Anda di halaman 1dari 13

101

Kegiatan Belajar 10

KESESUAIANLAHAN

A. Learning Outcome
1. Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat memahami tentang kesesuaian lahan
2. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan dapat:
a. Menjelaskan kesesuaian lahan
b. Menjelaskan kelas kesesuaian lahan
c. Menjelaskan tentang subkelas dalam kesesuaian lahan

B. Uraian Materi
Penggunaan lahan saat sekarang dan yang akan datang haruslah dipertimbangkan dalam evaluasi
lahan. Penggunaan lahan utama adalah salah satu dari beberapa pembagian penggunaan lahan pedesaan
seperti misalnya pertanian tadah hujan, pertanian irigasi, hutan, rumput, rekreasi. Pembagian dari
penggunaan lahan utama tersebut adalah sebagai berikut.

1. Pertanian tadah hujan dengan tanaman semusim


2. Pertanian tanaman setahun
3. Pertanian intensif
4. Pertanian irigasi
5. Pertanian padi daerah berawa
6. Rumput untuk peternakan intensif
7. Produksi hutan alami
8. Hutan perkebunan
9. Rekreasi dan tourism
10. Cagaralam
11. Tangkapan air

- Tipe pengguaan lahan adalah penggunaan lahan tertentu yang lebih rinci dari pada penggunaan
lahan umum. Tingkat kerincian bervariasi tergantung pada skala dan intensiotas studi. Suatu contoh tipe
penggunaan lahan adalahpertanian tadah hujan dengan tanaman jagung dan tembakau. Deskripsi tipe
penggunaan lahan meliputi : produksi, orientasi pemasaran, intensitas capital, intensitas tenaga
kerja,pengetahuan dasar penggunaan laha,teknologi,infrastruktur, ukuran pemilikan lahan dan tingkat
penghasilan.

Untuk menentukan tipe penggunaan lahan yang akan di pertimbangkan dalam evaluasi lahan
sebaiknya memperhatikan aspek aspek sebagai berikut :

- Penggunaan lahan masa kini, tanaman yang sedang di usahakan


- Kesesuaian agroklimatik untuk tanaman yang ditentukan dalam evaluasi lahan
- Adanya hasil dari stasiun percobaan pertanian
- Pemasaran hasil tanaman
- Saran – saran dari pemerintah
102

3 sifat- sifat lahan ( land properties )


3.1. Karakteristik lahan
Karakteristik lahan adalah suatu parameter lahan yang dapat di ukur atau diestimasi,
misalnya kemiringan lereng, curah hujan, tekstur tanah dan sebagainya.Satuan pemetaan lahan
dalam survey sumber daya lahan pada umumnya disertai dengan deskrisi karakteristik
lahan.Karakteristik lahan berbeda dengan kualitas lahan. Karakteristik lahan merupakan
parameter lahan yang dipakai untuk menentukan kualitas lahan ( Tabel 1 ). Oleh karena itu
keduanya sangat penting dalam evaluasi sumberdaya lahan.

3.2. kualitas lahan.


Kualitas lahan mempengaruhi tingat kesesuaian lahan untuk penggunaan lahan
tertentu.Kualitas lahan dinilai atas dasar karakteristik lahan yangberpengaruh.suatu
karakteristiklahan dapat berpengaruh pada suatu kualitas lahan lainnya. Bila kualiatas lahan
dianggap merupakan jawaban dari persyaratan tumbuh tanaman maka jelaslah bahwa diperlukan
suatu evaluasi kulitas lahan.Beberapa kualitas lahan yang penting dalam evaluasi lahan seperti
ditunjukkan pada tabel 2 dibawah ini
Table 2 contoh – contoh kualitas lahan utama.
1. Kualitas lahan yang berhubungan dengan produktivitas Tanaman.
a. Ketersediaan air
b. Ketersediaan oksigen bagi pertumbuhan akar
c. Daya memegang unsur hara
d. Kondisi untuk perkecembahan
e. Sanilitas atau alkalinitas
f. Bahaya unsur – unsur beracun atau kesamaan tanah yang tinggi.
g. Ketahanan terhadap erosi.
h. Mudah tidaknya tanah diolah.
i. Hama dan penyakit tananaman yang berhubungan dengan tanah.
j. Hanya banjir atau penggenangan
k. Regim temperature.
l. Energy radiasi dan lama penyinaran.
m. Angin dan badai
n. Kelembaban udara
o. Periode kering untuk pematangan tanaman dan waktu panen.
p. Ketersediaan unsur hara.

2. Kualitas lahan yang khusus brhubungan dengan produktivitas hewan.


a. Kesulitan-kesuliatan yang disebabkan iklim.
b. Hama dan penyakit hewan yang indemik
c. Nilai nutrisi dari padang rumput.
d. Sifat beracun ari padang rumpt
e. Ketahanan terhadap kerusakan vegetasi
f. Ketahanan terhadap erosi dibawah kondisi pengambalan
g. Tersedianya air minum
h. Keterjangkauan medan.

3. Kualitas lahan yang berhubungan dengan produktivitas hewan.


a. Tipe dan jumlah spesies-spesoes kayu yang bernilai.
b. Factor-faktor lokasi yang mempengaruhi pertumbuhan vegetasi muda.
c. Terdapatnya tanaman obat-obatan atau vegetasi lan yang dapat menghasilkan ekstraksi
d. Terdapatya pohon buah-buahan.
e. Terdapatnya binatang liar yang dapat menghasilkan daging dan/atau kulitnya.
103

f. Hama dan penyakit.


g. Keterjangkauan medan.

4. Kualitas lahan yang berhubungan dengan tindakan pengelolaan dalam pertanian. Produksi
hewan atau ekstraksi.
a. Kemungkinan untuk mekanisasi
b. Ketahanan terhadap erosi
c. Kebebasan dalam menentukan tata ruang rencana usaha tani, termasuk kebebasan dalam
memilih bentuk ukuran satuan pengelolaan.
d. Keterjangkaan oleh kendaraan
e. Penutupan pegetasi dalam hubungan dengan pengaruh baik atau buruknya untuk ukuran
satuan pertanaman.

3.3 pembatasan lahan ( land limitation )

Suatu kualitas lahan dapat merupakan factor pembatas jika tidak atau hamper tidak dapat
memunihi persyaratan untuk memperoleh produksi yang optimal dan pengelolaan dari suatu
penggunaan lahan tertentu. Pembatas lahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Pembatasan lahan permanen : yaitu pembatas lahan yang tidak dapat dengan mudah
diperbaiki dengan usaha-usaha pembaikan lahan ( land improvement ). Contoh
pembatas lahan permanen ini adalah kemiringan lereng, kedalaman tanah, iklim, bahaya
banjir.
2. Pembatas lahan sementara : yaitu pembatas lahan yang dapat diperbaiki dengan cara
pengelolaan lahan seperti misalnya keneturan tanah dapat diperbaiki dengan pemupukan.
Vink ( 1975 ) mengklasifikasikan pembatas lahan menjdi dua, yaitu :
a. Pembatas tanah misalnya drainase tanah, adanya batu dan bahan kasar pada zone
perabuan dan sebagainya.
b. Pembatas tempat ( sita ) misalnya pembatas topografi ( kemiringan lereng, batu
dipermukaan ) dan pembatas iklim.

3.4. persyaratan penggunaan lahan


Menurut dijkerman ( 1982 ) persyaratan penggunaan lahan dapat
diklasifikasikan menjadadi 4, yaitu :
1. Persyaratan ekologikal
2. Persyaratan pengelolaan
3. Persyaratan konservasi lahan
4. Persyaratan perbaikan

Beberapa contoh dari masing-masing kelompok persyaratan penggunaan lahan


tersebut adalah :

1. Persyaratan ekologikal
a. Ketersdian air
b. Ketersediaan unsur hara
c. Ketersediaan oksigen
d. Resiko banjir
e. Kondisi germinasi
f. Lingkup temperatur
g. Energy radiasi
h. Kelembaban udara
104

i. Periode kerimg
2. Persyaratan konservasi
a. Persiapan pembibitan
b. Mekanisasi selama panen
3. Persyaratan konservasi
a. Control erosi
b. Resiko komplen tanah ( padas olah)
c. Resiko pembentukan kulit tanah ( orust )
4. Persyaratan perbaikan
5. A. pengeringan lahan
6. Tanggap terhadap pemupukan

3.5 perbaikan lahan ( land improvement )

Perbaikan lahan adalah aktivitas yang dilakukan untuk memperbaiki


kualitas lahan pada sebidang lahan untuk mendapatkan keuntungan. Perbaikan
lahan diklasifikasikan menjadi dua,yaitu :
1. Perbaikan lahan utama ;perbaikan kualitas lahan yang permanen dari suatu
lahan untuk penggunaan lahan tertentu. Contohnya adalah pembuatan
saluran-saluran irigasi, reklamasi, pengeringan daerah berawa
2. Perbaikan lahan minor ; perbaikan lahan pada kualitas lahan tak permanen
yang dapat dilakuka oleh petani atau pemakai lahan . contohnya adalah
pembersihan lahan kasar dipermukaan, pemupukan untuk pemulihan
benturan tanah dan sebagainya.

Klasifikasi kesesuaian lahan


Proses klasifikasi kesesuaian lahan adalah penaksiran dan pengelompokkan suatu wilayah
menjadi bagian-bagian lahan menurut tingkat kecocokannya apabila dipergunakan untuk maksud
tertentu.
Pada pembicaraan Bab ini, struktur klasifikasi kesesuaian lahan dibahas yang pertama, kemudian
macam klasifikasi kesesuaian lahan yang meliputi secara kualitatif/ cara kuantitatif, kesesuaian
sekarang dan kesesuaian potensial
2.1 struktur klasifikasi kesesuaian lahan
Seperti yang telah dikembangkan FAO (1976), system klasifikasi kesesuaian lahan terdiri dari
empat (4) kategori yang menunjukkan tingkatan generalisasi yang sifatnya menurun, yakni
seperti berikut:
1. Ordo kesesuaian lahan (order) : menunjukkan jenis/ macam kesesuain atau keadaan
kesesuaian secara umum.
2. Kelas kesesuaian lahan (class) : menunjukkan tingkat kesesuaian dalam ordo.
3. Sub- kelas kesesuaian lahan (sub –class) : menunjukkan jenis pembatas atau macam
perbaikan yang diperlukan di dalam kelas.
4. Satuan kesesuaian lahan (unit) : menunjukkan perbedaan-perbedaan kecil yang
diperlukan dalam pengelolaan didalam sub kelas.
105

Kesesuaian lahan dalam tingkat ordo menunjukkan apakah lahan sesuai atau tidak sesuai
apabila dipergunakan untuk maksud tertentu. Untuk itu kesesuaian lahan pada tingkat ordo
ini dibedakan menjadi 2, yaitu :

a. Ordo sesuai (S) : sesuai (suitable)


Lahan yang termasuk ordo ini adalah lahan yang dapat dipergunakan untuk suatu
penggunaan tertentu secara lestari, tanpa atau sedikit resiko kerusakan terhadap sumber
daya lahannya. Keuntungan yang diharapkan dari hasil pemanfaatan lahan ini akan
melebihi masukan (input) yang diberikan pada lahan tersebut.
b. Ordo tidak sesuai (N) : tidak sesuai (not suitable)
Lahan yang termasuk dalam ordo ini mempunyai pembatas sedemikian rupa sehingga
mencegah terhadap suatu penggunaan tertentu secara lestari.

Kesesuaian lahan pada tingkat kelas, yakni tingkat kesesuaian lahan yang menunjukkan
pembagian lebih lanjut dari ordo dan menggambarkan tingkat kesesuaian dari
ordo.Tingkat kesesuaian lahan kelas ini dalam simbolnya diberi nomr urut yang ditulis
dibelakang symbol ordo, dan nomor urut tersebut menunjukkan tingkatan kelas yang
menurun dalam suatu tingkat ordo. Jumlah kelas dalam tiap ordo sebenarnya tidak
terbatas, akan tetapi dianjurkan untuk menggunakan 3 kelas dalam ordo Sesuai (S) dan 2
kelas dalam ordo Tidak Sesuai (N). penentuan jumlah kelas tersebut didasarkan kepada
keperluan minimum untuk mencapai tujuan interpretasi yang pada umumnya terdiri dari
5 kelas. Apabila pembagian yang dipergunakan seperti tersebut di atas, maka batasan
kelas-kelas kesesuaian lahannya adalah seperti berikut :
a. Kelas sangat sesuai (S1)/ highly suitable, yakni lahan tidak mempunyai pembatas
yang berat untuk suatu penggunaan tertentu secara lestari, atau hanya mempunyai
pembatas yang kurang berarti dan tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksi
lahan tersebut, serta tidak akan menambah masukan (input) dari yang biasa dilakukan
dalam mengusahakan lahan tersebut.
b. Kelas cukup sesuai (S2)/ moderately suitable, yakni lahan mempunyai pembatas agak
berat untuk suatu penggunaan yang lestari. Pembatas tersebut akan mengurangi
produktifitas lahan dan keuntungan yang diperoleh, serta meningkatkan masukan
(input) untuk mengusahakan lahan tersebut.
c. Kelas sesuaian marginal (S3)/ marginally suitable, yakni lahan yang mempunyai
pembatas yang sangat berat apabila dipergunakan untuk suatu penggunaan tertentu
yang lestari. Pembatas sifatnya akan mengurangi produktifitas ataupun keuntungan
yang diperoleh, dan perlu menaikkan masukan guna mengusahakan lahan tersebut.
d. Kelas tidak sesuai saat ini (N1)/ currently not suitable, adalah lahan yang mempunyai
pembatas dengan tingkat sangat berat, akan tetapi masih memungkinkan untuk di
atasi, hanya tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan saat ini dengan biaya
yang rasional.
e. Kelas tidak sesuai permanen (N2)/ permanently not suitable, adalah lahan yang
mempunyai pembatas yang sangat berat, sehingga tidak mungkin untuk dipergunakan
terhadap suatu penggunaan tertentu yang lestari.
106

Kesesuaian lahan pada tingkat sub-kelas, yakni tingkat kesesuaian lahan yang
mencerminkan jenis pembatas atau macam perbaikan yang diperlukan dalam suatu
tingkatan kelas.Setiap kelas, kecuali S1 dapat dikelompokkan lagi kedalam satu atau
lebih sub-kelas dengan mendsarkan pada pembatas yang ada.Jenis pembatas tersebut
ditunjukkan dengan symbol huruf kecil yang diletakkan di belakang symbol kelas.
Misalnya kelas S2 yang mempunyai pembatas kedalam tanah efektif (S), akan
menurunkan sub-kelas kesesuaian lahan dengan symbol S2s.
Symbol pembatas dalam katergori sub-kelas biasanya hanya ada satu, akan tetapi
dapat juga dua tau tiga symbol pembatas dengan catatan bahwa jenis pembatas yang
dominan diletakkan di tempat pertama. Sebagai contoh apabila dalam sub-kelas
kesesuaian lahan dengan symbol S2ts, maka pembatas topografi (t) adalah yang
dominan, dan pembatas kedalaman tanah efektif (s) adalah pembatas berikutnya atau
sebagai pembatas tambahan.
Kesesuaian pada tingkat satuan (unit), adalah pembagian lebih lanjut dari kesesuaian
pada tingkat sub-kelas. Semua satuan yang terdapat dalam satu sub-kelas mempunyai
tingkat kesesuaian yang sama dalam kelas dan memiliki jenis pembatas yang sama
pula pada tingkat sub-kelas. Kesesuaian pada tingkat ini berbeda satu dengan yang
lainnya dalam hal sifat-sifat atau aspek tambahan dari pengelolaan yang diperlukan,
dan seringkali merupakan pembeda detail dari pembatas-pembatsnya. Dengan
diketahuinya pembats secra detail akan memudahkan penafsiran perencanaan pada
tingkat usaha tani.
Symbol kesesuaian lahan pada tingkat satuan dibedakan dengan angka-angka arab
yang ditempatkan setelah symbol sub-kelas, seperti S3t-2, S3t-3. Tidak terdapat batasan
mengenai jumlah satuan dalam satu sub-kelas.
Contoh cara penamaan kesesuaian lahan dari tingkat ordo hingga tingkat satuan
disajikan pada sketsa dibawah ini:

Ordo sesuai
(S) Sub kelas
S₃t

S₃t-I
kelas sesuai
marginal (S₃) satuan I dari
sub-kelas S₃t

Gambar 1. Cara penamaan kesesuaian lahan dari kategori (tingkat) ordo hingga
satuan
107

Struktur klasifikasi kesesuaian lahan dengan simbol-simbolnya secara ringkas


ditunjukkan pada gambar 2.

KATEGORI
ORDER kesesuaian lahan kelas kesesuaian lahan subkelas kesesuaian lahan satuan kesatuan lahan
  S₁ sangat sesuai    
Sesuai   S₂m  
  S₂Cukup sesuai S₂e S₂e1
    S₂d S₂e2
  S₃ sesuai marginal   S₂e3
       
Sc sc₂ Sc₂m  
       
  N₁ tak sesuai saat ini N₁m  
N tidak sesuai N₂ tak sesuai permanen N₁  

2.2. macam klasifikasi kesesuaian lahan

Klasifikasi kesesuaian lahan yang lazim dilakukan melalui cara kualitatif atau cara
kuantitatif, penggolongan kesesuaian lahan sekarang dan kesesuaian lahan potensial.
a. Klasifiasi kesesuaian lahan kualitatif atau kuantitatif
Klasifikasi kesesuaian lahan yang sifatnya kualitatif pada umumnya mendasarkan
pada penilaian sifat fisik lahan dengan hanya sedikit didukung oleh informasi
tentang keadaan ekonomi, artinya tidak melakukan penafsiran terhadap keluaran
(output) seperti hasil tanaman, masukan (input), ataupun biaya dan hasil /
perolehan. Adapun klasifikasi kesesuaian lahan yang bersifat kuantitatif artinya
klasifikasi yang mencakup masukan yang relative banyak mengenai informasi
keadaan ekonomi, social, dan lingkungan.Disamping itu, FAO (1976)
membedakan antara klasifikasi kesesuaian lahan sekarang (current suitability) dan
kesesuaian lahan potensial.
b. Klasifikasi kesesuaian lahan sekarang didalamnya menunjukkan tingkat
kesesuaian lahan terhadap penggunaan lahan yang ditetapkan dalam kondisi
sekarang, artinya tanpa perbaikan yang berarti. Oleh sebab itu, klasifikasi
kesesuaian lahan tersebut dapat merupakan penggunaan lahan sekarang, baik
dengan tindakan pengelolaan sekarang atau tindakan yang diperbaiki maupun
penggunaan lain. Adapun klasifikasi kesesuaian lahan potensial menunjukkan
tingkat kesesuaian lahan terhadap penggunaan lahan yang ditetapkan dari staan
108

lahan dalam keadaan di masa yang akan dating, yakni setelah diadakan
perbaiakan utama tertentu yang diperlukan untuk maksud penggunaan lahan
tertentu pula. Didalam klasifikasi kesesuaian lahan potensial ini perlu dibuat
pereincian tentang factor-faktor ekonomi yang disertakan untuk memperkirakan
biaya yang diperlukan guna perbaikan-perbaikan tertentu.
2.3. klasifikasi kesesuaian lahan di Indonesia
System klasifikasi kesesuaian lahan yang dikembangkan di Indonesia pada decade
terakhir ini menggunakan kerangka dari system FAO. Untuk kegiatan survey
yang menyangkut penyiapan lahan bagi permukiman transmigrasi misalnya, telah
disusun suatu system klasifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman lahan kering
yakni mencakup tanaman pangan dan tanaman tahunan yang berpedoman pada
pelaksanaan survey staf peneliti pusat peneitian tanah, bogor (1983). Uraian
secara ringkas dari pedoman system klasifikasi kesesuain lahan untuk tanaman
lahan kering tersebut adalah seperti berikut :

Kesesuaian lahan pada tingkat kelas


Pengelompokan ke dalam tingkat kelas kesesuaian lahan, baik untuk tanam
pangan maupun tanaman tahunan didasarkan pada sebanyak 13 faktor yang
dipertimbangkan pada tanah mineral, yakni :
1. Kedalaman tanah efektif, adalah kedalaman tanah sampai lapisan keras atau
lapisan glei pada profil tanah yang dapat mengganggu atau membatasi
perakaran, baik tanaman pangan maupun tanaman tahunan.
2. Kelas ukuran butir tanah pada daerah perakaran, yakni berdasarkan hasil
analisis laboratorium contoh tanah hingga kedalaman 30cm untuk tanaman
pangan dan 60cm untuk tanaman tahunan.
3. Pori air tersedia
4. Keadaan batu di permukaan tanah
5. Kesuburan tanah, yakni perlu dipertimbangkan kadar KTK, KB, BO, P205
dan K2O potensial
6. Reaksi tanah (pH) yang ditentukan berdasarkan angka hasil pengukuran pH
H2o (1:1) pada kedalaman 30cm untuk tanaman pangan dan 60cm untuk
tanaman tahunan.
7. Keracunan, yang ditentukan berdasarkan kejenuhan alumunium pada daerah
perakaran dan kedalaman pirit dengan kadar 12%
8. Kemiringan lereng
9. Erodibilitas tanah
10. Mintakat (zone) agroklimat menurut system oldeman et al (1979)
11. Kelas drainase
12. Banjir dengan penggenangan musiman, dan
13. Salinitas
Untuk tanah gambut atau bergambut di samping factor-faktor tersebut masih
ditambah dua factor lagi, yaitu :
14. Tingkat dekomposisi gambut
15. Tebal gambut
109

Pedoman pengelompokan ke dalam tingkat kelas kesesuaian lahan tersebut


disajikan pada table 3 dan table 4. Adapun cara penentuan tingkat kelas
kesesuaian lahannya mendasarkan pada system kunci, yakni peertama-tama
semua sifat tanah dan sifat lingkungan dari setiap satuan peta (mapping unit)
di uji apakah memenuhi kriteria pada S1 atau tidak. Apabila memenuhi
kriteria s1 maka satuan peta tersebut dimasukkan ke dalam kelas kesesuaian
lahan s1, sedang apabila tidak maka diuji dengan kriteria pada kelas s2 dan
seterusnya.

Kesesuaian lahan pada tingkat sub-kelas


Adanya beberapa jenis factor pembatas, baik untuk tanaman pangan maupun
untuk tanaman tahunan merupakan kriteria pengelompokan ke dalam tingkat
sub-kelas kesesuaian lahan. Factor-faktor pembatas tersebut ialah:
S : pembatas pada daerah perakaran, yang biasanya terutama disebabkan
oleh kelas ukuran butir tanah kasar.
N :kesuburan tanah rendah atau sangat rendah
C : keracunan tanah yang disebabkan oleh kejenuhan al
D : kelas drainase yang disebabkan oleh tingginya muka air tanah, sehingga
drainase menjadi terhambat atau agak terhambat.
T : topografi yang disebabkan oleh besarnya kemiringan lereng.

Gambar 3. Menunjukkan cara klasifikasi kesesuaian lahan sekarang kualitatif


(qualitative current suitability classes) untuk penggunaan lahan utama di
Malawi (dent & young, 1981).

No Faktor Simbol kelas kesesuaian lahan


S₁ S₂ S₃ N₁ N₂

1 2 3 4 5 6 7 8
1 Kesesuaian efektif >75% >50% >24% >10%

2 Kelas besar butir Berliat, berdebu Berliat, berdebu Berliat, Berliat,


pada zone perakaran halus, halus, berlempung berdebu halus, berdebu halus
10-30 cm berlempung halus berlempung dan kasar,
halus halus berlempung
halus dan
kasar, berpasir
(bukan kuarsa)
berskeletal

3 Pori air tersedia S Sangat tinggi, Sangat tinggi, Sangat tinggi, Sangat tinggi,
tinggi tinggi, sedang tinggi,sedang, tinggi, sedang,
dan rendah dan sangat
rendah

4 Batu-batu <5% <25% <50% <75%


dipermukaan tanah
110

Kesuburan tanah N Tinggi Tinggi sedang Tinggi, Tinggi,


sedang, rendah
5

6 Reaksi tanah lapisn A pH : 6.0 – 7.0 pH : 5.5 – 7.5 pH : 4.5 – 8.0 pH : 3.5 – 8.5
atas 10-30 cm

7 Keracunan C <20% <40% <60% <80%


a. Kejenuhan >100% >75% >50% >25%
Al
b. Kedalaman
parit

8 Lereng T <3% <3% <8% <15%

9 Erodibilitas tanah *) E Sangat rendah Sangat rendah, Sangat rendah, Sangat rendah,
rendah rendah, sedang rendah, sedang,
agak tinggi,
tinggi

10 Zone agroklimat F A1, A2, B1, B2 A1, A2, B1, B2, B3 A2, A2, B1, A1, A2, B1,
(oldeman et al) B2, B3, C1, B2, B3, C1,
C2, C3, D1, C2, C3, D1,
D2, D3 D2, D3, E1,
E2, E3

11 Kelas drainase D Baik baik Agak baik, Cepat, agak


baik cepat, baik,
agak
terhambat,
terhambat

12 Banjir dengan F Tanpa Kurang dari 2 bulan Kurang dari Kurang dari
genangan musiman dengan tanpa 4bulan dengan 4bulan dengan
adanya genangan tanpa adanya tanpa adanya
permanen ,1ml genangan genangan
permanen permanen <1ml
<1ml

13 Salinitas X <1.500 <2.500 <4.000 <4.000


(mmhos/cm)

14 Komposit gambut K Saprik Saprik,hernik, Saprik, hernik Saprik, hernik


dan fibrik dengan dan fibrik
ketebalan <30cm

15 Ketebalan gambut G <30cm <50cm <100cm <150cm

Tabel 3.Pedoman pengelompokan kelas kesesuaian lahan untuk tanaman pangan lahan kering
bagi calon daerah transmigrasi.
*) hanya untuk daerah yang mendapat curah hujan 1.500 mm/tahun atau lebih
111

Sumber : staf peneliti pusat penelitian tanah


Table 4.Pedoman pengelompokan kelas kesesuain lahan untuk tanaman bagi calon daerah
transmigrasi
KELAS KESESUAIAN LAHAN
No Faktor Simbol S₁ S₂ S₃ N₁ N₂
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Kedalaman >100cm >75cm >50cm >25cm
efektif

2 Kelas besar butir Berliat, berdebu Berliat, berdebu Berliat, berdebu Berliat, berdebu
pada zone halus, berlempung halus, berlempung halus dan kasar, halus dan kasar,
perakaran 10-60 halus halus berlempung berlempung
cm halus halus dan kasar,
berpasir (bukan
kuarsa)
berskeletal

3 Pori air tersesdia S Sangat tinggi, tinggi Sangat tinggi, Sangat tinggi, Sangat tinggi,
tinggi, sedang tinggi, sedang, tinggi, sedang,
rendah rendah, sangat
rendah

4 Batu-batu <5% <25% <50% <75%


dipermukaan
tanah

5 Kesuburan tanah N Tinggi Tinggi, sedang Tinggi, sedang, Tinggi, sedang,


rendah rendah, sangat
rendah

6 Reaksi tanah di A pH : 6.0 – 7.0 pH ; 5.5 – 7.5 pH : 4.5 – 8.0 pH : 3.5 – 8.5
lapisan atas (10-
30cm)

7 Keracunan C <20% <40% >70% <90%


a.kejenuhan air >150% 100% <75% >50%
b.kedalaman
parit
8 Lereng T <8% <8% <15% 45%

9 Erodibilitas E Sangat rendah Sangat rendah, Sangat rendah, Sangat rendah,


tanah *) rendah rendah, sedang rendah, sedang,
agak tinggi,
tinggi

10 Zone agroklimat F A1, A2, B1, B2 A1, A2, B1, B2, A2, A2, B1, B2, A1, A2, B1, B2,
(oldeman et al) B3 B3, C1, C2, C3, B3, C1, C2, C3,
D1, D2, D3 D1, D2, D3, E1,
E2, E3

11 Kelas drainase D Baik Agak cepat, baik Agak cepat, baik Cepat, agak
cepat, baik, agak
terhambat,
112

terhambat

12 Banjir dan F Tanpa Kurang dari 2 Kurang dari Kurang dari


genangan bulan dengan 4bulan dengan 4bulan dengan
musiman tanpa adanya tanpa adanya tanpa adanya
genangan genangan genangan
permanen ,1ml permanen <1ml permanen <1ml

13 Salinitas X <1.500 <2.500 <4.000 <4.000


(mmhos/cm)

14 Komposit K Saprik Saprik,hernik, Saprik, hernik Saprik, hernik


gambut dan fibrik dengan dan fibrik
ketebalan <50cm

15 Keterbatasan G <50 cm <75 cm <100 cm <150 cm


gambut

*) hanya untuk daerah yang mendapat curah hujan 1.500 mm/tahun atau lebih
Sumber : staf peneliti pusat penelitian tanah
3. Evaluasi
a. Jelaskan tentang kesesuaian lahn
b. Jelaskan kelas kesesuaian lahan
c. Jelaskan faktor pembatas kesesuaian lahan

4. Bacaan
Bustami, Del Afriadi. 2011. Modul Pelatihan Dasar Manajemen Penanggulangan Bencana. Jakarta.
UNDP.

ARSYAD, S. , 1989, Konservasi Tanah dan Air, Penerbit IPB Press, Bogor.

SITORUS, S.R.P , 1985, Evaluasi Sumberdaya Lahan, Penerbit Tarsito, Bandung.

SUPRAPTOHARDJO, M., 1962, Suatu Cara Penilaian Kemampuan Wilayah, Lembaga


Penelitian Tanah, Bogor.
113

Anda mungkin juga menyukai