DISUSUN OLEH :
NAMA: ACHMAD ADITYA WIGUNA
NIM: 6193321011
KELAS: PKO E 2019
PENDIDIKAN KEPELATIHAN
OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAN
UNIVERSITAS NEGRIMEDAN
KATA PENGANTAR
(………………….)
PENULIS
BAB I
1. LATAR BELAKANG
Cedera sering dialami oleh seorang atlit, seperti cedera goresan, robek pada
ligamen, atau patah tulang karena terjatuh. Cedera tersebut biasanya memerlukan
pertolongan yang profesional dengan segera. Banyak sekali permasalahan yang
dialami oleh atlit olahraga, tidak terkecuali dengan sindrom ini. Sindrom ini
bermula dari adanya suatu kekuatan abnormal dalam level yang rendah atau
ringan, namun berlangsung secara berulang-ulang dalam jangka waktu lama. Jenis
cedera ini terkadang memberikan respon yang baik bagi pengobatan sendiri. Tak
ada yang menyangkal jika olahraga baik untuk kebugaran tubuhdan melindungi
kita dari berbagai penyakit.
Cedera olahraga adalah segala macam cedera yang timbul pada saat latihan
ataupun pada waktu pertandingan ataupun sesudah pertandingan (Hardianto
Wibowo,1995:11). Cedera merupakan rusaknya jaringan yang disebabkan adanya
kesalahan teknis, benturan, atau aktivitas fisik yang melebihi batas beban latihan,
yang dapat menimbulkan rasa sakit akibat dari kelebihan latihan melalui
pembebanan latihan yangterlalu berat sehingga otot dan tulang tidak lagi dalam
keadaan anatomis (Cava,1995:145)
2. RUMUSAN MASALAH
MACAM-MACAM CEDERA
Faktor Penyebab Terjadinya Cedera
Penanganan cedera
Cara pencegahan terjadinya cedera
3. TUJUAN MAKALAH
PEMBAHASAN
2. Kram Otot
Kram otot merupakan kontraksi otot tertentu yang berlebihan dan
terjadi secara mendadak dan tanpa disadari. Menurut Kartono Mohammad
(2001) kram otot terjadi karena letih, biasanya terjadi saat malam hari atau
karena kedinginan, dandapat pula karena panas, dehidrasi, trauma pada
otot yang bersangkutan atau kekurangan magnesium.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kram otot. Pada
saat otot mengalami kelelahan dan secara tiba-tiba meregang, maka otot
tersebut dengan terpaksa akan meregang secara penuh dan ini dapat
mengakibatkan kram. Menurut Taylor (1997: 127) kram disebabkan oleh
adanya ketidaksempurnaan biomekanik tubuh karena adanya malalignment
(ketidaksejajaran) dari bagian kaki bawah, atau karena keadaan otot yang
terlalu kencang, kekurangan beberapa jenis mineral tertentu
(defisiensi) yang dibutuhkan oleh tubuh juga dapat mempengaruhi
terjadinya kram otot, seperti kekurangan zat sodium, potassium, kalsium,
zat besi, dan fosfor, dan terbatasnya suplai darah yang tersedia pada otot
tersebut sehingga menyebabkan terjadinya kram otot. Pada intinya, kram
otot terjadi karena terjadinya penumpukan asam laktat diotot karena
mengalami kelelahan.
3. Lepuh (blisters)
Menurut Ronald P. Pfeiffer (2009:36) lepuh merupakan timbulnya
benjolan di kulit dan didalamnya terdapat cairan berwarna bening. Lepuh
terjadi akibat penggunaan peralatan yang tidak pas, peralatan masih baru,
atau peralatan yang lama seperti sepatu yang terlalu kecil.
7.Dislokasi
C. PENANGANAN CEDERA
Banyak orang sering kali langsung memijat bagian tubuh ketika baru
mengalami cedera olahraga. Padahal tindakan itu kurang dianjurkan karena justru
dapat memperparah luka yang dialami. Pasalnya, saat bagian tubuh mengalami
cedera, otot ligamen maupun tendon akan terluka. Ketika luka ini dipijat, dapat
membuat kondisi trauma yang terjadi semakin parah. Kondisi cedera olahraga itu
pun kemudian bisa kian parah dan sulit disembuhkan. Selain itu, ketika terjadi
cedera pada tubuh saat olahraga, siapa saja disarankan untuk segera menghentikan
segala aktivitas
Penanganan cedera yang tepat adalah diawali dengan melakukan metode
“RICE” yaitu Rest, Ice, Compression, and Elevation untuk membantu menghilangkan
rasa sakit, mengurangi pembengkakan, dan mempercepat penyembuhan.
Berikut penjelasan contoh penanganan cedera olahraga :
1. Rest
Istirahatkan bagian tubuh yang mengalami cedera.
2. Ice
Letakkan bungkusan es (ice pack) pada bagian tubuh yang mengalami
cedera. Lakukan selama 20 menit, 4 – 8 kali sehari.
3. Compressing
Balut bagian tubuh yang mengalami cedera dan ditekan agar tidak terjadi
pembengkakkan.
4. . Elevation
Tinggikan posisi bagian tubuh yang mengalami cedera agar transportasi
aliran darah kembali lancar.
Apabila kondisi cedera ini belum membeaik dengan tindakan tersebut,maka
para ahli biasanya akan memberikan tindakan lebih lanjut sesuai dengan cedera
yang di alamai atlet tersebut terapi atau pijat
Berikut penjelasan pada bagian tindakan lebih lainjut :
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Cedera atau luka adalah sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh
yang dikarenakan suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi. Cedera yang
sering dialami oleh seorang atlit, seperti cedera goresan, robek pada ligamen, atau
patah tulang karena terjatuh. Cara yang lebih efektif dalam mengatasi cedera
adalah dengan memahami beberapa jenis cedera dan mengenali bagaimana tubuh
kita memberikan respon terhadap cedera tersebut. Juga, akan dapat untuk
memahami tubuh kita, sehingga dapat mengetahui apa yang harus dilakukan
untuk mencegah terjadinya cedera, bagaimana mendeteksi suatu cedera agar tidak
menjadi parah, bagaimana mengobatinya dan kapan meminta pengobatan secara
profesional.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA