HENRI LEFEBVRE
(studi kasus pemanfaatan alun-alun oleh PKL)
PROPOSAL
Oleh:
Wahyu Firmansyah
NIM 220160008
n^6-^- i-i
r/!r160rr .lit^r^-t'^- L^L.,'^
rrrr ulLwtuPhulr uulrlvo .l-.;^.;
Jr\rlyJr 1-^.i!-,,+
u!r rl\ut,
NIM .2290160008
b) Alun-alun ........................................................................................... 7
ii
c. Ruang Representasi (Reprecentational Spaces) ........................ 18
C. Kerangka Pemikiran................................................................................ 20
LAMPIRAN-LAMPIRAN 40
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR BAGAN
v
1
Banten. Sebagai salah satu daerah yang memiliki alun-alun di kabupaten Lebak,
sebagai tempat mencari hiburan dengan melakukan wisata kuliner juga sekedar
nongkrong.
Hal ini dipicu oleh pedagang kaki lima dan penyedia jasa sewa mainan yang
jumlah pedagang kaki lima semakin hari semakin bertambah seiring dengan
renovasi pada tahun 2017 silam. Dan pada tahun 2020, pedagang kaki lima di
alun.
alun-alun Malingping ini memiliki waktu berjualan yang relatif tak menentu. Pagi
hari didominasi oleh pedagang yang menjajankan makanan untuk sarapan, dan
sore sampai malam hari didominasi pedagang dengan berbagai jenis produk
dagangan, dari makanan berat dan ringan, sampai minuman yang bervariasi.
menggambarkan kondisi lokasi pedagang kaki lima berjualan dan kondisi siang
2
dan malam pada video dokumentasi V5KS dan V6KM. Pada mula nya sebelum
renovasi alun-alun, pedagang kaki lima hanya berjualan dibagian selatan karena
ruang atas ruang material (alun-alun) sehingga memproduksi ruang baru yaitu
ruang yang hidup atau ruang sosial didalamnya. Berbicara tentang ruang, secara
umum ruang dipahami sebagai ruang fisik yang berwujud objek yang bisa dilihat
yang hidup menjadi salah satu bidang kajian dalam sosiologi. Teori produksi
ruang ini diperkenalkan oleh seorang tokoh sosiolog Prancis Henri Lefebvre
Lefebvre menegaskan bahwa ruang fisik dan ruang sosial bukanlah dua
bagian yang berbeda, tetapi ruang fisik mempengaruhi ruang sosial terbentuk
interaksi antar ruang fisik dengan masyarakat sehingga membentuk ruang yang
hidup atau ruang sosial. Contohnya seperti alun-alun (ruang fisik) menjadi tempat
Selain itu, ruang menrut Lefebvre terbagi menjadi dua, yakni ruang mutlak
dan ruang abstrak. Ruang mutlak merupakan ruang yang secara alami terbentuk
tanpa dipengaruhi oleh aspek dari luar, seperti di sebuah perkampungan suatu
ruang sosial terbentuk di tempat air mengalir sebagai sarana mencuci. Sedangkan
ruang abstrak adalah ruang yang diabstraksi atau dpengaruhi oleh aspek ekonomi,
politik dan teknologi. Lefebvre lebih menekankan bahwa produksi ruang hadir
direproduksi.
Fokus penelitian adalah batasan penelitian agar jelas arah maupun ruang
lingkup yang akan diteliti. Oleh karena itu, pada penelitian ini penulis
sebagai ruang publik yang diproduksi untuk menciptakan praktik jual beli.
Berdasarkan fokus dari judul diatas, penelitian ini dilihat dari substansi
adalah :
B. Peran apa yang paling mempengaruhi produksi ruang yang dilakukan oleh
V. Tujuan Penelitian
A. Manfaat Teoritis
B. Manfaat Praktis
BERFIKIR
A. Kajian Pustaka
a) Produksi Ruang
musik, dan lain sebagainya yang hidup; sebagai bentuk-bentuk lain dari
menghasilkan ruang baru yang hidup dimana ruang fisik itu diproduksi melalui
hubungan dan relasi sosial yang terdapat dalam ruang itu sendiri.
b) Alun-alun
hamparan rumput hijau yang luas, dikelilingi oleh jalan dan dijadikan tempat
sebagai simbol sebuah daerah, karena letaknya menjadi suatu objek penanda
“Kata alun – alun berasal dari kata Halun – halun (dalam bahasa jawa
kuno / kawi) yang diasosiasikan sebagai suatu tempat yang memiliki sifat
telaga dengan riak yang tenang, sifat ini diperlukan oleh konsep
Seperti hal nya yang dijelaskan oleh Santoso, 2008 dalam (Susanti,
2015:126) bahwa alun-alun memiliki tiga konsep yaitu kosmos, kultur dan kuasa,
Area kosmos berupa lahan terbuka hijau yang berbentuk shaf sholat. Pada
area ini dibuka pada waktu tertentu yaitu idul adha dan idul fitri. Ruang
Baiturrahim.
prakolonial makna dari penggunaan ruang terbuka ini terbagi dua menjadi
9
yang sakral dan profan. Namun pada masa ini keduanya menjadi satu dan
kabur dari makna sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh banyak aspek
penguasa.
Ruang kuasa yang dimaksud yaitu berupa hamparan ruang terbuka yang
alun area ini digunakan sebagai tempat berdialog rakyat dengan para
penguasa.
Menurut Evens dan Korff, pedagang kaki lima merupakan suatu bagian
dari ekonomi informal dimana produksi barang dan jasa yang berada diluar
pedagang kaki lima atau disingkat PKL adalah pedagang yang menggunakan bahu
kaki lima adalah istilah untuk menyebut penjaja dagangan yang menggunakan
10
gerobak. Istilah ini berawal dari pengamatan dimana gerobak memliki tiga “kaki”
kolonial Belanda yang menetapkan bahwa setiap jalan raya yang dibangun
hendaknya menyediakan layanan untuk para pejalan kaki (Jamaludin, 2017 : 287).
Dari sini, sudah dapat dibayangkan bahwa pedagang kaki lima muncul pada saat
jalan raya dibangun untuk pejalan kaki, dimana para penjaja dagangan ini
berbagai cara, yaitu dengan cara berkeliling bahkan menetap di suatu tempat.
Sebagaimana salah satu karakteristiknya adalah dimana ramai orang, disitu ada
Adapun karakteristik dan pola aktifitas pedagang kaki lima adalah sebagai
berikut :
a) Karakteristik
sektor informal. Menurut Widodo (2000: 29) dalam Jamaludin (2017 : 288-289),
depan toko yang dianggap strategis. Ada juga yang menggunakan meja,
submarginal.
6. Kualitas barang yang dijual realtif rendah, bahkan ada yang khusus
9. Jarang ditemukan khusus pedagang kaki lima yang sukses secara ekonomi
12. Barang yang ditawarkan tidak berstadar, dan perubahan jenis barang yang
13. Tawar-menawar antar pembeli dan penjual menjadi ciri khas pada usaha
14. Sebagian PKL, melaksanakan secara penuh, yaitu berupa full time job,
sebagian lagi melakukannya setelah jam kerja atau pada waktu senggang
15. Sebagian PKL, melakukan pekerjaannya secara musiman, dan terlihat jenis
18. Masyarakat sering beranggapan bahwa para PKL adalah kelompok yang
19. Karena faktor pertentangan kepentingan, kelompok PKL yang sulit bersatu
dalam bidang ekonomi meskipun perasaan setia kawan yang kuat diantara
mereka.
20. Waktu kerja tidak menunjukan pola yang tetap, hal ini menunjukan seperti
“bahwa pola aktifitas yang berkaitan dengan lokasi dan waktu, yaitu
waktu yang digunakan oleh pedagang kaki lima mengikuti pola hidup masyarakat
sempit.
menempati suaatu lokasi dan waktu berdagang mereka adalah saat teramai di
suatu tempat. Namun akan berbeda antara saat ramai pada lokasi lokasi pusat
dua, yaitu perdagangan jalanan dan pasar informal. Namun dalam penelitian kali
ini, akan membahas perdagangan jalanan yang merupakan pedagang kaki lima.
menyesuaikan dengan lokasi (Mc. Gee dan Yeung, 1977: 82-83 dalam Jamaludin,
anak-anak muda, maka pedagang kaki lima yang berjualan di alun-alun menjual
Bentuk sarana fisik pedagang kaki lima sangat dipengaruhi oleh jenis
dagangan yang dijual. Menurut Mc. Gee dan Yeung (1977: 82-83), di kota Asia
sederhana dan mudah dipindahkan atau dibawa dari satu tempat ke tempat lain.
a) Pikulan atau keranjang yang digunakan oleh para pedagang yang keliling
(mobile hawkers) atau semi-menetap (semi static). Hal ini bertujuan agar
b) Gelaran atau alas, berupa kain, tikar, terpal, kertas, dan sebagainya.
c) Jongko atau meja, baik yang beratap maupun tidak beratap. Sarana ini
d) Gerobak atau kereta dorong yang beratap ataupun tidak beratap, bisa
digunakan oleh PKL, baik yang menetap maupun yang tidak menetap.
rokok.
e) Warung semi permanen terdiri atas beberapa gerobak yang diatur berderet
terpal atau plastik yang tidak tembus air. PKL dengan sarana ini adalah
merupakan bangunan semi permanen yang dibuat dari papan dan kayu.
konsumennya. Contoh lain seperti kantin yang ada di kampus atau sekolah.
Pada tipe ini, pedagang ini memiliki sifat atau jenis dagangan yang sama,
pedagang dalam tipe ini memiliki pola yang terjadi di sepanjang atau di
16
B. Kerangka Teori
yang terjadi di alun-alun Malingping salah satunya oleh pedagang kaki lima.
Henry Lefebvre merupakan salah satu tokoh sosiolog Marxis Prancis yang
membahas ruang. Henri Lefebvre merupakan salah seorang filsuf kiri Prancis
yang penting walau tidak sepopuler filsuf Marxis. Lahir di 1901 dan meninggal di
Ruang menurutnya terbagi menjadi dua, yakni; ruang mutlak dan ruang
abstrak. Ruang mutlak berbicara tentang bagaimana ruang terbentuk secara alami
dan natural seperti gua, gunung, sungai, pantai, laut dll. Ruang mutlak
menghasilkan praktik praktik keagamaan dan politik yang di bentuk dari ikatan
persamaan, tanah dan bahasa. Sedangkan ruang abstrak adalah ruang yang telah
dipengaruhi dan dimanipulasi oleh berbagai aspek dengan latar belakang sejarah
kemajuan umat manusia pada zaman revolusi industri, yaitu politik, ekonomi, dan
inersia atau sesuatu yang tidak dapat diubah atau hanya diam tak bergerak. Ruang
juga bukan sesuatu yang bersifat netral yang sudah jadi. Melainkan sesuatu proses
yang diproduksi secara terus menerus dan berkaitan secara spasial (Lefebvre,
1991 : 68).
suatu objek konkret yang memisahkan ruang yang bersifat idea dan ruang yang
nyata. Ruang menurutnya tidak semata-mata dipahami sebagai dua hal yang
suatu produk yang dihasilkan dari objek yang diproduksi secara material.
Sementara pada saat yang bersamaan, hasil yang dimunculkan beroprasi tidak
18
yang ia sebut sebagai tiga rangkaian konseptual atau a tirad conceptual untuk
menjelaskan bagaimana ruang sosial itu dihasilkan. Maka yang dimaksud a triad
proses ini ruang dapat dihasilkan melalui keberlangsungan dari hubungan sosial
dan dapat membentuk karakteristik di tiap bentuk ruang Hal ini memicu
dengan berbagai kepentingan dan simbol. Interseksi relasi ruang antara praktik
dengan segala bentuk yang ada dalam ruang. Dapat dikatakan pada ruang
19
representasi ini merupakan proses hadirnnya sebab akibat dari hubungan praktik
Merujuk pada teori di atas jika dihubungkan dengan penelitian ini maka
Praktik spasial menjadi salah satu tahap dimana ruang fisik menghasilkan
ruang baru yang disebut ruang sosial. Praktik atau tindakan memproduksi ini
nya sendiri. Seperti pedagang kaki lima yang menggunakan alun-alun menjadi
mewacanakan ruang tersebut menjadi “sesuatu”. Para pedagang kaki lima yang
menjadi tempat untuk berdagang. Maka ruang tersebut telah dikonsepkan menjadi
simbol atas ruang tersebut. Alun-alun dipahami sebagai lokasi wisata kuliner
untuk masyarakat, sehingga melahirkan ruang-ruang baru yang satu sama lain
alun-alun.
20
C. Kerangka Pemikiram
menjadikan lokasi tersebut memiliki potensi pendapatan lebih bagi para pedagang
kaki lima. Pasca renovasi alun-alun, memunculkan beberapa jenis ekonomi sektor
informal yang salah satunya adalah pedagang kaki lima. Fenomena jumlah
pedagang kaki lima yang semakin bertambah banyak dapat dilihat secara teoritis
tersebut.
Ruang dapat dibagi menjadi dua, yakni ruang mutlak yang terbentuk
secara alami tanpa pengaruh dari luar. Dan ruang abstrak atau abstraksi ruang.
Ruang ini dipengaruhi oleh tiga aspek yaitu aspek ekonomi, politik dan teknologi
Dalam hal ini, teori tersebut akan digunakan untuk menjadi landasan
dalam penelitian ini sehingga dapat menjawab fenomena produksi ruang yang
- Ekonomi
- Politik
- Teknologi
22
A. Metode Penelitian
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya
B. Teknik Penelitian
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
dan dokumentasi.
a. Observasi
mendapatkan data dari hasil pengamatan dari pedagan kaki lima yang berjualan di
alun-alun Malingping.
b. Wawancara
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan
186).
yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-ide nya (Sugiyono, 2016: 233).
24
Pada saat wawancara berlangsung, peneliti hendak mendengarkan secara teliti dan
c. Dokumentasi
tulisan, gambar maupun gambar hidup atau video (Sugiyono, 2016: 240). Namun
memperkuat kredibilitas dari foto atau video, Maka peneliti akan membuat catatan
Konsep analisis data (Bogdan & Biklen, 1982 dalam Moleong, 2016: 248)
apa yang penting dan apa yang dipelajari, dam memutuskan apa yang dapat
melakukan koding, dapat dipahami bahwa ada yang menemukan proses, ada pula
analisis data.
apakah data yang dikumpulkan dapat dipercaya atau valid. Maka dibutuhkan
Ada beberapa teknik untuk memeriksa keabsahan data, namun dalam hal
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu dari yang lain. Diluar
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
metode, penyidik, dan teori. Teknik triangulasi yang banyak digunakan ialah
dan sebagai pembanding terhadap data yang dikumpulkan. Lihat diagram 3.1.
Pemerintah
Kecamatan
Analisis data cara mencari dan menyusun secara sistematis yang diperoleh
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih yang penting dan yang akan dipelajari,
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami diri sendiri maupun orang lain
dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2016: 246), dimana Miles dan Huberman
mengatakan bahwa aktivitas dalam analisis data, terdiri dari reduksi data,
Pengumpulan Penyajian
Data Data
Verifikasi/
Reduksi Data Penarikan
Kesimpulan
a) Reduksi Data
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,
penelitian ini yaitu dengan memberikan kode pada inisial narasumber penelitian,
selain memberikan kode inisial dari narasumber juga memberikan kode pada
b) Penyajian Data
28
Penyajian Data Reduksi data Simpulan/ Verifikasi dilakukan dalam bentuk uraian
mendisplay data, maka akan mudah memahami apa yang terjadi, merencanakan
c) Penarikan Kesimpulan
yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke
melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui
observasi dan wawancara. Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri, baik pada
29
grand tour question, tahap focused dan selection, melakukan pengumpulan data,
atau idiosinkratik.
cara melalui teknik pengumpulan data. Adapun sumber data merupakan sesuatu,
seseorang yang dapat memberikan dan mendapatkan informasi mengenai data dari
permasalahan yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2016: 137), bila dilihat dari
sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan
sumber sekunder.
pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau
Primer Sekunder
Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi ke dalam
kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan data statistik”
b. Sumber Tertulis
c. Foto
d. Data Statistik
31
mencakup aspek tempat, sumber informasi, dan aktivitas yang berinteraksi secara
Terdapat dua jenis ekonomi informal yang ada di alun-alun yaitu pedagang
jasa sewa mainan untuk rekreasi anak-anak dan pedagang kaki lima yang tersebar
jumlah 45 pedagang yang terbagi disetiap bagiannya, jumlah pedagang kaki lima
Bagian Jumlah
Selatan/berhadapan dengan SD 9
Total 45
32
Jumlah pedagang kaki lima yang terbagi dalam empat bagian ini terbagi
menjadi 3 jenis umum produk yang dijual yaitu penjual makanan berat, makanan
Barat - 4 6
Selatan 2 4 3
Timur 4 4 3
Utara 6 3 6
Total 12 15 18
Adapun jenis pkl di alun-alun Malingping terbagi menjadi dua jenis PKL
yaitu PKL yang menetap dan semi menetap, yang akan dijabarkan sebagai berikut
Barat 5 5
Selatan 9 -
Timur - 11
Utara - 15
Total 14 31
menjadi 4 bagian dibagian, barat : 10, selatan : 9, timur : 11 dan utara : 15, dan
33
juga terbagi menjadi 3 jenis produk yang dijual yaitu makanan berat, makanan
Adapun dengan jenis pedagang kaki lima terbagi dua yaitu pkl yang menetap dan
menetap).
Camat
Sekmat
Kasi Pelum
c. Pengunjung alun-alun
berikut :
Kelompok Individu
Rekreasi Rekreasi
Kuliner Kuliner
yang sudah ditentukan. Maka jumlah data penelitian ini sebagai berikut :
a. Ekonomi Informal, jumlah data dalam kriteria ini akan mengambil sample
produknya.
akan dijadikan sample dalam penelitian ini adalah Camat dan dua jabatan
bagian Kasi Ekonomi dan Kesos, dan Kasi Ketentramann dan Ketertiban,
35
prov. Banten. Peneliti memilih lokasi ini karena pertama merupakan lokasi tempat
tinggal yang tidak jauh dari lokasi penelitian, kedua peneliti menemukan suatu
dokumentasi.
36
Kegiatan Tahun/Bulan
Des Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agus Sep
Pengajuan
Judul
Bimbingan &
penyusunan
proposal
Seminar
proposal
Revisi
proposal
Penelitian
Bimbingan
skripsi
Sidang skripsi
Revisi skripsi
37
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Rajawali Pers.
Sumber Jurnal :
Pembangunan LIPI.
10.21776/ub.sosiologi.jkrsb.2019.003.2.04.
DOI:10.21776/ub.sosiologi.jkrsb.2018.001.2.07.
39
Urry, J. (2017). Sosiologi Ruang dan Tempat. Jurnal Kajian Ruang Sosial-
LAMPIRAN 1
Catatan pengamatan
berpindah.
alun.
41
alun.
trotoar alun-alun.
alun.
LAMPIRAN 2
MATRIKS PENELITIAN
Judul Variabel Sub Variabel Indikator Sumber data Metode Penelitian Fokus Penelitian
Produksi - Produksi - Praktik Abstrak : 1. Primer : 1. Pendekatan penelitian : 1. Peran teknologi, ekonomi
Ruang Alun- ruang Spasial - Ekonomi - Pengunjung Kualitatif dan politik terhadap
alun - Representasi - Politik alun-alun 2. Teknik penelitian produksi ruang yang
Malingping Ruang - Teknologi - Pedagang a. Pengumpulan data : terjadi di alun-alun
oleh - Ruang kaki lima - Observasi Malingping oleh PKL.
pedagang Representasi - Pemerintah - Wawancara
kaki lima kecamatan - Dokumentasi
b. Validasi :
2. Sekunder : - Triangulasi sumber
- Pengamatan 3. Analisis data :
- Dokumentasi a. Reduksi data
- Kepustakaan b. Penyajian data
c. Penarikan kesimpulan
- Karakteristik - Alun-alun
43
LAMPIRAN 3
PEDOMAN WAWANCARA