Bab 6
Bab 6
Kegiatan Belajar 10
KESESUAIANLAHAN
A. Learning Outcome
1. Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat memahami tentang kesesuaian lahan
2. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan dapat:
a. Menjelaskan kesesuaian lahan
b. Menjelaskan kelas kesesuaian lahan
c. Menjelaskan tentang subkelas dalam kesesuaian lahan
B. Uraian Materi
Penggunaan lahan saat sekarang dan yang akan datang haruslah dipertimbangkan dalam evaluasi
lahan. Penggunaan lahan utama adalah salah satu dari beberapa pembagian penggunaan lahan pedesaan
seperti misalnya pertanian tadah hujan, pertanian irigasi, hutan, rumput, rekreasi. Pembagian dari
penggunaan lahan utama tersebut adalah sebagai berikut.
- Tipe pengguaan lahan adalah penggunaan lahan tertentu yang lebih rinci dari pada penggunaan
lahan umum. Tingkat kerincian bervariasi tergantung pada skala dan intensiotas studi. Suatu contoh tipe
penggunaan lahan adalahpertanian tadah hujan dengan tanaman jagung dan tembakau. Deskripsi tipe
penggunaan lahan meliputi : produksi, orientasi pemasaran, intensitas capital, intensitas tenaga
kerja,pengetahuan dasar penggunaan laha,teknologi,infrastruktur, ukuran pemilikan lahan dan tingkat
penghasilan.
Untuk menentukan tipe penggunaan lahan yang akan di pertimbangkan dalam evaluasi lahan
sebaiknya memperhatikan aspek aspek sebagai berikut :
4. Kualitas lahan yang berhubungan dengan tindakan pengelolaan dalam pertanian. Produksi
hewan atau ekstraksi.
a. Kemungkinan untuk mekanisasi
b. Ketahanan terhadap erosi
c. Kebebasan dalam menentukan tata ruang rencana usaha tani, termasuk kebebasan dalam
memilih bentuk ukuran satuan pengelolaan.
d. Keterjangkaan oleh kendaraan
e. Penutupan pegetasi dalam hubungan dengan pengaruh baik atau buruknya untuk ukuran
satuan pertanaman.
Suatu kualitas lahan dapat merupakan factor pembatas jika tidak atau hamper tidak dapat
memunihi persyaratan untuk memperoleh produksi yang optimal dan pengelolaan dari suatu
penggunaan lahan tertentu. Pembatas lahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Pembatasan lahan permanen : yaitu pembatas lahan yang tidak dapat dengan mudah
diperbaiki dengan usaha-usaha pembaikan lahan ( land improvement ). Contoh
pembatas lahan permanen ini adalah kemiringan lereng, kedalaman tanah, iklim, bahaya
banjir.
2. Pembatas lahan sementara : yaitu pembatas lahan yang dapat diperbaiki dengan cara
pengelolaan lahan seperti misalnya keneturan tanah dapat diperbaiki dengan pemupukan.
Vink ( 1975 ) mengklasifikasikan pembatas lahan menjdi dua, yaitu :
a. Pembatas tanah misalnya drainase tanah, adanya batu dan bahan kasar pada zone
perabuan dan sebagainya.
b. Pembatas tempat ( sita ) misalnya pembatas topografi ( kemiringan lereng, batu
dipermukaan ) dan pembatas iklim.
1. Persyaratan ekologikal
a. Ketersdian air
b. Ketersediaan unsur hara
c. Ketersediaan oksigen
d. Resiko banjir
e. Kondisi germinasi
f. Lingkup temperatur
g. Energy radiasi
h. Kelembaban udara
104
i. Periode kerimg
2. Persyaratan konservasi
a. Persiapan pembibitan
b. Mekanisasi selama panen
3. Persyaratan konservasi
a. Control erosi
b. Resiko komplen tanah ( padas olah)
c. Resiko pembentukan kulit tanah ( orust )
4. Persyaratan perbaikan
5. A. pengeringan lahan
6. Tanggap terhadap pemupukan
Kesesuaian lahan dalam tingkat ordo menunjukkan apakah lahan sesuai atau tidak sesuai
apabila dipergunakan untuk maksud tertentu. Untuk itu kesesuaian lahan pada tingkat ordo
ini dibedakan menjadi 2, yaitu :
Kesesuaian lahan pada tingkat kelas, yakni tingkat kesesuaian lahan yang menunjukkan
pembagian lebih lanjut dari ordo dan menggambarkan tingkat kesesuaian dari
ordo.Tingkat kesesuaian lahan kelas ini dalam simbolnya diberi nomr urut yang ditulis
dibelakang symbol ordo, dan nomor urut tersebut menunjukkan tingkatan kelas yang
menurun dalam suatu tingkat ordo. Jumlah kelas dalam tiap ordo sebenarnya tidak
terbatas, akan tetapi dianjurkan untuk menggunakan 3 kelas dalam ordo Sesuai (S) dan 2
kelas dalam ordo Tidak Sesuai (N). penentuan jumlah kelas tersebut didasarkan kepada
keperluan minimum untuk mencapai tujuan interpretasi yang pada umumnya terdiri dari
5 kelas. Apabila pembagian yang dipergunakan seperti tersebut di atas, maka batasan
kelas-kelas kesesuaian lahannya adalah seperti berikut :
a. Kelas sangat sesuai (S1)/ highly suitable, yakni lahan tidak mempunyai pembatas
yang berat untuk suatu penggunaan tertentu secara lestari, atau hanya mempunyai
pembatas yang kurang berarti dan tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksi
lahan tersebut, serta tidak akan menambah masukan (input) dari yang biasa dilakukan
dalam mengusahakan lahan tersebut.
b. Kelas cukup sesuai (S2)/ moderately suitable, yakni lahan mempunyai pembatas agak
berat untuk suatu penggunaan yang lestari. Pembatas tersebut akan mengurangi
produktifitas lahan dan keuntungan yang diperoleh, serta meningkatkan masukan
(input) untuk mengusahakan lahan tersebut.
c. Kelas sesuaian marginal (S3)/ marginally suitable, yakni lahan yang mempunyai
pembatas yang sangat berat apabila dipergunakan untuk suatu penggunaan tertentu
yang lestari. Pembatas sifatnya akan mengurangi produktifitas ataupun keuntungan
yang diperoleh, dan perlu menaikkan masukan guna mengusahakan lahan tersebut.
d. Kelas tidak sesuai saat ini (N1)/ currently not suitable, adalah lahan yang mempunyai
pembatas dengan tingkat sangat berat, akan tetapi masih memungkinkan untuk di
atasi, hanya tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan saat ini dengan biaya
yang rasional.
e. Kelas tidak sesuai permanen (N2)/ permanently not suitable, adalah lahan yang
mempunyai pembatas yang sangat berat, sehingga tidak mungkin untuk dipergunakan
terhadap suatu penggunaan tertentu yang lestari.
106
Kesesuaian lahan pada tingkat sub-kelas, yakni tingkat kesesuaian lahan yang
mencerminkan jenis pembatas atau macam perbaikan yang diperlukan dalam suatu
tingkatan kelas.Setiap kelas, kecuali S1 dapat dikelompokkan lagi kedalam satu atau
lebih sub-kelas dengan mendsarkan pada pembatas yang ada.Jenis pembatas tersebut
ditunjukkan dengan symbol huruf kecil yang diletakkan di belakang symbol kelas.
Misalnya kelas S2 yang mempunyai pembatas kedalam tanah efektif (S), akan
menurunkan sub-kelas kesesuaian lahan dengan symbol S2s.
Symbol pembatas dalam katergori sub-kelas biasanya hanya ada satu, akan tetapi
dapat juga dua tau tiga symbol pembatas dengan catatan bahwa jenis pembatas yang
dominan diletakkan di tempat pertama. Sebagai contoh apabila dalam sub-kelas
kesesuaian lahan dengan symbol S2ts, maka pembatas topografi (t) adalah yang
dominan, dan pembatas kedalaman tanah efektif (s) adalah pembatas berikutnya atau
sebagai pembatas tambahan.
Kesesuaian pada tingkat satuan (unit), adalah pembagian lebih lanjut dari kesesuaian
pada tingkat sub-kelas. Semua satuan yang terdapat dalam satu sub-kelas mempunyai
tingkat kesesuaian yang sama dalam kelas dan memiliki jenis pembatas yang sama
pula pada tingkat sub-kelas. Kesesuaian pada tingkat ini berbeda satu dengan yang
lainnya dalam hal sifat-sifat atau aspek tambahan dari pengelolaan yang diperlukan,
dan seringkali merupakan pembeda detail dari pembatas-pembatsnya. Dengan
diketahuinya pembats secra detail akan memudahkan penafsiran perencanaan pada
tingkat usaha tani.
Symbol kesesuaian lahan pada tingkat satuan dibedakan dengan angka-angka arab
yang ditempatkan setelah symbol sub-kelas, seperti S3t-2, S3t-3. Tidak terdapat batasan
mengenai jumlah satuan dalam satu sub-kelas.
Contoh cara penamaan kesesuaian lahan dari tingkat ordo hingga tingkat satuan
disajikan pada sketsa dibawah ini:
Ordo sesuai
(S) Sub kelas
S₃t
S₃t-I
kelas sesuai
marginal (S₃) satuan I dari
sub-kelas S₃t
Gambar 1. Cara penamaan kesesuaian lahan dari kategori (tingkat) ordo hingga
satuan
107
KATEGORI
ORDER kesesuaian lahan kelas kesesuaian lahan subkelas kesesuaian lahan satuan kesatuan lahan
S₁ sangat sesuai
Sesuai S₂m
S₂Cukup sesuai S₂e S₂e1
S₂d S₂e2
S₃ sesuai marginal S₂e3
Sc sc₂ Sc₂m
N₁ tak sesuai saat ini N₁m
N tidak sesuai N₂ tak sesuai permanen N₁
Klasifikasi kesesuaian lahan yang lazim dilakukan melalui cara kualitatif atau cara
kuantitatif, penggolongan kesesuaian lahan sekarang dan kesesuaian lahan potensial.
a. Klasifiasi kesesuaian lahan kualitatif atau kuantitatif
Klasifikasi kesesuaian lahan yang sifatnya kualitatif pada umumnya mendasarkan
pada penilaian sifat fisik lahan dengan hanya sedikit didukung oleh informasi
tentang keadaan ekonomi, artinya tidak melakukan penafsiran terhadap keluaran
(output) seperti hasil tanaman, masukan (input), ataupun biaya dan hasil /
perolehan. Adapun klasifikasi kesesuaian lahan yang bersifat kuantitatif artinya
klasifikasi yang mencakup masukan yang relative banyak mengenai informasi
keadaan ekonomi, social, dan lingkungan.Disamping itu, FAO (1976)
membedakan antara klasifikasi kesesuaian lahan sekarang (current suitability) dan
kesesuaian lahan potensial.
b. Klasifikasi kesesuaian lahan sekarang didalamnya menunjukkan tingkat
kesesuaian lahan terhadap penggunaan lahan yang ditetapkan dalam kondisi
sekarang, artinya tanpa perbaikan yang berarti. Oleh sebab itu, klasifikasi
kesesuaian lahan tersebut dapat merupakan penggunaan lahan sekarang, baik
dengan tindakan pengelolaan sekarang atau tindakan yang diperbaiki maupun
penggunaan lain. Adapun klasifikasi kesesuaian lahan potensial menunjukkan
tingkat kesesuaian lahan terhadap penggunaan lahan yang ditetapkan dari staan
108
lahan dalam keadaan di masa yang akan dating, yakni setelah diadakan
perbaiakan utama tertentu yang diperlukan untuk maksud penggunaan lahan
tertentu pula. Didalam klasifikasi kesesuaian lahan potensial ini perlu dibuat
pereincian tentang factor-faktor ekonomi yang disertakan untuk memperkirakan
biaya yang diperlukan guna perbaikan-perbaikan tertentu.
2.3. klasifikasi kesesuaian lahan di Indonesia
System klasifikasi kesesuaian lahan yang dikembangkan di Indonesia pada decade
terakhir ini menggunakan kerangka dari system FAO. Untuk kegiatan survey
yang menyangkut penyiapan lahan bagi permukiman transmigrasi misalnya, telah
disusun suatu system klasifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman lahan kering
yakni mencakup tanaman pangan dan tanaman tahunan yang berpedoman pada
pelaksanaan survey staf peneliti pusat peneitian tanah, bogor (1983). Uraian
secara ringkas dari pedoman system klasifikasi kesesuain lahan untuk tanaman
lahan kering tersebut adalah seperti berikut :
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Kesesuaian efektif >75% >50% >24% >10%
3 Pori air tersedia S Sangat tinggi, Sangat tinggi, Sangat tinggi, Sangat tinggi,
tinggi tinggi, sedang tinggi,sedang, tinggi, sedang,
dan rendah dan sangat
rendah
6 Reaksi tanah lapisn A pH : 6.0 – 7.0 pH : 5.5 – 7.5 pH : 4.5 – 8.0 pH : 3.5 – 8.5
atas 10-30 cm
9 Erodibilitas tanah *) E Sangat rendah Sangat rendah, Sangat rendah, Sangat rendah,
rendah rendah, sedang rendah, sedang,
agak tinggi,
tinggi
10 Zone agroklimat F A1, A2, B1, B2 A1, A2, B1, B2, B3 A2, A2, B1, A1, A2, B1,
(oldeman et al) B2, B3, C1, B2, B3, C1,
C2, C3, D1, C2, C3, D1,
D2, D3 D2, D3, E1,
E2, E3
12 Banjir dengan F Tanpa Kurang dari 2 bulan Kurang dari Kurang dari
genangan musiman dengan tanpa 4bulan dengan 4bulan dengan
adanya genangan tanpa adanya tanpa adanya
permanen ,1ml genangan genangan
permanen permanen <1ml
<1ml
Tabel 3.Pedoman pengelompokan kelas kesesuaian lahan untuk tanaman pangan lahan kering
bagi calon daerah transmigrasi.
*) hanya untuk daerah yang mendapat curah hujan 1.500 mm/tahun atau lebih
111
2 Kelas besar butir Berliat, berdebu Berliat, berdebu Berliat, berdebu Berliat, berdebu
pada zone halus, berlempung halus, berlempung halus dan kasar, halus dan kasar,
perakaran 10-60 halus halus berlempung berlempung
cm halus halus dan kasar,
berpasir (bukan
kuarsa)
berskeletal
3 Pori air tersesdia S Sangat tinggi, tinggi Sangat tinggi, Sangat tinggi, Sangat tinggi,
tinggi, sedang tinggi, sedang, tinggi, sedang,
rendah rendah, sangat
rendah
6 Reaksi tanah di A pH : 6.0 – 7.0 pH ; 5.5 – 7.5 pH : 4.5 – 8.0 pH : 3.5 – 8.5
lapisan atas (10-
30cm)
10 Zone agroklimat F A1, A2, B1, B2 A1, A2, B1, B2, A2, A2, B1, B2, A1, A2, B1, B2,
(oldeman et al) B3 B3, C1, C2, C3, B3, C1, C2, C3,
D1, D2, D3 D1, D2, D3, E1,
E2, E3
11 Kelas drainase D Baik Agak cepat, baik Agak cepat, baik Cepat, agak
cepat, baik, agak
terhambat,
112
terhambat
*) hanya untuk daerah yang mendapat curah hujan 1.500 mm/tahun atau lebih
Sumber : staf peneliti pusat penelitian tanah
3. Evaluasi
a. Jelaskan tentang kesesuaian lahn
b. Jelaskan kelas kesesuaian lahan
c. Jelaskan faktor pembatas kesesuaian lahan
4. Bacaan
Bustami, Del Afriadi. 2011. Modul Pelatihan Dasar Manajemen Penanggulangan Bencana. Jakarta.
UNDP.
ARSYAD, S. , 1989, Konservasi Tanah dan Air, Penerbit IPB Press, Bogor.