Anda di halaman 1dari 17

DR.

Muhammad Luthfie
Hakim, S.H., M.H.

Disampaikan dalam
Workshop Komunikasi
Efektif pada
PITSELNAS VI KARS
5 – 9 April 2021
Advokat di Jakarta, Pendiri M. LUTHFIE HAKIM & PARTNERS Law Firm
Curriculum Vitae
Curriculum Vitae 2020
2021
DR.
DR.Muhammad LuthfieHakim
Muhammad Luthfie Hakim Anggota Kompartemen Hukum, Advokasi dan Mediasi PP PERSI

Anggota Divisi Hukum PP MUKISI


Advocate and Legal Counsel
for Hospitals Anggota Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI)

Dosen Hukum Kesehatan pada FH UGM-UI-UPN Jkt-Borobudur-UMJ Jkt

Ketua Umum Himpunan Advokat Spesialis Rumah Sakit (HASRS)

Anggota Dewan Pakar Perhimpunan Humas RS Indonesia (PERHUMASRI)

Anggota Dewan Penasihat Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia


(MHKI)

Anggota Dewan Pakar Lembaga Anti Fraud Asuransi Indonesia (LAFAI)

Jubir Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)


Brashers & Babrow (1996, hlm. 243):
• Komunikasi di bidang kesehatan dan penyakit
merupakan sesuatu yang paling vital dari
pengalaman hidup manusia.
• Tidak ada fenomena manusia lainnya yang
lebih elementer daripada urusan kesehatan
dan penyakit, tidak ada yang menghubungkan
kita secara lebih mendalam dengan aspirasi
kita, atau berhadapan dengan kita dengan
lebih gamblang dalam keterbatasan kita
(selain komunikasi di bidang kesehatan dan
penyakit).
Communicationfailures
aretheleading causes of
inadvertent patient harm
(Leonard et al, 2004).
Communication
failure Analysis of 2455sentinel
events reported tothe Joint
Commissionfor Hospital
Accreditationinthe USA
(JCAHO, 2008) revealed that
the primary root causeinover
70%was communication
failure.
Penyampaian berita buruk:

• Hasil diagnosis tentang penyakit gawat


• Tindakan medis berisiko tinggi yang harus
dilakukan
• Hasil suatu tindakan yang gagal atau tidak
seperti yang diharapkan
• Kesalahan medis (medical error)

Penyampaian tentang pembiayaan:

• Biaya tinggi
• Biaya membengkak
• Tidak ada asuransi yang bersedia meng-cover
• Asuransi membatalkan penanggungan secara
mendadak
Komunikasi dalam negosiasi:

• Pemilihan diksi yang tepat untuk pemberian


sejumlah uang: dana simpati atau dana
kompensasi?
• Penyampaian tawaran besaran sejumlah uang
• Penolakan permintaan pihak lawan tanpa
memperparah keadaan

Komunikasi dengan tenaga medis:

• Bersalah atau tidak bersalah?


• Pembagian besaran beban tanggung jawab
Komunikasi dimasa
Komunikasi di masaPandemi:
Pandemi
• Mengapa pasien ditempatkan di ruang isolasi dan
diberlakukan sebagai pasien positif padahal hasil
PCR belum keluar dan ketika keluar ternyata
hasilnya negatif?
• Mengapa pasien hasil PCR-nya negatif, padahal
ketika dirujuk ke RS lain dan langsung di-PCR
hasilnya positif?
• Mengapa ada beberapa tagihan pembayaran
padahal pasien positif covid-19 mestinya
ditanggung seluruh pembiayaannya oleh
Kemenkes?
• Insiden di Fasilitas Kesehatan meliputi:
a. Kondisi Potensial Cedera (KPC);
b. Kejadian Nyaris Cedera (KNC);
c. Kejadian Tidak Cedera (KTC); dan
d. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) (adverse event)

Pasal 14 PMK 11/2017


• Kejadian Sentinel merupakan suatu Kejadian
Tidak Diharapkan (KTD) yang mengakibatkan
kematian, cedera permanen, atau cedera berat
yang temporer dan membutuhkan intervensi
untuk mempertahankan kehidupan, baik fisik
maupun psikis, yang tidak terkait dengan
perjalanan penyakit atau keadaan pasien
• Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang
mengakibatkan kematian atau cedera serius
(Pasal 1 angka 7 Permenkes No.691/2011
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit,
sudah dicabut)
• Pasal 15 PMK 11/2017
• Kejadian Sentinel dapat disebabkan oleh hal lain selain
Insiden

• Pasal 15 PMK 11/2017


• Duty (of care by the doctor to
the injured patient)
• Dereliction (of duty)
• Damage (or compensable injury)
• Direct cause
PEDOMAN PAHAMI SENGKETA dan TUNTUTAN secara UTUH
Yaitu memahami tidak sekedar apa yang tampak/dhahir/
DASAR formal, melainkan juga (kemungkinan) yang bathin/informal

NEGOSIASI
(1) KUASAI TEKNIK DASAR dan TEKNIK LANJUTAN
Ada pihak yang cukup kita hadapi dengan TEKNIK DASAR
NEGOSIASI namun tidak sedikit pula yang harus kita hadapi
dengan TEKNIK LANJUTAN NEGOSIASI

BENAR, JUJUR dan TEPATI JANJI


Bangun landasan komunikasi yang kuat dengan basis
kepercayaan yang merupakan perpaduan antara kebenaran,
kejujuran, dan menepati janji
PEDOMAN
EMPATI
DASAR Berpikir dan berbicara senantiasa dengan
NEGOSIASI menimbang “seandainya kita di posisi mereka”
(tidak boleh devensif).
(2)

TENANG dan PENGUASAAN EMOSI


Bahkan dalam situasi kesalahan yang dilakukan
tenaga medis terbilang fatal, ketenangan dan
penguasaan emosi tetap harus ditampakkan demi
menjaga kenyamanan dan kesetaraan dalam
berkomunikasi antara para pihak.
Runtut, relevan, dan ringkas-mencakup

KOMUNIKASI Kontrol intonasi, diksi, dan langkah (pace) kata


DASAR
NEGOSIASI Empati yang terukur
(1)
Tidak memotong pembicaraan (berlaku bagi Para
Pihak)

Catat butir-butir persoalan yang disampaikan dan bahas


satu demi satu
Fokus pada butir-butir persoalan:
Bila melantur —> ingatkan;
Bila mengulang-ulang —> “kita sudah membahasnya
bukan?”
KOMUNIKASI
DASAR Giring pada tawaran kita yang mudah dan
NEGOSIASI cepat terwujud
(2)
Bayang-bayangi berbagai kesulitan yang
akan dihadapi atas tuntutan lawan yang terlalu
tinggi
TEKNIK PENGAKUAN
YANG ELEGAN
 Jelaskan apa yang seharusnya dilakukan
 Jelaskan apa yang telah dilakukan
 Jelaskan mengapa hal itu bisa terjadi
 Sampaikan penyesalan dan permintaan maaf yang
mendalam
 Sampaikan langkah-langkah yang akan dilakukan
untuk tidak sampai terulang kembali masalah yang sama
(sanksi yang akan diberikan, perbaikan SPO atau
prosedur lainnya, dll.)
 Diskusikan masalah penanganan akibat kelalaian,
jika ada
 diskusikan pembiayaan akibat kelalaian yang telah
timbul dan masih akan timbul, jika ada

Anda mungkin juga menyukai