Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN TRAINING NEED ASSESSMENT

“Analisis Pengelolaan Hasil Laut Di Desa Panipahan”

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. H. Achmad Hufad. M.Ed/ Dr. Purnomo, M.Pd/
Dr. Jajat S Ardiwinata, M.Pd

Disusun Oleh Kel. 7

Aulia Rusnaini Hasibuan 2013785


Mei Lindayati Gea 2013924
Novitha Astryydz Sibagariang 2013773

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kami berkat kesehatan dan kesempatan, sehingga bisa menyelesaikan
penyusunan tugas analisis kebutuhan pelatihan. Terima kasih penulis ucapkan kepada
Dosen Pengampu Matakuliah Training Need Assessment, yaitu Prof. Dr. H. Achmad
Hufad. M.Ed/ Dr. Purnomo, M.Pd/ Dr. Jajat S Ardiwinata, M.Pd yang telah
memberikan banyak masukan sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas analisis
ini.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, oleh karena itu penulis meminta maaf jika ada
kesalahan dalam penulisan dan juga sangat mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan tugas ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat
bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, Mei 2021

Penulis

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Batasan Masalah...................................................................................... 2
C. Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 2
D. Instrumen ................................................................................................ 3
E. Informan/Responden............................................................................... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA.......................................................................... 4

A. Pengertian Pengelolaan........................................................................... 4
B. Tujuan Pengelolaan................................................................................. 5
C. Fungsi Pengelolaan................................................................................. 5

BAB III HASIL NEEDS ASSESSMENT..................................................... 10

BAB IV PENUTUP......................................................................................... 17

A. Simpulan Assessment.............................................................................. 17
B. Rekomendasi Pelatihan .......................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 20
Lampiran-Lampiran...................................................................................... 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara geografis masyarakat Panipahan merupakan masyarakat nelayan yang
hidup tumbuh, dan berkembang dikawasan pesisir, yakni disuatu kawasan transisi
antara wilayah darat dan laut. Sebagai suatu sistem, masyarakat nelayan terdiri atas
kategori sosial yang membentuk kekayaan sosial. Nelayan adalah sebutan yang
diberikan kepada kelompok masyarakat Panipahan yang bermukinan diwilayah
pesisir, dengan aktivitas mengelola dan memanfaatkan sumber daya pesisir dan
perairan yang bersifat milik semua orang.
Peningkatan kualitas sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kunci
keberhasilan pembangunan nasional. Hal ini dapat disadari, oleh karena manusia
sebagai subyek dan obyek dalam pembangunan. Mengingat hal tersebut, maka
pembangunan SDM diarahkan agar benar-benar mampu dan memiliki etos kerja yang
produktif, terampil, kreatif, disiplin dan profesional. Di sarnping itu juga mampu
memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu dan teknologi yang inovatif
dalam rangka memacu pelaksanaan pembangunan nasional.
Menurut Burton dan Merrill menjelaskan definisi dari analisis kebutuhan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam menentukan saran, mengidentifikasi
kesenjangan antara sasaran dengan keadaan nyata, serta mentapkan
tindakan.mDefinisi tersebut menjelaskan bahwa analisis kebutuhan merupakan
sebuah proses yang dilakukan untuk menemukan perbedaan yang muncul antara
tujuan ideal yang kita harapkan dengan kondisi teraktual yang tengah terjadi.
Perbedaan yang timbul menjadi katalis bagi kita untuk segera menetapkan aksi nyata
untuk menghilangkan perbedaan yang terjadi. Aksi-aksi seperti apa yang tepat untuk
dilakukan menjadi sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk menghilangkan
perbedaan dan mencapai tujuan yang kita harapkan.
Analisis kebutuhan berfungsi untuk mengetahui apa yang harus dilakukan
oleh organisasi agar mampu melakukan pelatihan yang sesuai dengan kompetensi dan
indikator yang diharapkan. Penilitian analisis kebutuhan ini menggunakan acuan

1
kondisi ideal kinerja yang dijadikan perbandingan dengan kondisi aktual agar
ditemukan kesenjangan yang perlu diatasi. Nantinya kesenjangan inilah yang akan
dijadikan suatu kebutuhan dan diberikan rekomendasi agar kinerja dilakukan secara
optimal.

B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perlu adanya pembatasan
masalah agar penelitian lebih terfokus pada permasalahan yang akan diteliti. Peneliti
hanya memfokuskan penelitian pada pengelolaan Sumber Daya Alam di Desa
Panipahan dan kemampuan masyarakat pesisir dalam memajukan desa tersebut.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan oleh seorang


peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan. Data dikumpulkan dalam penelitian
ini digunakan untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan, karena data yang
diperoleh akan dijadikan landasan dalam mengambil suatu kesimpulan .

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada saat penelitian dengan


menggunakan teknik observasi dan wawancara. Observasi adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan lewat pengamatan langsung, peneliti melakukan
pengamatan lingkungan di Desa Panipahan. Wawancara dilakukan dengan cara tanya
jawab dengan responden untuk memproleh informasi yang dibutuhkan dan peneliti
sebelumnya sudah menyiapkan pertanyaan-pertanyaan.

D. Instrumen

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam metode


pengambilan data oleh peneliti untuk menganalisa hasil penelitian yang dilakukan
pada langkah penelitian. Pada prinsipnya instrument penelitian memiliki

2
ketergantungan dengan data-data yang dibutuhkan. Jenis instrument yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu wawancara dan observasi.

F. Informan/Responden

Suharsimi Arikunto, Pengertian responden penelitian adalah seseorang yang


mampu menjawab serangkaian pertanyaan yang dilakukan oleh seorang peneliti
dengan bentuk pertanyaan tertulis melalui koesioner maupun lisan melalui pedoman
wawancara. Dalam penelitian yang menjadi responden adalah para nelayan,
masyarakat pesisir, dan pekerja gudang ikan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian pengelolaan

Pengelolaan berasal dari kata kelola, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kontemporer karangan Peter Salim dan Yenny Salim (2002, hal. 695), berarti

3
memimpin, mengendalikan, mengatur, dan mengusahakan supaya lebih baik, lebih
maju dan sebagianya serta bertanggung jawab atas pekerjaan tertentu. Pengelolaan
adalah proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan memberikan
pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan
(Salim dan Salim, 2002:534).

Menurut Handoko, (1997:8) pengelolaan adalah proses yang membantu


merumuskan suatu kebijakan dan tujuan organisasi atau proses yang memberikan
pengawasan pada suatu yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan.

Menurut Handayaningrat (1997:9) pengelolaan juga bisa diartikan


penyelenggaraan suatu kegiatan. Pengelolaan bisa diartikan manajemen, yaitu suatu
proses kegiatan yang di mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan-penggunaan
sumber daya sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang
telah ditentukan.

Dapat diambil kesimpulan dari beberapa pendapat diatas bahwa pengelolaan


adalah kegiatan yang di mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan.
Pengelolaan merupakan tindakan pengusahaan pengorganisasian sumber-sumber
yang ada dalam organisasi dengan tujuan agar sumber-sumber tersebut dapat
bermanfaat untuk kepentingan organisasi.

B. Tujuan pengelolaan

Tujuan pengelolaan adalah agar segenap sumber daya yang ada seperti,
sumber daya manusia, peralatan atau sarana yang ada dalam suatu organisasi dapat
digerakan sedemikian rupa, sehingga dapat menghindarkan dari segenap pemborosan
waktu, tenaga dan materi guna mencapai tujuan yang diinginkan. Pengelolaan

4
dibutuhkan dalam semua organisasi, karena tanpa adanya pengelolan atau manajemen
semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit.

Tujuan pengelolaan akan tercapai jika langkah-langkah dalam pelaksanaan


manajemen di tetapkan secara tepat, Afifiddin (2010 : 3) menyatakan bahwa langkah-
langkah pelaksanaan pengelolaan berdasarkan tujuan sebagai berikut:

 Menentukan strategi
 Menentukan sarana dan batasan tanggung jawab
 Menentukan target yang mencakup kriteria hasil, kualitas dan batasan waktu.
 Menentukan pengukuran pengoperasian tugas dan rencana.
 Menentukan standar kerja yang mencakup efektivitas dan efisiensi
 Menentukan ukuran untuk menilai
 Mengadakan pertemuan
 Pelaksanaan.
 Mengadaan penilaian
 Mengadakan review secara berkala.
 Pelaksanaan tahap berikutnya, berlangsung secara berulang- ulang

C. Fungsi Pengelolaan

Menurut Millet dalam Burhanuddin (1994:34) fungsi pengelolaan adalah


suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang yang
diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan.

Berikut beberapa fungsi pengelolaan yang dikemukakan oleh para ahli :


Henry Fayol mengemukakan ada 5 fungsi pengelolaan antara lain :

 Planning (Perencanaan)
 Organizing (Pengorganisasian)
 Commanding (Pemberian perintah)

5
 Coordinating (Pengkoordinasian)
 Controlling (Pengawasan).

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUT PADA ERA


OTONOMI DAERAH

Dengan hadirnya otonomi daerah tahun 1999, Indonesia telah mengalami


perubahan yang amat besar dalam sistem hukumnya. Pengelolaan pesisir dan
sumberdaya alam lainnya telah berganti dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah,
dan bidang legislatif dianggap memiliki peran lebih besar dalam menyusun dan
mengawasiperaturan perundang-undangan. Pengelolaan sumberdaya pesisir juga
mendapat perhatian lebih besar sejalan dengan dibentuknya Departemen Kelautan
dan Perikanan (DKP). Sejalan dengan era otonomi, sejak tahun 2001 Pemda
mempunyai kewenangan yang jelas dalam mengelola sumberdaya pesisir dan
pulaupulau kecil secara bertanggungjawab sesuai Pasal 10 UU No. 22/99. Namun
kapasitas Pemda untuk mengelola potensi sumberdaya tersebut masih relatif terbatas,
khususnya pembangunan kelautan non-perikanan. Disisi lain sumberdaya kelautan
tersebut dimanfaatkan berbagai pihak secara tidak bertanggung jawab (intruders)
seperti destructive fishing, pencurian ikan di laut, serta reklamasi pantai yang kurang
memperhatikan kelestarian lingkungan.

Undang-undang yang ada dan peraturan daerah lebih berorientasi pada


eksploitasi sumberdaya pesisir tanpa memperhatikan kelestarian sumberdaya dan
regulasi lain sehingga menimbulkan kerusakan fisik. Sementara kesadaran nilai
strategis dari pengelolaan wilayah pesisir secara berkelanjutan, terpadu, dan berbasis
masyarakat relatif kurang. Selain itu, hak masyarakat adat/lokal dalam pengelolaan
sumbedaya laut seperti sasi, seke, panglima laot juga masih kurang dihargai sehingga
ruang untuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya pesisir pun masih
terbatas.

6
Untuk pelaksanaan otonomi daerah di masa mendatang haruslah yang mampu
meningkatkan pelayanan publik, kesejahteraan warga dan mendorong kondisi dunia
usaha yang kondusif bagi pengembangan ekonomi lokal/daerah. Berkaitan dengan hal
tersebut, maka beberapa hal yang masih perlu disempurnakan antara lain:

1. Adanya keikhlasan pusat agar daerah memperoleh hak-haknya untuk


mengolah dan mengelola sumberdaya di daerahnya secara optimal.
2. Untuk mencegah disincentives
3. Untuk menopang pelaksanaan otonomi daerah
4. Memperbaiki fundamental ekonomi nasional dengan memberi kesempatan
yang lebih luas kepada Usaha kecil-mikro (UKM) agar lebih berkembang
melalui kebijakan ekonomi yang tidak diskriminatif.
5. Memanfaatkan dan mengelola SDA secara proporsional dan arif
6. Mendorong agregasi permintaan masyarakat (public demand) terhadap
layanan publik dengan mendorong partisipasi masyarakat dalam perencanaan,
7. Mendorong desentralisasi pembangunan daerah dan mendayagunakan
kelembagaan di daerah untuk memiliki wewenang dan kemandirian dalam
membuat produk hukum pembangunan di daerahnya.
8. Untuk memperkuat basis keuangan daerah
9. Dalam era otonomi daerah in

Prinsip pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut secara terpadu dapat


difokuskan pada empat aspek yaitu:

 Keterpaduan antara berbagai sektor dan swasta yang berasosiasi.


 Keterpaduan antara berbagai level pemerintahan, mulai dari pusat,
kabupaten/kota, kecamatan dan desa.
 Integrasi antara pemanfaatan ekosistem darat dan laut.
 Integrasi antara sain/teknologi dan manajemen.

Prinsip pengelolaan yang terpadu ini dilakukan berdasarkan pertimbangan


bahwa pemanfaatan sumberdaya pesisir pada saat ini tidak boleh mengorbankan

7
kebutuhan sumberdaya pesisir bagi generasi yang akan datang. Prinsip ini bisa lebih
efektif dilaksanakan bila pengelolaannya bersifat demokratis, trasparan dan
didesentralisasikan ke level pemerintahan yang rendah yang melibatkan masyarakat
pesisir setempat.

Dengan semakin mencuatnya paradigma pembangunan kelautan serta


dilaksanakannya otonomi daerah, maka semakin terbaca beberapa persoalan
seriusyang menjadi isu-isu strategis dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut
ini, yaitu:

 Kondisi sumberdaya pesisir dan laut yang bersifat common property (milik
bersama) dengan akses yang bersifat quasi open access. Istilah common property
ini lebih mengarah pada kepemilikan yang berada di bawah kontrol pemerintah
atau lebih mengarah pada sifat sumberdaya yang merupakan public domain,
sehingga sifat sumberdaya tersebut bukanlah tidak ada pemiliknya. Ini berarti
sumberdaya tersebut tidak terdefinisikan dalam hal kepemilikannya sehingga
menimbulkan gejala yang disebut dengan dissipated resource rent, yaitu hilangnya
rente sumberdaya yang semestinya diperoleh dari pengelolaan yang optimal.
 Adanya degradasi lingkungan pesisir dan laut. Pada awal tahun 80-an, banyak
pihak yang tersentak setelah menyaksikan kebijakan pembangunan yang hanya
mengejar pertumbuhan ekonomi dan produktivitas ternyata telah menimbulkan
kerusakan yang serius terhadap lingkungan. Program modernisasi perikan
contohya, yang bertujuan menigkatkan produksi hasil tangkapan nelayan
menggunakan teknologi penangkapan yang semakin modern tidak disertai dengan
sosialisasi pemahaman yang baik terhadap lingkungan kelautan. Hal ini berakibat
fatal terhadap kelestarian lingkungan karena terjadi ekploitasi sumberdaya secara
maksimal tanpa memperhatikan potensi lestari yang ada.
 Kemiskinan dan kesejahteraan nelayan. Perikanan di Indonesia melibatkan banyak
stakeholders. Yang paling vital adalah nelayan kecil yang merupakan lapisan yang
paling banyak jumlahnya. Mereka hidup dalam kemiskinan dan tekanan-tekanan
sosial ekonomi yangberakar pada faktor-faktor kompleks yang saling terkait.

8
Faktor-faktor tersebut dapat diklasifikasikan sebagai faktor alamiah dan non
alamiah. Faktor alamiah berkaitan dengan fluktuasi musim dan struktur alamiah
sumberdaya ekonomi desa. Sedangkan faktor non alamiah berhubungan dengan
keterbatasn daya jangkau teknologi, ketimpangan dalam sistem bagi hasil, tidak
adanya jaminan sosial tenaga
kerja yang pasti, lemahnya jaringan pemasaran, tidak berfungsinya koperasi nelayan
yang ada, serta dampak negatif kebijakan modernisasi perikanan yang ada.
 Akses pemanfaatan teknologi yang terbatas. Semakin tingginya persaingan dalam
pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir, menuntut masyarakat untuk
memaksimalkan produksi mereka. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan
penggunaan teknologi.
 Peraturan dan kebijakan yang kurang kondusif. Dengan lahirnya aturan main yang
menyangkut hak kepemilikan sumberdaya pada tingkat lokal, secara tidak
langsung akan memberikan hak kepemilikan (property rights) kepada pemerintah
daerah. Pemerintah daerah dapat mengelola sumberdaya pesisir dan laut secara
lebih rasional mengingat ketersediaan sumberdaya serta terdegradasinya
sumberdaya akan menentukan tingkat kemakmuran masyarakat di daerah yang
bersangkutan. Kebijakan pembangunan perikanan yang dijalankan seharusnya
tidak hanya mengejar kepentingan ekonomi (khususnya peningkatan devisa negara
dari ekspor hasil laut), tetapi juga diimbangi secara proporsional dengan komitmen
menjaga kelestarian sumberdaya perikanan yang ada.

BAB III

9
HASIL NEEDS ASSESSMENT

1. Aspek Lingkungan

Keterangan
Hasil Pengamatan (Kondisi yang
No Aspek yang diamati ditemukan)
Tidak
Ada
Ada
Lingkungan SDA
1 Kondisi laut tidak ✓ Kondisi laut di desa
tercemar oleh sampah Panipahan sudah sangat
baik tetapi terkadang ada
saja sampah yang dibuang
oleh masyarakat karena
pembuangan sampah di
desa Panipahan langsung
kelaut.
2 Kondisi laut tidak ✓ Pada kondisi laut meskipun
berbau ada sampah tetapi kondisi
laut disini tidak berbau. Hal
ini dikarenakan semua
sampah langsung dibawa
kelaut. Tetapi ada beberapa
tempat seperti sampah yang
bertumpukan disatu tempat
yang membuat kondisi satu
tempat tersebut berbau.
3 Terdapat habitat untuk ✓ Pada saat ini tidak ada
sumber daya ikan habitat sumber daya ikan
karena seluruh masyarakat
mengharapkan ikan yang
dihasilkan oleh laut.
4 Terdapat peraturan ✓ Didesa Panipahan ada
setempat untuk tentara angkatan laut yang
menjaga perairan menjaga perairan.
5 Produksi perikanan ✓ Produksi perikanan di
daerah Panipahan sangat
besar. Tidak ada didalam
negeri tetapi diluar negeri,
seperti Malaysia
6 Upaya masyarakat ✓ Sudah menjadi kebiasaan
menjaga agar kondisi masyarakat membuang
perairan tidak sampah langsung ke laut.

10
tercemar
Lingkungan Non SDA
1 Terdapat banyak ✓ Di desa Panipahan sangat
gudang ikan banyak gudang ikan. Itu
dilingkungan sekitar bisa kita lihat hampir
masyarakat disetiap sudut Panipahan.
2 Masyarakat sekitar ✓ Tidak hanya nelayan,
bekerja di gudang penduduk masyarakat
tersebut Panipahan juga banyak
yang bekerja di gudang.
3 Limbah gudang ikan ✓ Gudang ikan yang ada di
mencemari Panipahan tidak membuat
lingkungan hal - hal seperti yang dapat
mencemari lingkungan.
Karena ikan langsung
ditransfer keluar untuk
dijual.

2. Partisipasi masyarakat pesisir dalam memajukan desa Panipahan sebagai


tempat wisata

Keterangan
Hasil Pengamatan
(Kondisi yang ditemukan)
No Aspek yang diamati
Tidak
Ada
Ada
Kegiatan yang dilakukan
1 Hasil tangkapan ✓ Ikan-ikan yang ditangkap
memiliki potensi segar-segar dan banyak
memiliki ragam jenis ikan.
2 Ikan diolah menjadi ✓ Jenis ikan yang dikelola
makanan khas seperti udang dan kerang.
Produksi yang dilakukan juga
sedikit dan jarang diketahui
orang-orang.
3 Pemerintah daerah ✓ Pemerintah membantu
setempat ikut andil nelayan dalam mencukupi
dalam menata pesisir kebutuhan nelayan.
4 Masyarakat ✓ Untuk saat ini pemerintah
mendukung kegiatan mendukung kegiatan nelayan.
tersebut
Kesadaran
1 Terdapat sampah di ✓ Kurangnya kesadaran

11
laut masyarakat dalam menyikapi
sampah yang ada di Desa
Panipahan.
2 Pemberdayaan ✓ Tidak adanya pemberdayaan
ekosistem laut yang dilakukan masyarakat
baik juga pemerintah.
3 Pengelolaan pesisir ✓ Pengelolaan masih kurang
menjadi tempat wisata dalam menggunakan pesisir
sebagai tempat wisata.

3. Pengetahuan Tentang Pengelolaan Ikan

No Aspek yang Hasil Keterangan(Kondisi yang


diamati Pengamatan ditemukan)
Ada Tidak
ada
Jenis-Jenis Ikan
1 Ikan yang ✓ Ikan yang ditangkap beragam.
ditangkap
beragam
2 Ikan yang didapat ✓ Tidak dapat ditentukan jumlah ikan
berjumlah yang didapat banyak atau sedikit.
banyak/sedikit Karena setiap nelayan berbeda-beda
jenis dalam menangkap ikan.
3 Dilakukannya ✓ Tidak ada pemberdayaan yang
pemberdayaan dilakukan masyarakat dan
jenis - jenis ikan pemerintah.
4 Cara yang ✓ Cara yang dilakukan nelayan dalam
dilakukan nelayan menangkap ikan menggunakan jaring
dalam menangkap ikan/pancing. Masih melakukan
ikan. penangkapan ikan dengan cara yang
manual.
5 Adanya ✓ Tidak ada asoisasi yang dilakukan
sosialisasi kepada pemerintah dan juga masyarakat
nelayan tentang dalam pengenalan jenis ikan. Tetapi
pengenalan jenis masyarakat mengenal dengan baik
ikan jenis ikan yang ditangkap.
Mengolah ikan

1 Pengelolaan ikan ✓ Biasanya langung dijual kepada

12
yang dilakukan borongan tetapi ada yang langsung
nelayan dikirim ke kota atau keluar negeri.
Pengelolaan ikan biasanya dilakukan
dengan membuat ikan asin.
2 Jenis-Jenis yang ✓ Jenis-jenis ikan yang dijadikan ikan
dibuat dalam asin biasanya ikan lidah, ikan siting,
pengelolaan ikan ikan kepala batu, dan lain sebagainya.
3 Adanya ✓ Biasanya itu dilakukan digudang
pengajaran yang dalam pengelolaan ikan.
dilakukan dalam
pengelolaan ikan

Kami melakukan beberapa observasi dan wawancara dan dapat diambil


kesimpulan dari beberapa jawaban masyarakat, yaitu sebagai berikut.

1. Sumber Daya Alam

Pada masyarakat Panipahan, pekerjaan sebagai nelayan menjadi pekerjaan yang


tetap untuk menghasilkan uang untuk mencukupi kebutuhan masyarakat. Laut
menjadi penghasil utama masyarakat untuk mencukupi kebutuhan masyarakat.
Sebagian besar masyarakat sangat menyukai tinggal di daerah Panipahan karena
Panipahan tidak seperti desa yang sulit dijangkau aksesnya. Bahan pokok makanan
tidak sulit didapat, kondisi lingkungan yang baik, tetapi sebagian masyarakat tidak
suka di Panipahan karena merasa bosan. Panipahan merupakan daerah yang kecil,
tidak ada tempat wisata yang baik yang ada.

Menurut Nelayan, kondisi laut tidak terlalu baik. Seperti yang dilihat kondisi
ikan sudah tidak stabil seperti sebelumnya. Pendapatan masyarakat juga mulai
berkurang. Dengan sarana dan prasarana yang dimiliki nelayan seperti kapal dan juga
Orari yang digunakan masyarakat untuk saling berhubungan dengan nelayan lain
yang ada dilaut, tidak hanya itu Orari juga dapat membantu nelayan dalam
menangkap ikan dilaut. Pemerintah juga membantu masyarakat dengan penyediaan
bantuan seperti alat-alat dalam menangkap ikan.

13
Dari observasi dan wawancara dalam dengan masyarakat, menjaga kelestarian
laut masih sangat sulit dilakukan masyarakat. Bagaimana tidak, masyarakat
membuang sampah langsung ke laut dan ini sudah melakukan pencemaran laut.
Masyarakat dan nelayan berharap pemerintah dapat membuat gerakan dalam
membangun desa Panipahan yang lebih maju lagi, sehingga desa Panipahan banyak
dikenal oleh banyak orang.

2. Partisipasi masyarakat pesisir dalam memajukan desa Panipahan sebagai


tempat wisata

Tidak adanya kegiatan yang diciptakan pemerintah baik juga masyarakat. Dan
juga belum adanya inovasi baru yang dapat diciptakan untuk menambah kegiatan
yang dapat dilakukan oleh masyarakat Panipahan. Ada satu inovasi baru yang dibuat
oleh masyarakat yaitu dengan membuat makanan dari ikan. Ikan yang digunakan
dalam pembuatan makanan ada dua jenis yaitu udang dan kerang. Kedua jenis
makanan laut itu dibuat kerupuk untuk oleh-oleh khas Panipahan. Kemudian
dibuatnya tempat wisata disekitar rumahnya dengan membuat sepeda dayung air dan
juga menyewa pelampung untuk orang-orang yang ingin mandi di tempat tersebut
dan masyarakat juga dapat bersantai ditempat tersebut dengan memesan minuman
atau makanan. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam membuat desa Panipahan
menjadi tempat wisatawan ini yang perlu dikembangkan. Banyaknya peluang yang
dapat digunakan untuk dibuatnya desa Panipahan menjadi tempat wisata laut yang
indah.

3. Pengetahuan Tentang Pengelolaan Ikan

Ikan yang didapat oleh para nelayan dapat dikatakan segar-segar karena ikan
tersebut langsung didapat dari laut dan dijual. Nelayan dapat mengetahui setiap jenis
ikan yang didapat mereka. Di Panipahan ada nelayan yang menangkap ikan yang
khusus. Contohnya seperti : udang, gembung. Ada juga jenis kapal yang menangkap
ikan - ikan besar, seperti : malong, hiu(bukan hiu yang besar). Setiap nama - nama
ikan dapat diketahui nelayan dan juga masyarakat dengan baik.

14
Kurangnya pengelolaan inilah menjadi salah satu hal yang menjadi kendala yang
dialami oleh masyarakat Panipahan. Ikan-ikan yang ditangkap biasanya diantar ke
gudang ikan dan dijual setelah itu gudang akan menjual ke pemborong ikan, pasar,
diasinkan dan juga ada yang diekspor. Biasanya gudang akan memilih kualitas ikan
yang akan dijual. Biasanya ikan dapat terlihat segar dilihat dari matanya, insangnya
dan dagingnya. Ikan yang segar memiliki mata yang merah, insang yang merah, dan
daging yang tidak lembek dan juga keras. Ikan tersebut dapat dikatakan bagus dan
juga masih segar.

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan Assessment

Dari hasil assessment yang telah dilakukan, bahwa masyarakat Panipahan


bekerja sebagai nelayan, nelayan menjadi pekerjaan yang tetap untuk menghasilkan
uang untuk mencukupi kebutuhan masyarakat. Laut menjadi penghasil utama
masyarakat untuk mencukupi kebutuhan masyarakat. Saat ini kondisi ikan sudah
tidak stabil seperti sebelumnya. Pendapatan masyarakat juga mulai berkurang.

Kurangnya pengetahuan pengelolaan hasil tangkapan menjadi salah satu hal


yang menjadi kendala yang dialami oleh masyarakat Panipahan. Ikan-ikan yang
ditangkap biasanya diantar ke gudang ikan dan dijual setelah itu gudang akan menjual
ke pemborong ikan, pasar, diasinkan dan juga ada yang diekspor. Biasanya gudang
akan memilih kualitas ikan yang akan dijual. Biasanya ikan dapat terlihat segar dilihat
dari matanya, insangnya dan dagingnya. Ikan yang segar memiliki mata yang merah,

15
insang yang merah, dan daging yang tidak lembek dan juga keras. Ikan tersebut dapat
dikatakan bagus dan juga masih segar. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam
membuat desa Panipahan menjadi tempat wisatawan ini yang perlu dikembangkan.
Banyaknya peluang yang dapat digunakan untuk dibuatnya desa Panipahan menjadi
tempat wisata laut yang indah.

B. Rekomendasi Pelatihan

Setelah melalui beberapa proses analisis dan menemukan permasalahan dalam


melakukan pemberdayaan masyarakat pesisir di Panipahan, maka dapat dilakukan
pelatihan dan pengembangan kemampuan kepada nelayan dan masyarakat pesisir
dalam pengolahan hasil tangkap. Sehingga hasil tangkap tidak dijual langsung tetapi
ada sebagian hasil yang diolah menjadi bahan jadi atau makanan khas di Panipahan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ir. Arifin Rudyanto, MSc., PhD 2, Kerangka Kerjasama dalam Pengelolaan Sumber
Daya Pesisir dan Laut.

17
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Gambar 1.1 Kondisi Laut di Desa Panipahan

18
Gambar 1.2 Kapal yang digunakan
untuk menangkap ikan dan para
nelayan

Gambar 1.3 Pengeringan ikan


yang dilakukan gudang

Gambar 1. 4 Para pekerja gudang


sedang memotong ikan untuk
diasinkan.

Gambar 1.5 Kondisi Pasar di


Desa Panipahan ketika menjual
ikan.

19
Gambar 1.6 Kondisi Pasar yang kotor akibat sampah-sampah yang
bertumpukan.

Gambar 1.7 Jenis ikan yang besar didapat oleh para nelayan.

20

Anda mungkin juga menyukai