TM 13 - Pengertian, Sifat, Dan Klasifikasi Protein Dalam Bahan Pangan
TM 13 - Pengertian, Sifat, Dan Klasifikasi Protein Dalam Bahan Pangan
BAHAN PANGAN
Reaksi dan Analisis
Oleh :
Mona Fitria, S.TP, M.Si
Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Bandung
Reaksi Protein
Denaturasi
Hidrolisis
Reaksi Maillard
Denaturasi Protein
▪ suatu perubahan atau modifikasi terhadap struktur
sekunder, tertier dan kuartener molekul protein tanpa
terjadinya pemecahan ikatan-ikatan kovalen
▪ Pemanasan
▪ Mekanis : agitasi
Denaturasi Protein
▪ Panas → mengganggu ikatan hidrogen dan
interaksi hidrofobik antar gugus R
▪ Asam dan basa → Mengganggu ikatan hidrogen
dan jembatan garam
▪ Senyawa organik → mengganggu interaksi
hidrofobik antar gugus R
▪ Agitasi → mengganggu ikatan hidrogen dan
interaksi hidrofobik antar gugus R dengan
merenggangkan ikatan peptida
Manifestasi Denaturasi Protein
Penurunan kelarutan : presipitasi dan koagulasi
Suhu
• Reaksi berlangsung cepat pada suhu 150 – 260 oC
pH
• Reaksi berlangsung cepat pada kondisi basa
Waktu pemanasan
• Semakin lama pemanasan → melanoidin semakin cepat
Millon →Melihat ada Pembentukan garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi. Tirosin merupakan asam amino yang
tidaknya asam amino mempunyai molekul fenol pada gugus R-nya, yang akan membentuk garam merkuri dengan
tirosin (mengandung pereaksi millon → larutan berwarna merah
gugus fenol)
Biuret Melihat ada tidaknya Ion Cu2+ dari pereaksi Biuret dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-
ikatan polipeptida ( 2 ikatan peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau
ikatan atau lebih) violet. Reaksi ini positif terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih, tetapi negatif untuk asam
amino bebas atau dipeptida
Ninhydrin Melihat ada tidaknya Larutan ninhydrin merupakan pengoksidasi kuat yang akan bereaksi dengan semua asam
asam amino bebas amino atau peptida yang mengandung asam amino bebas membentuk warna biru – ungu.
Namun, prolin dan hidroksiprolin menghasilkan senyawa berwarna kuning
Hopkins - Cole Melihat ada tidaknya Larutan protein yang mengandung triptofan dapat direaksikan dengan pereaksi Hopkins-Cole
asam amino triptofan yang mengandung asam glioksilat dan akan menghasilkan cincin ungu pada suasana asam
(penambahan asam sulfat pekat)
Natriumnitroprusi Melihat ada tidaknya Natriumnitroprusida dalam larutan amoniak akan menghasilkan warna merah dengan protein
da asam amino sistein yang mempunyai gugus –SH bebas. Protein yang mengandung sistein dapat memberikan hasil
(gugus –SH bebas) positif.
Sakaguchi Melihat ada tidaknya Pereaksi sakaguchi mengandung naftol dan natriumhipobromit. Reaksi ini memberikan hasil
gugus guanidin (asam positif apabila ada gugus guanidin. Arginin atau protein yang mengandung arginin akan
amino arginin) menghasilkan warna merah.
Analisis Kuantitatif
Metode Kjeldahl
Prinsip :
Sampel didestruksi dengan asam sulfat dan dikatalisis dengan
katalisator yang sesuai sehingga akan menghasilkan amonium
sulfat. Setelah pembebasan alkali dengan kuat, amonia yang
terbentuk disuling uap (didestilasi) secara kuantitatif ke dalam
larutan penyerap dan ditetapkan secara titrasi.
Tahapan :
1. Destruksi dg asam kuat → menghasilkan amonium sulfat
2. Destilasi → NH3 + asam borat → m’hasilkan amonium borat
3. Titrasi
Analisis Kuantitatif
Metode Kjeldahl
Kelebihan :
• Metode Kjeldahl digunakan secara luas di seluruh dunia dan masih
merupakan metode standar dibanding metode lain.
• Sifatnya universal, presisi tinggi
Kekurangan :
▪ Tidak memberikan pengukuran protein sesungguhnya, karena tidak
semua nitrogen dalam makanan bersumber dari protein.
▪ Protein yang berbeda memerlukan faktor koreksi yang berbeda karena
susunan residu asam amino yang berbeda.
▪ Penggunaan asam sulfat pada suhu tinggi berbahaya, demikian juga
beberapa katalis.
▪ Teknik ini membutuhkan waktu lama.
Analisis Kuantitatif
Alat Destruksi