Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS I


PERBANDINGAN PROSES ELUSI PADA METIL BLUE DAN
METIL ORANGE DENGAN MENGGUNAKAN ELUSI
ETHANOL DAN KLOROFORM

Disusun oleh :
ELVIRA ARIANI MAURUH
32191195F

D3- Analis Kimia


Fakultas Teknik
Universitas Setia Budi
Surakarta
2020/2021
I. TUJUAN
A. Pemisahan campuran zat warna menggunakan metode kromatogradi lapis tipis
B. Pemisahan pewarna metil blue dan metil orange dengan menggunakan
kromatografi lapisi tipis

II. PRINSIP
Partisi zat terlarut ke dalam fasa gerak dan fasa diam pada kromatografi lapis tipis

III. DASAR TEORI


Pada kromatografi lapis tipis fase diam berupa lapisan yang seragam pada
permukaan bidang datar yang didukung oleh lempengan kaca, plat alumunium, dan
atau pelat plastik. Pergerakan fasa gerak atau pengembangan fase gerak bisa
dilakukan dengan dua cara, yaitu secara menaik (ascending) yang terjadi karena
pengaruh gaya kapiler dan secara menurun (descending) yang terjadi karena pengaruh
gaya gravitasi bumi. Beberapa keuntungan dari kromatografi kertas lapis tipis adalah :
 Pelaksanakan KLT lebih mudah dan lebih murah
 Peralatan lebih sederhana
 Identifikasi komponen yang telah dipisahkan dapat dilakukan dengan pereaksi
warna, fluoresensi, atau dengan radiasi menggunakan sinar UV
 Dapat dilakukan elusi menaik, menurun, atau elusi da dimensi
 Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan
ditentukan merupakan bercak yang tidak bergerak

Fase diam dalam kromatografi lapis tipis sering diistilahkan sebagai penyerap.
Fase diam yang sering digunakan adalah silica gel dan serbuk selulosa, namun ada
banyak jenis fasa diam yang lainnya, seperti : alumina, Kieselguhr (tanah diatome)
Gel sephadex, dan lain sebagainya. Dengan diameter penyerap antara 10 – 30 µm.

Pemilihan fase gerak yang tepat akan menyebabkan pemisahan terjadi secara
optimal. Beberapa petunjuk dalam memilih dan mengoptimasi fase gerak, yaitu antara
lain :

 Fase gerrak harus mempunyai kemurnian yang sangat tinggi, karena kromatografi
lapis tipis merupakan teknik yang sensitif
 Daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa sehingga harga Rf terletak
antara 0,2 – 0,8 dengan tujuan agar pemisahan menjadi maksimal
 Untuk pemisahan dengan fase diam polar seperti silica gel, polaritas fase gerak
akan menentukan kecepatan migrasi solut yang berarti juga menentukan Rf.
Polaritas fase gerak dapat diatur dengan memvariasi komposisi fasa gerak.
Misalnya : Fasa gerak adalah campuran antara metil benzen dan di-etil eter, maka
makin besar jumlah metil benzene fase gerak semakin tidak polar atau sebaliknya
 Untuk solut – solut ionik dan solut – solut polar, sebaiknya digunakan campuran
pelarut sebagai fasa geraknya, misalnya campuran air dan metanol dengan
perbandingan tertentu
IV. ALAT DAN BAHAN  Propipet
 Erlenmeyer  Batang pengaduk
 Beaker glass  Mortal dan alu
 Pipet ukur 25 dan 10 ml  Pipa kapilet
 Ethanol
 Metil Blue
 Plat KLT
 Metil Orange
 Plastik wrap
 Sampel paracetamol
 Kloroform

V. PROSEDUR
Pengambilan Kloroform dan Etanol dalam Lemari Asam
1. Mengambil kloroform 15 ml sebagai eluen, dimasukkan ke dalam
beaker glass, ditutup dengan menggunakan plastik wrap
2. Melarutkan sampel parasetamol dalam metanol, kemudian ditutup
dengan menggunakan plastik wrap
3. Mengambil ethanol 15 ml sebagai eluen kedua, dimasukkan ke dalam
beaker glass, ditutup dengan menggunakan plastik wrap agar tidak
menguap
Proses Penjenuhan Eluen (Fase Gerak) dengan Kertas Saring
1. Menjenuhkan setiap eluen dengan menggunakan kertas saring
2. Menyiapkan 2 kertas saring dan eluen yang telah disiapkan yang telah
ditutup plastik wrap
3. Memberi lubang pada plastik wrap, kemudian sesuaikan ukuran lubang
dengan ukuran kertas saring yang akan digunakan
4. Memasukan kertas saring pada lubang yang telah dibuat hingga
menyentuh dasar eluen, ditunggu hingga eluen mencapai ujung kertas
saring bagian paling atas
5. Melakukan cara yang sama pada eluen yang kedua
Penotolan Analit pada Plat KLT
1. Dilakukan penotolan metil orange dan metil blue pada plat KLT yang
telah disiapkan
2. Melakuan pada cara yang sama pada plat yang ke dua

Proses Pergerakan dan Perubahan Analit pada Plat KLT


1. Plat KLT yang telah ditotol dengan metil blue dan metil orange, masing
– masing dimasukan ke dalam eluen yang berbeda, yaitu salah satu pada
eluen ethanol dan yang satunya dimasukkan dalam eluen kloroform
2. Kemudian ditutup kembali dengan menggunakan plastik wrap
3. Mengamati pergerakan Eluen
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum percobaan bejana kromatografi ditutup dengan
menggunakan plastik krap, hal ini berguna untuk mencegah gas masing –
masing eluen keluar. Proses penjenuhan pada masing – masing bejana
kromatografi bertujuan agar ruangan dalam bejana kromatografi terpenuhi
oleh gas eluen maka proses elusi akan lebih cepat terjadi. Pada hasil
pengamatan yang diperoleh, plat KLT yang terdapat dalam bejana
kromatografi yang berisi eluen ethanol lebih proses elusinya dari pada
dengan plat KLT yang berisi eluen kloroform. Pada plat KLT dengan
eluen ethanol, totolan metil orange terbawa eluen sehingga naik keatas,
sedangkan pada totolan metil blue tidak ada perubahan. Plat KLT yang
dengan eluen kloroform baik totolan metil orange maupun totolan blue,
tidak terbawa eluen, sehingga masih sama. Hal ini disebabkan, metil
orange merupakan larutan yang bersifat polar bertemu dengan ethanol
yang juga bersifat polar, sehingga metil orange dapat terbawa eluen
ethanol naik keatas permukaan plat KLT. Pada titik metil blue tidak
terbawa eluen ethanol, hal ini mungkin disebabkan penotolan metil blue
menghasilkan titik lingkaran dengan ukuran yang cukup besar, sehingga
menghambat terbentuknya noda warna pada titik metil blue. Sedangkan
pada plat KLT pada bejana yang diisi eluen kloroform tidak bisa terbawa
eluen, karena kloroform memiliki sifat larutan non polar bertemu dengan
metil orange dan metil blue yang bersifat polar, sehingga tidak bisa
menghasilkan warna noda metil orange maupun metil blue.

VII. KESIMPULAN
 Penutupan pada bejana kromatografi betujuan agar gas eluen tidak ada
yang keluar dari bejana
 Proses penjenuhan pada bejana kromatografi berguna untuk
mempercepat proses elusi
 Penotolan yang berlebihan akan membuat proses elusi gagal, sehingga
noda warna tidak bisa terbawa eluen naik
 Sifat sampel yang bersifat polar sehingga pada bejana yang berisi
eluen yang bersifat polar (ethanol) dapat terjadi proses elusi pada
sampel metil orange. Sedangkan pada eluen yang bersifat non polar
(kloroform) yang berbeda dengan sampel, maka tidak terjadi proses
elusi.

Anda mungkin juga menyukai