Anda di halaman 1dari 6

Minat Remaja di Surabaya terhadap Kesenian Tradisional Suatu Tinjauan Kasus terhadap Ludruk,

Ketoprak, Wayang Orang dan Wayang Kulit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada masa –masa ini, pengaruh kebudayaan asing aat kuat mempengaruhui kebudayaan di
Negara kita. Hal tersebut memang tidak dapat kita ingkari lagi. Kenyataanya pun dapat kita lihat dalam
kehidupan sehari – hari. Gambaran kita akan lebih jelas lagi jika mengamati berbagai kesenian asibg
yang masuk, mempengaruhi dan akhirnya banyak diminati di nagara kita ini. Kelompok yang paling peka
dalam hal ini adalah kelompok remaja.

Remaja sebagai kelompok individu yang sedang dalam masa mencari identitas diri, selalu
cenderung mencari hal – hal baru, yang dapat membuat mereka menjadi orang modern. Mereka tidak
ingin ketinggalan zaman,sehingga ada kecenderungan untuk mudah menerima hal – hal yang berbau
modern termasuk kesenian asing yang masuk ke negri kita. Kita dapat menyebutkan contohnya, seperti
breakdance, disco, moderndance dan sebagainya.

Di Surabaya khususnya, jarang sekali kita jumpai pertunjukan ludruk,ketoprak,atau wayang kulit/ orang
berjalan dengan sukses atau banyak peminatnya. Dari penonton yang sedikit itu,jumlah penonton dari
kalangan remaja pun dapat dihitung dengan jari. Sebaliknya jika tontonan berupa breakdance, disco,
moderndance dan sejeninya meluap. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul “Minat Remaja di Surabaya terhadap Kesenian Tradisional
Suatu Tinjauan Kasus terhadap Ludruk, Ketoprak, Wayang Orang dan Wayang Kulit”

1.2 Perumusan Masalah

1. Mengapa banyak remaja tidak menyukai kesenian tradisional ?


2. Apa yang menyebabkan remaja kurang berminat dengan kesenian tradisional ?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui minat remaja Surabaya terhadap kesenian tradisional terutama ludruk, ketoprak,
wayang kulit dan wayang orang.
2. Mengetahui penyebab kurangnya minat remaja Surabaya terhadap kesenian tradisional

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi atau ucuan untuk mengembangkan dan
tetap melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Hakikat Kesenian Tradisional

Kesenian tradisional adalah kesenian rakyat yang berasal dari kehidupan masa lalu. Kesenian
tersebut dituangkan ke dalam bentuk – bentuk pementasan dengan teknik – teknik tertentu dan
dengan karakteristik tertentu pula. Kesenian tradisional dapat berupa wayang, ketoprak atau
ludruk.

Wayang

Cerita –cerita wayang, baik wayang orang maupun wayang kulit diambil dari kitab Mahabarata
atau Ramayana. Jenis cerita ini sangat terbatas dan tidak dapat menampilkan hal – hal atau cerita
baru yang sesuai dengan perkembangan zaman sekarang ini.

Ketoprak

Ketoprak lebih banyak mengambil cerita dari kehidupan masa lalu,terutama yang berhubungan
dengan kerajaan –kerajaan,misalnya sejarah suatu kerajaan, legenda rakya dan sebagainya.
Penokohan dalam ketoprak agak bebas,tidak terpaku pada perwatakan tertentu seperti wayang.
Meskipun demikian ketoprak juga masih kurang mengmbangkan ceritanya dengan bebas karena
masih dibatasi norma yang berlaku pada waktu itu.

Ludruk

Ludruk merupakan bebtuk kesenian yang mirip dengan sandiwara,hanya menggunakan bahasa
jawa ( biasanya dialek Suroboyoan ).Biasanya ludruk menceritakan kehidupan rumah tangga,
kehidupan rakyat berupa tragedi.

2.2 Kelompok Masyarakat Kesenian Tradisional

Masyarakat dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Kelompok Pendukung
b. Kelompok bukan pendukung
c. Kelompok acuh tak acuh
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan waktu penelitian

Pengambilan lokasi responden dilakukan secara acak meliputi kecamatan Tegalsari, Gubeng,Sukolilo,
Sawahan dan Kenjeran

3.2 Subjek Penelitian

Pada penelitian ini subjek penelitian adalah pelajar SMP/SMA atau yang telah berumur 13 -19
tahun dan mengerti jenis – jenis kesenian tradisional setempat. Pemilihan responden dilakukan
secara acak dan tanpa pembatasan jumlah. Meskipun demikian , penyebaran tetap merata meliputi
berbagai lapisan remaja yaitu : pelajar SMP negri dan Swasta, pelajar SMA Negri dan Swasta, pelajar
SMK Negri dan Swasta, remaja putus sekolah dan anggota karang taruna.

3.3 Teknik Pengambilan Data

Pada penelitian ini pengambilan data dilakukan melalui beberapa cara, yaitu : angket,
wawancara, dan observasi.

3.4 Teknik Analisa Data

Analisis data dilakukan dengan cara mengelompokkan responden ke dalam tiga kelompok yaitu
kelompok pendukung, bukan pendukung, dan acuh tak acuh. Pengelompokan tersebut diperoleh
dari hasil – hasil pertanyaan angket yang diantaranya terdapat pertanyaan tertutup.

Dari hasil yang didapatkan kemudian diadakan pengelompokkan untuk setiap jenis kesenian
tradisional. Kegiatan ini berguna untuk menentukan kelompok terbanyak. Untuk mengambil
kesimpulan tentang minat remaja di Surabaya terhadap kesenian tradisional,dapat dilihat dari hasil
analisis data. Jika kelompok pendukung lebih banyak daripada kedua kelompok yang lain maka
minat remaja tersebut terhadap keseniian dapat dikatakan besar. Sebaliknya jika kedua kelompok
lain itu yang lebih besar maka dapat disimpulkan bahwa minat remaja terhadap kesenian tradisional
kurang atau dapat dikatakan mereka tidak berminat.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Observasi

Hasil pengamatan adalah sebagai berikut :

Jenis kegiatan Tempat Jumlah Penonton Jmlh pnton remaja persentase


Ketoprak Lap. Kalibokor 415 39 9,4 %
Ludruk Gedung Seni 400 25 6,3 %
Wayang orang Gedung Seni 500 30 6%
Wayang Kulit Gedung Seni 450 30 6,67 %
4.2 Hasil Angket

Angket 1 adalah angket yang berisi pertanyaan bersifat umum dan terbuka. Angket ditujukan
untuk mengetahui secara umum gambaran tentang kesenian tradisional dibandingkan dengan
kesenian lainnya.

Angket II adalah angket berisi pertanyaan – pertanyaan yang bersifat tertutup. Angket ditujukan
untuk mengetahui secara detail minat responden terhadap kesenian yang diteliti.

Adapun hasil yang didapatkan dari angket tentang kesenian yang disukai adalah sebagai berikut :

a. Kesenian modern : 50,28 %


b. Kesenian tradisional : 30,28 %
c. Kesenian lain- lain : 19, 44 %

4.3 Hasil Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara dengan 20 orang remaja diperoleh data sebagai berikut:

a. 8 % remaja menyukai kesenian tradisional


b. 75 % enyukai kesenian modern
c. 17 % menyukai kesenian lain – lain

4.4 Analisis data

Pengelompokan penjawab dibagi menjadi tiga , yaitu :

a. kelompok A: kelompok pendukung


b. Kelompok B : kelompok bukan pendukung
c. Kelompok C : Kelompok yang acuh tak acuh

Ludruk, berdasarkan perhitungan diperoleh hasil : opsi A memperoleh skor 3, opsi B memperoleh
skor 4, dan opsi C memperoleh skor 3

Dengan demikian, kelompok B lebih banyak daripada A dan C. Berarti kelompok bukan pendukung
lebih banyak dibanding dengan kelompok pendukung atau kelompok yang acuh tak acuh. Dengan
kata lain,peminat ( pendukung) kesenian ludruk lebih sedikit dibandingkan kelompok bukan
pendukung.

Ketoprak, berdasarkan perhitungan diperoleh hasil : opsi A memperoleh skor 2, opsi B memperoleh
skor 4, dan opsi C memperoleh skor 4

Hal ini berarti kelompok bukan pendukung dan kelompok acuh tak acuh lebih banyak dibandingkan
dengan kelompok yang mendukung.

Wayang orang, berdasarkan perhitungan diperoleh hasil : opsi A memperoleh skor 3, opsi B
memperoleh skor 5, dan opsi C memperoleh skor 2

Hal ini berarti kelompok bukan pendukung lebih banyak lalu disusul kelompok pendukung.
Kemudian yang paling sedikit kelompok acuh tak acuh.
Wayang kulit,berdasarkan perhitungan diperoleh hasil : opsi A memperoleh skor 0, opsi B
memperoleh skor 5, dan opsi C memperoleh skor 5

Hal ini berarti kelompok bukan pendukung lebih banyak dan kelompok acuh tak acuh sama
banyaknya,sedangkan kelompok pendukung tidak ada sama sekali.

Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa remaja Surabaya kurang berminat terhadap keempat
kesenian tradisional tersebut. Hal ini didasarkan pada :

Hasil Observasi

Persentase jumlah penonton sebagai berikut :

a. Ketoprak : 9,4 %
b. Ludruk : 6,3 %
c. Wayang Orang :6%
d. Wayang Kulit : 6,7 %

Hasil Angket 1

Para remaja lebih menyukai kesenian modern,termasuk jenis musik modern. Kesenian tradisional
( ludruk, ketoprak,wayang orang,dan wayang kulit ) yang menggunakan musik tersdisional, sangat
sedikit peminatnya.

Hasil Angket 2

Berdasarkan analisis didapatkan hasil sebagai berikut :

Ludruk : mempunyai kelompok yang bukan pendukung paling banyak jika dibandingkan dengan
kelompok pendukung dan kelompok acuh tak acuh.

Ketoprak : mempunyai kelompok bukan pendukung dan acuh tak acuh yang paling banyak jika
dibandingkan dengan kelompok pendukung.

Wayang orang : mempunyai kelompok bukan pendukung paling banyak lalu disusul kelompok
pendukung. Kemudian yang paling sedikit kelompok acuh tak acuh.

Wayang kulit : mempunyai kelompok bukan pendukung lebih banyak dan kelompok acuh tak
acuh sama banyaknya,sedangkan kelompok pendukung tidak ada sama sekali.
BAB V

PENUTUP

V.I Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Jenis kesenian ludruk, ketoprak,wayang orang,dan wayang kulit mempunyai kelompok


pendukung paling sedikit.
2. Secara umum, remaja di Surabaya kurang berminat terhadap kesenian tradisional
3. Berdasarkan hasil wawancara dengan para remaja, mereka kurang berminat terhadap kesenian
tradisional karena :
a. Jenis musik pengiringnya kurang disukai
b. Jalan cerita kurang disukai
c. Tidak sesuai dengan selera remaja

Saran – saran :

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan :

1. Sebaiknya , sedini mungkin kesenian tradisional diperkenalkan dengan cara memasukkan


kesenian tradisional ke dalam kurikulum
2. Hendaknya ada usaha dari pemerintah untuk membuat wadah khusus guna menampung usaha-
usaha pelestarian kesenian tradisional
3. Hendaknya selalu dicari usaha pengembangan kesenian tradisional agar dapat selalu mengikuti
perkembangan zaman

Anda mungkin juga menyukai