(BUKU INFORMASI)
DAFTAR ISI
3.3. Pengetahuan berinteraksi dan mengakui peran dari rekan kerja dengan cara yang tepat
22
3.3.1. Membangun kerjasama, komunikasi dan hubungan yang baik ..................................... 22
3.3.2. Mengelola persaingan secara bijaksana, dan selalu berpijak pada tata krama serta budaya
yang berlaku pada lingkungan kerja dalam berbagai situasi. ........................................ 23
B. Keterampilan Yang Diperlukan dalam Mengikuti Protokol Budaya Profesi Ketika Melakukan
Kegiatan Profesional .................................................................................................. 25
C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam Mengikuti Protokol Budaya Profesi Ketika Melakukan
Kegiatan Profesional .................................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 27
A. Dasar Perundang-undangan ...................................................................................... 27
B. Buku Referensi. ........................................................................................................ 27
C. Majalah atau Buletin.................................................................................................. 28
D. Referensi Lainnya. .................................................................................................... 28
A. Daftar Peralatan/Mesin .............................................................................................. 30
B. Daftar Bahan ............................................................................................................ 30
C. Lampiran .................................................................................................................. 30
DAFTAR PENYUSUN DAN PENGKAJI MODUL ............................................................................... 31
A. TIM PENYUSUN AWAL ............................................................................................... 31
B. TIM PENGKAJI FKKMK – UNIVERSITAS GAJAH MADA ................................................. 31
C. TIM PENGKAJI FKM – UNIVERSITAS INDONESIA ........................................................ 31
DAFTAR GAMBAR
Gambar.2 Model untuk mempelajari isu-isu etika, social dan politik ..................................25
DAFTAR DEFINISI
Konsultan Adalah seorang pakar runding atau disebut juga seorang tenaga
professional yang menyediakan jasa kepenasihatan di dalam
bidang keahlian tertentu di bidang kesehatan dan
perumahsakitan.
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu menerapkan etika
profesi konsultan manajemen kesehatan.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari buku informasi menerapkan etika profesi konsultan
manajemen kesehatan ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir
pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Membangun hubungan dengan masyarakat profesi dengan cara yang etis dan
sesuai dengan budaya profesiyang meliputi kegiatan memperoleh saran dari
personil yang relevan untuk menetapkan bagaimana prinsip-prinsip hukum
profesi mempengaruhi praktek konsultan manajemen kesehatan, mengidentifikasi
prinsip-prinsip, peraturan dan kode etik profesi yang terkait praktek konsultan
manajemen kesehatan, menyesuaikan ketentuan terkait dengan hubungan
masyarakat profesi kesehatan, mengikuti aturan kode etik yang menghormati dan
mendukung kebutuhan budaya profesi dan menerapkan hak dan tanggung jawab
individu;
BAB II
MEMBANGUN HUBUNGAN DENGAN MASYARAKAT PROFESI DENGAN CARA YANG
ETIS DAN SESUAI DENGAN BUDAYA PROFESI
BAB II MEMBANGUN HUBUNGAN DENGAN MASYARAKAT PROFESI DENGAN
CARA YANG ETIS DAN SESUAI DENGAN BUDAYA PROFESI
A. Pengetahuan Dalam dalam Membangun Hubungan dengan Masyarakat Profesi
dengan Cara yang Etis dan Sesuai dengan Budaya Profesi
1. Menyarankan dari personil yang relevan untuk menetapkan bagaimana prinsip-
prinsip hukum profesi mempengaruhi praktek konsultan
1.1. Peran konsultan manajemen kesehatan
Konsultan (istilah alternatif: pakar runding) adalah seorang tenaga profesional
yang menyediakan jasa kepenasihatan (consultancy service) dalam bidang
keahlian tertentu, dalam konteks etika di sini di bidang kesehatan dan
perumahsakitan. Perbedaan antara seorang konsultan dengan ahli biasa adalah
sang konsultan bukan merupakan pegawai perusahaan sang pengguna layan
(client), melainkan seseorang yang menjalankan usahanya sendiri atau bekerja di
sebuah perusahaan kepenasihatan, serta berurusan dengan berbagai pengguna
layan dalam satu waktu.
1.2. Memperoleh Saran Dari Personil yang Relevan untuk menetapkan bagaimana
prinsip-prinsip hukum profesi mempengaruhi praktek konsultan manajemen
kesehatan
1.2.1. Dapat memahami/ menjelaskan Prinsip-prinsip, peraturan dan kode etik profesi
yang terkait praktek konsultan manajemen kesehatan meliputi :
a. Pelayanan terhadap klien
b. Hak dan kewajiban terhadap klien
c. Kode etik profesi
b. Khusus
1) Meningkatnya kemampuan profesi dalam melakukan klasifikasi dan
kodefikisasi penyakit, masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan
dan tindakanmedis.
2) Meningkatnya kemampuan profesi dalam melakukan keprofesiannya
berdasarkan aspek hukum dan etikaprofesi.
3) Tersedianya manajemen informasi kesehatan yang efisien danefektif.
4) Meningkatnya kemampuan profesi dalam menjaga mutu pelayanan
manajemen informasi kesehatan.
c. Prinsip-prinsip dan peraturan dan kode etik profesi, yang perlu dilaksanakan
dan diidentifikasi, yaitu :
1) Mengumpulkan, mengintegrasikan, menganalisis data pelayanan kesehatan
primer dan sekunder, menyajikan dan mendesiminasi informasi, menata
sumber informasi bagi kepentingan riset, perencanaan, monitoring dan
evaluasi pelayanankesehatan.
2) Membuat standard dan pedoman manajemen informasi kesehatan meliputi
aspek legal dengan unsur keamanan (safety), kerahasiaan (confidential),
sekuritas, privasi serta integritasdata.
3) Manajemen operasional unit kerja manajemen informasi kesehatan, dibagi
berdasarkan kemampuan sarana pelayanan kesehatan dalam menjalankan
manajemen informasikesehatan.
1.4. Mengikuti aturan kode etik yang menghormati dan mendukung kebutuhan budaya
profesi.
1.4.1. Fungsi dari Kode Etik Profesi :
a. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang
prinsip profesionalitas yangdigariskan;
b. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas
profesi yang bersangkutan;
c. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi Pengaruh Etika terhadap
Budaya.
1.4.2. Ruang lingkup kewajiban bagi anggota profesi atau “isi” Kode Etik Profesi pada
umumnya mencakup :
a. Kewajiban umum
b. Kewajiban terhadap“client”
c. Kewajiban terhadap teman sejawatnya
d. Kewajiban terhadap dirisendiri.
Contoh kode etik profesi konsultan dari Institute of Management Consultants USA
Code of Ethics Dapat diakses di
http://c.ymcdn.com/sites/www.imcusa.org/resource/collection/FF4D824A-2E4D-
4199-9263-63C5FD63D135/IMC_USA_Code_of_Ethics_(2005).pdf
BAB III
MENERAPKAN PERILAKU ETIS DENGAN MENGHORMATI TRADISI PROFESI
BAB III MENERAPKAN PERILAKU ETIS DENGAN MENGHORMATI TRADISI
PROFESI
A. PENGETAHUAN MENERAPKAN PERILAKU ETIS DENGAN MENGHORMATI TRADISI
PROFESI
2. Mengidentfikasi Kode Etik Konsultan Manajemen Kesehatan
2.1. Tugas dan tanggung jawab konsultan
a. Memegang teguh kepentingan akan keselamatan, kesehatan, dan
kesejahteraanpublik.
b. Melaksanakan layanan hanya dalam bidang yangdikuasainya.
c. Mengeluarkan pernyataan umum hanya dengan cara yang obyektif danbenar.
d. Bertindak untuk setiap pemberi kerja atau klien sebagai agen yang setia
danterpercaya.
e. Menghindarkan diri dari tindakan-tindakan yangmenipu.
f. Memperlakukan dirinya secara terhormat, bertanggung jawab, beretika dan
mematuhi hukum untuk memperbaiki kehormatan, reputasi, dan manfaat
profesinya sebagai konsultan manajemenkesehatan.
3. Nilai etika
Nilai adalah suatu keyakinan mengenai cara bertingkah laku dan tujuan akhir
yang diinginkan individu, dan digunakan sebagai prinsip atau standar dalam
hidupnya. Penilaian Etika itu di dasarkan pada beberapa factor yaitu :
a. Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu, adalah pada perbuatan baik
atau jahat, susila atau tidak susila.
b. Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi sifat baginya atau
telah mendarah daging, itulah yang disebut akhlak atau budi pekerti. Budi
tumbuhnya dalam jiwa, bila telah dilahirkan dalam bentuk perbuatan
namanya pekerti
2.1.2. Etika normatif dan etika deskriptif
1. Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku
manusia serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai
sesuatu yang bernilai. Artinya etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta
secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu
fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat
disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai
dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan
manusia dapat bertindak secara etis.
Etika deskriptif menurut pendapat Katt Soff bahwa etika bersangkutan dengan
nilai dan ilmu pengetahuan yang membicarakan masalah baik dan buruknya
tingkah laku manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Etika bersangkutan
dengan pencatatan terhadap corak-corak predikat serta tanggapan-tanggapan
kesusilaan yang dapat ditemukan dalam masyarakat. Sehingga ilmu ini hanya
bersifat pemaparan atau penggambaran saja.
Etika deskriptif dapat disimpulkan sebagai bentuk implementasi perbuatan serta
perilaku yang diterapkan setiap manusia merupakan landasan pergaulan
kehidupan antar manusia dalam ruang lingkup lingkungan masyarakat.
2. Etika normatif
Etika sering dipandang sebagai suatu ilmu yang mengadakan ukuran-ukuran atau
norma-norma yang dapat dipakai untuk menanggapi atau menilai perbuatan dan
tingkah laku seseorang dalam bermasyarakat. Etika normatif ini berusaha
mencari ukuran umum bagi baik dan buruknya tingkah laku.
Menurut Katt Soff yang dimaksud dengan etika normatif adalah sering dipandang
sebagai suatu ilmu yang mengadakan ukuran-ukuran atau norma-norma yang
dapat dipakai untuk menanggapi atau menilai perbuatan dan tingkah laku
seseorang dalam bermasyarakat. Etika normatif ini berusaha mencari ukuran
umum bagi baik buruknya tingkah laku. Etika normatif dapat disimpulkan sebagai
ilmu yang mempelajari perilaku manusia yang berkaitan dengan baik buruknya
perbuatan atau tingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat.
2.2. Pengetahuan dalam Memahami uji publik parameter dan konten kode etik konsultan
manajemen kesehatan
2.2.1. Memahami Uji Publik Paramater Konsultan Manajemen Kesehatan
a. Memegang teguh keselamatan, kesehatan dan kesejahteraanpublik
b. Melaksanakan layanannya dalam bidang yangdikuasai
c. Mengeluarkan pernyataan publik dengan cara yang obyektif dan terpercaya
d. Bertindak untuk setiap pemberi kerja sebagai agen yangsetia.
profesi kesehatan,
d. Perilaku yang dilakukan bertentangan dengan hukum tetapi sesuai denganetika.
C. Sikap Kerja Dalam Menerapkan Perilaku Etis Dengan Menghormati Tradisi Profesi
1. Penampilan yang profesional sebagai seorang konsultan, santun dan tutur
bahasa yang mudah dimengerti, santun dan tidak arogan.
2. Bicara tidak terlalu keras atau terlalu pelan, tidak monoton, tidak terlalu cepat
atau terlalu lambat, gunakan teknik berkomunikasi secara dinamis.
3. Gesture tubuh yang sesuai, mimik wajah yang meyakinkan, gerakan tubuh
sebagai penyangga komunikasi yang sesuai dengan isis pembiacaraan.
BAB IV
MENGIKUTI PROTOKOL BUDAYA PROFESI KETIKA MELAKUKAN KEGIATAN
PROFESIONAL
BAB IV. MENGIKUTI PROTOKOL BUDAYA PROFESI KETIKA MELAKUKAN
KEGIATAN PROFESIONAL
A. Pengetahuan dalam Mengikuti Protokol Budaya Profesi Ketika MElakukan
Kegiatan Profesional
3. Pengetahuan memahami peraturan hukum dan protokol budaya profesi yang
Berkaitan dengan Kinerja.
3.1. Peraturan dan hukum
a. Hukum perdata
Disebut pula hukum privat atau hukum sipil sebagai lawan dari hukum publik.
Jika hukum publik mengatur hal-hal yang berkaitan dengan negara serta
kepentingan umum (misalnya politik dan publik (hukum tata negara), kegiatan
pemerintahan sehari-hari (hukum administrasi atau tata usaha negara),
kejahatan (hukum pidana), maka hukum perdata mengatur hubungan antara
penduduk atau warga negara sehari-hari, seperti misalnya kedewasaan
seseorang, perkawinan, perceraian, kematian, pewarisan, harta benda, kegiatan
usaha dan tindakan-tindakan yang bersifat perdata lainnya.
Hukum perdata bersifat privat yang menitikberatkan dalam mengatur mengenai
hubungan antara orang perorangan (perseorangan). Oleh karena itu, ketentuan-
ketentuan dalam hukum perdata hanya berdampak langsung bagi para pihak
yang terlibat.
b. Hukum pidana
terdiri dari norma-norma yang berisi keharusan-keharusan dan
larangan-larangan yang (oleh pembentuk undang-undang) telah
dikaitkan dengan suatu sanksi berupa hukuman, yakni suatu penderitaan
yang bersifat khusus. Dengan demikian dapat juga dikatakan, bahwa hukum
pidana itu merupakan suatu sistem norma-norma yang menentukan terhadap
tindakan-tindakan yang mana (hal melakukan sesuatu atau tidak melakukan
sesuatu di mana terdapat suatu keharusan untuk melakukan sesuatu) dan dalam
keadaan-keadaan bagaimana hukuman itu dapat dijatuhkan, serta hukuman
Dengan melihat ciri-ciri umum profesi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa
kaum profesional adalah orang-orang yang memiliki tolak ukur perilaku yang
berada di atas rata-rata.
Di satu pihak ada tuntutan dan tantangan yang sangat berat, tetapi di lain pihak
ada suatu kejelasan mengenai pola perilaku yang baik dalam rangka
kepentingan masyarakat. Seandainya semua bidang kehidupan dan bidang
3.3. Pengetahuan berinteraksi dan mengakui peran dari rekan kerja dengan
cara yang tepat
3.3.1. Membangun kerjasama, komunikasi dan hubungan yang baik
3.3.2. Mengelola persaingan secara bijaksana, dan selalu berpijak pada tata krama serta
budaya yang berlaku pada lingkungan kerja dalam berbagai situasi.
Isu etika, sosial dan politik sangat berkaitan satu sama lain, dimana isu etika
mempengaruhi individu untuk harus memilih tindakan atau diantara dua prinsip etika
yang kandang menimbulkan konflik.
Isu sosial berasal dari isu etika sejalan masyarakat berharap pada diri seseorang
untuk dapat melakukan tindakan yang benar, sedangkan isu politik berasal
dari konflik sosial yang pada umumnya berkaitan dengan penggunaan undang-
undang yang memberikan arahan dan panduan bagi individu atau organisasi dalam
beperilaku agar sesuai dengan tindakan yang benar.
Isu etika, sosial dan politis utama yang muncul oleh adanya informasi mencakup 5
(lima) dimensi moral diantaranya :
a. Hak dan Kewajiban Informasi
Berkaitan dengan perlindungan privasi seorang individu dengan tidak
mencampuri atau membatasi kebebasan individu tersebut, dengan mencari
d. Kualitas Sistem
Berkaitan dengan standar kualitas sistem data yang harus dipenuhi untuk
menghindari kesalahan dari sistem yang diterapkan untuk melindungi data dalam
suatu perusahaan agar tidak menyebabkan kekacauan dan kerugian dalam
bisnis.
e. Kualitas Hidup
Komputer dan teknologi informasi mungkin dapat merusak elemen yang
berharga dari kebudayaan yang ada di dalam masyarakat, meskipun di sisi lain
juga dapat memberikan manfaat bagi kehidupan, seperti kasus internet yang bisa
menjadi teman atau musuh bagi anak-anak. Dari segi positif, internet
menawarkan begitu banyak hal kepada mereka, seperti mereka menggunakan
internet untuk tugas sekolah atau mengirim e-mail untuk temannya yang jauh.
Isu-isu etika, social dan politik saling terkait erat. Dilema etika yang mungkin anda
hadapi sebagai seorang konsultan biasanya tercermin dalam debat sosial dan politik.
C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam Mengikuti Protokol Budaya Profesi Ketika
Melakukan Kegiatan Profesional
Harus bersikap kerja:
1. Cermat dan teliti dalam mengikuti protokol budaya profesi ketika melakukan
kegiatan profesional
2. Berfikir evaluatif dan analitis dalam menerapkan strategi profesional untuk
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
1. Undang-Undang No 7 tahun 1963 tentang Farmasi
2. Undang-Undang No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
3. Undang-Undang No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4. Undang-Undang No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
5. Undang-Undang No 36 tahun 2009 Kesehatan
6. Peraturan dan pedoman lain yang terkait.
7. Undang-Undang No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
8. Undang-Undang No 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
9. Undang-Undang No 38 tahun 2014 tentang Keperawatan
10. Undang-Undang No 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
11. Undang-Undang No 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
B. Buku Referensi.
1. Adapted from “Field Guide to Consulting and Organizational Development”–to
obtain the entire book, select “Publications” at
http://www.authenticityconsulting.com
2. Holtz H. 1998. The Consultant’s Guide To Proposal Writing. Wiley
3. Katt Soff Louis. O, 1992, Pengantar Filsafat Alih Bahasa Soejono Soemargono,
Tiara Wacana, Yogyakarta.
4. Katt Soff Louis. O, 1953, Elements of Philosophy The Ronald Press Company,
New York.
5. Kaye J. 1998. Inside the Technical Consulting Business. Launching and Building
Your Independent Practice. John Wiley & Sons.
6. Keraf A. Sonny, 1991, Etika Bisnis Membangun Citra Bisnis sebagai Profesi Luhur,
Jakarta, Kanisius.
7. LeKander R.L. 1998 An introduction to Business Coaching. WorkGroup Resources,
Inc.
8. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta :
RinekaCipta.
9. Ruslan Rosady, 2002, Etika Kehumasan Konsepsi dan Aplikasi, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
10. Siswanto, Hadi. (2009). Etika Profesi. Yogyakarta : Pustaka Rihama
11. Sumarno, Kismiyati El Kariman, Ninis Agustini Damayani, 2004, Filsafat dan Etika
Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta.
12. Suseno Frans Magnis, 1987, Etika Dasar Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral,
Kanisius, Yogyakarta.
13. Shaffer R.H. 1997. High Impact Consulting. Jossey-Bass Publishers. San Fransisco
D. Referensi Lainnya.
1. Pedoman Penyusunan Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi- Versi 2013
2. Lampiran Surat Keputusan Kepala Badan PPSDM Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia No HK.02.03/I/013258/2015 tentang Penetapan
Standar Kompetensi Kerja Khusus Konsultan Manajemen Kesehatan.
3. Browsing Internet:
a. https://esubijono.wordpress.com/2008/03/13/masyarakat-profesi//
b. Wikipedia Indonesia, Profesi dalamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Profesi
c. http:// mynewblogdwimazda.blogspot.com/2016/05/prinsip-prinsip-etika-
dan- hukum.html
d. http:// riza-alrosyid.blogspot.com/.../hubungan-antara-perawat-pasien-
profesi lain-dan dengan-masyarakat
e. http://chairulums.wordpress.com/2009/06/30/hubungan-perawat-dokter/
f. chevirickbotolinggo.blogspot.com/.../etika-profesi-dan-hukum-kesehatan
g. khabibmuafi.blogspot.com/.../isbd-individu-keluarga-dan-masyarakat
h. www.academia.edu/9537400/KODE_ETIK_PROFESI
i. kabarinews.com/perilaku-tenaga-kesehatan-dalam...kesehatan/2073
j. https://books.google.com/books?isbn=602280696
k. pkmtanjungpalasutara.blogspot.com/.../perilaku-tenaga-kesehatan-dalam-
pelayanan-kesehatan-antara-realitas-dan-harapan
l. esmas-ode.blogspot.com/.../hukum-dan-kode-etik-kesehatan.html
m. devimarlisa.blogspot.com/2012/.../etika-dan-hukum-keperawatan.html
n. http://felix3utama.wordpress.com/2008/12/01/pengertian-dalam-etika-
profesi/
o. https://id-id.facebook.com/...strategi...profesional/1728464327366
p. https://ulfarayi.wordpress.com/.../hubungan-masyarakat-dan-proto
q. https://indonesiana.tempo.co/.../mengelola-tim-dengan-keragaman-budaya
r. www.jagoanhosting.com/blog/kolaborasi-dengan-rekan-kerja/
s. https://id.jobsdb.com › ... › Panduan Bekerja diPerusahaan
t. http://www.sajip.co.za/index.php/sajip/article/view/80
A. Daftar Peralatan/Mesin
B. Daftar Bahan
C. Lampiran
1. Contoh Format Pakta Integritas.
2. Pedoman Etika Profesi Konsultan Kesehatan Indonesia 2017