teks utama
di dalam daftar pustaka.

2. Sumber referensi yang didapat dari hasil wawancara, komunikasi personal, dan lain
sebagainya tidak perlu dicantumkan ke dalam daftar pustaka,kecuali hasil wawancara
pernah dimuat di dalam suatu artikel penerbitan.

3. Daftar pustaka tidak perlu diberi nomor urut, cukup susun berdasarkan abjad dari
nama pengarang.

4. Gelar pengarang tidak perlu dicantumkan.

5. Daftar pustaka berada di bagian akhir tulisan.

6. Penulisan judul harus dicetak miring jika ditulis menggunakan komputer atau diberi
garis bawah apabila ditulis tangan.

7. Judul tulisan yang belum dibukukan seperti jurnal, artikel, tesis, disertasi dan lainnya,
harus diapit tanda petik (“).

8. Jika buku tersebut merupakan hasil terjemahan buku bahasa asing, penerjemah ditulis
setelah edisi atau judul buku.

9. Setiap sumber bacaan yang terdiri dari dua baris atau lebih, diketik pada jarak baris
satu spasi.

10. Jarak antara sumber bacaan diketik menggunakan spasi dua.

11. Pada baris pertama diketik tepat dari garis tepi, tanpa menggunakan indensi atau
menjorok ke dalam. Sedangkan untuk baris berikutnya (masih sumber yang sama
namun terdiri dari dua baris atau lebih), maka baris kedua dan berikutnya
menggunakan indensi empat hingga tujuh ketukan.

Secara umum, cara penulisan daftar pustaka khususnya dari buku sebagai berikut: Nama
pengarang (dibalik dan tanpa gelar). Tahun terbit. Judul buku (cetak miring atau cetak tebal).
Tempat terbit: Nama penerbit.
Daftar Pustaka Sumber Buku

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan saat menulis daftar pustaka dari sumber buku.
Berikut urutannya:

Nama

Nama penulis ditulis di bagian awal dan harus dibalik, tulis nama belakang terlebih dahulu,
kemudian diberi tanda koma (,) kemudian nama belakang dan nama tengah penulis.

Apabila penulis lebih dari 2, hanya penulis pertama saja yang namanya dibalik sedangkan
penulis berikutnya tetap. Gelar penulis tidak perlu dicantumkan.

Apabila terdapat nama editor, cukup ditambahkan singkatan (Ed.).

Contoh: Mahaso, Ode (Ed.). 1997.

Apabila pengarang lebih dari dua atau tiga orang. Contoh:

 Sumardjan, Selo dan Marta Susilo.

 Kusmadi, Ismail. Dini A., dan Eva R.

Apabila pengarang lebih dari tiga orang. Contoh:

 Kartika, Salma dkk.

 Susan, Alberta et.al.

Apabila terdapat beberapa buku yang ditulis oleh pengarang yang sama, nama pengarang
cukup ditulis sekali pada buku pertama, selanjutnya cukup dibuat garis panjang 10 ketukan
dan diakhiri tanda titik.

Berikutnya cantumkan tahun terbit, apabila tahunnya berbeda urutkan dari tahun paling lama
terlebih dahulu. Contoh:

 Keraf, Gorys. 1979.

 _______. 1982.

 _______. 1984.

Jika buku diterbitkan pada tahun yang sama, penempatan urutan diberi abjad pada tahun
terbit. Contoh:

 Bakri, Oemar. 1987a.

 _______. 1987b.

Tahun Terbit
Setelah menuliskan nama, selanjutnya mencantumkan tahun terbit dari buku yang digunakan
sebagai sumber referensi. Perhatikan juga tahun cetakannya, bisa saja buku tersebut sudah
mengalami cetakan kedua, ketiga dan seterusnya.

Judul Buku

Judul buku harus ditulis secara lengkap dan ditulis dalam format miring (Italic). Jika ditulis
tangan sebaiknya diberi garis bawah.

Kota dan Nama Penerbit

Di bagian akhir mencantumkan kota penerbitan dan nama perusahaan penerbit buku.
Tuliskan nama kota terlebih dahulu kemudian beri tanda dua titik (:) kemudian tulis nama
penerbit.

Daftar Pustaka Sumber Artikel dalam Jurnal, Koran Atau Majalah

Penulisannya tidak jauh berbeda dengan penulisan daftar pustaka dari buku. Hanya terdapat
beberapa perbedaan penulisan untuk beberapa urutan, yakni:

 Nama. Pastikan nama yang tercantum pada daftar pustaka merupakan nama penulis
artikel, bukan editor jurnal, koran, atau majalah apapun yang menjadi sumber bacaan.
Dan penulisan nama penulis juga harus dibalik.

 Judul. Judul artikel yang menjadi sumber referensi didahulukan. Penulisan tidak
dimiringkan (italic), namun tegak lurus dengan penambahan tanda kutip (“) di bagian
pembuka dan penutup. Kemudian dilanjutkan dengan penulisan sumber jurnal atau
majalah yang memuat artikel. Nama jurnal, koran atau majalah dicetak miring.
Tuliskan juga halaman berapa artikel tersebut dimuat dengan memberi tanda kurung
(…).

Contoh penulisan daftar pustaka jurnal:

Solikhan, Umar. 2003. “Bahasa Indonesia dalam Informasi dan Iklan di Ruang Publik Kota
Pangkalpinang”. Dalam Sirok Bastra: Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Volume 1 (hlm. 123
– 129). Pangkalpinang: Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Contoh penulisan daftar pustaka majalah:

 Nasution, Anwar. 1975. “Sistem Moneter Internasional”. Dalam Prisma, Desember


IV. Jakarta.

 Paranggi, Umbu Landu. 2006. “Puisi: Bagian Terpenting dari Darah Hidupku”.
Dalam Horison Majalah Sastra. Jakarta: Metro Pos.

Contoh penulisan daftar pustaka surat kabar


 Tabah, Anton. 1984. “Polwan semakin efektif dalam Penegakan Hukum”. Dalam
Sinar Harapan, 1 September 1984. Jakarta.

Daftar Pustaka Sumber Internet

Seseorang bisa saja mencari sumber referensi lain dari internet dan berikut cara penulisan
daftar pustaka yang berasal dari internet.

1. Nama. Penulisan nama tidak berbeda dengan penulisan daftar pusta bersumber dari
buku atau artikel lainnya.

2. Tahun Penayangan. Tuliskan kapan artikel tersebut ditayangkan di internet.

3. Judul. Judul artikel yang berada dari internet tidak ditulis menggunakan cetak miring,
hanya diapit oleh tanda kutip (“) saja.

4. URL atau Alamat Web. Salin alamat URL dari artikel yang menjadi sumber referensi
agar dapat diakses untuk membuktikan keasliannya.

5. Waktu Pengambilan atau Akses. Pada bagian akhir jangan lupa untuk mencantumkan
waktu pengambilan artikel dari internet dengan lengkap, seperti tanggal dan jam akses
saat sedang mengunduh untuk dijadikan referensi.

Selain itu, tanda batas yang digunakan sedikit berbeda dengan sumber yang diambil dari
media cetak. Tanda titik (.) digunakan untuk menjadi batas antara nama pengarang dengan
tahun penayangan.

Sedangkan pembatasan dari judul artikel dengan URL dan dari URL ke waktu pengambilan
menggunakan tanda baca koma (,).

Contoh Daftar Pustaka

Contoh penulisan daftar pustaka dari buku:

 Anwar, Chairil. 1992. Deru Campur Debu. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

 Manna, A.H., dan Putra Dani. 1998. Metode Pembelajaran Untuk Chef. Jakarta:
Bentang Alam Nusantara.

 Susilo, Rahaden, Rudi Maryadi dan Angga Dani. 2008. Tata Bahasa Inggris.
Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sastra Bahasa Indonesia.

 Migley, F. 2005. Pembangunan Sosial. Tindilinting P, penerjemah. Jakarta (ID): PT.


Gramedia Pustaka. Terjemahan dari: Social Development.

 Hasim, ed. 2009. Jaringan Sel. Bandung (ID): Pustaka Jaya.

Contoh penulisan daftar pustaka tanpa nama:

 Divisi SDM. 2012. Company Profile. Jakarta: Citra Natural.


 Depag. 2001. Petunjuk Pelaksanaan dan Tata Cara Nikah Adat Jawa. Jakarta: Depag.

Contoh penulisan daftar pustaka dari buku terjemahan, sanduran atau suntingan:

 Prakasa, Ilman (Penerjemah). 1997. Analisa Manajemen Keuangan. Jakarta:


Penerbit Manajemen.

Contoh penulisan buku terjemahan dengan nama penulis sama namun judul berbeda.

 Andriani. 2007. Ekonomi Level Menengah. Semarang: Media Swara.

 _______. 2010. Ekonomi Level Menengah Jilid II. Semarang: Media Swara.

Contoh daftar pustaka dari majalah:

 Pramesja, Wijana. 2009. Majalah. Menuju Fashion Asia. Jakarta:


Majalah Bisnis Fashion, No. 4 Thn. 05 (12 Januari – 20 Februari 2005).

Contoh daftar pustaka dari koran:

 Price,K. 2006. Koran. Get It Cover – Modeling Standard Of Cover with ArcGIS
Network Analyst 9.2. ArcUser Magazine, October – December, 2006, pp. 48 – 53.

Contoh daftar pustaka dari jurnal ilmiah:

 Mustafa, Dimas Eva. 2018. “Sudut Pandang Umum dalam Kanji (Analisis Semiotika
terhadap Buku Kanji Pictographix)”. Jakarta: Universitas Indonesia.

 Indriati E. 1998. “Moral Patterns On Javanese People. Makalah dipresentasikan pada


The Internasional Conference On Paleoanthropology”, October 14 – 16, Beijing.

 Dudung, Hamdun. 2017. “Pendidikan Keluarga sebagai Manifestasi Basic Nilai-Nilai


Plurasime di Dukuh Kalipural Kendal”. Jurnal Pendidikan Dasar Islam. 9(2): 14 –
15.

Contoh daftar pustaka dari website:

 Tino. 2014. “Bahaya Akibat Penyalahgunaan Narkoba Bagi Kesehatan Remaja”,


http://tinoberita.blogspot.com, diakses 4 Juni.

 Syahbana MA. 2014. “Pemanfaatan PIC18F4550 sebagai antarmuka komunikasi USB


untuk pencacahan frekuensi”, http://physics.studentjournal.ub.ac.id/index.p, diakses
pada 10 Juni 2015 pukul 11.23.

Anda mungkin juga menyukai