RMK Audit Siklus Pendapatan Pengujian Substantif (Tria Nurdayanti - A031181311)
RMK Audit Siklus Pendapatan Pengujian Substantif (Tria Nurdayanti - A031181311)
TUGAS RANGKUMAN
Oleh :
DEPARTEMEN AKUNTANSI
Piutang meliputi jumlah yang harus dibayar pelanggan, karyawan, dan afiliasi atas akun
terbuka, wesel, serta pinjaman, dan bunga akrual atas saldo semacam itu. Piutang kotor
pelanggan atas transaksi penjualan kredit memiliki akun kontra yaitu penyisihan untuk
piutang tak tertagih. Penyisihan untuk piutang tak tertagih merupakan hal penting untuk
mengingat kembali bahwa dengan mengaudit piutang usaha, auditor dapat mengaudit
penjualan yang berkaitan. Penjualan yang paling mungkin menghadirkan potensi salah saji
merupakan penjualan yang tidak dapat ditagih. Untuk merancang pengujian substantif atas
akun-akun ini, auditor pertama-tama harus menentukan tingkat risiko pengujian rincian yang
dapat diterima untuk setiap asersi signifikan yang berkaitan.
PROSEDUR AWAL
Titik awal untuk memulai setiap pengujian audit adalah memperoleh pemahaman
tentang bisnis dan industri klien. Auditor juga harus memahami persyaratan perdagangan
standar, pengalaman penagihan dengan klien dan industry, aspek musiman dari industry
tersebut, dan luas konsentrasi bisnis dengan pelanggan tertentu. Pengetahuan ini memberikan
konteks untuk mengevaluasi hasil prosedur analitis, pengujian pengendalian, dan pengujian
substantif. Sebagai contoh, bukti yang diperoleh ketika melakukan pengujian rincian
transaksi dan saldo, seperti harga faktur atau besarnya piutang untuk pelanggan tertentu,
harus konsisten dengan harapan atau ekspektasi tentang persaingan industry, kapasitas wktu
produktif perusahaan, dan eksistensi pelanggan utama.
Prosedur awal yang penting untuk memverifikasi piutang usaha dan akun penyisihan
terkait adalah menelusuri saldo awal periode berjalan ke saldo akhir yang telah diaudit dalam
kertas kerja tahun sebelumnya (jika dapat dilakukan). Selanjutnya, aktivitas periode berjalan
dalam akun pengendali buku besar dan akun penyisihan terkait harus direview untuk setiap
ayat jurnal yang signifikan, yang tidak biasa dari segi sifat atau jumlah, yang memerlukan
investigasi khusus. Sebagai contoh, auditor harus menginvestigasi setiap piutang dan
pendapatan yang belum dibukukan dengan cara mencatat faktur penjualan dalam jurnal
penjualan. Di samping itu, daftar dari seluruh saldo pelanggan, yang disebut neraca saldo
piutang usaha (accounts receivable trial balance), juga telah diperoleh (biasanya dalam
bentuk digital). Auditor biasanya menggunakan perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk
memeriksa penjumlahan secara vertical (foot) dalam neracasaldo piutang usaha dan totalnya
harus dibandingkan dengan (1) total buku pembantu atau file induk yang telah disiapkan dan
(2) akun pengendali buku besar. Auditor juga harus membandingkan sampel saldo pelanggan,
yang ditunjukkan pada neraca saldo, dengan yang ada dalam buku pembantu dan sebaliknya
untuk menentukan bahwa neraca saldo telah akurat serta kelengkapan representasi yang
mendasari catatan akuntansi. Hal ini kemudian dapat berfungsi sebagai representasi fisik atas
populasi piutang usaha yang akan mendapat pengujian substantif lebih lanjut.
Selain itu, auditor juga dapat membuat neraca saldo piutang usaha secara langsung dari
file induk klien dengan menggunakan perangkat lunak audit. Jika auditor dapat memperoleh
catatan klien dalam mesin yang dapat membaca formulir, maka dia juga dapat menggunakan
perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk mengidentifikasi pelanggan yang signifikan,
menganalisis volume transaksi dengan pelanggan, dan mengidentifikasi transaksi yang tidak
biasa atau transaksi dengan volume tinggi mendekati akhir tahun.
PROSEDUR ANALITIS
Tujuan auditor dalam melakukan prosedur analitis adalah mengembangkan ekspektasi
atas saldo piutang usaha, hubungan piutang usaha dengan penjualan, dan marjin kotor
perusahaan. Auditor harus mengarahkan perhatian utamanya pada kenaikan piutang dan
pendapatan yang tidak diharapkan. Prosedur analitis akan dilaksanakan dalam tahap akhir
dari penugasan untuk memastikan bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian rincian
konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan pada laporan keuangan.
Konfirmasi Piutang
Konfirmasi piutang usaha mencakup komunkasi tertulis secara langsung antara pelanggan
dan auditor
PROSEDUR AUDIT YANG BERLAKU UMUM
Konfimasi piutang adalah prosedur sudit yang berlaku umum. AU 330, proses konfimasi
(SAS 67), Menyatakan ada anggapan bahwa auditor akan meminta konfirmasi piutang selama
melakukan audit, kecuali:
Piutang usaha bersifat tidak material terhadap laporan keuangan
Penggunaan konfirmasi akan menjadi tidak efektif sebagai suatu prosedur audit
Penilaian gabungan auditor atas resiko inheren serta resiko pengendalian
Auditor yang tidak meminta konfirmasi piutang harus mendokumentasikan dalam kertas
kerjanua bagaimna dia mengatasi anggapan bahwa konfirmasi harus diajukan.
Kadang-kadang, klie erhak melarang auditor untuk mengkonfirmasi setiap atau piutang usaha
tertentu. Larangan ini mencerminkan adanya batasan serius atas lingkup audit yang
mengakibatkan penolakan untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan.
FORMULIR KONFIRMASI
Ada dua formulir permintaan konfirmasi:
1. Konfirmasi Positif
2. Konfirmasi Negatif
Bentuk konfirmasi positif pada umumnya menghasikan bukti yang lebih baik, karena
dalam konfirmasi negatif, kelalaian untuk menerima jawaban hanya akan menimbulkan
anggapan bahwa saldo sudah benar, sementara pelanggan mungkin mengabaikan permintaan
tersebut atau lalai untuk mengembalikan pengecualian.
Variasi dari bentuk positif adalah “formulir kosong” yang dinamakan demikian karena
saldo pelanggan tidak dinyatakan. Di samping itu, pelanggan juga diminta untuk mengisi
saldo itu. Penggunaan formulir ini akan memberikan tingkat keyakinan tinggi mengenai
informasi yang dikonfirmasikan. Tetapi diperlukan pekerjaan ekstra bagi responden sehingga
bisa mengurangi tingkat jawaban secara signifikan.
Pemilihan bentuk permintaan konfirmasi tergantung pada auditor. Dalam membuat
keputusan ini, auditor mempertimbangkan tingkat risiko deteksi yang berlaku dan komposisi
saldo pelanggan. Bentuk konfirmasi positif akan digunakan apabila risiko deteksi adalah
rendah atau saldo masing-masing pelanggan relatif besar. AU 330.20 menyebutkan bahwa
bentuk konfirmasi negatif harus digunakan hanya apabila semua dari ketiga kondisi berikut
berlaku:
Tingkat risiko deteksi yang berlaku untuk asersi-asersi bersangkutan adalah sedang
atau tinggi.
Sejumlah besar saldo yang bernilai kecil terlibat.
Auditor tidak memiliki alasan untuk percaya bahwa penerima premintaan konfirmasi
tidak akan memberikan pertimbangannya.
DISPOSISI PENGECUALIAN
Jawaban konfirmasi mungkin akan berisi beberapa pengecualian (exception) yang tidak
dapat dihindarkan. Pengecualian ini dapat disebabkan oleh barang yang masih dalam
perjalanan (in transit) dari klien ke pelanggan, barang yang dikembalikan, pembayaran dari
pelanggan kepada klien yang masih dalam perjalanan. Semua pengecualian ini harus
diinvestigasi oleh auditor dan penyelesaiannya harus ditujukkan dalam kertas kerja.
APLIKABILITAS ASERSI
Konfirmasi piutang usaha merupakan sumber bukti yang utama dalam memenuhi asersi
eksistensi atau kejadian. Pengakuan hutang oleh pelanggan ketika menjawab konfirmasi
menunjukkan bahwa klien memiliki klaim legal terhadap pelanggan. Jadi, pengujian ini
memberikan bukti yang berkaitan dengan asersi hak dan kewajiban. Konfirmasi piutang
usaha bukan merupakan permintaan untuk membayar. Jadi, konfirmasi ini tidak memberikan
bukti tentang ketertagihan saldo yang terhutang.
Mengevaluasi Kelayakan Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Pengujian saldo meliputi:
Penggunaan perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk menjumlah secara vertical
dan menjumlah ke samping neraca saldo umur piutang usaha serta mencocokkan
totalnya dengan saldo buku besar.
Pengujian penentuan umur atas jumlah-jumlah yang tercantum pada kategori umur
dalam neraca saldo.
Pertimbangan bukti yang berkaitan dengan ketertagihan jumlah yang telah jatuh
tempo, misalnya, dengan membaca korespondensi dari pelanggan.
Penilaian kelayakan presentase yang digunakan untuk menghitung komponen
penyisihan yang diperlukan pada setiap kategori umur dan kelayakan penyisihan
secara keseluruhan.
Pengevaluasian estimasi sebelumnya atas piutang tak tertagih dengan pengalaman
berikutnya dan manfaat melihat kembali pengalaman sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://dokumen.tips/download/link/audit-siklus-pendapatan-pengujian-substantif
Chandra, Grace Widya. 2012. Audit Siklus Pendapatan Melalui Uji Substantif Piutang
Dagang dan Penerimaan Kas (http://gracewidyachandra.blogspot.com/2012/11/audit-siklus-
pendapatan-melalui-uji.html.