Disusun oleh :
ELVIRA ARIANI MAURUH
32191195F
II. PRINSIP
Partisi zat terlarut ke dalam fasa gerak dan fasa diam pada kromatografi lapis tipis
Fase diam dalam kromatografi lapis tipis sering diistilahkan sebagai penyerap.
Fase diam yang sering digunakan adalah silica gel dan serbuk selulosa, namun ada
banyak jenis fasa diam yang lainnya, seperti : alumina, Kieselguhr (tanah diatome)
Gel sephadex, dan lain sebagainya. Dengan diameter penyerap antara 10 – 30 µm.
Pemilihan fase gerak yang tepat akan menyebabkan pemisahan terjadi secara
optimal. Beberapa petunjuk dalam memilih dan mengoptimasi fase gerak, yaitu antara
lain :
Fase gerrak harus mempunyai kemurnian yang sangat tinggi, karena kromatografi
lapis tipis merupakan teknik yang sensitif
Daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa sehingga harga Rf terletak
antara 0,2 – 0,8 dengan tujuan agar pemisahan menjadi maksimal
Untuk pemisahan dengan fase diam polar seperti silica gel, polaritas fase gerak
akan menentukan kecepatan migrasi solut yang berarti juga menentukan Rf.
Polaritas fase gerak dapat diatur dengan memvariasi komposisi fasa gerak.
Misalnya : Fasa gerak adalah campuran antara metil benzen dan di-etil eter, maka
makin besar jumlah metil benzene fase gerak semakin tidak polar atau sebaliknya
Untuk solut – solut ionik dan solut – solut polar, sebaiknya digunakan campuran
pelarut sebagai fasa geraknya, misalnya campuran air dan metanol dengan
perbandingan tertentu
IV. ALAT DAN BAHAN Propipet
Erlenmeyer Batang pengaduk
Beaker glass Mortal dan alu
Pipet ukur 25 dan 10 ml Pipa kapilet
Ethanol
Metil Blue
Plat KLT
Metil Orange
Plastik wrap
Sampel paracetamol
Kloroform
V. PROSEDUR
Pengambilan Kloroform dan Etanol dalam Lemari Asam
1. Mengambil kloroform 15 ml sebagai eluen, dimasukkan ke dalam
beaker glass, ditutup dengan menggunakan plastik wrap
2. Melarutkan sampel parasetamol dalam metanol, kemudian ditutup
dengan menggunakan plastik wrap
3. Mengambil ethanol 15 ml sebagai eluen kedua, dimasukkan ke dalam
beaker glass, ditutup dengan menggunakan plastik wrap agar tidak
menguap
Proses Penjenuhan Eluen (Fase Gerak) dengan Kertas Saring
1. Menjenuhkan setiap eluen dengan menggunakan kertas saring
2. Menyiapkan 2 kertas saring dan eluen yang telah disiapkan yang telah
ditutup plastik wrap
3. Memberi lubang pada plastik wrap, kemudian sesuaikan ukuran lubang
dengan ukuran kertas saring yang akan digunakan
4. Memasukan kertas saring pada lubang yang telah dibuat hingga
menyentuh dasar eluen, ditunggu hingga eluen mencapai ujung kertas
saring bagian paling atas
5. Melakukan cara yang sama pada eluen yang kedua
Penotolan Analit pada Plat KLT
1. Dilakukan penotolan metil orange dan metil blue pada plat KLT yang
telah disiapkan
2. Melakuan pada cara yang sama pada plat yang ke dua
VII. KESIMPULAN
Penutupan pada bejana kromatografi betujuan agar gas eluen tidak ada
yang keluar dari bejana
Proses penjenuhan pada bejana kromatografi berguna untuk
mempercepat proses elusi
Penotolan yang berlebihan akan membuat proses elusi gagal, sehingga
noda warna tidak bisa terbawa eluen naik
Sifat sampel yang bersifat polar sehingga pada bejana yang berisi
eluen yang bersifat polar (ethanol) dapat terjadi proses elusi pada
sampel metil orange. Sedangkan pada eluen yang bersifat non polar
(kloroform) yang berbeda dengan sampel, maka tidak terjadi proses
elusi.