Anda di halaman 1dari 11

PENGAUDITAN II

Drs. Muhammad Ashari, SE.Ak.,M.SA.,CA

TUGAS RANGKUMAN

“ AUDIT SIKLUS PENDAPATAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ”

Oleh :

TRIA NURDAYANTI A031181311

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020/2021
PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS PIUTANG USAHA

Piutang meliputi jumlah yang harus dibayar pelanggan, karyawan, dan afiliasi atas akun
terbuka, wesel, serta pinjaman, dan bunga akrual atas saldo semacam itu. Piutang kotor
pelanggan atas transaksi penjualan kredit memiliki akun kontra yaitu penyisihan untuk
piutang tak tertagih. Penyisihan untuk piutang tak tertagih merupakan hal penting untuk
mengingat kembali bahwa dengan mengaudit piutang usaha, auditor dapat mengaudit
penjualan yang berkaitan. Penjualan yang paling mungkin menghadirkan potensi salah saji
merupakan penjualan yang tidak dapat ditagih. Untuk merancang pengujian substantif atas
akun-akun ini, auditor pertama-tama harus menentukan tingkat risiko pengujian rincian yang
dapat diterima untuk setiap asersi signifikan yang berkaitan.

PENENTUAN RISIKO DETEKSI UNTUK PENGUJIAN RINCIAN


Risiko pengujian rincian berhubungan terbalik dengan penilaian tingkat risiko inheren,
risiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian. Jadi, faktor-faktor yang berkaitan dengan
penilaian ini harus dipertimbangkan dalam penentuan tigkat risiko pengujian rincian yang
dapat diterima untuk setiap asersi piutang usaha.
Beberapa faktor risiko inheren pervasif yang mempengaruhi piutang kotor dan bersih
serta faktor-faktor spesifik pada siklus pendapatan memiliki pengaruh yang menyebabkan
risiko penjualan kredit ditetapkan terlalu besar dan penyisihan piutang tak tertagih ditetapkan
terlalu rendah, masing-masing dapat mengakibatkan penilaian risiko inheren yang tinggi
untuk asersi eksistensi atau kejadian dan penilaian atau alokasi pada piutang usaha kotor serta
asersi penilaian atau alokasi untuk akun penyisihan terkait.
Penilaian risiko pengendalian untuk asersi piutang usaha tergantung pada penilaian
risiko pengendalian terkait untuk kelompok transaksi (penjualan kredit, penerimaan kas, dan
penyesuaian penjualan) yang mempengaruhi saldo piutang usaha.

PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF


Langkah selanjutnya adalah mengakhiri program audit untuk mencapai tujuan audit
spesifik atas setiap kategori asersi saldo akun. Daftar pengujian substantif yang merupakan
program audit formal dibuat dengan memberikan judul (heading) kertas kerja dan kolom
yang mendukung referensi kertas kerja, tanda tangan dan tanggal. Dalam kolom daftar
pengujian substantif terdapat kolom kategori pengujian substantif dan tujuan audit spesifik
saldo akun di mana pengujian ini diberlakukan. Beberapa pengujian diterapkan pada lebih
dari satu tujuan dan setiap tujuan akan dibahas dengan berbagai pengujian yang mungkin
(multiple possible test). Setiap pengujian akan diuraikan, termasuk komentar mengenai
bagaimana beberapa pengujian dapat ditoleransi berdasarkan tingkat risiko deteksi yang dapat
diterapkan yang hendak dicapai.

PROSEDUR AWAL
Titik awal untuk memulai setiap pengujian audit adalah memperoleh pemahaman
tentang bisnis dan industri klien. Auditor juga harus memahami persyaratan perdagangan
standar, pengalaman penagihan dengan klien dan industry, aspek musiman dari industry
tersebut, dan luas konsentrasi bisnis dengan pelanggan tertentu. Pengetahuan ini memberikan
konteks untuk mengevaluasi hasil prosedur analitis, pengujian pengendalian, dan pengujian
substantif. Sebagai contoh, bukti yang diperoleh ketika melakukan pengujian rincian
transaksi dan saldo, seperti harga faktur atau besarnya piutang untuk pelanggan tertentu,
harus konsisten dengan harapan atau ekspektasi tentang persaingan industry, kapasitas wktu
produktif perusahaan, dan eksistensi pelanggan utama.
Prosedur awal yang penting untuk memverifikasi piutang usaha dan akun penyisihan
terkait adalah menelusuri saldo awal periode berjalan ke saldo akhir yang telah diaudit dalam
kertas kerja tahun sebelumnya (jika dapat dilakukan). Selanjutnya, aktivitas periode berjalan
dalam akun pengendali buku besar dan akun penyisihan terkait harus direview untuk setiap
ayat jurnal yang signifikan, yang tidak biasa dari segi sifat atau jumlah, yang memerlukan
investigasi khusus. Sebagai contoh, auditor harus menginvestigasi setiap piutang dan
pendapatan yang belum dibukukan dengan cara mencatat faktur penjualan dalam jurnal
penjualan. Di samping itu, daftar dari seluruh saldo pelanggan, yang disebut neraca saldo
piutang usaha (accounts receivable trial balance), juga telah diperoleh (biasanya dalam
bentuk digital). Auditor biasanya menggunakan perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk
memeriksa penjumlahan secara vertical (foot) dalam neracasaldo piutang usaha dan totalnya
harus dibandingkan dengan (1) total buku pembantu atau file induk yang telah disiapkan dan
(2) akun pengendali buku besar. Auditor juga harus membandingkan sampel saldo pelanggan,
yang ditunjukkan pada neraca saldo, dengan yang ada dalam buku pembantu dan sebaliknya
untuk menentukan bahwa neraca saldo telah akurat serta kelengkapan representasi yang
mendasari catatan akuntansi. Hal ini kemudian dapat berfungsi sebagai representasi fisik atas
populasi piutang usaha yang akan mendapat pengujian substantif lebih lanjut.
Selain itu, auditor juga dapat membuat neraca saldo piutang usaha secara langsung dari
file induk klien dengan menggunakan perangkat lunak audit. Jika auditor dapat memperoleh
catatan klien dalam mesin yang dapat membaca formulir, maka dia juga dapat menggunakan
perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk mengidentifikasi pelanggan yang signifikan,
menganalisis volume transaksi dengan pelanggan, dan mengidentifikasi transaksi yang tidak
biasa atau transaksi dengan volume tinggi mendekati akhir tahun.

PROSEDUR ANALITIS
Tujuan auditor dalam melakukan prosedur analitis adalah mengembangkan ekspektasi
atas saldo piutang usaha, hubungan piutang usaha dengan penjualan, dan marjin kotor
perusahaan. Auditor harus mengarahkan perhatian utamanya pada kenaikan piutang dan
pendapatan yang tidak diharapkan. Prosedur analitis akan dilaksanakan dalam tahap akhir
dari penugasan untuk memastikan bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian rincian
konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan pada laporan keuangan.

PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI


Pengujian rincian transaksi tertentu dapat dilaksanakan selama pekerjaan interim
(interim work) bersama dengan pengujian pengendalian dalam bentuk pengujian bertujuan
ganda (dual-purpose tests). Pengujian saldo yang juga merupakan pengujian transaksi dan
transaksi pendapatan yang belum ditagih, yang telah termasuk dalam piutang usaha, memiliki
risiko salah saji yang lebih tinggi daripada yang telah tertagih.

Memvouching Catatan Piutang ke Transaksi Pendukung


File akun pelanggan yang diselenggarakan oleh klien harus berisi dokumen seperti
pesanan pelanggan, pesanan penjualan, dokumen pengiriman, faktur penjualan, memorandum
kredit, dan korespondensi. Dalam melakukan pengujian ini, sampel debet ke akun pelanggan
dapat divouching ke faktur penjualan pendukung dan mencocokkan dokumen-dokumen itu
untuk memberikan bukti yang berkaitan dengan asersi eksistensi atau kejadian, hak dan
kewajiban, serta penilaian atau alokasi. Kredit dapat divouching ke bukti penerimaan uang
dan otorisasi penyesuaian penjualan. Bukti bahwa pengurangan saldo pelanggan ini telah sah
berkaitan dengan asersi kelengkapan untuk piutang usaha.

Melakukan Pengujian Pisah Batas untuk Penjualan dan Retur Penjualan


Pengujian pisah batas penjualan (sales cut-off tests) dirancang untuk memperoleh
kepastian yang layak bahwa (1) penjualan dan piutang usaha telah dicatat dalam periode
akuntansi dimana transaksi tersebut terjadi dan (2) ayat jurnal yang berkaitan dengan
persediaan dan harga pokok penjualan telah dibuat dalam periode yang sama.
Pengujian pisah batas penjualan akan dilakukan pada tanggal neraca. Untuk penjualan
barang dari persediaan, pengujian akan mencakup perbandingan sampel penjualan yang
dicatat dalam beberapa hari periodde berjalan dan beberapa hari pertama periode berikutnya
dengan dokumen pengiriman untuk menentukan apakah transaksi telah dicatat dalam periode
benar. Untuk barang yang diproduksi menurut pesanan, auditor mungkin perlu untuk
memeriksa kesepakatan penjualan yang berhubungan . hal ini juga diperlukan untuk
menentukan keakuratan pisah batas setiap pengiriman terakhir yang dilakukan pemasok klien
secara langsung.
Pengujian pisah batas memberikan bukti mengenasi asersi eksistensi atau kejadian
dan kelengkapan untuk piutang usaha serta penjualan. Untuk tahun kalender klien, juka
penjualan bulan januari dicatat dalam bulan desember, maka ada salah saji dalam asersi
eksistensi atau kejadian. Sebaliknya, jika penjualan bulan desember belum dicatat sampai
bulan januari, maka ada salah saji dalam asersi kelengkapan.
Pengujian pisah batas retur penjualan (sales return cutoff test) adalah serupa dan
terutama diarahkan langsung pada kemungkinan bahwa retur yang dilakukan sebelum akhir
tahun belum dicatat setelah akhir tahun, sehingga mengakibatkan piutang dan penjualan
ditetapkan terlalu tinggi. Penentuan waktu yang tepat dapat ditentukna dengan menetapkan
tanggal laporan penerimaan barang-barang yang dikembalikan dan korespondensi dengan
pelanggan.

Melakukan Pengujian Pisah Batas atas Penerimaan Kas


Pengujian pisah batas penerimaan kas (cash receipts cutoff test) dirancang untuk
memperoleh kepastian yang layak bahwa penerimaan kas telah dicatat dalam periode
akuntansi yang tepat. Pisah batas yang tepat pada tanggal neraca merupakan hal yang penting
untuk menyajikan secara benar baik kas maupun piutang usaha. Pengujian ini berhubungan
dengan asersi eksistensi atau kejadian dan kelengkapan baik untuk kas maupun piutang
usaha.

PENGUJIAN RINCIAN SALDO


Dua bidang utama dari prosedur dalam kategori pengujian substantif untuk piutang
usaha ini akan dibahas :
 konfirmasi piutang dan prosedur tindak lanjut yang berkaitan serta
 prosedur untuk mengevaluasi kecukupan penyisihan piutang tak tertagih.

Konfirmasi Piutang
Konfirmasi piutang usaha mencakup komunkasi tertulis secara langsung antara pelanggan
dan auditor
PROSEDUR AUDIT YANG BERLAKU UMUM
Konfimasi piutang adalah prosedur sudit yang berlaku umum. AU 330, proses konfimasi
(SAS 67), Menyatakan ada anggapan bahwa auditor akan meminta konfirmasi piutang selama
melakukan audit, kecuali:
 Piutang usaha bersifat tidak material terhadap laporan keuangan
 Penggunaan konfirmasi akan menjadi tidak efektif sebagai suatu prosedur audit
 Penilaian gabungan auditor atas resiko inheren serta resiko pengendalian
Auditor yang tidak meminta konfirmasi piutang harus mendokumentasikan dalam kertas
kerjanua bagaimna dia mengatasi anggapan bahwa konfirmasi harus diajukan.
Kadang-kadang, klie erhak melarang auditor untuk mengkonfirmasi setiap atau piutang usaha
tertentu. Larangan ini mencerminkan adanya batasan serius atas lingkup audit yang
mengakibatkan penolakan untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan.

FORMULIR KONFIRMASI
Ada dua formulir permintaan konfirmasi:
1. Konfirmasi Positif
2. Konfirmasi Negatif
Bentuk konfirmasi positif pada umumnya menghasikan bukti yang lebih baik, karena
dalam konfirmasi negatif, kelalaian untuk menerima jawaban hanya akan menimbulkan
anggapan bahwa saldo sudah benar, sementara pelanggan mungkin mengabaikan permintaan
tersebut atau lalai untuk mengembalikan pengecualian.
Variasi dari bentuk positif adalah “formulir kosong” yang dinamakan demikian karena
saldo pelanggan tidak dinyatakan. Di samping itu, pelanggan juga diminta untuk mengisi
saldo itu. Penggunaan formulir ini akan memberikan tingkat keyakinan tinggi mengenai
informasi yang dikonfirmasikan. Tetapi diperlukan pekerjaan ekstra bagi responden sehingga
bisa mengurangi tingkat jawaban secara signifikan.
Pemilihan bentuk permintaan konfirmasi tergantung pada auditor. Dalam membuat
keputusan ini, auditor mempertimbangkan tingkat risiko deteksi yang berlaku dan komposisi
saldo pelanggan. Bentuk konfirmasi positif akan digunakan apabila risiko deteksi adalah
rendah atau saldo masing-masing pelanggan relatif besar. AU 330.20 menyebutkan bahwa
bentuk konfirmasi negatif harus digunakan hanya apabila semua dari ketiga kondisi berikut
berlaku:
 Tingkat risiko deteksi yang berlaku untuk asersi-asersi bersangkutan adalah sedang
atau tinggi.
 Sejumlah besar saldo yang bernilai kecil terlibat.
 Auditor tidak memiliki alasan untuk percaya bahwa penerima premintaan konfirmasi
tidak akan memberikan pertimbangannya.

PENENTUAN WAKTU DAN LUAS PERMINTAAN KONFIRMASI


Apabila tingkat risiko deteksi yang berlaku adalah rendah, maka auditor biasanya
mengirimkan permintaan konfirmasi piutang pada tanggal neraca. Sebaliknya, tanggal
pengiriman konfirmasi dapat dipilih satu atau dua bulan sebelumnya. Dalam kasus ini,
auditor diharapkan untuk memvouching perubahan yang material antara tanggal pengiriman
konfirmasi dan tanggal neraca serta dapat memilih untuk mengkonfirmasi kembali akun
dengan perubahan yang tidak biasa.
Luas permintaan konfirmasi, atau ukuran sampel, berhubungan terbalik dengan setiap
faktor-faktor berikut: (1) tingkat risiko deteksi yang dapat diterima (untuk pengujian rincian)
untuk asersi di mana bukti konfirmasi akan dipakai (2) luas di mana pengujian substantif
lainnya akan bermanfaat untuk mencapai tingkat risiko deteksi tersebut, dan (3) salah saji
piutang usaha yang dapat ditoleransi. Permintaan konfirmasi negatif membutuhkan ukuran
sampel yang lebih besar daripada konfirmasi positif. Stratifikasi ini juga dapat mempengaruhi
ukuran sampel. Sebagai contoh, auditor seringkali ingin mengkonfirmasi semua akun yang
saldonya melebihi nilai uang tertentu (lebih kecil atau sama dengan salah saji yang dapat
ditoleransi) atau melebihi umur tertentu, dan memilih sampel acak atas semua akun lainnya.

PENGENDALIAN ATAS PERMINTAAN KONFIRMASI


Auditor harus mengendalikan setiap langkah dalam proses konfirmasi. Hal ini berarti:
 Memastikan bahwa jumlah, nama, dan alamat pada konfirmasi telah sesuai dengan
data terkait dalam akun pelanggan.
 Menjaga penyimpanan konfirmasi sampai dikirimkan.
 Menggunakan amplop yang dilampirkan dengan logo perusahaan bersangkutan untuk
menjawab konfirmasi.
 Menangani sendiri pemasukan surat konfirmasi ke dalam amplop dan
mengirimkannya melalui pos.
 Mewajibkan pengiriman jawaban langsung kepada auditor.
Kertas kerja harus menunjukkan setiap akun yang dipilih untuk konfirmasi, hasil yang
diperoleh dari setiap permintan konfirmasi, dan referensi silang atas jawaban konfirmasi
aktual.

DISPOSISI PENGECUALIAN
Jawaban konfirmasi mungkin akan berisi beberapa pengecualian (exception) yang tidak
dapat dihindarkan. Pengecualian ini dapat disebabkan oleh barang yang masih dalam
perjalanan (in transit) dari klien ke pelanggan, barang yang dikembalikan, pembayaran dari
pelanggan kepada klien yang masih dalam perjalanan. Semua pengecualian ini harus
diinvestigasi oleh auditor dan penyelesaiannya harus ditujukkan dalam kertas kerja.

PROSEDUR ALTERNATIF UNTUK KONFIRMASI YANG TIDAK DIJAWAB


Apabila tidak ada jawaban yang diterima atas permintaan konfirmasi positif kedua atau
ketiga dari pelanggan, maka prosedur alternative biasanya dilakukan. AU 330.31 menyatakan
bahwa pengabaian prosedur semacam ini dapat diterima apabila dua kondisi berikut berlaku:
 Tidak ada faktor kuantitatif yang tidak biasa atau karakteristik sistematik yang
bersangkutan dengan tidak menjawab konfirmasi, seperti semua jawaban yang tidak
diterima menyangkut transaksi akhir tahun.
 Tidak adanya jawaban, yang diproyeksikan sebagai salah saji 100% terhadap
populasi dan ditambahkan ke jumlah semua perbedaan lainnya yang belum
disesuaikan, tidak akan mempengaruhi keputusan auditor tentang apakah laporan
keuangan secara material sudah benar.
Dua prosedur alternative yang utama adalah memeriksa penagihan berikutnya dan
memvouching faktur penjualan terbuka yang berisi saldo pelanggan.

MEMERIKSA PENAGIHAN BERIKUTNYA


Bukti terbaik mengenai eksistensi dan ketertagihan piutang adalah penerimaan
pembayaran dari pelanggan. Sebelum mengakhiri pekerjaan lapangan audit, klien mungkin
telah menerima pembayaran dari beberapa pembayaran dari beberapa pelanggan sebagai
pelunasan hutang pada tanggal konfirmasi. Pencocokan penagihan itu kembali ke faktur
terbuka (belum dibayar) yang mengandung saldo pelanggan pada tanggal konfirmasi
menetapkan eksistensi dan ketertagihan piutang.

MEMVOUCHING FAKTUR-FAKTUR TERBUKA YANG BERISI SALDO


Satu-satunya perbedaan adalah bahwa prosedur tersebut dibatasi untuk item-item yang
mengandung saldo akun per tanggal konfirmasi di mana jawaban konfirmasi tidak diterima
dan bukan keseluruhan populasi piutang usaha.

MENGIKHTISARKAN DAN MENGEVALUASI HASIL


Kertas kerja auditor harus berisi hasil dari mengkonfirmasi piutang usaha. Ikhtisar
tersebut harus memberikan, pada tingkat minimum, data statistic mengenai:
 Jumlah dan nilai dollar konfirmasi yang dikirimkan serta jawaban yang diterima.
 Proporsi dari total populasi yang dicakup oleh sampul
 Hubungan antara nilai yang diaudit dengan nilai buku item-item yang tercakup dalam
sampel.
Prosedur statistic dan nonstatistik dapat digunakan untuk memproyeksikan salah saji
yang ditemukan dalam sampel terhadap populasi. Bukti gabungan yang diperoleh dari
konfirmasi, prosedur alternative yang dilaksanakan apabila konfirmasi tidak dijawab, dan
pengujian rincian serta prosedur analitis lainnya dievaluasi untuk menentukan apakah bukti
piutang usaha kotor. Apabila sejumlah besar pengecualian ditemukan, atau jawaban yang
tidak memadai diterima dari permintaan konfirmasi dan auditor tidak dapat memperoleh
bukti yang cukup kompeten dari pengujian substantive lainnya, maka dia tidak mungkin
menerbitkan laporan auditor standar.

APLIKABILITAS ASERSI
Konfirmasi piutang usaha merupakan sumber bukti yang utama dalam memenuhi asersi
eksistensi atau kejadian. Pengakuan hutang oleh pelanggan ketika menjawab konfirmasi
menunjukkan bahwa klien memiliki klaim legal terhadap pelanggan. Jadi, pengujian ini
memberikan bukti yang berkaitan dengan asersi hak dan kewajiban. Konfirmasi piutang
usaha bukan merupakan permintaan untuk membayar. Jadi, konfirmasi ini tidak memberikan
bukti tentang ketertagihan saldo yang terhutang.
Mengevaluasi Kelayakan Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Pengujian saldo meliputi:
 Penggunaan perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk menjumlah secara vertical
dan menjumlah ke samping neraca saldo umur piutang usaha serta mencocokkan
totalnya dengan saldo buku besar.
 Pengujian penentuan umur atas jumlah-jumlah yang tercantum pada kategori umur
dalam neraca saldo.
 Pertimbangan bukti yang berkaitan dengan ketertagihan jumlah yang telah jatuh
tempo, misalnya, dengan membaca korespondensi dari pelanggan.
 Penilaian kelayakan presentase yang digunakan untuk menghitung komponen
penyisihan yang diperlukan pada setiap kategori umur dan kelayakan penyisihan
secara keseluruhan.
 Pengevaluasian estimasi sebelumnya atas piutang tak tertagih dengan pengalaman
berikutnya dan manfaat melihat kembali pengalaman sebelumnya.

Auditor dapat menggunakan perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk menentukan


umur piutang dan file induk klien. Selain itu, jumlah yang diperlihatkan dalam setiap kategori
umur ke buku pembantu atau file induk, dan menentukan lamanya waktu antara tanggal
faktur penjualan yang belum dibayar, yang terdiri dari setiap jumlah yang terhutang, dicatat
serta tanggal neraca saldo.

PERBANDINGAN PENYAJIAN LAPORAN DENGAN GAAP


Auditor harus memiliki pengetahuan tentang cara penyajian laporan dan persyaratan
pengungkapan untuk piutang usaha dan penjualan menurut prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum (GAAP). Persyaratan ini meliputi identifikasi dan klasifikasi yang tepat.
Review atas neraca saldo piutang usaha dapat menunjukkan piutang dari karyawan, pejabat
perusahaan, perusahaan afiliasi, serta pihak terkait lainnya yang harus diklasifikasi kembali
atau diungkapkan secara terpisah, jika material. Sumber yang sama ini juga dapat
mengungkapkan piutang dengan saldo kredit yang jika signifikan secara agregat, harus
diklasifikasikan kembali sebagai kewajiban lancar. GAAP juga mengharuskan kalsifikasi
yang tepat atas piutang sebagai lancar dan tidak lancar, serta pengungkapan yang berkaitan
dengan penggadaian, pembebanan, dan pemfaktoran piutang. Bukti yang relevan dengan hal-
hal tersebut harus bias diperoleh melalui Tanya jawab dengan manajemen dan mereview
notulen rapat dewan komisaris serta perjanjian pinjaman. Representasi manajemen mengenai
hal-hal tersebut harus diperoleh secara tertulis dalam bentuk surat representasi klien yang
merupakan salah satu langkah terakhir dari audit.

JASA BERNILAI TAMBAH


Standar audit yang berlaku umum tidak mensyaratkan auditor untuk melakukan jasa
bernilai tambah (value-added service). Akan tetapi, banyak auditor mengembangkan
spesialisasi industri sehingga mereka dapat memahami kecenderungan industry dan
mengidentifikasi dengan lebih baik risiko yang berkaitan dengan laporan keuangan yang
tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil operasi, atau arus kas. Klien dan dewan
komisaris biasanya ingin mengambil keuntungan penuh dari pengetahuan auditor itu.
Dalam proses pelaksanaan audit, auditor dapat menetapkan tolak ukur atas kinerja
perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industry itu. Sebagai contoh, auditor
dapat membicarakan apakah:
 Perusahaan telah secara efektif memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan penjualan
berdasarkan rasio penjualan terhadap total aktiva.
 Piutang telah tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan penjualan, sehingga
menghasilkan arus kas.
 Perusahaan telah secara tepat menetapkan risiko yang berkaitan dengan perubahan
atau kedewasaan pasar.
 Perusahaan telah sukses membuat inovasi produk baru di pasaran dan menikmati
persentase pendapatan yang tinggi dari produk baru tersebut, relative terhadap
persaingan.
Setelah auditor menyelesaikan audit atas siklus penjulan, dia harus mengikhtisarkan masalah
penting yang dapat menghambat kinerja jasa bernilai tambah kepada klien.

DAFTAR PUSTAKA

https://dokumen.tips/download/link/audit-siklus-pendapatan-pengujian-substantif

Chandra, Grace Widya. 2012. Audit Siklus Pendapatan Melalui Uji Substantif Piutang
Dagang dan Penerimaan Kas (http://gracewidyachandra.blogspot.com/2012/11/audit-siklus-
pendapatan-melalui-uji.html.

Anda mungkin juga menyukai