Case Ikterus Neonatorum IDAI
Case Ikterus Neonatorum IDAI
TINJAUAN PUSTAKA
3
Faktor-faktor yang berhubungan dengan ikterus fisiologis
Dasar
Peningkatan bilirubin yang tersedia
Peningkatan produksi bilirubin
Penyebab
4
ASI yang mempengaruhi proses konjugasi dan ekskresi. Pengaruh late onset
berhubungan dengan adanya faktor spesifik dari ASI yaitu 2α-20β-pregnandiol
yang mempengaruhi aktifitas UDPGT atau pelepasan bilirubin konjugasi dari
hepatosit; peningkatan aktifitas lipoprotein lipase yang kemudian melepaskan
asam lemak bebas ke dalam usus halus; penghambatan konjuhagi akibat
peningkatan asam lemak unsaturated, atau β-glukoronidase atau adanya faktor
lain yang meningkatkan jalur enterohepatik.
Faktor etiologi yag berhubungan dengan hiperbilirubinemia pada bayi
yang mendapat ASI;
1. Asupan cairan
Kelaparan
Frekuensi menyusui
Kehilangan berat badan/dehidrasi
2. Hambatan ekskresi bilirubin hepatik
Pregnandiol
Lipase-free fatty acid
Unidentified inhibitor
3. Intestinal reabsorbtion of bilirubin
Pasase mekonium terlambat
Pembentukan urobilinoid bakteri
Beta-glukoronidase
Hidrolisis alkaline
Asam empedu
Penyebab neonatal hiperbilirubinemia indirek
Dasar
Peningkatan produksi bilirubin
Penyebab
Incompabilitas darah fetomaternal (Rh,
ABO)
Peningkatan penghancuran hemoglobin
Defisiensi enzim kongenital
(G6PD, galaktosemia)
Sepsis
Peningkatan jumlah hemoglobin
Polisitemia
(twin-to-twin
transfusion, SGA)
Keterlambatan klem tali pusat
Peningkatan sirkulasi enterohepatik
Keterlambatan pasase mekonium,
ileus
mekonium,
meconium plug syndrome
Puasa
atau
keterlambatan
minum
Atresia atau stenosis intestinal
Perubahan clearance bilirubin hati
Imaturitas
Perubahan produksi atau aktifitas
Gangguan metabolik/endokrine
5
uridine
diphosphoglucoronyl
transferase
Perubahan fungsi dan perfusi hati
Obstruksi hepatik
1.3 Diagnosis
Perlu penilaian pada bayi baru lahir terhadap berbagai resiko, terutama
untuk bayi-bayi yang pulang lebih awal. Tampilan ikterus dapat ditentukan
dengan memeriksa bayi dengan pencahayaan yang baik, dan menekan kulit
dengan tekanan ringan untuk melihat warna kuning dan jaringan subkutan. Ikterus
pada kulit bayi tidak terperhatikan pada kadar bilirubin kurang dari 4 mg/dL.
Pemeriksaan fisik harus difokuskan pada identifikasi dari sala satu penyebab
ikterus patologis. Kondisi bayi harus diperiksa pucat, ptekie, ekstravasasi darah,
memar kulit yang berlebihan, hepatosplenomegali, kehilangan berat badan, dan
bukti adanya dehidrasi. Selain itu perlu diketahui kadar bilirubin serum total.
Faktor resiko hiperbilirubinemia berat bayi usia kehamilan ≥ 35 minggu
1. Faktor resiko major
Sebelum pulang, kadar bilirubin serum total atau bilirubin
transkutaneus terletak pada daerah resiko tinggi
Ikterus yang muncul dalam 24 jam pertama kehidupan
Inkompatibilitas golongan darah dengan tes antiglobin direk yang
positif atau penyakit hemolitik lainnya
Umur kehamilan 35-36 minggu
Riwayat anak sebelumnya yang mendapat fototerapi
Sefalhematom atau memar bermakna
ASI eksklusif dengan cara perawatan tidak baik dan kehilangan
berat badan berlebihan
Ras Asia timur
2. Faktor resiko minor
Sebelum pulang, kadar bilirubin total atau bilirubin transkutaneus
terletak pada daerah resiko sedang
Umur kehamilan 37-38 minggu
Sebelum pulang, bayi tampak kuning
Riwayat anak sebelumnya kuning
6
Bayi makrosomia dari ibu DM
Umur ibu ≥ 25 tahun
Laki-laki
3. Faktor resiko kurang
Kadar bilirubin serum total atau bilirubin transkutaneus terletak
pada daerah resiko rendah
Umur kehamilan ≥ 41 minggu
Bayi mendapat susu formula penuh
Kulit hitam
Bayi dipulangkan setelah 72 jam
1.4 Manajemen
Strategi mengelola bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia meliputi;
pencegahan, penggunaan farmakologi, fototerapi dan transfusi tukar.
1. Strategi pencegahan hiperbirubinemia
(1) Pencegahan primer
- Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali
perhari untuk beberapa hari pertama
- Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air
pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi
(2) Pencegahan sekunder
- Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesus
serta penyaringan serum untuk antibodi isoimun yang tidak biasa.
o Jika golongan darah ibu tidak diketahui atau Rh negatif, dilakukan
pemeriksaan antibodi direk (tes coombs), golongan darah dan tipe
Rh darah tali pusat bayi
o Jika golongan darah ibu O, Rh positif, terdapat pilihan untuk
dilakukan tes golongan darah dan tes coombs pada darah tali pusat
bayi, tetapi hal itu tidak diperlukan jikan dilakukan pengawasan,
penilaian terhadap resiko sebelum keluar RS dan tindak lanjut yang
memadai.
- Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin dimonitor terhadap
timbulnya ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus
yang harus dinilai saat memeriksa tanda vital bayi, tetapi tidak kurang
dari setiap 8-12 jam.
(3) Evaluasi laboraturium
- Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan pada setiap bayi yang
mengalami ikterus dalam 24 jam pertama setelah lahir.
- Pengukuran kadar bilirubin harus dilakukan jika tampak ikterus yang
berlebihan
- Semua kadar bilirubin harus diintrepretasikan sesuai dengan umur bayi
dalam jam
(4) Penyebab kuning
7
-
8
2. Penggunaan Farmakologi
(1) Imunoglobulin intravena digunakan pada bayi dengan Rh yang berat
dan inkompabilitas ABO untuk menekan isoimun dan menurunkan
tindakan transfusi ganti
(2) Fenobarbital telah memperlihatkan hasil lebih efektif, merangsang
aktifitas dan konsentrasi UPGDT dan ligandin serta dapat
meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin
(3) Pencegahan
hiperbilirubinemia
dengan
menggunakan
metalloprotoporphyrin yang merupakan analog sintesis heme. Zat ini
efektif sebagai inhibitor kompetitif dari heme oksigenase, yang
diperlukan untuk katabolisme heme manjadi biliverdin.
(4) Tin-protoporphyrin (Sn-PP) dan tin-mesoporphyrin (Sn-MP) dapat
menurunkan kadar bilirubin serum.
(5) Pemberian inhibitor β-glukoronidase pada bayi sehat cukup bulan yang
mendapat ASI dapat meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan
ikterus menjadi berkurang.
3. Foto Terapi dan Transfusi tukar
Penatalaksaan fototerapi pada bayi dengan hiperbilirubinemia
- Lakukan pemeriksaan laboraturium
Bilirubin total dan direk
Golongan darah (ABO Rh)
Tes antibodi direk (Coombs)
Serum albumin
Pemeriksaan darah tepi lengkap dengan hitung jenis dan
morfologi
Jumlah retikulosit
ETCO (bila tersedia)
G6PD (bila terdapat kecurigaan berdasarkan etnis dan
geografis atau respon terhadap terapi kurang)
Urinalisis
Bila anamnesis dan tampilan klinis menunjukan kemungkinan
sepsis lakukan pemeriksaan kultur darah, urin, dan liquor untuk
protein, glukosa, hitung jenis dan kultur
Tindakan
Bila bilirubin total ≥ 25 mg atau ≥20 mg pada bayi sakit atau
bayi <38 minggu, lakukan pemeriksaan golongan darah dan
cross match pada pasien yang akan direncakan transfusi ganti.
9
10
Rasio bilirubin total/albumin sebagai penunjang untuk memutuskan transfusi
tukar
Kategori Resiko
6,8
11
0,80
Infark
Aritmia
Volume overload
arrest
6. Perdarahan
Trombositopenia
Defisiensi faktor pembekuan
7. Infeksi
8. Hemolisis
9. Graft-versus host disease
10. Lain-lain : hipoterma, hipertermia,
enterokolitis nekrotikans.
12
dan
kemungkinan
terjadinya