Pluralitas Agama Dalam Pandangan Kristen Dan Implikasinya Bagi Pengajaran Pak Stanley R. Rambitan
Pluralitas Agama Dalam Pandangan Kristen Dan Implikasinya Bagi Pengajaran Pak Stanley R. Rambitan
Shanan
Kristen
Jurnal
Vol.
Pendidikan
1 No. 1 2017|
Agama93 Kristen Vol. 1 No. 1 2017 |93
Abstrak
Makalah ini berisi pembahasan tentang pandangan Kekristenan mengenai pluralitas
dan agama dan bagaimana itu menjadi dasar bersikap secara teologis-etis dari umat Kristen,
khususnya dalam pengajaran pendidikan agama Kristen. Pluralitas agama adalah kenyataan
mutlak dalam kehidupan masyarakat khususnya di Indonesia. Pandangan dan sikap agama
dan umat Kristen bersifat lebih positif daripada negatif. Kemajemukan agama diterima secara
kritis, khususnya dalam umat Kristen melaksanakan tugas membawa kabar keselamatan
Allah melalui Yesus Kristus. Lebih khusus, dalam mengajarkan pendidikan agama Kristen,
diharapkan kondisi plural agama ini dijadikan materi pelajaran atau bahan ajar yang
memampukan siswa atau umat Kristen menyikapi dan menjalankan tugasnya sebagai orang
Kristen secara positif dan efektif. Data yang dipergunakan dalam tulisan ini diperoleh
dengan studi literatur atau kepustakaan, sedangkan penyajian materi dilakukan dengan
analisis deskriptif- kualitatif dengan corak isi diwarnai oleh studi alkitabiah dan PAK.
5
Sebenarnya, peperangan yang dilakukan oleh Berkepercayaan Lain (Terj.) (Jakarta: BPK-GM),
bangsa Israel terhadap bangsa-bangsa lain itu 11.
7
karena kepentingan politis-kekuasaan, yaitu demi Alkitab, Yesaya 19:23-25; lihat Ariarayah, Ibid.,
merebut daerah untuk didiami dan dikuasai. 11-12.
6 8
Alkitab, Yesaya 19:19-21; lihat juga pembahasan Alkitab, Yesaya 45;1; liha juga Ariyarajah, Ibid.,
Ariarayah, Alkitab dan Orang-orang Yang 12.
kanan-Nya untuk menundukkan raja-raja memberkati mereka. Kenyataan ini
bangsa lain. Pengakuan dan penerimaan memperlihatkan beragam sikap terhadap
terhadap kebenaran bangsa lain sehingga pluralitas, yaitu eksklusif dan pluralis;
mereka juga diakui, diberkati dan dipakai serta toleran, kompromis dan bahkan
oleh Allah karena kenyataannya adalah submisif terhadap kenyataan bahwa ada
bahwa bangsa lain juga adalah ciptaan pihak-pihak lain di sekitar dan mereka
Allah dan Allah mengasihi mereka. Nenek bahkan dikasihi dan dijadikan tangan
moyang mereka adalah leluhur-leluhur kanan Allah juga.
yang saling bersaudara atau satu keturunan
dan satu sumber, yaitu Allah Sang b. Perjanjian Baru
Pencipta. Leluhur mereka adalah Sumber utama bagi pandangan dan
Abraham/Ibrahim, Nuh dan Adam-Hawa. sikap Kristen dalam Alkitab Perjanjian
Oleh karena itu, sekalipun diakui, tegas Baru tentang pluralisme dan toleransi
dinyatakan dan umum dipahami bahwa adalah teladan yang diperlihatkan Yesus.
bangsa Israel adalah bangsa pilihan Allah, Yesus atau agama Kristen muncul,
tetapi bukan berarti Allah tidak berkarya dan beredar mulai-mula di dalam
memberkati bangsa lain. Allah tetap kalangan masyarakat dan agama Yahudi.
memberkati bangsa-bangsa lain. Bahkan, Jadi ketika hal itu muncul, pluralitas sudah
bangsa lain juga difungsikan Allah untuk menjadi bagiannya. Karena itu, ajaran
menegur Israel atau menjadi saluran berkat Yesus menyangkut pluralisme dipengaruhi
bagi Israel (misalnya Mesir yang dipakai oleh perjumpaan-Nya dengan agama-
Allah untuk menyediakan makanan bagi agama lain, terutama Yahudi dan
bangsa Israel ketika mereka mengalami Helenisme (budaya-agama Yunani).
kelaparan). Di dalam kondisi perang Secara garis besar, partikularisme atau
antara bangsa Israel dengan bangsa lain, eksklusivisme yang melihat Yesus dan
ada saat Israel mengalahkan mereka tetapi ajaran-Nya sebagai kebenaran utama atau
juga ada saat mereka mengalahkan Israel. yang satu-satunya tampak mendominasi
Dari pemaparan tentang pandangan ajaran Perjanjian Baru, baik teologi kitab-
dan sikap Alkitab PL terhadap pluralitas di kitab Injil maupun surat-surat Paulus, serta
atas, nyata bahwa di samping pengakuan surat-surat umum. Yesus dilihat sebagai
terhadap bangsa Israel sebagai bangsa satu-satunya jalan kepada keselamatan.
pilihan, bahwa Tuhan ternyata juga Kitab Injil Yohanes memperlihatkan
menerima dan mengakui keberadaan keistimewaan peran Yesus:
bangsa-bangsa lain. Allah mengasihi dan
Karena begitu besar kasih Allah baik hati.”
11
Bahkan terhadap kelompok
akan dunia ini sehingga Ia telah
yang dianggap sebagai musuh oleh
mengaruniakan anakNya yang
tunggal supaya setiap orang yang masyarakat dan agama-adat Yahudi,
percaya kepadanya beroleh hidup seperti bangsa/orang Samaria yang mau
9
yang kekal. Kata Yesus
bertemu dan bercakap-cakap. Jadi, bangsa-
kepadanya: “Akulah jalan dan
kebenaran dan hidup. Tidak ada bangsa lain oleh Yesus, dan juga kemudian
seorang pun yang datang kepada oleh rasul-rasul (murid-murid atau
10
Bapa, kalau tidak melalui Aku. sahabat-sahabatnya), diakui dan dipahami
Jadi di sini tampak adanya
sebagai pihak yang perlu mendengar berita
pandangan yang eksklusif atau partikular
kesukaan atau Injil yang dibawa-Nya.
dari perkataan Yesus itu: bahwa Dia
Pandangan dan sikap Yesus
adalah jalan menuju kepada Allah atau Dia
terhadap bangsa/agama lain menunjukkan
adalah jalan keselamatan. Ajaran
pengakuan dan penerimaan terhadap
partikular ini mewarnai ajaran Alkitab PB
eksistensi mereka; dan bahwa mereka
dan Kekristenan di sepanjang sejarah
adalah bangsa yang perlu diperlakukan
sampai saat ini. Ini adalah ajaran inti
secara baik, yaitu dengan memberikan
dalam agama Kristen, yaitu bahwa Yesus
perhatian dan mengangkat harkat martabat
adalah Juruselamat; ia memberikan atau
hidup mereka. Juga bahwa, masyarakat
mengantar manusia pada jalan yang benar
lain ini menjadi tempat menyampaikan
menuju Tuhan dan mencapai keselamatan.
kabar baik, Injil atau berita keselamatan,
Walaupun demikian, Yesus tidak
supaya mereka dapat selamat; atau supaya
menolak kehadiran bangsa/umat lain ada
mereka dapat dibebaskan dari belenggu
di sekitarnya. Yesus juga tidak
kebodohan, kemiskinan, kesakitan dan
memberikan penilaian negatif, atau Dia
penderitaan, dan mereka dapat hidup
menganggap buruk atau jahat bangsa-
damai sejahtera.
bangsa lain itu. Yesus menerima
Untuk melaksanakan usaha itu,
keberadaan bangsa-bangsa lain dan mau
orang harus memiliki iman yang kuat dan
bergaul dengan mereka, dan bahkan
hidup dengan menerapkan cinta kasih
mengambil contoh yang baik dari bangsa
(sesuai hukum kasih: kepada Allah dan
asing itu bagi ajaran moral-etis-Nya.
kepada manusia). Tugas ini sudah
Misalnya, ilustrasi “Orang Samaria yang
dilaksanakan oleh Yesus dan kemudian dia
mengutus murid-murid-Nya untuk
9
Alkitab, Injil Yohanes 3: 15.
10
Alkitab, Yohanes 14:6. 11
Lihat, Alkitab, Lukas 10:25-37.
melanjutkan karya itu ke dalam kehidupan seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke
dunia. Perintah Yesus adalah: ujung bumi.”
13
Daftar Bacaan:
Alkitab. Jakarta: LAI, 1988.
Ariarajah, Wesley. Alkitab dan Orang-Orang Yang Berkepercayaan Lain (terj.) Jakarta:
BPK-GM, 1987.
Coward, Harold. Pluralisme Agama Tantangan bagi Agama-Agama. Yogyakarta: Kanisius,
1989.
D’Costa, Gavin (Peny.). Mempertimbangkan Kembali Keunikan Agama Kristen (terj.).
Jakarta: BPK-GM, 2002.
Darmaputera, Eka (peny.). Konteks Berteologi di Indonesia. Buku penghormatan untuk HUT
ke-70 Prof. Dr. P.D. Latuihamallo. Jakarta: BPK-GM, 1988.
Dupuis, Jacques. Toward A Christian Theology of Religious Pluralism. NY: Orbis Books,
1997.
Hardiyanto, S. dkk (peny.). Agama dalam Dialog. Pencerahan, Pendamaian dan Masa
Depan. Jakarta: BPK-GM, 1999, Cet. 3, 2003.
Hastings, J., Encyclopedia of Religion and Ethics. (Vol. X). New York: Charles’s Sons, 1951.
Hick, John & Brian Hebblethwaite (eds.). Christianity and Other Religions. Oxford: One
World, 2001.
Hick, John & Paul F. Knitter (peny.). Mitos Keunikan Agama Kristen (terj.). Jakarta: BPK
GM, 2001.
Hick, John. A Christian Theology of Religions. The Rainbow of Faith. Kentucky:
Westminster John Knox Press, 1995.
Knitter, Paul F., No Other Name? A Critical Survey of Christian Attitides toward the World
of Religions. NY: Orbis Books, 1985.
Knitter, Paul F. One Earth, Many Religions: Multifaith Dialogue & Global Responsibility.
New York: Orbis Books, 1995.
Kraemer, H. The Christian Message in A Non-Christian World. London: The Edinburgh
House Press, 1938.
Leeuwen, Arend Th. van. Agama Kristen dalam Sejarah Dunia (terj.). Jakarta: BPK-
GM,1987.
Schumann, Olaf. Dialog Antar Umat Beragama. Dari Manakah Kita Bertolak? Jakarta:
Departemen Litbang-PGI, 1982.
Scumann, Olaf. Dialog Antar Umat Beragama. Di Manakah Kita Berada Kini? Jakarta:
lembaga Penelitian dan studi-PGI, 1980.
Siburian, Togardo. Kerangka teologi Religionum Misioner. Pendekatan Injili tentang
Hubungan Kekristenan dengan Agama-agama Lain. Bandung: Sekolah Tinggi
Teologia Bandung, 2004.
Sidjabat, W. Bonar. Religious Tolerance and the Christian Faith. Jakarta: BPK-GM, 1982.
Sumarthana, Th. dkk (Redaksi). Dialog: Kritik dan Identitas Agama. Yogyakarta: Penerbit
Dian/Interfidei, 1993.
Tanya, Victor I. Pluralisme Agama dan Problema Sosial. Jakarta: Pustaka Cidesindo, 1998.
Tanya, Victor I. Tiada Hidup Tanpa Agama. Jakarta: BPK-GM, 1988.
Tim Balitbang PGI, Meretas Jalan teologi Agama-Agama di Indonesia. Theologia
Religionum. Jakarta: BPK-GM, 1999, Cet. ke-3, 2003.
World Council of Churches, Iman Sesamaku dan Imanku: Sebuah Penuntun Studi untuk
Memperkaya Penghayatan Teologi Kita Melalui Dialog Antar Agama (terj.). Jakarta:
BPK-GM, 2005, Cet. ke-6.\